Anda di halaman 1dari 21

OPTIKA FISIS

KELOMPOK : 11
ANGGOTA :
ANDHIKA FASLAH
MUHAMMAD AFIF ALVIADI
RIDHA AMALIYA SYAFIRA

DOSEN PEMBIMBING : RINDA NUR HIDAYATI, S.T , M.T


MATA KULIAH : FISIKA LANJUT
• Optika merupakan cabang ilmu
Fisika yang mempelajari tentang
cahaya. Cahaya sendiri adalah
energi radiasi berbentuk gelombang
elektromagnetik yang dapat
PENGERTIAN dideteksi oleh mata manusia. Selain
bersifat sebagai gelombang, cahaya
juga dapat bersifat seperti partikel.
• Optika fisis atau optika gelombang
yaitu cabang studi cahaya yang
mempelajari sifat-sifat cahaya yang
tidak terdefinisikan oleh optik
geometris dengan pendekatan
sinarnya.
• Pada dasarnya, ketika cahaya
menumbuk suatu materi, elektron-
elektron dari materi tersebut akan
bergetar dan menghasilkan energi. Besar
energi yang terpancar dari elektron
tersebut bergantung pada frekuensi
S I FAT F I S I S C A H AYA
gelombang cahaya yang menumbuk,
panjang gelombang cahaya, beserta
struktur atom materi yang ditumbuk.
Berikutnya, penumbukan materi oleh
cahaya ini akan memunculkan sifat-sifat
fisis cahaya, seperti interferensi
(perpaduan), difraksi (pelenturan),
dispersi (penguraian), refleksi
(pemantulan), dan refraksi (pembiasan).
1. INTERFERENSI

• Interferensi cahaya merupakan perpaduan


dua gelombang cahaya atau lebih. Sifat ini
dapat diamati dengan jelas oleh mata
manusia jika kedua gelombang cahaya
tersebut bersifat koheren (mempunyai
amplitudo dan frekuensi yang sama, serta
fasenya tetap). Contoh paling umum dari
interferensi adalah interferensi celah ganda
(interferensi Young). Pada perpaduan ini,
dua sumber cahaya koheren dilewatkan
melalui dua celah. Kedua berkas cahaya
tersebut akan bergabung membentuk pola-
pola interferensi yang diamati pada layar
seperti gambar disamping :
• Jika  dua gelombang cahaya berinterferensi Sementara itu, jika dua gelombang cahaya berinterferensi
konstruktif (saling menguatkan) maka akan destruktif (saling melemahkan) maka akan dihasilkan pola garis
dihasilkan pola garis terang (interferensi gelap pada layar. Interferensi tersebut terjadi jika beda lintasan
maksimum) pada layar. Interferensi ini terjadi kedua gelombang merupakan kelipatan ganjil dari setengah
jika beda lintasan kedua gelombang sama panjang gelombangnya yang dapat dinyatakan dengan rumus
dengan nol atau kelipatan bulat dari panjang berikut:
gelombangnya yang dapat dinyatakan dengan
rumus berikut:
2. DIFRAKSI

• Difraksi cahaya adalah peristiwa pembelokan gelombang cahaya setelah melewati suatu penghalang. Pada peristiwa ini juga dihasilkan garis terang dan garis
gelap.
 Rumus difraksi maksimum (pola terang):

a. Difraksi celah tunggal: 

 Rumus difraksi minimum (pola gelap):

Keterangan:
b. Difraksi celah banyak atau kisi  Rumus difraksi maksimum (pola terang):

 Rumus difraksi minimum (pola gelap):

Keterangan:
3. DISPERSI

• Dispersi adalah penguraian cahaya putih


(polikromatik), yang terdiri atas banyak
warna dan panjang gelombang, menjadi
cahaya berwarna-warni (monokromatik).
Jika cahaya putih diarahkan ke prisma, ia
akan terurai menjadi cahaya merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu
yang masing-masing memiliki panjang
gelombang berbeda dan menghasilkan
indeks bias berbeda pula. Semakin kecil
panjang gelombangnya, semakin besar
indeks biasnya.
4. REFLEKSI

Refleksi atau pemantulan gelombang adalah peristiwa


pengembalian seluruh atau sebagian gelombang ketika
bertemu dengan bidang batas antara dua medium
sehingga berlaku hukum pemantulan berikut:

a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal


berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu
bidang datar.
b. Sudut datang sama dengan sudut pantul.
5. REFRAKSI

Refraksi atau pembiasan merupakan peristiwa pembelokan


arah lintasan gelombang setelah melewati bidang batas antara
dua medium dengan indeks bias yang berbeda. Indeks bias
merupakan besaran yang menyatakan kerapatan suatu
medium yang didefinisikan sebagai perbandingan antara cepat
rambat cahaya dalam ruang kerja hampa dengan cepat rambat
cahaya dalam suatu medium tertentu.
CERMIN

Cermin dan lensa merupakan contoh bidang batas dari proses refleksi cahaya karena memenuhi hukum pemantulan cahaya.

1. Cermin Datar

Sifat bayangan:
a. Bayangan maya, tegak, dan terletak di belakang
cermin.
b. Jarak bayangan sama dengan jarak benda ke
cermin (s’ = s)
c. Ukuran bayangan sama dengan ukuran benda
(M = 1)
2. CERMIN CEKUNG

Sifat bayangan berdasarkan posisi benda (s) dan posisi bayangan (s’):
Rumus jarak fokus: Rumus jarak fokus:

Rumus perbesaran bayangan benda:


Rumus perbesaran bayangan benda:

Keterangan:
M = perbesaran bayangan Keterangan:
f = jarak fokus (m)
M = perbesaran bayangan
s = jarak benda dari cermin (m)
f = jarak fokus (m)
s’ = jarak bayangan dari cermin (m)
h = tinggi benda (m)
s = jarak benda dari cermin (m)
h’ = tinggi bayangan (m) s’ = jarak bayangan dari cermin (m)
3. Cermin Cembung h = tinggi benda (m)
Sifat bayangan pada cermin cembung selalu maya, tegak, dan h’ = tinggi bayangan (m)
diperkecil.
ALAT-ALAT OPTIK

Berikutnya, contoh alat-alat yang menggunakan prinsip optika pada kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut: • 2. Lup atau kaca pembesar
1. Mata
• Alat ini terdiri dari lensa cembung
Mata normal memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh ∞
dan bayangan jatuh tepat di retina. Pada rabun jauh, dan digunakan untuk melihat
bayangan jatuh di depan retina sehingga perlu diperbaiki benda-benda kecil sehingga tampak
dengan lensa cekung. Pada rabun dekat, bayangan jatuh lebih besar dan jelas. Jadi, sifat
di belakang retina sehingga perlu diperbaiki dengan lensa bayangan yang dihasilkan lup
cembung.
selalu maya, tegak, dan diperbesar.
3. MIKROSKOP

Mikroskop terdiri atas susunan dua lensa cembung, yaitu


lensa objektif yang dekat dengan objek dan lensa okuler
yang dekat dengan mata dan menghasilkan bayangan akhir
yang bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.
4 . T E R O P O N G ATA U T E L E S K O P

Alat optik ini digunakan untuk melihat benda-


benda yang sangat jauh menggunakan beberapa
lensa cembung. Terdapat beberapa jenis
teropong, diantaranya teropong bintang,
teropong bumi, teropong Galileo, dan teropong
prisma.
5. KAMERA

Kamera menghasilkan sifat bayangan


yang nyata, terbalik, dan diperkecil. Pada
alat ini, jarak fokus selalu tetap
sementara jarak bayangan diatur dengan
menggeser letak lensa.
6. PROYEKTOR

Alat ini digunakan untuk memperbesar


bayangan slide pada suatu layar dengan sifat
bayangan yang nyata, terbalik, dan diperbesar.
DAFTAR PUSTAKA
Rizki, Miftahul Laili. 2019. ”Yuk, Belajar Optika: Sifat Fisis Cahaya beserta Contohnya!”,
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/sifat-fisis-cahaya-dan-contohnya/, diakses pada 26
Juni 2021 pukul 20.00.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai