Anda di halaman 1dari 32

Diagnosis dan Penatalaksanaan Blefaritis

Pembimbing : dr. Santi Wuriyani, Sp.M


Mieke Joseba Istia (112019163)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Mata


PENDAHULUAN

Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata


• Blepharos (Yunani)  kelopak mata
• Itis (Yunani)  peradangan

Blefaritis dapat disebabkan oleh : infeksi dan alergi


Anatomi Palpebra

• Palpebra adalah alat penutup mata yang berperan


dalam melindungi bagian bola mata terhadap trauma

• Fungsi  meregulasi cahaya yang masuk ke mata,


menyebarkan air mata keseluruh kornea saat
berkedip, dan sebagai drainase air mata
LAPISAN OTOT PALPEBRA

• Fungsi Muskulus Orbicularis Okuli  menutupnya palpebra yang


dipersarafi N. VII

• Fungsi Muskulus Levator palpebrae  mengangkat kelopak mata


atau membuka mata yang dipersarafi oleh N. III
Epidemiologi
• Penyebab blefaritis tersering  staphylococcus
• ditemukan lebih sering pada usia muda dan berjenis kelamin perempuan

• cohort study menggunakan data Korean National Health Insurance Service


mengenai insiden dan prevales blefaritis selama kurun waktu 10 tahun
dengan jumlah individu sebanyak 1.116.363 :
• 106.094 orang tercatat mengalami blefaritis
• 43.439 orang laki laki dan 62.655 orang perempuan
• Insiden rate 1,1 kasus per 100 orang per tahun
Etiologi
• Disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, dan alergi

• Blefaritis anterior biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus


• Staphylococcus aureus
• Staphylococcus epidermidis
• Blefaritis posterior hampir selalu dikaitkan dengan disfungsi kelenjar meibom

• Alergi dapat terjadi akibat  debu, asap, bahan kimia, paparan hewan seperti
anjing atau kucing.
Faktor resiko
• Dermatitis seboroik (ketombe)
• Penyumbatan atau malfungsi kelenjar minyak pada kelopak mata
• diabetes melitus
• Dislipidemia
Patofisiologi

Kerusakan sistem im un
atau kerusakan y a n g
minyak Invasi d i s e b a b k a n oleh
b e rle b ih a n mikrobakteri produksi toksin bakteri
, sisa buangan dan
enzim

Diperberat dengan adanya dermatitis seboroik dan


kelainan fungsi kelenjar meibom
Diagnosis
Anamnesis
• Onset ?
• Unilateral/bilateral ?
• Gatal ?
• Rasa terbakar ?
• Lengket ?
• Kulit terkelupas ?
• Bulu mata rontok ?
• Kapan gejala dirasakan memberat ?
• Kondisi yang memperburuk keluhan (merokok, ekstention bulu mata)
• Apakah ada infeksi sebelumnya seperti pediculisis palpebrarum ?
Pemeriksaan Fisik mata

1. Pemeriksaan Eksternal Mata


• Kulit  eritema, telangiectasia, papul, pustule, dan kelenjar sebasea yang hipertropik
• Kelopak  ektropion dan entropion, Lagoftalmus , spasme
• Kerontokan dan arah tumbuh bulu mata yang abnormal
• Abnormal deposit pada akar bulu mata
• Hiperkeratosis, ulserasi, vesikel

2. Pemeriksaan menggunakan slit-Lamp


• Tepi kelopak mata anterior  jaringan parut, perubahan pigmen, keratinisasi, ulserasi,
vesikel
• Bulu mata  kerontokan atau bagian yang patah, adanya sisa kosmetik pada bulu mata
• Tepi kelopak mata posterior  Abnormalitas muara kelenjar meibom seperti menutup
keatas, hilangnya struktur muara kelenjar meibom, Jaringan parut atau fibrosis
Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan penunjang untuk blefaritis belum ada yang spesifik dalam menegakkan
diagnosis blefaritis

• Kultur bakteri
• pemeriksaan mikroskopik dengan hapusan gram bakteri dan pulasan giemsa
• Polymerase Chain Reaction
Klasifikasi dan Gambaran Klinis

Berdasarkan letaknya:

1. Blefaritis Anterior
2. Blefaritis Posterior Berdasarkan Penyebabnya

1. Blefaritis bacterial 4. Phitiriasis Palpebrarum


2. Blefaritis Virus
• Blefaritis Superfisial
• Herpes Zoster
• Blefaritis Seboroik 5. Alergi Kelopak
• Blefaritis Skuamosa • Herpes Simpleks
• Dermatitis Kontak
• Blefaritis Ulseratif • Vaksinia
• Blefaritis Angularis • Blefaritis Urtikaria
• Meibomianitis • Moluskum Kontangiosum
3. Blefaritis Jamur
• Infeksi Superfisial
• Infeksi Jamur Propundus
Blefaritis Anterior

• Blefaritis anterior adalah peradangan yang terjadi pada kulit kelopak mata, pangkal bulu mata dan folikel bulu mata

• Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang bersifat ulseratif (staphylococcus Blefaritis)
atau Blefariris seboroik yang tidak bersifat ulseratif karena terjadi Peradangan pada tepi kelopak mata anterior
dengan bentuk “kerak” dan ketombe .

Blefaritis posterior

• Kelopak mata bagian dalam, yaitu bagian yang kontak langsung dengan bola mata

• Terjadi akibat peradangan kelopak mata bagian posterior akibat disfungsi dari kelenjar meibom

• Blefaritis posterior dapat timbul bersamaan dengan blefaritis anterior, seperti yang sudah disebutkan diatas blefaritis
seboroik umumnya disertai dengan disfungsi kelenjar meibom dan kolonisasi bakteri stafilokokus dalam jumlah yang
memadai dapat menjadi penyebab gangguan fungsi kelenjar meibom
Blefaritis bakterial

Blefaritis bakterial
1. Blefaritis Superfisial

 Etiologi  staphylococcus

 Gejala  sisik, krusta dan eritema pada tepi kelopak mata dan
collarette formation pada dasar bulu mata, hilangnya bulu mata

 Terapi
• krusta diangkat dengan kapas basah
• Salep antibiotik  sulfacetamide
• Bila blefaritis menahun lakukan penekanan manual
kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar
Meibom
Blefaritis bakterial

2. Blefaritis Seboroik

 Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun)

 Gejala  mata kotor, panas dan rasa kelilipan, sekret yang keluar dari
kelenjar meibom, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan
hipertropi papil pada konjungtiva, sisik berminyak pada kelopak mata
depan

 sering di antara mereka juga menderita dermatitis seboroik pada alis dan
kulit kepalanya.

 Terapi

• tetrasiklin oral 250 mg 2x1

• memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari kotoran

• Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampo bayi


Blefaritis bakterial

3. Blefaritis Skuamosa
 peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit didaerah akar
bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak

 Gejala  panas dan gatal. Terdapat sisik berwarna halus–halus dan


penebalan margo palpebra disertai dengan madarosis

 Terapi
• membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi
• Salep antibiotik  gentamisin 0,3% 4x1 selama 7-10 hari)
Blefaritis bakterial

4. Blefaritis Ulseratif
 peradangan tepi kelopak dengan tukak
 Etiologi  staphylococcus

 Gejala  Skuama yang kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan
disertai perdarahan.
 Terapi
• Salep AB  sulfasetamid, gentamisin
• Apabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi
roboransia
• memperbaiki hygiene
Blefaritis bakterial

5. Blefaritis Angularis
 Infeksi tepi kelopak pada kantus
 Gejala  kemerahan pada salah satu tepi kelopak
mata, bersisik, maserasi dan kulit pecah-pecah di kantus
lateral dan medial, juga dapat terjadi
konjungtivitis folikuler dan papil
 Biasanya kelainan ini bersifat rekuren

 Terapi
• Salep AB  Sulfasetamid, tetrasiklin
Blefaritis bakterial

6. Meibomianitis
 Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan
mengakibatkan tanda peradangan lokal pada kelenjar
tersebut

 Terapi
• pengobatan kompres hangat
• penekanan dan pengeluaran nanah
• Gentamisin 0,3% 4x1 (7 -10 hari)
Blefaritis Viral

Blefaritis Virus
1. Herpes Zoster
 Gejala  Demam dan rasa sakit pada daerah yang terkena, Pada
kelopak terdapat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata
terkena.

 Terapi
• Acyclovir 800 mg
• Analgesik.
Blefaritis Viral

2. Herpes Simpleks
 Blefaritis simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan
dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang
mengakibatkan kedua kelopak lengket

 Gejala  Vesikel kecil dikelilingi eritema

 Terapi
• Acyclovir 400 mg
Blefaritis Viral

3. Vaksinia
 Gejala  Pustula dengan indentasi pada bagian sentral

 Terapi
• Kompres hangat
Blefaritis Viral

4. Moluskum Kontangiosum
 Gejala  benjolan dengan penggaungan ditengah yang
biasanya terletak di tepi kelopak

 Terapi
• ekstirpasi benjolan
• Antibiotik
Blefaritis Jamur

Blefaritis Jamur
 Gejala  krusta, hiperemis, bersisik, gatal, pemberian antibiotik lama namun tidak sembuh
 Pem. Penunjang  kerokan KOH 10%

1. Infeksi Superfisial
 Terapi
• griseofulvin 0.5-1 g (1x1 selama 14 hari)
• nistatin topikal 100.000 unit per gram

2. Infeksi Jamur Propundus


 Amfoterisin B dimulai dengan 0.05-0.1mg/kgBB IV lambat 6-8 jam
dilarutkan dekstrose 5% dalam air
Phitiriasis Palpebrarum
 Etiologi  Phthirus pubis

 merupakan kutu dari bulu mata yang biasanya menjangkiti anak-anak yang hidup


ditempat yang memiliki higinitas yang buruk.

 Gejala  gatal pada kelopak mata, terdapat kutu serta telurnya yang berbentuk
oval, cokelat keputihan seperti Mutiara yang menempel

 Terapi
• Bulu dan kutu pada mata diangkat secara mekanik (pinset)
• petroleum jelly
• Menghilangkan kutu dari pasien, keluarga, baju, tempat tidur  mencegah
kekambuhan
Alergi Kelopak
1. Dermatitis Kontak
 Etiologi  bahan yang berkontak pada kelopak

 Terapi
• pembersihan kelopak dari bahan penyebab
• salep mengandung steroid sampai gejala berkurang

2. Blefaritis Urtikaria
 Urtika pada kelopak Akibat masuknya obat atau makanan pada pasien yang rentan
 Terapi
• Steroid topikal
• antihistamin dapat mengurangi gejala alergi
Tatalaksana
1. kompres hangat
2. Membersihkan kelopak mata  shampo bayi
3. Antibiotik topikal
• salep mata bacitracin atau eritromisin (2x1 selama 7 hari)
• larutan azitromisin 1% (30 hari)
• levofloxacin 0,5% (4x1 selama 7 hari)

4. Antibiotik oral (pada kasus blefaritis posterior)


• Doksisiklin 2x100 mg
• Eritromisin 4x500 mg

5. Kombinasi antibiotic dan Kortikosteroid


• Tobramisin 0,3% dengan Dexamethason 0,1% (4x1 selama 14 hari)
Terapi Intensed Pulse Light (IPL)
 salah satu terapi intervesi untuk mengatasi disfungsi kelenjar meibom pada blefaritis
posterior
 Cara
• Terapi ini dilakukan dengan memancarkan cahaya dengan panjang gelombang antara
515 hingga 1200 nm
• dilakukan selama 3-5 menit
• Selama 2 minggu sampai 2-4 bulan

 Efek samping  eritema kulit kelopak mata, bulu mata rontok, dan floaters
Komplikasi

 Keratokonjungtivissica  menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang.


Syndrome mata kering dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis

 Ulserasi kornea  karena iritasi yang terus menerus dari kelopak mata yang meradang atau
salah arah bulu mata dapat menyebabkan goresan (ulkus) di kornea
Prognosis
 Kebersihan yang baik dapat mengontrol tanda-tanda dan gejala blefaritis dan mencegah
komplikasi. Perawatan kelopak mata yang baik biasanya cukup untuk pengobatan

 Jika blefaritis berhubungan dengan penyebab yang mendasari seperti ketombe atau rosacea,
mengobati kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi blefaritis.
BAB III
KESIMPULAN

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di
dalam kelenjar didekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam
keadaan normal ditemukan di kulit.

Blefaritis menyebabkan mata merah, iritasi, kelopak mata gatal, bengkak dan pembentukan ketombe
seperti sisik pada bulu mata. Dapat terjadi pada semua orang dari segala usia

Belum adanya pemeriksaan yang spesifik sebagai gold standart untuk menentukan diagnosis
blefaritis. Pengobatan yang diberikan pun tidak langsung menyembuhkan gejala dalam waktu yang
singkat. Penanganan yang secara umum yang gunakan untuk meringankan gejala blefaritis adalah
kompres hangat, pembersihkan kelopak mata, termasuk didalamnya adalah pemijatan pada kelenjar
meibom dalam kasus blefaritis posterior/ disfungsi kelenjar meibom
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai