Anda di halaman 1dari 14

KULIAH 7

ANGGARAN
TENAGA
KERJA

Miranti Puspaningtyas, S.Pd., M. Akun


ANGGARAN TENAGA KERJA
(1)
� Tenaga kerja yang bekerja dipabrik
dikelompokan menjadi dua yakni :
- Tenaga kerja langsung → terlibat secara
landsung dalam proses produksi, biasanya
dikaitkan dengan biaya produksi
- Tenaga kerja tidak langsung → tidak terlibat
secara langsung dalam proses produksi,
biasanya dikaitkan dengan biaya overhead
pabrik.
ANGGARAN TENAGA KERJA
(2)
� Ciri-ciri atau sifat tenaga kerja :
1. Besar kecilnya biaya untuk tenaga
kerja jenis ini berhubungan secara
langsung dengan tingkat kegiatan
produksi.
2. Biayanya bersifat variabel.
3. Dikaitkan dalam penentuan tenaga
kerja.
CIRI TENAGA KERJA TIDAK
LANGSUNG
� Ciri-ciri atau sifat tenaga kerja tidak
langsung
1. Besar kecilnya biaya tidak berhubungan
langsung dengan tingkat produksi.
2. Biayanya semi fixed atau semi variabel.
3. Tempat bekerja tidak harus selalu
dipabrik tetapi tetapi dapat diluar pabrik.
LANGKAH MENYUSUN
ANGGARAN TENAGA KERJA (1)
�Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja
perlu ditentukan terlebih dahulu dasar
satuan utama yang digunakan untuk
menghitungnya. Kerap kali ditemui dalam
praktek yakni satuan hitung atas dasar jam
buruh langsung (Direct Labour
Hour/DLH) dan biaya buruh langsung
(Direct Labour Cost).
LANGKAH MENYUSUN
ANGGARAN TENAGA KERJA (2)
� Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih
dahulu dibuat “ Manning Table “ (merupakan daftar
kebutuhan tenaga kerja) yang menjelaskan :
1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan.
2. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja pada
berbagai tingkat kegiatan.
3. Bagian-bagian yang membutuhkannya.
LANGKAH MENYUSUN
ANGGARAN TENAGA KERJA (3)
� Setelah dihitung jam buruh langsung (DLH)
kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah
rata-rata (average wage rate) untuk tahun
anggaran bersangkutan dengan cara membagi
jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar
tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga
kerja langsung yang diperlukan.
LANGKAH MENYUSUN
ANGGARAN TENAGA KERJA (4)
Contoh : Dalam perusahaan, tenaga kerja
langsung pada pabrik dapat digolongkan menjadi
3 tingkatan yakni golongan I, II dan III.
  Tingkat Upah/Jam Jumlah Jumlah Jumlah

Golongan Rp. TK DLH  

I Rp. 500 50 100 Rp. 2.500.000

II Rp. 750 20   Rp. 1.500.000

III Rp. 1000 5   Rp. 500.000

Jumlah   75 100 Rp. 4.500.000

Tingkat Upah rata-rata = Rp. 4.500.000 = Rp.600 Per DLH


7.500
LANGKAH MENYUSUN
ANGGARAN TENAGA
KERJA (5)
� Tingkat upah raata-rata = Rp. 4.500.000 = Rp.
600/DLH
7.500
Note : tingkat upah rata-rata dapat berubah
apabila terjadi perubahan rasio dalam
penggunaan TK seperti :
- Rasio kuantitas masing-masing golongan.
- Rasio upah masing-masing golongan.
LANGKAH MENYUSUN
ANGGARAN TENAGA
KERJA (6)
� Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pada anggaran ini harus dicantumkan :
a. Jumlah barang yang diproduksi.
b. Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan
untuk 1 unit barang.
c. Tingkat upah raata-rata perjam buruh
langsung.
d. Jenis barang dihasilkan.
e. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal.
CONTOH ANGGARAN TENAGA
KERJA LANGSUNG (1)

Contoh : Anggaran Tenaga Kerja


Langsung
PT. ADA-ADA SAJA mempunyai 3 bagian produksi : I, II, III
dua macam barang yang produksi X dan Y. Barang X
diprodusir melalui 3 bagian sedangkan barang Y hanya
melalui bagian I dan III saja. Adapun rencana jam buruh/unit
barang, rencana tingkat upah rata-rata dan rencana tingkat
produksi sebagai berikut :
DLH per unit
barang
Tingkat upah rata-
Bagian X Y rata/DLH

I 0,4 0,2 Rp. 200

II 0,2 0 Rp. 150

II 0,4 0,2 Rp. 100


Rencana Produksi

Barang
Kuartal X Y
I 230.000 108.000
II 240.000 140.000
III 230.000 127.000
IV 260.000 145.000
Jumlah 960.000 520.000

Anda mungkin juga menyukai