Anda di halaman 1dari 29

PERENCANAAN GEDUNG

TUGAS PERSENTASI KELOMPOK 1


Nama Anggota :
1) Amrizal (2018210002)
2) Hastri Gayastri (2018210003)
3) Febil Jumohardi (2018210009)
4) Fadly Syahrul Rahimi (2018210001)
5) Dwi Mayang Sari (2018210008)
6) Sri Ajeng Nabila (2018210019)
7) Sania (2018210025)
8) Nurhapipah Aini (2018210017)
9) Muhammad rafli (2018210005)
Apa itu Gedung

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan


konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau
tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha,
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
PROSES PEKERJAAN
PERENCANAAN GEDUNG
1. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi

A. Galian Tanah
Galian tanah menjadi tahap pertama sebelum
membuat pondasi. Untuk kuatnya pondasi sebuah
rumah yang perencanaannya bertingkat, sebaiknya
galian tanah digali dengan kedalaman lebih dari 50 cm
dari permukaan tanah.
B. Urugan pasir
Langka selanjutnya ialah menebarkan pasir urug
sebagai alas pondasi dengan ketebalan kurang lebih 5 s.d
10 cm lalu padatkan dengan ditambahkan bebatuan
kosong sampai galian pondasi terpenuhi secara
menyeluruh.
C. Pemasangan Batu Kosong
Pekerjaan pemasangan batu kali yang pertama tidak
menggunakan adukan dari pencampuran semen dan
pasir terlebih dahulu, metode ini biasa disebut dengan
“batu kosong”. Siramkan pasir urug dengan air yang
berada dicela-cela batu sampai semuanya benar-benar
mengisi celah-celah batu kali.
Buatlah susunan batu kali secara vertical atau berdiri
dengan ketemalan tidak lebih dari 20cm (Apabila
kedalaman pondasi anda lebih dari 50 cm) lalu kunci
dengan bebatuan kecil untuk menghindari pergerakan.
K3 PEKERJAAN GALIAN TANAH
Identifikasi Bahaya: Pengendalian Risiko :
• Tebing longsor • Dinding Turap
• Galian Runtuh • Stabilisasi Tanah
• Akses licin/curam • Tangga Akses
• Jatuh terperosok • Pagar Pengaman
• Terhirup gas CO • Masker Oksigen
• Tenggelam/hanyut • Pelampung
• Terisolasi, gelap • Lampu Penerangan
• Tertimpa Alat • Barikade/Batas Area Kerja
• Tersengat listrik • Isolasi Kabel
• Gas terbakar • Rambu-rambu Dilarang
Merokok
CONTOH KASUS KECELAKAAN KERJA

TANAH BERPASIR,
TEPI GALIAN TIDAK DIBERI TURAP
DIDIRIKAN TIANG PIPA PENYANGGA HOIST
TERJADI TEKANAN KE SAMPING
MAKA TEBING GALIAN LONGSOR
MENGUBUR 2 PEKERJA DLM LUBAN0G1/0G8/A20L17IAN
23
Pekerjaan Galian Terbuka, kedalaman > 1,20 m (tanpa turap)

Jenis Tanah Bagus

Jenis Tanah Sedang

Jenis Tanah Sedang

Jenis Tanah Jelek

Jenis Tanah Jelek

Jika area memungkinkan


3.Pekerjaan Konstruksi Kolom
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1)      Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini
disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom
membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
2)      PEMBESIAN KOLOM
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
(a) Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di
tempat lain yang lebih aman
(b) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
(c)  Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan
sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
(d)  Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan
utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
(e)  Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
(f)  Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton
deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
3)      PEMASANGAN BEKISTING KOLOM
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan
pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan.
4)      PENGECORAN KOLOM
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
a)      Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus
benar-benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi
dan menghindari kerusakan beton.
b)      Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang
dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai
0,9m3. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane
untuk memudahkan pengerjaan.
5)      PEMBONGKARAN EKISTING KOLOM
Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat
dibongkar
6)      PERAWATAN BETON KOLOM
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem
kompon, yaitu dengan disiram 3-4 kali sehari selama 3 hari.
Tujuan utama dari perawatan beton ialah untuk menghindari:
1.Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan
beton yang mempengaruhi proses pengikatan awal beton
2.Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari
pertama
3.Perbedaan temperatur dalam beton,yang akan mengakibatkan
retak-retak pada beton
BERIKUT ALAT DAN BAHAN PEKERJAAN KOLOM

• BAHAN

1.Beton

2.BajaTulangan
Beton 
3.Kawat
beton

4.bekisting
5.Minyak
bekisting

6.Paku kasau
• ALAT 

1.Bor sekrup

2.Palu
3.Gegep besi

4.Bar cutter

5.Bar bender
9.Alat bantu
6.theodolit pertukangan

7.Concreate
vibrator

8.Waterpass
01/08/2017 33
K3 PEKERJAAN PEMANCANGAN
Identifikasi Bahaya : Pengendalian Risiko:
• Kabel putus,  Pastikan kondisi kabel masih baik
• Alat terguling  Posisi dan kapasitas hrs seimbang
• Pekerja terbentur  Wajib koordinasi & sesuai SOP
• Tenggelam  Gunakan pelampung
• Sheetpile lepas  Pastikan ikatannya kuat

01/08/2017 34
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
JENIS KECELAKAAN FATAL KONSTRUKSI

 Pek. Perancah Jatuh dari ketinggian


 Pek. Bekisting Besi Kejatuhan, tertimpa
 Pek. Beton Struktur Kecelakaan di jalan akses
 Pek. Beton Sakit jantung, stoke
 Pek. Shotcrete Terkena, terjepit mesin
 Pek. Di tempat Tinggi Tersengat arus listrik
 Pek. Struktur Baja Terbentur, terlindas dsb
 Pek. Struktur kayu Jatuh, tergelincir di lantai
 Pek. Perkerasan Jalan Tersambar petir, banjir dsb
 Pek. Bendung
Kebakaran, peledakan dsb
K3 PEKERJAAN PEMBESIAN

Identifikasi bahaya ; Pengendalian Risiko:

• Ujung besi mencuat  Ujung-ujung besi ditutup


• Terjatuh, tertusuk  Beri papan untuk jalan akses
• Tergencet, Terpeleset  Gunakan APD yang sesuai
• Tersengat
01/08/2017
listrik  Pasang instalasi listrik dg benar
• Anyaman besi roboh  Beri topangan/stud/steger
4. PEKERJAAN DINDING
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu area.
Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan,dinding pembatas,dinding
penahan.
Fungsi Dinding :

Pembatas antar ruang bagian dalam,luar,samping,depan dan belakang.


Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan.
Pelindung dari pengaruh lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifitas.
Menambah keindahan bangunan.
Pada struktur bangunan bawah tertentu dinding bisa berfungsi sebagai pemikul
beban (shear wall).
BETON PRACETAK (PRECAST)

Syarat beton pracetak upaya memenuhi sebagai material konstruksi adalah :


Mampu menghasilkan kekuatan yang tinggi
Tidak memerlukan perawatan yang berlebih
Tahan api
Tidak mudah mengalami perubahan volume (stabil)
Tahan terhadap panas
Dapat diproduksi secara mekanis
K3 PEKERJAAN PASANGAN BATA / BATU

Identifikasi bahaya : Penhendalian Risiko :


• Iritasi Kulit • Sarung Tangan
• Terpapar Sinar Matahari • Helm
• Terjatuh • Safety Harnes

45
NOT SAFETY

SAFETY
Bahaya Ergonomi Pekerjaan Penanganan Material

OK
01/08/2017
SOLUSI : GUNAKAN ALAT BANTU MEKANIS

/2017 66
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai