Anda di halaman 1dari 26

INFARK MIOKARD AKUT

Disusun Oleh :
Sherly Auliasari H
Pengertian
• Infark miokardium akut (IMA) didefinisikan sebagai
nekrosis miokardium yang disebabkan oleh tidak ad
ekuatnya pasokan darah akibat sumbatan akut arte
ri koroner. Sumbatan ini sebagian besar disebabkan
oleh ruptur plak ateroma pada arteri koroner yang
kemudian diikuti oleh terjadinya trombosis, vasoko
ntriksi, reaksi inflamasi, dan mikroembolisasi distal.
Kadang-kadang sumbatan akut ini dapat pula diseb
abkan oleh spasme arteri koroner, emboli, atau vas
kulitis (Muttaqin, 2014).
Etiologi
1. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard Menurun
nya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor, antara
lain :
• Faktor pembuluh darah
• Faktor sirkulasi
• Faktor darah
• 2. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Patofisiologi
• Pada ateroskeloris, intima (lapisan dalam) arteri me
ngalami perubahan terbentuknya ateroma dan peru
bahan dinding pembuluh darah pada aterosklerosis
merupakan proses yang panjang, sehingga akan me
ngganggu absorpsi nutrien oleh sel-sel endotel yang
menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah d
an menyumbat aliran darah karena timbunan ini m
enonjol di dalam lumen pembuluh darah. Disfungsi
endotelial akan membentuk jaringan parut, selanjut
nya lumen menjadi semakin sempit dan aliran dara
h terhambat.
Manifestasi klinis
• Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
• Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan la
gi.
• Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan
terus ke bawah menuju lengan ( biasanya lengan kiri ).
• Nyeri mulai secara spontan ( tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional
), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istiraha
t atau nitrogliserin (NTG).
• Nyeri dapat menjalar ke arah tahang dan leher.
• Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual, muntah.
• Pasien dengan diabetes mellitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neur
opati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor ( menumpulkan pe
ngalaman nyeri ).
• Pemberian oksigen tambahan melalui sungkup/kan
ula hidung dan pemantauan saturasi oksigen
• Mengurangi nyeri dada dengan :
• Nitrat, Morfin, NSAID
• Terapi fibrinolitik dengan pemberian tissue-type pla
sminogen activator (t-PA), serta aspirin dan heparin
dalam waktu 90 menit sejak onset gejala
• Modifikasi pola hidup
Komplikasi

• Disritmia
• Gagal Jantung Kongestif dan Syok Kardiogenik
• Tromboemboli
• Perikarditis
• Ruptura Miokardium
• Aneurisma Ventrikel ( Wijaya, Putri, 2013 ).
Pengkajian fokus

• Riwayat Kesehatan
• Alasan Masuk Rumah Sakit
• Penderita dengan infark miokard akut mengalami n
yeri dada, perut, punggung, atau lambung yang tida
k khas, mual atau pusing, sesak napas dan kesulitan
bernapas
• Keluhan Utama
• Pasien Infark Miokard Akut mengeluh nyeri pada da
da substernal, yang rasanya tajam dan menekan sa
ngat nyeri, terus menerus dan dangkal. Nyeri dapat
menyebar ke belakang sternum sampai dada kiri, le
ngan kiri, leher, rahang, atau bahu kiri. Nyeri miokar
d kadang-kadang sulit dilokalisasi dan nyeri mungki
n dirasakan sampai 30 menit tidak hilang dengan is
tirahat atau pemberian nitrogliserin.
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pada pasien infark miokard akut mengeluh nyeri pa
da bagian dada yang dirasakan lebih dari 30 menit,
nyeri dapat menyebar samapi lengan kiri, rahang da
n bahu yang disertai rasa mual, muntah, badan lem
ah dan pusing.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Pada klien infark miokard akut perlu dikaji m
ungkin pernah mempunyai riwayat diabetes
mellitus, karena diabetes mellitus terjadi hila
ngnya sel endotel vaskuler dan berakibat ber
kurangnya produksi nitri oksida sehingga terj
adi spasme otot polos dindingpembuluh dar
ah
• Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat penyakit jantung keluarga, diabetes mellitu
s, peningkatan kolesterol darah, kegemukan, hipert
ensi, yang beresiko diturunkan secara genetik berda
sarkan kebiasaan keluarganya
• Riwayat Psikososial
• Rasa takut, gelisah dan cemas merupakan psikologi
s yang sering muncul pada klien dan keluarga. Hal i
ni terjadi karena rasa sakit, yang dirasakan oleh klie
n. Perubahan psikologis tersebut juga muncul akiba
t kurangnya pengetahuan terhadap penyebab, pros
es dan penanganan penyakit infark miokard akut. H
al ini terjadi dikarenakan klien kurang kooperatif de
ngan perawat
Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi bentuk dada Untuk melihat seberapa berat


gangguan sistem kardiovaskuler. Bentuk dada yang
biasa ditemukan adalah : Bentuk dada thoraks phfis
is (panjang dan gepeng), Bentuk dada thoraks en ba
teau (thoraks dada burung), Bentuk dada thoraks e
msisematous (dada berbentuk seperti tong), Bentu
k dada thoraks pektus ekskavatus (dada cekung ke
dalam)., Gerakan pernapasan : kaji kesimetrisan ger
akan pernapasan pasien.
• Palpasi rongga dada
• Tujuannya : melihat adanya kelainan pada thoraks, m
enyebabkan adanya tanda penyakit paru dengan pe
meriksaan sebagai berikut: Gerakan dinding thoraks s
aat inspirasi dan ekspirasi, Getaran suara : getaran ya
ng terasa oleh tangan pemeriksa yang diletakkan pad
a dada pasien saat pasien mengucapkan kata – kata,
• Perkusi
• Teknik yang dilakukan adalah pemeriksaan meletakka
n falang terakhir dan sebagian falang kedua jari tenga
h pada tempat yang hendak diperkusi. Ketukan ujung
jaritengah kanan pada jari kiri tersebut dan lakukan g
erakan bersumbu pada pergelangan tangan. Posisi pa
sien duduk atau berdiri.
• Auskultasi
• Suara napas normal, Trakeobronkhial, suara normal
yang terdengar pada trakhea seperti meniup pipa b
esi, suara napas lebih keras dan pendek saat inspira
si, Bronkovesikuler, suara normal di daerah bronkhi,
yaitu sternum atas ( torakal 3-4 ), Vesikuler, suara n
ormal di jaringan paru, suara napas saat inspirasi da
n ekspirasi sama.
• Istirahat tidur : kaji kebiasaan tidur siang dan mala
m, berapa jam pasien tidur dalam 24 jam dan apaka
h pasien mengalami sulit tidur dan bagimana perub
ahannya setelah pasien mengalami gangguan pada
sistem kardiovaskuler. Perlu diketahui, pasien denga
n IMA sering terbangun dan susah tidur karena nyer
i dada dan sesak napas.
• Aktivitas : kaji aktivitas pasien dirumah atau diruma
h sakit. Apakah ada kesenjangan yang berarti misal
nya pembatasan aktivitas.
• Aktivitas pasien biasanya berubah karena pasien m
erasa sesak napas saat beraktivitas.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran d
arah ke alveoli atau kegagalan utama paru, perubahan membra
alveolar – kapiler (atelektasis, kolaps jalan nafas/ alveol
ar edma paru/ efusi, sekresi berlebihan/ perdarahan aktif).

• Setelah dilakukan tindakan selama 24 jam pola nafas klien normal


• Dengan kriteria hasil :
• NOC : Respiratory status : Gas exchange, Respiratory status : Ventil
ation, vital sign status
• Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang ad
ekuat
• Memelihara kebersihan paru-paru bebas dari tanda-tanda distress
pernafasan.
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang berih, tida
k ada sianosis dan dypneu (mampu mengelyaarkan sputum, mamp
u bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
• Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
• Intervensi
• Airway management
• Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu.
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan. 4. Pasang mayo bila perlu.
• Lakukan fisioterapi dada bila perlu.
• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction.
• Auskultasi sura nafas, catat adanya suara tambahan.
• Lakukan suction pada mayo.
• Berikan bronkodilator bila perlu.
• Monitor respirasi dan O2.
• Oxygen theraphy
• Bersihkan hidung, mulut dan trakea pasien
• Mempertahankan jalan napas paten
• Monitor aliran oksigen
• Menjaga posisi pasien
• Amati tanda-tanda hipoventilasi
• Memantau kecemasan pasien untuk oksigenasi
Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jar
ingan sekunder terhadap sumbatan arteri d
itandai dengan: penurunan curah jantung

• Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap


sumbatan arteri ditandai dengan: penurunan curah jantung
• Setelah dilakukan tindakan selama 24 jam nyeri berkurang
• Dengan kriteria hasil :
• NOC : Pain Level, Pain controlComfort level
• Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunak
an tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
• Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajeme
n nyeri
• Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
• Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
• Intervensi
• Pain Management
• Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteri
stik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
• Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman ny
eri pasien
• Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan in
ter personal)
• Ajarkan tentang teknik non farmakologi
• Berikan anaIgetik untuk mengurangi nyeri
• Analgesic Administration
• Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pember
ian obat
• Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
• Cek riwayat alergi
• Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
• Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala (efek samping)
Penurunan curah jantung berhubungan
dengan perubahan faktor-faktor list
rik, penurunan karakteristik miokar
d.
• Setelah dilakukan tindakan selama 24 jam pompa jantun
g kembali efektif
• NOC: Cardiac pump effectiveness , Circulation status, Vit
al sign status
• Dengan kriteria hasil:
• Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
respirasi)
• Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
• Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
• Tidak ada penurunan kesadaran
• Intervensi
• Cardiac care
• Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
• Catat adanya disritmia jantung
• Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
• Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
• Instruksikan pada klien tentang pentingnya menginformasikan jika terdapat ketidakn
yamanan pada dada
• Kaji toleransi pasien terhadap perubahan: nafas pendek, nyeri, palpitasi, pusing Aus
kultasi bunyi nafas: bunyi tambahan dan bunyi jantung: murmur
• Pertahankan posisi tirah baring pada posisi yang nyaman selama periode akut
• Kolaborasi berikan oksigen tambahan dengan nasal kanul/ masker dan obat sesuai in
dikasi
• Berikan periode istirahat dalam melakukan aktivitas keperawatan
• Pantau dan catat efek teurapetik/efek samping selama pemberian kalsium antagonis
, beta bloker dan nitrat
• Kolaborasi: pemberian kalsium antagonis Vital sign monitoring
• Monitor Tekanan darah, nadi suhu dan respirasi
• Catat adanya fluktuasi tekanan darah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai