Anda di halaman 1dari 17

RANCANG BANGUN

EKONOMI ISLAM

Oleh :
Usep Deden Suherman
EKONOMI ISLAM
1. Kebenaran dan Kebaikan
2. Metodologi Ilmu Alam versus Metodologi Ilmu Sosial
3. Objek Ekonomi Islam
• Prilaku ideal atau paling tidak mendekati ideal (sesuai ajaran
Islam) dapat diobservasi betapapun sedikit jumlahnya  tetap
diyakini sebagai kebenaran sekaligus ilmu.
• EI  merupakan manifestasi ajaran Islam dalam prilaku
ekonomi baik mulai penentuan tujuan, sikap, analsisi, dan
respon terhadap fenomena.
• Dalam tataran empiris prilaku EI secara parsial dapat
dijumpai pada sekelompok masyarakat Muslim ataupun non
muslim.
PENGETAHUAN

AKAL DAN PIKIRAN

PRINSIP-PRINSIP
EKONOMI

PRINSIP MENDASAR PRINSIP SEKUNDER


(Berdasarkan akal & pikiran) (Berdasarkan akal dan pikiran)

SISTEM EKONOMI TEORI EKONOMI


Studi tentang perilaku ekonomi dari
1. MOTIVASI konsumen, produsen dan pemerintah
2. KEPEMILIKAN
3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. MIKRO EKONOMI
4. IMPLEMENTASI 2. MAKRO EKONOMI
EKONOMI
Sumber daya yang Kebutuhan yang
Relatif Terbatas
ISLAM Terbatas

Kelangkaan relatif Masalah ekonomi yang


menyebabkan KELANGKAAN mendasar :
manusia harus efisien RELATIVE
dalam menggunakan M1:Apa yg harus di-
sumber daya produksi ?
Berapa banyak ?
Kita tidak bisa berlebihan M2: Bagaimana cara
dalam menggunakan sum- MASALAH PILIHAN memproduksi ?
ber daya yang langka M3: Bagaimana mem-
berikan penghar-
Inefisiensi karena kesalah- gaan pada faktor
an dalam penggunaan sum- produksi ?
ber daya dapat mengakibat- M4:Bagaimana cara
kan : PENGETAHUAN mengendalikan
1. Kemiskinan inflasi & pengangguran ?
2. Inflasi M5: Bagaimana mencapai
3. Pengangguran pertumbuhan ekonomi
4. Pertumbuhan negatif yg positif

PETUNJUK ALLAH
• QUR’AN AKAL/DEDUKSI (Istiqra)
• HADITS PIKIRAN/INDUKSI (Istinbat)
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN

PETUNJUK ALLAH AKAL DAN PIKIRAN

PRINSIP EKONOMI

PRINSIP DASAR PRINSIP SEKUNDER


(Berdasarkan Petunjuk Allah) (Berdasarkan akal dan pikiran)

SISTEM EKONOMI TEORI EKONOMI


1. MOTIVASI Studi tentang perilaku ekonomi dari
2. KEPEMILIKAN konsumen, produsen dan pemerintah
3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. MIKRO EKONOMI
4. IMPLEMENTASI 2. MAKRO EKONOMI
MIKRO
MIKROEKONOMI
EKONOMI

UNTUK MENG-
UNTUK MEMBUAT
UNTUK EVALUASI KEUNG-
KEPUTUSAN PERSONAL
MEMAHAMI GULAN KEBIJAKAN
& MANAJERIAL
CARA KERJA PUBLIK
(Jika upah naik, akan lebih giat
PASAR (Patutkah pemerintah
kerja atau tidak ?:
(Memperkirakan peru- mencegah atau mendo-
Jika perusahaan menaikkan
bahan harga & jumlah rong merger ? Haruskah
harga, apakah yg akan dilaku-
yang diproduksi) pemerintah membayar
kan oleh pesaing ?)
biaya pendidikan kita ?)

ILMU EKONOMI MEMPELAJARI DAN MENELITI


BAGAIMANA MANUSIA MEMBUAT KEPUTUSAN

KEPUTUSAN EKONOMI DIBUAT BERDASARKAN PENGETAHUAN YG TELAH DIPUNYAI MANUSIA.


DALAM ISLAM PENGETAHUAN DIPEROLEH DARI DUA SUMBER:
1. PETUNJUK ALLAH
2. AKAL DAN PIKIRAN
ILMU EKONOMI ISLAM ADALAH STUDI TENTANG
PILIHAN-PILIHAN YG DIBUAT OLEH MANUSIA YANG
DIHADAPKAN PADA KENDALA KELANGKAAN RELATIF (RELATIVE
SCARCITY)

EKONOMI ISLAM

ASPEK ASPEK
SYARI’AH TABI’

ETHICAL HASIL AKHIR


ILMU EKONOMI ALAT
LEGAL Mahmudah (Kebajikan) ANALISA
Ta’awun (Tolong-menolong) - Biaya peluang EKONOMI
Wajib Zuhd (Sederhana) - Hukum penurunan
Sunnat Amanah (Dapat dipercaya) hasil Matematika
Mubah Qana’ (Hemat) - Analisis marjinal Statistika
Vs - Efek menyebar Grafik
Makruh
Mazmumah(Kejahatan) - Nilai Riil
Haram - Spesialisasi Catteries paribus
Zulm (Kezaliman)
Hasad (Kedengkian)
Syariah

Sumber Tujuan
Sifat Syari’ah
Syari’ah Syari’ah

- Aqidah (Iman) - Pendidikan


- Akhlak (etika) - Quran (Tarbiyah)
- Muamalat - Sunnah - Keadilan
(Interaksi) - Ijma’ (‘adalah)
1. Manusia & Tuhan - Qiyas - Perlindungan ke-
(Habluminallah) - Ijtihad pentingan umum
2. Sesama Manusia (Maslahah
(Hablumminannas) Al-Amah
NILAI
NILAI DAN
DAN KARAKTERISTIK
KARAKTERISTIK EKONOMI
EKONOMI ISLAM
ISLAM

Menurut Dr. Yusuf Qardhawi (2001) ketika kita berbicara


tentang nilai dan akhlak dalam ekonomi dan muamalah
Islam, maka tampak secara jelas empat nilai utama,
yaitu:
•Ekonomi Rabbaniyah (Ilahiyah)
•Ekonomi Akhlak
•Ekonomi Kemanusiaan
•Ekonomi Pertengahan
Nilai-nilai ini menggambarkan kekhasan (keunikan) yang
utama bagi ekonomi Islam.
• Ekonomi Ilahiyah  karena titik berangkatnya dari Allah, tujuannya mencari ridla Allah dan cara-caranya tidak
bertentangan dengan syariatnya.
• Kegiatan ekonomi, baik produksi, konsumsi, dan distribusi, diikatkan pada prinsip Ilahiah dan pada tujuan Ilahi.
• Seorang muslim merasa ketika menanam, bekerja, ataupun berdagang, maka dengan amalnya itu maka ia
beribadah kepada Allah.
• Ketika mengkonsumsi dan memakan dari sebaik-baiknya rizqi,ia merasa tengah memenuhi perintah Allah.

• Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah
sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan (Al-Mulk (67): 15).
• Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Al-
Baqarah (2): 168).
• Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(Al-A’raf
(7): 31).
EKONOMI ILAHIYAH
• Ekonomi dalam pandangan Islam bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi merupakan kebutuhan bagi manusia dan
sarana yang lazim baginya agar bisa hidup dan bekerja untuk mencapai tujuannya yang tinggi. Ekonomi 
penunjang dan pensupport bagi Aqidah dan risalahnya.
• Dalam ekonomi Islam  pengawasan internal dan hati nurani, yang ditumbuhkan oleh iman di dalam hati
seorang muslim, dan menjadikan pengawas bagi dirinya.
• Muslim yang takut dan takwa kepada Allah  akan meninggalkan semua usaha yang meragukan menuju usaha
yang tidak meragukan.
• Dalam ekonomi Islam  nilai yang menetapkan bahwa sesungguhnya manusia memiliki itu adalah “wakil” dalam
harta Allah. Manusia adalah wakil dan pemegang amanah terhadap harta tersebut.

Dan Hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi..(An-Najm (53): 31). Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di
langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah (Taahaa (20): 6).
EKONOMI AKHLAK
• Antara ekonomi dan akhlak, dalam sistem Islam tidak pernah terpisah sama sekali (seperti halnya  ilmu dan
akhlak, politik dan akhlak, dan antara perang dan akhlak). Akhlak adalah daging dan urat nadi kehidupan Islami.
• Sesungguhnya setiap muslim terikat oleh iman dan akhlak pada setiap aktifitas ekonomi yang dialkukannya. Baik
dalam melakukan usaha, mengembangkan maupun menginfakkan harta.
• Diharamkannya khamar dan minuman keras lainnya. Demikian juga perjudian dan memelihara babi. Jual beli
berhala dan patung2.

• Rasulullah SAW bersabda ”sesungguhnya tiadalah aku diutus, melainkan hanya untuk menyempurnakan akhlak”
• ... Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri
mengingini kesucian, Karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. dan barangsiapa yang memaksa
mereka, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah
mereka dipaksa itu (An-Nuur: 33).
• Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. (Al
Jumu’ah: 9).
EKONOMI KEMANUSIAN
• Manusia dalam sistem ekonomi Islam adalah sasaran sekaligus sarana.
• Tujuan dan sasaran utama Islam adalah merealisasikan “kehidupan yang baik” bagi manusia dengan segala unsur dan pilarnya.
• Ekonomi Islam juga bertujuan untuk memungkinkan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang disyari’atkan. Manusia perlu hidup dengan pola
kehidupan yang Rabbani dan sekaligus manusiawi sehingga ia mampu melaksanakan kewajibannya kepada Tuhannya, kepada dirinya, kepada
keluarganya, dan kepada manusia secara umum.
• Nilai kemanusiaan tersebut seperti kemuliaan, keadilan, persaudaraan, saling mencintai dan saling tolong menolong. Memerangi sifat permusuhan,
dengki dan saling membenci. Menyayangi seluruh manusia terutama yang lemah.
• Oleh karenanya Islam mengakui kepemilikan pribadi yang sah. Menurut Islam kehidupan yang baik terdiri dari dua unsur: Materi dan Ruhani

Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar kami akan memberi
minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak). (Al-Jin: 16).
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf: 96).
EKONOMI PERTENGAHAN
• Tercermin dalam keseimbangan yang adil yang ditegakkan di antara individu dan
masyarakat, sebagaimana ditegakkanya konsep ‘berpasangan’ lainnya (dunia & akhirat,
jasmani & ruhani, akal dan ruh, idealisme & fakta, “polisi iman” dan “polisi penguasa”,
dll). Pertengahan antara indvidualisme dengan kolektivisme, antara kapitalisme dengan
sosialisme.
• Pertengahan dalam mengabungkan kepentngan duniawi dan ukhrawi. Di dalam individu juga
diseimbangkan antara jasmani dan ruhani, antara akal dan hati, antara idealita dan fakta.
• Nilai pertengahan dan keseimbangan terpenting adalah berkaitan dengan: (1) harta dan (2)
kepemilikan.
• Dan konsep harta, Islam tidak mengikuti mereka yang menolak dunia secara keseluruhan 
dunia dianggap buruk, seperti pandangan fislafat Barahimah, Budha, Manawiah di Persia,
dan Kependetaan Nasrani. Islam juga menolak kelompok yang menjadikan dunia
‘sembahan’ bagi mereka seperti kaum materialis dan kaum dahriyyah.
• Kepemilikan individu dibolehkan tetapi juga ditetapkan pemilikan bersama pada benda-
benda yang bersifat dharuri bagi semua manusia. “Kaum muslimin berserikat dalam tiga
hal: rumput,air, dan api” (HR. Abu Daud). Di hadits yang lain juga masuk: garam. Ulama’
meng-qiyaskan pada pada semua jenis barang tambang (syarat: kebutuhan manusia dan
mudah didapat).

Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar
kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu... (Al-Baqarah: 143).
[95] umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, Karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang
menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.
TUJUAN EKONOMI ISLAM
• Mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan
yang baik dan terhormat (hayah thoyibah).
• Maslahah dasar bagi kehidupan manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama (dien),
jiwa (nafs), intelektual (’aql), keturunan (nasl), dan material (maal). Kelima
maslahah  sarana  hayah thoyibah
• Masalahah  dicapai jika hidup manusia dalam keseimbangan (equlibrium) 
sunatullah.
• Seimbang antara dimensi:
• (1) material-spiritual;
• (2) individual-sosial;
• (3) kesejahteraan di kehidupan duniawi dan di akhirat.
MORAL SEBAGAI PILAR EKONOMI
ISLAM
1. Moral (akhlak)  pegangan pokok bagi pelaku
2. Moral menempati posisi penting dalam Islam  Rasulullah diutus untuk
ini.
3. Implikasi tauhid  peran Allah dalam aktivitas ekonomi menjadi sentral
4. Segala hal dalam EI  bersumber dari Allah (min Allah)  cara atau
metode sesuai aturan Allah  mencari ridha Allah (Ilallah)
5. Menjalankan rukun Islam yang juga berkaitan dengan EI.
6. Moral EI :
• Nilai Ekonomi Islam
• Prinsip Ekonomi Islam
PRINSIP-PRINSIP
PRINSIP-PRINSIP DASAR
DASAR EKONOMI
EKONOMI ISLAM
ISLAM
1. Kerja (resources utilization)  perintah
bekerja
2. Kompensasi  hak sesuai
3. Efisiensi  terbaik mengelola SDA
4. Profesionalisme
5. Kecukupan  jaminan kebutuhan
6. Pemerataan kesempatan
7. Kebebasan  dibatasi nilai islam
8. Kerjasama
9. Persaingan
10. Keseimbangan antaradim
11. Solidaritas
12. Informasi simetri

Anda mungkin juga menyukai