Presentasi Analisis Kelayakan Usaha Teri
Presentasi Analisis Kelayakan Usaha Teri
Teripang Pasir
(Holothuria scabra)
ARDANA KURNIAJI
AZHARI TARMIZI
ANANG FAJRIN
Produksi Akuakultur
Teripang memiliki protein Usaha Budidaya Teripang
mengalami peningkatan
tinggi dan bahan baku obat-
sejak tahun 1970 (FAO obatan (Pujiono 2007) Manajemen Produksi
2009)
Visi
Menjadi perusahaan unggulan yang mampu bergerak dalam bidang budidaya teripang pasir
yang memiliki manajemen dan struktur organisasi yang efektif dan efisien dengan target
produksi 2 ton perminggu pada tahun 2020.
Misi
1. Melakukan usaha produksi dan pembesaran teripang pasir yang berkelanjutan melalui usaha
peningkatan kapasitas produksi dan faktor evaluasi.
2. Melakukan peningkatan sektor pengembangan usaha melalui peningkatan areal produksi
dan sarana prasarana yang memadai setiap tahun.
3. Menstabilkan aktivitas produksi harin melalui peningkatkan kinerja elemen pengelola dan
ketenagakerjaan, dengan cara menggambarkan Job Analisys berupa Job Description dan Job
Spesification yang jelas dan tegas bagi karyawan.
Dengan kandungan protein tinggi pada teripang pasir, dan permintaan yang
semakin meningkat, maka tujuan dari kegiatan akuakultur teripang dalam
skala pembesaran adalah untuk meningkatkan ketersediaan teripang di pasar
nasional maupun internasional secara berkelanjutan melalui pengembangan
kapasitas produksi secara bertahap menggunakan media pen culture
Pemilihan Lokasi
Keterlindungan, Kualitas Air, Transportasi & Komunikasi,
Topografi
Persiapan Pen Culture
Bahan yang digunakan ialah jaring (super-net) (0,5 – 1 inci) dan
Pagar setinggi 100 cm dari dasar perairan
Pengadaan Benih
Benih berumur 2-3 bulan (bobot 20–50 g/ekor) berasal dari
hatchery/penangkap
Pengadaan Pakan
Pakan dari dedak dan kotoran ayam, dicampur 1:1 dalam karung
dan diberikan langsung ke media pembesaran (Rustam 2006).
Kebijakan Produksi
Produksi Sebagai Suatu Sistem
- Input
Method
Penebaran Benih
10 - 15 ekor/m2. Sehingga untuk satu unit lahan budi daya
seluas 500 m2 = 10.000
Pemberian Pakan
Setiap 2 minggu jumlah pakan yang diberikan sebanyak 150 kg
untuk satu areal berukuran 500 m2
Sampling & Hama
Manajer
Memimpin, menentukan strategi, engkordinasikan, mengarahkan,
memantau, meninjau, dan mengevaluasi
Administrasi &Keuangan
Melaksanakan perintah pimpinan yang berkaitan dengan administrasi dan
keuangan dalam perusahaan
Tenaga Kerja Tetap
Mengoperasikan budidaya teripang di lapangan dan memberi pakan serta
mengontrol kondisi media
Modal yang akan digunakan dalam kegiatan budidaya teripang ini adalah modal pribadi
yang selanjutnya berasal dri modal saham, laba ditahan dan cadangan yang tersimpan
Rantai Pasok
Dalam pemeliharaan pembesaran teripang, pakan yang digunakan adalah pakan yang
bersumber dari daun lamun yang ditumbuk dan ulva. Pemberian pakan tambahan dari
bahan baku berupa dedak yang dibeli langsung dari toko-toko pertanian, sedangkan
untuk kotoran ayam dibeli pada rumah usaha pembesaran ayam.
Kebijakan Produksi
Produksi Sebagai Suatu Sistem
- Proses
Skala Produksi
Kapasitas Produksi
Dalam budidaya teripang, kapasitas produksi bisa mencapai 7.200 kg berat basah per
siklus. Dari luas pen culture 20x25 meter sebanyak 4 buah pen culture, dengan asumsi
pemanenan 200-250 gram persiklus (6 bulan) dan tingkat kelangungan hidup 90%,
maka setiap pen culture bisa memproduksi 1.800 kg/500 m2 berat basah atau 180 kg
berat kering.
Kebijakan Produksi
Produksi Sebagai Suatu Sistem
- Proses
Pola tanam & Panen
pola tanam budidaya teripang dilakukan setiap 2 bulan sekali dengan memanfaatkan jumlah pen
culture sebanyak 4 buah. Masing-masing pen culture menampung 10.000 ekor bibit dan dengan
jumlah 4 pen culture, maka target produksi bias mencapai 40.000. Berdasarkan lama produksi
persiklus, maka dalam satu pen culture dapat dilakukan pemanenan 1 kali setiap 6 bulan, dan
nantinya akan diperoleh hasil produksi setiap dua bulan secara bergantian per pen culture
(Lampiran 1).
Jadwal Produksi
Jadwal produksi diperlukan untuk mengetahui jenis tahapan demi tahapn yang akan
dikerjakan. Jadwal produksi pada budidaya teripang ini dibuat per siklus untuk
memudahkan proses pengontrolan dan mendetailkan target kegiatan
Pola Tanam
Waktu (bulan ke-)
Uraian
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
POLA TANAM
P1 P2 P3 P4/P1 P4 P4 P4
Jumlah penculture
POLA PANEN
Distribusi
Secara tidak langsung dapat dilakukan melalui perantara kolektor atau pengepul,
yang selanjutnya bias dijual atau disampaikan ke pasar dalam negeri maupun ekspor.
Kebijakan Produksi
Produksi Sebagai Organisasi
- Produktivitas
Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai
(output) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (input). Produktivitas
mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga
kerja persatuan waktu (Riyanto 1986).
Dalam budidaya teripang jika dibandingkan antara peneluaran dan pendapatan, maka
diketahui bahwa pada kegiatan budidaya teripang ini produktivitas 4,5.
Manfaat dari diketahuinya nilai produktivitas secara organisasi yakni perusahaan dapat
menilai efisiensi konversi sumberdaya aggar dapat meningkatkan produktivitas melalui
efisiensi penggunaan sumberdaya.
Kebijakan Produksi
Produksi Sebagai Organisasi
- Efisiensi
Selain itu juga ditinjau dari sumberdaya suatu unit organisasi (misalnya: staf, upah,
biaya administratif) dan keluaran yang dihasilkan. Indikator tersebut memberikan
informasi tentang konversi masukan menjadi keluaran (yaitu: efisiensi dari proses
internal
Kebijakan Produksi
Produksi Sebagai Organisasi
- Minimalisasi Input, Maksimalisasi Output
Input Variabel:
Jumlah benih
Pakan
Pascapanen
Input Tetap
Pen culture
Tenaga Kerja
Dalam konsep maksimisasi output yang menjadi tujuan adalah output/utility yang maksimum sedangkan fungsi
kendalanya adalah anggaran atau belanja (Nicholson 1995). Dalam budidaya teripang, maksimasi output dan
minimalisasi input dapat dilakukan dengan menekan pengeluaran pada biaya variable, dan meningkatkan
produksi
Kebijakan Pengendalian
Pengendalian Preventif
Pembentukan asumi-asumsi kerja dan prediksi solutif pada permasalahan yang diduga
muncul dalam proses produksi
Melakukan sosialisasi
Pencegahan
Pencegahan kerusakan
kerusakan media
media
dengan
dengan mempersiapkan stok atau
mempersiapkan stok atau
bersama masyarakat
cadangan
cadangan dari bagian-bagian pen
dari bagian-bagian pen Membangun jaringan pasar seputar kehadiran lokasi
culture,
culture, budidaya,
yang siap menerima hasil
produksi
Contoh formulir identifikasi awal
Kolam dan Sistem
No Pen culture Ukuran (pxlxt): .. m x…..m x…..m Tinggi air : ……cm
Sistem : Kondisi kualitas air
Substrat : pasir berlamun
Sebagai contoh pemberian teguran bagi tenaga kerja yang kinerjanya tidak sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Hal ini dimaksudkan agar kesalahan yang sama
tidak akan terjadi selanjutnya. Pengendalian represif ini akan menentukan
keberlanjutan dari proses produksi selanjutnya
Kebijakan Finansial
Perencanaan Finasial
Pembiayaan
Biaya Investasi: Rp 458.688.000
Penerimaan
Hasil Panen x Harga Jual: 1.080.000.000
Keuntungan
Total Penerimaan-Total Biaya: 840.987.000/siklus
Biaya Investasi: Rp 458.688.000
Analisa Analisis usaha
Analisa Usaha 1 Tahun
Uraian Jumlah Harga satuan Total Umur Eko Penyusutan
Angka Satuan Rp. 1.000 Rp. 1.000 tahun Rp. 1.000
Output
Pengeluaran Produksi Teripang Penyusutan
Investasi (I)
Perizinan Usaha
120.000 30.000
1 Paket 120.000 4
1 Pen culture Poin 1-5 354.360
Kayu/Patok 120 m3 250 30.000 2 15.000
Jaring 60.000 Meter 5 300.000 2 150.000
Paku/Mur 1.200 Kg 4.5 5.400 2 2.700
Tali nilon 3 48 Kg 20 960 2 480
Tali nilon 7 1200 Kg 15 18.000 2 9.000
Perahu Katinting 8 Buah 5000 40000 10 4.000
Mesin Perahu 8 Buah 10.000 80.000 6 13.333,3
2 Peralatan Produksi Poin 1-5 55.800
Pisau 48 lusin 50 2.400 1 2.400
Alat pengasapan 24 unit 200 4.800 1 4.800
Drum 96 buah 350 33.600 2 16.800
Ember 240 buah 50 12.000 1 12.000
Para-para 24 unit 125 3.000 1 3.000
3 Rumah Pengolahan Poin 1-8 48.528
Kayu kaso 24 kubik 185 4.440 4 1.110
Paku 5 cm 360 Kg 25 9.000 4 2.250
Paku 12 cm 360 Kg 17 6.120 4 1.530
Paku seng 72 Kg 32 2.304 4 576
Papan 24 kubik 325 7.800 4 1.950
Seng plat 120 M 13 1.560 4 390
Atap seng 8 kaki 288 lembar 33 9.504 4 2.376
Panci perebusan 120 buah 65 7.800 2 3.900
Total Investasi 458.688 Total penyusutan 53.082
Biaya Variabel: Rp 450.240.000
12 Bulan (Tahun Pertama)
Jumlah Harga Satuan Total
Uraian Angka Satuan (Rp) (Rp)
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pengembalian modal (PP) didapati 0,55
tahun berarti dalam waktu 6 bulan keuntungan sudah dapat diperoleh. Hal ini karena
semakin cepat pengembalian modal maka akan semakin baik. Sedangkan untuk tingkat
penjualannya sudah bisa mendapatkan keuntungan.
Dari hasil analisis BEP diperoleh sebesar 77,62 yang berarti usaha ini tidak rugi dan tidak
untung apabila didapatkan keuntungan sebesar nilai BEP dari penjualan tiap siklus. Adapun
nilai B/C Ratio lebih dari 1, hal tersebut menunjukkan bahwa budidaya teripang
menguntungkan. Kemudian nilai NPV yang lebih besar dari 0 menunjukkan bahwa usaha
ini sangat layak untuk dikembangkan dan menguntungkan. Kriteria lain yang menyatakan
bahwa usaha ini layak adalah nilai IRR yang lebih besar dengan nilai diskonto (discount
rate) yang telah ditentukan.
Kebijakan Finansial
Pelaporan Finansial-Pendekatan Asumsi
• Usaha dimulai dari pembesaran untuk jenis teripang pasir dan perhitungan dilakukan
satu siklus 6 bulan.
• Pemeliharaan dilakukan dengan 1 pen culture, dan akan dikembangkan dengan
penculture selanjutnya saat pendapatan telah berganda untuk biaya lahan
• Semua jenis pakan diperoleh dengan membeli dari penjual terdekat.
• Proses budidaya dilakukan dianggap normal dengan 1 tenaga kerja/pen culture
• Setelah panen, maka diharapkan akan didapati keuntungan sebanyak 4 kali dari
modal
• Agar lebih realistis maka semua harga input dan investasi diasumsikan naik sebesar
1% per tahun, kecuali upah tenaga kerja dan biaya listrik naik 2% pertahun.
• Volume produksi dan harga output diharapkan naik sebesar 1% pertahun. Umur
proyek 10 tahun. Tingkat diskonto rata-rata 17%, walaupun rata-rata ini cenderung
meningkat sekitar 1-2%. Ini adalah asumsi untuk mengantisipasi kenaikan suku
bunga SBI atau deposito jangka waktu 10 tahun ke depan.
Penutup
Berdasarkan hasil analisis R/C, maka usaha pembesaran teripang pasir dengan
metode pen culture layak secara ekonomi (R/C = 4,52 > 1) nilai R/C rasio>1,
maka usaha pembesaran ini dikatakan menguntungkan sebab dari 1 satuan
biaya yang dikeluarkan dapat mendatangkan penerimaan sebesar 4,52 satuan.
Dari hasil analisis usaha menunjukkan dalam 1 tahun dapat menghasilkan
keuntungan usaha sebesar Rp. 840.986.918/tahun, dengan lama pengembalian
modal/investasi (PP) 0,55 tahun, BEP(Rp) Rp. 199.679.066, BEP(unit) 77,62,
dengan total penerimaan sebesar Rp. 1.080.000.000. Sehingga usaha
pembesaran teripang ini layak untuk dikembangkan.
Terimakasih
BEP (RP)
BEP (UNIT)
R/C RATIO
PP (PAYBACK PERIOD)