Anda di halaman 1dari 22

KONSEP PERENCANAAN DAN APLIKASI

DALAM MENAJEMEN KEPERAWATAN

KELOMPOK 4

ANDRIANA YULITA AMUNG

JUVENCIA EFREN DA COSTA


A. Definisi dan Pentingnya perencanaan dalam manajemen Keperawatan.

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan

organisasi,membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana

aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi

manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain seperti : pengorganisasian,

 pengarahan, dan pengontrolantak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana

informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan

bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal

adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu

tertentu. Rencana formal merupakan rencana  bersama anggota korporasi, artinya,

setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat

untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus

dilakukan.
Lanjutan…..

Pengertian Perencanaan Dalam manajemen, perencanaan adalah proses

mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan

mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses

terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi

lain, seperti : pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat

berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana

informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama

anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang

harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.


Visi, misi, filosofi, tujuan dan
sasaran
PERUMUSAN VISI
istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi merupakan dasar untuk membuat suatu
perencanaan sehingga disusun secara singkat, jelas, dan mendasar serta ada batasan waktu
untuk pencapaian. Visi merupakan pernyataan berisi tentang mengapa organisasi dibentuk.
Contoh rumusan visi:
“menjadi ruang perawatan bedah yang melakukan perawatan profesional dan unggul dalam
manajemen perawatan luka modern di tahun 2018”

PERUMUSAN MISI
misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional guna mencapai visi yang telah ditetapkan
contoh misi ruang perawatan bedah yang mengacu pada visi tersebut di atas:
1) memberikan asuhan keperawatanpadapasienbedahsecaraholistik bio-psiko-sosio-kulturaldan
spiritual.
2) melakukan tindakan perawatan luka dengan menggunakan manajemen perawatan luka
modern.
3) menyediakan sarana prasarana untuk menunjang manajemen perawatan luka modern.
4) melakukan penelitian tindakan bedah berdasarkan perkembangan dan trend perawatan
bedah.
Lanjutan…
PERUMUSAN FILOSOFI
filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut keyakinan dan
praktikkeperawatandalamsuatuorganisasi (swanburg, 1999).Contoh :
• pasien adalah manusia yang merupakan makhluk holistik ( bio-psiko-sosial-spiritual)
• pasien adalah individu yang unik dan bermartabat

PERUMUSAN TUJUAN
tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai sebagai arah kebijakan bagi organisasi
untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara mencapainya. Tujuan
mutlak harus ada dalam organisasi pelayanan keperawatan. Untuk merumuskan tujuan
yang
baik harusmemenuhisyaratantara lain (gillies, 1994)
a. Tujuan harus dapat menjelaskan arah
b. Tujuan harus memungkinkan untuk dicapai. Contoh rumusan tujuan:
 meningkatkan kualifikasi tenaga perawatan yang handal dan kompeten dalam
keperawatan bedah melalui pendidikan dan pelatihan.
C. Komponen (5 W + 1 H) dan Kriteria Perencanaan (S : Sistematis, M : Measurable,
A : Accountable, R : Realistsi, T : Orientasi pd waktu

Komponen (5 W + 1 H) Ada suatu target yang akan dicapai yaitu program. Di dalam
suatu perencanaan ada 5W dan 1H yaitu What, where, who, when. Why dan How.

1. What (apa) Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah
perencanaan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
perencanaan tersebut.
 Apa yang akan dilakukan atau dikerjakan.
 Dana sumber yang didapat.
 Dana apa yang akan dihubungkan.
 SDM
 Sarana dan prasarana agar tercapai.
Lanjutan…
2. Where (dimana) Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut
dilaksanakan.
 Dimana kita melakukan kegiatan.
 Berpegang kepada aspekbilitas (kemampuan untuk menyelesaiakan diri)
 Tersedianya tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan guna menjamin
kelancaran tugas.
3. When (kapan) Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan
diakhiri.
 Kapan kita melakukan tugas.
 Kemampuan untuk mengelola waktu.
 Memilih waktu yang tepat untuk mengisi waktu yang luang
4. Who (siapa) Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut.
 Menganalisis kebutuhan tenaga kerja baik kuantitatif maupun kwlalitatif.
 Pola pembinaan karier.
 Kebijaksanaan didalam pengolahan dan pengajian.
 Metode dan teknik tentang pengadaan tenaga kerja yang akandilaksanakan.
5. Why (mengapa) Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus
dicapai dengan mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut.

 Rencana itu harus mempermudah suatu pekerjaan sehingga mudah


dilaksanakan.

 Rencana itu harus mempunyai rincian yang cermat

 HOW (bagaimana) Membicarakan masalah bagaimana cara

6. melaksanakan program yang direncanakan tersebut. Dengan melakukan


kategori diatas, maka seorang manager akan mudah dalam melaksanakan
program atau kegiatan yang direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode
yang dilakukannya terpola secara baik dan berkesinambungan yang
melibatkan berbagai macam objek penunjang pelaksanaan program atau
kegiatan.
Kriteria Perencanaan (S: Sistematis, M: Measurable, A: Accountable, R: Realistsi, T :

Orientasi pd waktu) SMART adalah filosofi yang digunakan untuk membantu anda

menetapkan target dan tujuan, misalnya dalam project management, employee

performance management, atau personal development. 1. Spesific (S) Kata yang pertama

ini menekankan pentingnya menetapkan target yang spesifik; benar-benar spesifik.

Hindari target yang terlalu umum atau kurang mendetail. Target tidak boleh ambigu,

harus jelas, dan dipaparkan dengan bahasa yang lugas. Misalnya, tetapkan target seperti

ini: “tingkatkan penjualan dari 500 menjadi 1000 buah apel dalam sehari” dan hindari

“tingkatkan omset dari penjualan apel per-hari”. Untuk menetapkan tujuan yang spesifik,

anda harus menyampaikan kepada tim seluruh harapan dan keinginan dengan spesifik,

mengapa hal ini penting, siapa yang akan terlibat, dimana akan dijalankan, dan atribut

apa saja yang penting.


 Measurable (M) Kata yang kedua menekankan pentingnya kriteria yang
digunakan untuk mengukur besarnya kemajuan yang dibuat dalam
mencapai target. Filosofi yang melatar-belakangi poin ini adalah: “Jika
target tidak dapat diukur, mustahil untuk mengetahui apakah anda telah
membuat kemajuan dalam mencapai tujuan akhirnya”. Mengukur
kemajuan akan membantu tim untuk tetap berada dalam jalur yang benar,
menepati tenggat waktu, dan merasakan semangat dan euforia ketika
memperoleh hasil yang menggembirakan di setiap pencapaian yang
membawa mereka lebih dekat kepada tujuan. Target yang terukur akan
mampu menjawab salah satu pertanyaan: - Berapa banyak? - Bagaimana
anda mengetahui bahwa target tersebut telah tercapai?
 Attainable Kata yang ketiga menekankan bahwa target harus realistis dan

dapat dicapai. Target tidak boleh dibuat terlalu mudah (untuk performa

standar tim anda), tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa

mustahil untuk dicapai. Target yang ditetapkan akan dapat dicapai jika:

anda telah menentukan apa yang paling penting, lalu mampu

membayangkan langkah-demi-langkah untuk mewujudkannya. Untuk itu,

anda akan mengembangkan perilaku, kemampuan, keahlian, dan kapasitas

finansial untuk mencapainya. Target yang attainable akan menjawab

pertanyaan seperti: - How: Bagaimana target tersebut akan dicapai?


 Relevant Kata keempat menekankan pentingnya memilih target yang tepat. Target

yang dibuat oleh bank manager untuk membuat “50 sandwich isi mentega kacang dan

jeli sebelum jam 2 siang” bisa jadi merupakan target yang Spesifik, Measurable,

Attainable, dan Timely, namun tidak Relevan. Seringkali anda membutuhkan

dukungan berbagai pihak untuk mencapai target: sumber daya, masukan dari

Champion, dan apapun yang dapat membantu meruntuhkan tembok penghalang.

Target yang relevan untuk atasan anda, tim anda, dan organisasi anda akan

mendapatkan dukungan yang anda butuhkan itu. Target yang relevan, jika tercapai,

akan mendorong tim, departemen, dan organisasi lebih maju. Sebuah target yang

mendukung atau selaras dengan target-target lainnya akan dianggap sebagai target

yang relevan. Sebuah target yang relevan akan memberikan jawaban ‘ya’ untuk

semua
Analisa SWOT
SWOT (strength, weakness, opportunity dan treat).
Pendekatan SWOT ( strenght, wakness, opportunity dan threat) rencana
disusundengan proses perencanaan, dimulaidenganmenganalisafaktor internal
yang berhubungandengankekuatan (strenght) dankelemahan (weaknes),
selanjutnyamelakukananalisafaktoreksternal yang berhubungan dengan peluang
(opportunity) dan tekanan/ancaman (threat). Setelah diketahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman selanjutnya disusun rencana strategis untuk
mencapai tujuan organisasi. Rencana strategis harus diterjemahkan ke dalam
rencana operasional yang mencantumkan target yang harus dicapai.
Pada Analisa SWOT ini, perencanaan keperawatan yang juga penting adalah
perencanaan SDM khususnya SDM keperawatan. Dalam topik ini anda diajak
untuk berlatih bersama untuk melakukan perencanaan SDM keperawatan yakni
kegiatan merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan organisasi
serta efektif efisien dalam membantu terwujudnya tujuan (hasibuan, 2005).
Lingkup Aplikasi rencana
strategi
1. Kepala bidang
A. Tanggung jawabsecara struktural kepala bidang perawatan bertanggung jawab kepada wakil
direktur pelayanan medik dalam:
1)pelaksanaan asuhan keperawatan
2)kualitas asuhan keperawatan
3)ketersediaan standar asuhan keperawatan
4)pengembangan SDM keperawatan
5)usulan dan rekomendasi penempatan SDM keperawatan
B. Wewenang kepala bidang perawatan dalam melaksanakan tugasnya mempunyai wewenang:
1) memberikan pengarahan dan bimbingan pelaksanaan asuhan keperawatan
2) melakukan supervisi dalam rangka menjaga mutu asuhan keperawatan
3) melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan
4) mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan asuhan keperawatan.
Lanjutan…
2. Kepala bangsal/kepala ruangan
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan
di satu ruang rawat.
A. Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung
jawabnya.
B.Uraian tugas
Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
 Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
 Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
 Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien.
Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat.
 Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau
peraturan yang berlaku
 Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.
 Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
 Ketentuan/standar.
Lanjutan…
3. Pj shift
Seorang perawat profesional yang diberi wewenag dan tanggung jawab oleh kepala
ruangan dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan diruang perawatan pada shift
pagi/sore/malam.
Uraian tugas
A.Tugas pokok : membantu kepala ruangan dalam mengelola dan mengawasi pelayanan
asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga
B. Tugas pelengkap :
 Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas perawat pengganti secara lisan
maupun tulisan dengan benar dan melakukan operan secara lepas atau langsung
ketiap-tiap pasien
 Membantu kelancaran tersedianya alat-alat medis dan alat kesehatan lainnya sesuai
dengan standar
 Memberikan tugas kepada perawat pelaksana agar memberikan asuhan keperawatan
berdasarkan kebutuhan pasien serta selalu mendokumentasikannya sesuai SAK yang
berlaku pada format yang sudah tersedia
Lanjutan…
4. Kepala tim
Sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.
Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan
evaluasi asuhan keperawatan. Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua
tim, yakni apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Tanggung jawab ketua tim adalah:
1) mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan keperawatan.
2) mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan medis
3) membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan memberikan
bimbingan melalui konferensi
4) mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta
mendokumentasikannya.
5) pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinambungan. Dapat dilakukan
serah terima tugas.
6) mengkoordinasikan rencana perawatan yang tepat waktu, membimbing anggota tim untuk
mencatat tindak kepemimpinan yang telah dilakukan
Lanjutan…
5. Pembimbing klinik
Tugas pembimbing klinik di rumah sakit diuraikan sebagai berikut:
a. Mengorientasikan mahasiswa meliputi ruang, lokasi dan fungsi
peralatan, kasus/ pasien dan lain-lain yang dipandang perlu.
b. Menetapkan dan membagi pasien kelolaan bagi masing-masing
mahasiswa untuk dilakukan asuhan keperawatan.
c. Mengkoordinasikan shift jaga / jadual praktek mahasiswa dalam 3
(tiga) shift pagi, sore dan malam.
d. Melakukan pre conference
Perhitungan tenaga keperawatan
Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan
 Askep minimal (minimal care)
 Askep sedang
 Askep agak berat
 Askep maksimal
Cara perhitungan jumlah dan kategori tenaga keperawatan
 Menurut johnson ( 1984 ) yang dikutip oleh gillies,1989 bahwa klasifikasi pasien
dibagi menjadi lima :
A. Tingkat ketergantungan I ( self care), dengan kondisi pasien sbb : makan sendiri atau
dengan bantuan minimal, kebersihan diri hamper seluruhnya dilakukan sendiri, eliminasi
dilakukan di kamar mandi tanpa bantuan, tidak mengalami inkontinentia
B. Tingkat ketergantungan II (minimal care), dengan kondisi pasien sbb : makan perlu
bantuan dalam menyiapkan, mengatur posisi dapat makan sendiri, kebersihan diri dapat
dapat melakukan sendiri atau dengan bantuan minimal, eliminasi perlu bantuan, dapat
mobilisasi sendiri atau engan bantuan minimal, tidak mengalami inkontinentia.
Lanjutan…
C. Tingkat ketergantungan III (moderate care), dengan kondisi pasien sbb: pasien
tidak dapat mengunyah dan menelan, tidak mampu melaksanakan kebersihan diri
sendiri, eliminasi perlu bantuan bedpan, kurang mampu mobilisasi sendiri,
Inkontinentia 2 kali setiap shift, perlu bantuan untuk kenyamanan.
D. Tingkat ketergantungan IV (extensif care), dengan kondisi pasien sbb :
Pasien tidak dapat makan sendiri, kesulitan untuk mengunyah dan menelan,
kemungkinan dipasang slang. Kebersihan diri perlu bantuan secara total, eliminasi
mengalami inkontinentia 2 kali tiap shift, tidak mampu mengatur posisi sendiri
perlu bantuan 2 orang untuk mengatur posisi.
E. /Tingkat ketergantungan V (intensif care), dengan kondisi pasien sbb :
Diperlukan satu orang perawat untuk satu pasien dalam melakukan observasi atau
monitoring secara terus meneruis tiap shiftmenurut ann mariner ( 1992 ), sesuai
klasifikasi pasien tersebut diatas, rata rata kebutuhan perawatan untuk self care
adalah 1-2 jam /hari, minimal care 3-4 jam/hari, moderate care 5-6 jam/hari,
extensif care 7-8 jam/hari, dan intensif care 10-14 jam/hari
Lanjutan…
Permintaaan
Hal hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan permintaan tenaga perawat :
a. Jumlah pasien yang di rawat per hari, bulan, tahun.
b. Tingkat ketergantungan pasien.
c. Rata-rata hari perawatan pasien.
d. Pengukuran perawatan iangsung, tidak langsung. Dan penyuluhan kesehatan
e. Frekuensi tindakan keperawatan yang dibituhkan pasien
f. Rata-rata waktu untuk setiap tindakan
Budgeting
Alat perencanaan (planning) yang menyatakan pendapatan dan biaya untuk periode
satu tahun dan berfungsi sebagai alat pengawasan bagi pihak manajemen.
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai