Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profil Kesehatan Puskesmas Lhoksukon merupakan gambaran situasi


kesehatan masyarakat di Kecamatan Lhoksukon pada tahun 2012. Profil
Kesehatan memuat data-data dan informasi yang berhubungan dengan
keadaan umum, pembangunan kesehatan, pencapaian pembangunan kesehatan
dan kinerja pembangunan kesehatan, seperti data kependudukan, fasilitas
kesehatan, tenaga kesehatan dan pencapaian program-program kesehatan.
Didalam proses keperawatan perencanaan membantu perawat dalam
menentukan tindakan yang tepat bagi klien dan menjamin bahwa klien akan
menerima pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan dan sesuai dengan
konsep dasar keperawatan (Roshidi, Kholid.2013). Oleh karena itu, semua
perencanaan menuntut individu untuk menentukan pilihan diantara beberapa
alternative.
Untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi, telah ditetapkan Visi dan
Misi Pembanguan Kesehatan Kecamatan Lhoksukon. Visi dan misi ini tidak
hanya untuk kepentingan menghadapi masalah saat ini, melainkan juga guna
menyongsong tantangan dimasa depan. Data yang tersedia kumpulkan,
dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik serta untuk
memberikan gambaran kegiatan selama Tahun 2012.
Banyak alternative untuk menyelesaikan masalah, salah satunya dengan
menggunakan analisis situasi, analisis SWOT, analisis TOWS, analisis
Tulang ikan, analisis situasi visi dan misi. Dengan menggunakan analisis
tersebut masalah dipuskesmas bisa memecahmakan masalah.
Pokok pembahasan pada makali ini berfokus pada perencanaan
manajemen keperawatan yang terdiri dari, konsep dasar, hirarki, tujuan
perencanaan, syarat, jenis-jenis perencanaan, proses penyusunan rencana,
perencanaan dalam manajemen diruang rawat dan puskesmas serta manfaat,
kelebihan dan kekurangan dari perencanaan manajemen keperawatan.

1|Page
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori perencanaan Puskesmas?
2. Bagaimana akreditasi nasional pada puskesmas?
3. Bagaimana profil kesehatan Puskesmas?
4. Bagiamana aplikasi kasus analisis SWOT pada puskesmas?

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Primer.
b. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu :
1. Melaksankan pengkajian di Puskesmas
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT
3. Menentukan rumusan masalah
4. Menyusun rencana strategi operasional puskesmas berdasarkan hasil
pengkajian MAKP

2|Page
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses berkelanjutan yang diawali dengan


merumusakan tujuan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan,
menentukan personal, merancang proses dan hasilnya, memberikan umpan
balik pada personal, dan memodifikasi rencana yang diperlukan (Putra
Candra, 2016).
Perencanaan berarti usaha merencanakan kegiatan-kegiatan yang hendak
dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
demikian perencanaan merupakan perumusan yang teliti dari pada kebijakan-
kebijakan mengenaiberbagai aspek serta kegiatan, termasuk penggunaan
sumber-sumber yang ada dan memungkinkan.oleh karena itu suatu
perencanaan merupakan hasil suatu pengambilan keputusan yang sangat vital
dalam manajemen.
Menurut Swanburg (2000), perencanaan adalah memutuskan seberapa luas
akan dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya.
Fungsi perencanaan merupakan suatu penjabaran dari tujuan yang ingin
dicapai, perencanaan sangat penting untuk melakukan tindakan.
perencanaan merupakan hasil suatu pengambilan keputusan yang sangat
vital dalam manajemen.
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya memutuskan apa yang
akan dilakukan, siapa yang melakukan dan bagaimana, kapan dan dimana hal
tersebut dilakukan. Oleh karena itu, semua perencanaan menuntut individu
untuk menentukan pilihan diantara beberapa alternative. Definisi tersebut
menyiratkan bahwa perencanaaan adalah proses yang proaktif dan memiliki
tujuan. Perencanaan merupakan fungsi yang dituntut dari semua manajer
sehingga tujuan dan kebutuhan individu maupun organisasi dapat terpenuhi.
Proses siklik tersebut memungkinkan intregasi tujuan, kontunuitas energy
yang digunakan (sumber daya manusia dan keuangan), dan kesempatan
meminimalkan ketidakpastian dan peluang. Proses tersebut juga mengarahkan
perhatian pada tujuan organisasi dan membekali manajer dengan alat kendali.

3|Page
Perencanaan yang adekuat mendorong pengelolaan terbaik sumber daya
yang ada. Dalam perencanaan yang efektif, manjer harus mengidentifikasi
tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta melakukan perubahan yang
diperlukan untuk menjamin kontuniutas pencapaian tujuan oleh unit.
Keterampilan kepemimpinan, seperti visi dan kreativitas dibutuhkan dalam
mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Mustahil jika kita
merencanakan sesuatu yang tidak dapat dicapai atau abstrak. Selain itu,
perencanaan menurut fleksibilitas dan energy, dua karakteristik
kepemimpinan yang lain. Perencanaan merupakan tahap yang sangat penting
dan menjadi prioritas di antara fungsi manajemen yang lain. Tanpa
perencanaan yang adekuat, proses manajemen akan mengalami kegagalan.
2.2 Hirarki Perencanaan
Proses penendalian manajemen diawali dengan perumusan goal and
strategies. Pada organisasi-organisasi masa kini, perumusan goal and
strategies dikaitkan dengan perumusan visi misi keyakinan dasar dan nilai-
nilai dasar. Oleh karena itu sebelum kita membicarakan mengenai strategies
planning/programming (pemro-graman), terlebih dahulu perlu kita fahami
tentang misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar. Terdapat banyak tipe
perencanaan dan sebagian besar organisasi membuat rencana dalam bentuk
hirarki. Dalam bentuk ini rencana teratas mempengaruhi semua rencana di
bawahnya. Seperti digambarkan dalam piramida hirarki, hirarki melebar pada
tingkatan lebih bawah yang menggambarkan banyaknya jumlah. Komponen
perencanaan. Selain itu, komponen perencanaan pada hirarki teratas lebih
umum dibandingkan komponen di bawahnya yang lebih spesifik.

4|Page
Misi

Filosofi

Tujuan umum

Tujuan khusus

Kebijakan

Prosedur
Hirarki perencanaan
aturan

a. Visi
Visi adalah suatu pikiran yang melampaui realitas sekrang, sesuatu yang
kita ciptakan yang belum pernah ada sebelumnya, suatu keadaan yang
akan kita wujudkan yang belum pernah kita alami sebelumnya. Seorang
leader yang memiliki visi adalah leader yang memiliki kemampuan untuk
berfikir melampaui realitas sekarang. Kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang belum pernah ada, dan kemampuan untuk mencaai suatu
kondisi yang belum pernah dialami sebelumnya.
Contoh Visi Rumah Sakit: memberikan pelayanan prima
b. Misi
Misi adalah jalan pilihan suatu organisasi untuk menyediakan produk /
jasa bagi customernya. Perumusan misi adalah suatu usaha untuk
menyusun peta perjalanan. Setiap organisasi menjalani kehidupan didunia
yang tidak berpeta. Oleh karena itu kemampuan organisasi untuk
membuat peta yang secara akurat menggambarkan dunia yang dimasuki
memberikan kesempatan bagi organisasi tersebut untuk menyediakan
produk / jasa yang memenuhi kebutuhan customernya. Sehigga
menjanjikankelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi.
Contoh misi dalam biang keperawatan :
1. Memberikan asuhan keperawatan bermutu tinggi dengan biaya
terjangkau dan dapat dievaluasi

5|Page
2. Menciptakan iklim kerja yang mendorong pertumbuhan
profesionalismekepuasan kerja setiap perawat.
c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

d. Kebijakan
Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu
yang mesti diikuti dan dilakukan oleh para pelakunya untuk memecahkan
suatu masalah (a purposive corse of problem or matter of concern).
Kebijakan keputusan suatu organisasi yag dimaksudkan untuk mengatasi
permasalahan ertentu sebagai keputusan atau untuk mencapai tujuan
tertentu.berisikan ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman
perilakudalam ; (1) pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus
dilakukan baik kelompok sasaran ataupun (unit) organisasi pelaksana
kebijakan, (2) penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah
ditetapkan baik dalam hubungan dengan (unit) organisasi pelaksana
maupun dengan kelompok sasaran yang dimaksudkan.
e. Prosedur Perencanaan
Prosedur proses perencanaan dilakukan melalui lima langkah berikut ini:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan
5. Mengimplementasikan rencana dan megevaluasi hasilnya.
f. Peraturan
Peraturan merupakan salah satu bentuk keputusan yang harus ditaati dan
dilaksanakan. Agar terlaksananya perencanaan manajemen dalam lingkup
organisasi. Oleh karena itu peraturan, standar operasional prosedur dan
pengawasan standar operasional prosedur sangatlah penting demi
tercapainya visi dan misi di suatu organisasi.

6|Page
2.3 Tujuan Perencanaan

Sebelum sebuah rencana kerja dapat disusun, hal yang pertama yang harus
dirumuskan adalah sasaran apa yang hendak dicapai. Sasaran tersebut dapat
dirunut dari visi misi yang dirumuskan oleh organisasi. Melalui misi
organisasi kita dapat mengetahui untuk tujuan apa organisasi itu didirikan dan
mengapa organisasi itu ada. Misi merupakan dasar bagi tujuan dan garis besar
perencanaan dalam keseluruhan organisasi oleh karenanya dalam menyusun
sebauh perencanaan yang efektif harus memastikan bahwa kebijakan internal,
peran-peran organisasional, kinerja struktur organisasi, produk yang
dihasilkan dan keseluruhan perasional organisasi tetap sejalan dengan misi
organisasi.
Melalui perencanaan yang baik, enam pertanyaan pokok dalam setiap aktifitas
untuk mencapai tujuan akan terjawab. Keenam pertanyaan tersebut yang
dikenal 4W & 1H adalah sebagai berikut :
a. What needs to be accomplished? (apa yang harus dikerjakan?)
b. When is the deadline? (kapan harus dilaksanakan dan diselesaikan?)
c. Where will this be done? (dimana tempat pelaksanaannya?)
d. Who will be responsible for it? (siapa penanggung jawabnya?)
e. How will it get done? (bagaimana cara melaksanakannya?)
f. How much time, energy, and resources are required to accomplish this
goal? (berapa banyak waktu tenaga dan sumber daya yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.)
Selain itu tujuan perencanaan juga dapat membantu dalam proses penentuan
tujuan .
Tujuan perencanaan tersebut diantaranya adalah
a. Membantu manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
b. Membantu kristalisasi penyesuaian dalam masalah-masalah utama
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas
d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
f. Memudahkan koordinasi antar berbagai bagian organisasi

7|Page
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan mudah dipahami
h. Meminimkan pekerjaan yang tidak pasti menghemat waktu, usaha dan
dana.
2.4 Syarat Perencanaan
Syarat perencanaan dalam manajemen keperawatan adalah harus
mengandung lima unsur dan dipahami bersama dalam suatu organisasi
manajemen demi tercapainya suatu tujuan dalam pencapaian visi dan misi
pelayanan kesehatan, adapun syarat perencanaan manajemen adalah sebagai
berikut :
a. Faktual dalam realistis
Dalam menentukan perencanaan manajemen organisasi pelayanan
kesehatan proses penyusunan perencanaan harus bersifat aktual dan
realistis, yang dapat dibuktikan dengan perencanaan jangka pendek dan
jangka panjang, serta proses pencapaian yang realistic.
b. Logis dan rasional
Dalam menyusun perencanaan dalam manajemen pelayanan kesehatan,
setiap organisasi harus menyusun strategi perencanaan yang bersifat logis
dan rasional, dan dapat dipahami serta dijalankan oleh semua pihak.
c. Fleksibel
d. Komitmen
e. komprehensif
2.5 Jenis Perencanaan
kebetulan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat tergantung kepada
jenis perencanaan yang disusun kepala ruangan diantaranya adalah:
a. menunjuk ketua tim yang bertugas didalam ruangan
b. mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya
c. mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, dan
persiapan pulang bersama ketua tim
d. mengidentifikasikan jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan.
e. Merencanakan strategis pelaksanaan keperawatan

8|Page
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan,
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter.
g. Mengatur dan megendalikan asuhan keperawatan
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
j. Menjada terwujudnya visi, misi keperawatandan rumah sakit.
2.6 Proses Penyusunan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen
Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada pross penyusunan
perencanaan antara lain analisis situasi, mengidentifikasi masalah dan
prioritasnya, menentukan tujuan program, mengaji hambatan dan kelemahan
program, menyusun rencana kerja operasional. Proses perencanaan melibatkan
dua elemen penting, yaitu tujuan (goals) dan rencana (plans). Tujuan (goals)
pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau dicapai
oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi. Rencana (plans) adalah
segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana
tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya keperawatan akan
dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal
yang terkait dengan pencapaian tujuan. Sebagai seorang manajer perencanaan,
tujuan dan rencana adalah sesuatu yang harus dirumuskan olehnya.

Secara sederhana, kita dapat memahami bahwa setiap organisasi memiliki


satu tujuan akhir, kadangkala organisasi memiliki tujuan yang banyak
(multiple goals).Dengan demikian, dari sisi jumlah tujuan yang ingin dicapai,
terdapat tujuan yang dinamakan tujuan tunggal (single goals) dan tujuan yang
banyak (multiple goals). Dari sisi kejelasan, tujuan juga dapat dibedakan
menjadi tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan tujuan yang actual dn nyata
(real goals). Tujuan yang dinyatakan (stated goal) adalah tujuan yang
dinyatakan secara formal oleh sebuah institusi layanan kepada publik, dan
menjadi jaminan terhadap kejelasan institusi layanan di mata publik.Sebagai
contoh “Untuk meningkatkan kepuasan pasien”.Dengan adanya pernyataan
ini, maka pasien dapat mengevaluasi apakah dalam kenyataan keperawatan
berhasil meningkatkan kepuasan pasien atau tidak.

9|Page
Adapun tujuan yang actual dan nyata (real goals) adalah tujuan yang tidak
dinyatakan pada publik, namun secara actual dan nyata, berusaha dicapai oleh
para anggota di dalam sebuah anggota di dalam sebuah organisasi layanan
keperawatan.Sebagai contoh, “Meningkatkan insentif bagi perawat yang
berprestasi bekerja”.Tujuan ini biasanya tidak dinyatakan kepada publik,
namun disampaikan kepada para anggota keperawatan. Wujud dari upaya
pencapaian tujuan ini jelas, para perawat akan berusaha menunjukkan prestasi
dalam kerjanya karena ada tujuan yang ingin dicapai, yaitu insentif.
Bagaimana hubungan antara kedua tujuan ini dapat dilihat kaitannya antara
tujuan atas.

Bila perawatan berprestasi dalam kerjanya, ia akan menampilkan kinerja


terbaik dalam kegiatan keperawatan, termasuk pelayanan kepada pasien.
Akibatnya, pasien akan lebih akan lebih diperhatikan dan terpuaskan.
Sebelumnya disebutkan bahwa untuk dapat melakukan perencanaan, manajer
perlu merumuskan tujuan dan rencana.Bila sebelumnya diperkenalkan bahwa
terdapat beberapa jenis tujuan dilihat dari berbagai jenis tujuan dilihat dari
berbagai sisi, terdapat pula beberapa jenis tujuan dari berbagai segi yang
terkait yaitu dari segi keluasan dan waktu (breath and time frame), dari segi
kejelasan (specificity), dan frekuensi penggunaan (frequency of use).

Dari segi keluasan dan waktu, rencana dapat dibedakan menjadi rencana
strategis atau rencana strategis atau rencana jangka panjang (strategic plan or
long-term plans), rencana taktis atau jangka menengah (tactical plan or mid-
term plans), dan rencana operasional atau jangka pendek (operational or
short-term plans). Rencana strategis atau jangka panjang adalah rencana yang
akan dijalankan oleh seluruh komponen dalam organisasi atau perusahaan, dan
dibuat dalam rangkah pencapaian tujuan organisasi cara keseluruhan (strategic
goals or organizational ocjectives). Bagaimana perusahaan menjadi market
leader dalam makanan siap saji disusun dalam rencana strategis ini.Adapun
rencana taktis atau jangka menengah adalah rencana yang dijalankan untuk
mencapai tujuan jangka menengah dan sebagai dorongan tercapainya tujuan
jangka panjang.Bagaimana peningkatan pangsa pasar sebesar 30 persen

10 | P a g e
dirumuskan dalam perencanaan taktis atau jangka menengah ini.Rencana
operasional atau jangka pendek adalah rencana yang dijalankan untuk
mencapai tujuan jangka pendek dan sebagai dorongan tercapainya tujuan
jangka menengah.

A. Analisis Situasi

Jika keperawata ingin berhasil, jangan takut untuk berpikir besar. Oleh
karena itu, keperawatan harus memulai bertindak berdasarkan tujuan perawat
sebagai manusia sering kali melewatkan hal-hal yang semestinya perawat
lakukan dan melakukan hal-hal yang yang mestinya perawat lewatkan.Hal ini
terjadi karena sebagaian besar perawat lupa merumuskan tujuan dari setiap
langkah yang diambilnya sehingga sering kali perawat tersesat di tengah
perjalanan dan hanya berputar – putar.Untuk membangun sebuah organisasi
layanan keperawatan ataupun menjalankannya dengan membuat program,
setiap organisasi layanan keperawatan harus merumuskan jati dirinya dan
memetakan diri dan lingkungannya. Selalu diperlukan upaya untuk
memusatkan konsentrasi organisasi layanan keperawatan pada satu atau
mudahkan organisasi layanan keperawatan untuk melihatkan apa yang
diinginkannya, bagaimana cara mencapainya, dan melakukan evaluasi
evaluasi sejauh mana hal tersebut terlaksana. Semua proses ini dapat kita
sebut sebagai proses manajemen.

Proses manajemen merupakan proses yang holistik, melibatkan banyak


sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini,
langkah teknis yang dapat dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu
memetakan masalah dengan suatu metode analisis tertentu, seperti
menggunakan analisis SWOT, analisis TOWS , analisis “tulang ikan”, yang
disusul dengan perumusan bagian jati diri, yaitu visi dan misi organisasi
layanan keperawatan. Sebagai bagaian dari proses yang holistik, proses ini
hendaknya dipandang sebagai bagaian ini tegral dari proses manajemen
keperawatan.

11 | P a g e
B. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran).Analisis ini menempatkan situasi ini dan
kondisi sebagai factor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing – masing. Satu hal yang harus diingat baik – baik oleh
para pengguna analisis SWOT bahwa analisis SWOT adalah semata – mata
alat analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang
dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi dan bukan sebuah
alat analisis “ajaib” yang mampu memberikan jalan keluar yang “ajaib” bagi
masalah – masalah yang dihadapi oleh organisasi layanan keperawatan.
Analisis tersebut terbagi atas empat komponen dasar berikut.

Strength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
keperawatan atau program layanan asuhan keperawatan pada saat
ini.Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
keperawatan atau program layanan asuhan keperawatan pada saat
ini.Opportunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di
luar keperawatan bagi layanan keperawatan di masa depan. Theat (T) adalah
situasi yang merupakan ancaman bagi keperawatan yang dating dari luar
organisasi dan dapat mengancam eksistensi layanan keperawatan di masa
depan.

Selain empat komponen dasar analisis SWOT ini, berkembang pula


beberapa subkomponen hasil proses analisis yang jumlahnya bergantung pada
kondisi organisasi. Sebenarnya masing – masing subkomponen adalah
pengejawatahan dari masing – masing komponen, seperti komponen, seperti
komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, komponen Weakness
mungkin memiliki 8 subkomponen, dan seterusnya. Terdapat dua model
melakukan analisis situasi antara lain model kuantiatif dan model kualiati.

1. Model kuantiatif. Suatu asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang
berpasangan antara S dan W serta O dan T. kondisi berpasangan ini
terjadi karena di-asumsikan bahwa dalam setiap kekuatan, selalu ada

12 | P a g e
kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka,
selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti bahwa setiap satu
rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W),
dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan
satu Threat (T)
2. Model kualiatif. Urut – urutan dalam membuat analisis SWOT kualiatif,
tidak berbeda jauh dengan urut – urutan model kuantiatif. Perbedaan besar
diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing
– masing kompone. Apabila komponen S memiliki pasangan
subkomponen W dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu
subkomponen T. Akan tetapi, dalam model kualitatif hal tersebut terjadi.
Selain itu, subkomponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak
memiliki hubungan satu sama lain (lihat table di atas).

Sebagai alat analisis, anilisis SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan


peta.Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena
peta tidak menunjukkan ke mana harus pergi, tetapi peta yang dapat
menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai
tujuan telah ditetapkan. Tujuan dapat ditetapkn dengan membangun visi-misi
atau program dalam layanan keperawatan yang akan dibahas.

C. Analisis TOWS

Model ini dikembangkan oleh David (1989) yang tidak menggunakan


singkatan SWOT seperti yang lazimnya, namun menggunakan TOWS. David
tampaknya ingin mendahulukan analisis ancaman dan peluang, untuk
kemudian melihat sejauh mana kapabilitas internal sesuai dan cocok dengan
faktor – faktor eksternal tersebut.Terdapat empat strategi yang tampil dari
hasil analisis TOWS tersebut.

Strategi SO digunakan untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia


dalam lingkungan eksternal. Para manajer tidak akan meninggalkan
kesempatan untuk memanfaatkan kekuatannya mengejar peluang yang
dimaksud. Strategi WO bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan

13 | P a g e
manfaatkan peluang dari lingkungan luar.Sering dijumpai dilemma bahwa
ada peluang terlihat, namun organisai tidak mampu mengerjanya. Strategi ST
akan digunakan organisasi untuk menghindari, setidaknya memperkecil dapat
ancaman yang dating dari luar. Strategi WT adalah taktik pertahanan yang
diarahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal.Dalam hal ini, aktivitas organisasi mungkin menghentikan
sementara dan membubarkannya, lalu mendirikan organisasi yang baru atau
melebur masuk ke organisasi sejenis yang lain, mengadakan rasionalisasi, dan
lain – lain.

D. Analisis Tulang Ikan

Analisis tulang ikan digunakan untuk mengategorikan berbagai sebab


potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah
diimengerti dan rapi. Cara ini juga membantu dalam menganalisis apa yang
sesungguhnya terjadi dalam menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi
dalam proses, yaitu dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori
yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material, mesin, prosedur,
kebijakan dan lain – lain. Manfaat analisis tulang ikan adalah memperjelas
sebab – sebab suatu masalah atau persoalan.

Langkah – langkah dalam membuat analisis tulang ikan adalah:

Langkah 1: mengidentifikasi akibat atau masalah. Tulis akibat atau masalah


yang akan ditangani pada kotak paling kanan diagram tulang ikan, misalnya
laporan keperawatan akhir bulan terlambat.

Langkah 2:mengidetifikasi berbagai kategori sebab utama. Dari garis


horizontal utama, terdapat empat garis diagonal yang menjadi
“cabang”.Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang
ditulis.Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa
sehingga masuk akal dengan situasi.

Langkah 3:menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.


Setiap kategori mempunyai penyebab yang perlu diuraikan dengan

14 | P a g e
menggunakan curah pendapat.Bila penyebab dikemukakan, tentukan bersama
karena penyebab tersebut harus ditempatkan dalam diagram tulang ikan
(yaitu, tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus
ditempatkan).Sebab – sebab ditulis pada garis horizontal sehingga banyak
“tulang” kecil keluar dari garis horizontal utama.Suatu sebab dapat ditulis di
bawah lebih dari satu kategori sebab utama.

Langkah 4: mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. Setelah setiap


kategori diisi, cari sebab – sebab yang muncul pada lebih dari satu ketegori
muncul pada lebih dari satu kategori.Sebab – sebab inilah yang merupakan
petunjuk “sebab yang tampaknya paling mungkin”.Lingkari sebab yang
tampaknya paling mungkin pada diagram.Catat jawabannya pada kertas
flipchart terpisah.

Langkah 5:mencapai kesepakatan atas sebab yang paling mungkin. Di antara


sebab – sebab, harus dicari sebab yang paling mungkin. Kaji kembali sebab
yang telah didaftarkan (sebab yang paling memungkinkan) dan tanyakan,
“mengapa ini sebabnya?”. Pertanyaanya, “mengapa?” akan membantu anda
sampai pada sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi. Tanyakan
“mengapa?” sampai pertanyaan itu tidak dapat dijawab lagi, dan tahap ini
sebab pokok terindentifikasi.

E. Analisis Situasi, Visi, dan Misi

Analisis situasi Visi san Misi adalah suatu bagian integral dari sebuah
organisasi layanan keperawatan, sehingga kaitan di antara ketiganya harus
dikuasai dengan baik sebelum melangkak ke konsep – konsep selanjutnya
dalam menggerakkan organisasi layanan keperawatan. Analisis situasi, visi
dan misi sebagai suatu konsep memiliki interaksi yang erat, baik pada saat
perumusan, pelaksanaan maupun evaluasi organisasi layanan keperawatan
atau program layanan keperawaratan. Analisis situasi mengawali perumusan
visi dan misi organisasi layanan keperawatan dan kemudian diterjemahkan
dalam tujuan organisasi layanan keperawatan yang kita kenal sebagai GBHO
(Garis – garis Besar Haluan Organisasi).

15 | P a g e
Dengan acuan berupa visi-misi, tujuan organisasi dapat dirumuskan dalam
GBHO. Dalam skala yang lebih kecil, urut – urutan cara penganalisisan yang
sama dapat diterapkan terhadap suatu program kerja, program ini dapat
dijabarkan targetnya, segmentasinya, dan strategi aksi yang akan digunakan.
Program kerja dapat dikatakan program yang lengkap apabila telah mampu
menerangkan visi, misi, tujuan serta gambaran pelaksanaan berupa target,
segmentasi, dan strategi aksi yang dipilih. Kemudian dilanjutkan dengan
tahap pelaksanaan program kerja yang secara teknis persiapannya maupun
pelaksanaan akan dibahas kemudian. Pelaksanaannya akan diikuti dengan
proses evaluasi, yang digaris bawahi adalah peran analisis situasi dalam
melakukan penilaian kesesuaian konsep dan pelaksanaan program saat
program berjalan maupun diakhiri program berjalan maupun di akhir program
sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan penilaian yang objektif dan
kesinambungan. Mengapa kita memerlukan tujuan? Apakah tujuan itu? Dan
bagaimana kita akan merumuskannya?

Dalam perumusan sebuah organisasi atau program kerja, diperlukan arah


sebagai petunjuk momen gerakan yang dilakukan, karena itulah esensi dari
bergerak, bukan hanya berpindah, namun bergerak menuju sesuatu. Selama
perjalanan tersebut, tujuan juga berfungsi sebagai acuan perkembangan.
Tujuan adalah konsep yang menerangkan “ke mana kita akan pergi”. Tujuan
diterjemahkan dalam beberapa bentuk, satu diantaranya adalah visi dan misi.

Visi merupakan sesuatu yang didambakan untuk dimiliki di masa depat


(what do they what to have). Visi menggambarkan aspirasi masa depan tanpa
menspesifikasi cara – cara untuk mencapainya. Visi yang efektif adalah visi
yang mampu membangkitkan inspirasi. Misi adalah bentuk yang didambakan
di masa depan (what do they want to be). Misi merupakan suatu pernyataan
yang menegaskan visi lewat pilihan bentuk atau garis besar jalan yang akan
diambil untuk sampai pada visi yang telah lebih dulu dirumuskan.

Keduanya tidak memiliki dimensi ukur kuantiatif (presentase, besaran


waktu). Sebagai konsep yang ideal, visi-misi ini harus diterjemahkan lagi
dalam konsep yang lebih nyata dan terukur yaitu tujuan. Tujuan dalam

16 | P a g e
konteks ini tidak sama dengan tujuan yang telah dibahas di sini adalah tujuan
sebagai konsep yang jauh lebih nyata. Tujuan yang kita bahas di sini adalah
tujuan sebagai konsep yang jauh lebih nyata. Tujuan merupakan sesuatu (apa)
yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu 1 (satu) yang akan
dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu 1 (satu) sampai dengan lima tahun
ke depan. Tujuan tersebut diterapkan dengan mengacu pada pernyataan visi
dan misi serta didasarkan pada isu – isu dan analisis strategik. Selain itu,
tujuan tidak harus dinyatakan dalam berntuk kuantitatif, namun harus dapat
menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.
Diharapkan tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan,
program, dan kegiatan guna merealisasikan misi. Dengan demikian, tujuan
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi instansi yang
ditetapkan dengan memerhatikan faktor – faktor penentu keberhasilan (key
succes factor) dari hasil analisis yang memadai terhadap lingkungan, baik
internal maupun global.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu
yang lebih pendek dari tujuan. Selain itu dalam sasara, dirancang pula
indikator sasaran. Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan
pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan, yang pada
setian indikator sasaran, senantiasa disertai dengan rencana tingkat
pencapaiannya (target) masing – masing. Dengan demikian, sasaran strategik
merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam jangka waktu satu tahun yang
berfokus pada tindakan dalam alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan
atau operasional organisasi. Dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
langkah selanjutnya adalah menetapkan bagaimana hal tersebut akan dicapai
(bagaimana).

Cara mencapai tujuan dan sasaran meliputi penetapan kebijakan, program,


dan kegiatan. Kebijakan merupkan ketentuan yang telah disepakati pihak
terkain yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan pedoman
dan petunjuk bagi setiap kegiatan keperawatan agar tercapai kelancaran dan

17 | P a g e
keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi, dan visi. Program
merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
Sebagaimana telah disepakati pihak terkait yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang untuk dijadikan pedoman dan petunjuk bagi setiap kegiatan
pimpinan keperawatan, seluruh staf, agar tercapai kelancaran dan keterpaduan
dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi. Program merupakan
kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh
layanan keperawatan dengan unit kerja lainnya, dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Perencanaan strategik atau dokumen yang telah ditetapkan layanan


keperawatan dijabarkan dalam rencana kinerja untuk tahun yang
bersangkutan. Rencana kinerja ini menjabarkan sasaran dan program yang
telah ditetapkan berdasarkan rencana strategis yang akan dilaksanakan
melalui berbagai kegiatan pada tahun anggaran. Rencana kinerja tahunan
untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kebijakan
serta menjadi komitmen bagi staf di lingkungan layanan keperawatan untuk
mencapainnya dalam tahun yang bersangkutan. Dokumen rencana kinerja
tahunan (RKT) memuat informasi mengenai sasaran yang ingin dicapai dalam
tahun yang bersangkutan, indikator kinerja sasaran dan rencana
pencapaiannya, program kegiatan, kelompok indikator kinerja, dan rencana
pencapaiannya. Selain itu, dokumen RKT juga memuat informasi mengenai
keterkaitan kegiatan dengan sasaran dan keterkaitan kegiatan – kegiatan yang
dilaksanakan oleh setiap bagian di lingkungan layanan keperawatan.

RKT meliputi sasaran, indikator kinerja sasaran, program, kegiatan,


indikator kinerja kegiatan (meliputi indikator input, output, outcomes, benefit,
dan impact). Penetapan indikator ini didasarkan pada perkiraan yang realistis
dengan memerhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data
pendukun yang terorganisasi, sehingga keberhasilan pencapaiannya dapat
mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran pada tahin
yang bersangkutan. Upaya pengukuran kinerja diakui tidak selalu mudah

18 | P a g e
karena hasil pencapaian suatu indikator tidak semata – mata merupakan
output dari suatu program atau sumber dana, namun merupakan akumulasi,
korelasi, dan sinergi antara berbagai program dan berbagai pihak yang terlibat
dalam proses pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian, keberhasilan telaksana
atau terwujudnya suatu kegiatan tidak dapat diklaim sebagai hasil dari suatu
sumber dana atau oleh suatu pihak saja.

Apalagi pada dasarnya, kinerja tugas umum organisasi pada tahun


anggaran tertentu bukanlah kinerja yang berdiri sendiri, namun terbaik
dengan kinerja tahun – tahun. Sebelumnya. Oleh karena itu, akan sangat sulit
dan hampir mustahil untuk mengukur atau memberikan penilaian terhadap
kinerja organisasi pada satu tahun anggaran sampai pada tingkat atau
indikator dampak, karena dampak dari suatu program atau kegiatan ada yang
baru dapat dinilai dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sesuai dengan
tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dari program itu

Tabel 2.6.1 Analisis Situasi

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen


S Perawat di ruang saat W Jumlah anggota yang
ini memiliki jumlah besar menurunkan
anggota yang sangat tingkat efektivitas
besar. koordinasi dan
komunikasi antar-
anggota.

Tabel 2.6.2 Analisis SWOT

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen


S 1. Organisasi W 1. Budaya organisasi
memiliki anggota adalah budaya
yang banyak. tradisional yang
2. Organisasi menghambat
memiliki cadangan tercapainya kondisi
dana yang besar kerja yang efisien.
3. Organisasi 2. Keinginan anggota
memiliki peraturan untuk belajar dari
yang lengkap. kesalahan sangat
4. Organisasi rendah.
memiliki

19 | P a g e
secretariat yang
represetatif.

Tabel 2.6.3 Analisis TOWS

Matriks TOWS Strenghts Weakness


Susun daftar kekuatan Susun daftar kelemahan
Opportunities Strategi SO Strategi WO
Susun daftar peluang Gunakan kekuatan untuk Tanggulangi kelemahan
memanfaatkan peluang dengan memanfaatkan
peluang
Theats Strategi ST Strategi WT
Susun daftar ancaman Gunakan kekuatan untuk Perkecil kelemahan dan
menghindari ancaman hindari ancaman

SDM METODA
Pendidikan
Training Pendinginan
Pemanasan
Ketrampilan
pengalaman Pertimbanga
disiplin n Mising

Prosedur Adonan
kerja Pencelakan
lingkungan
CACAT PADA
gaji/bonus
PRODUK NUGGET

Timbangan
Mutu BBK Feed
pencampur additif sifat
pengadon fisik/kimia
pencetak

Penyimpang
Suhu,
an
temperatur
pengemasan
waktu
sumber

MESIN MATERIAL

20 | P a g e
Gambar 2.6.1 Analisis Tulang Ikan

Analisis Situasi Organisasi

Visi dan Misi Organisasi

Tujuan Organisasi

(GBHO)

Analisis Situasi dan Kondisi


Lokal
Visi dan Misi program kerja

Tujuan program kerja

Target program kerja


segmentasi program kerja,
strategi aksi program kerja

Program kerja

Analisis Situasi Pelaksana Pelaksanaan program kerja

Evaluasi
Dengan menggunakan analisis
situasi 21 | P a g e
Gambar 2.6.2 Analisis Situasi, Visi, dan Misi
2.7 Perencanaan dalam Manajemen Asuhan Keperawatan
A. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untukmembuat tim kerja dengan
pembagian tugas dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk
pengelolaan diruang rawat inap, maka diselenggarakan pengorganisasian
dengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala ruangan
2. Perawat primer
3. Perawat asosiet
Adapun penetapan tugas perawat di atas harus sesuai dengan visi dan misi
rumah sakit atau keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan
keperawatansebelumnya, bagaimana kekuatan sumber daya yang ada dan
sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data
sebelumnya.
B. Rencana strategi perencanaan
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan
bagaimana rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan
didalam manajemen keperawatan. Organisasi mulai menentukan dan
mendiskusikan bentuk dan penerapan praktik keperawatanyang
professional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur
kebutuhan tenaga perawat, mengatur tugas dan wewenang dari masing-
masing perawat di ruangan, jadwal kerja dari masing perawat, bagaimana
mensupervisi perawat, bagaimana sistem kepemimpinannya. Instalasi-
instalasi yang menunjang di dalam proses keperawatan seperti farmasi,
radiologi, laboratorium, gizi (jalur operasional). Hubungan dengan bagian-
bagian lain yang turut mendukungdi dalamorganisasi rumah sakit ini
(anggaran, karyawan non medis, dll).

22 | P a g e
C. Pengaturan dan kegiatan
Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai dilakukan
penentuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya. Sebagai
contoh dibawah ini akan diberikan rencana kegiatan kelompok dalam penerapan
model asuha keperawatan professional yang akan dilakukan dalam satu bulan.
Minggu Uraian rencana kerja
I 1. Pembuatan struktur organisasi kelompok
2. Orientasi ruangan dan perkenalan
3. Analisa situasi dan perumusan masalah
4. Penyusunan program kerja
5. Penyusunan proposal pelaksanaan model
asuhankeperawatan professional
6. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran
dalam penerapan mode; praktek keperawatan
professional
7. Penyusunan format pengkajian khusus dan sistem
dokumentasi asuhan keperawatan
8. Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat dan
kelengkapan keperawatan
9. Penyusunan format supervise
10. Penyusunan format penunjang kegiatan lainnya
seperti format kegiatan harian
11. Uji coba peran
II 1. Persiapan model asuhan keperawatan professional :
aplikasi peran pendelegasian tugas, dan proses
dokumentasi keperawatan
2. Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi
keperawatan
3. Penyelenggaraan suervisi keperawatan
4. Penyelenggaraan sentralisasi obat
5. Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam
III 1. Penerapan model asuhan keperawatn professional :
aplikasi peran. Pendelegasian tugas, dan proses
dokumentasi keperawatan
2. Penerapan semua program
3. Penyelenggaraan rotasi 24 jam
IV 1. Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan
professional
2. Penyusunan laporan

Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu


pelaksanaannya,selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk
pelaksanaannya. Inti dari tahap ini adalah mulai menyiapkan bahan-bahan
yang diperlukan seperti dokumen- dokumen untuk pemberian bukti

23 | P a g e
pelaksanaan,bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan
kembali jadwal (pembagian tugas).
D. Persiapan pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain
bentuk sistem dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya. Termasuk didalam persiapan
ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang dipergunakan selama ini
berdasarkan kriteria: apakah sudah sesuai dengan standar dokumentasi
keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada
diruangan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada
diruangan apakah efisien dan efektif dalam pelaksanannya. Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentuan tentang model
pendokumentasian yang sesuai.
E. Persiapan evolusi
Evaluasi meliputi mennetuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan
sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara
umum.
2.8 Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Perencanaan

A. Manfaat perencanaan
Menurut Rosyidi, kholid. 2013.
1. Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi
lebih jelas
3. Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepatmemberikan cara
pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
4. Memudahkan koordinasi
5. Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah
dipahami
6. Meminimalkan pekerjaan yang tidak pati
7. Menghemat waktu dan dana
B. Keuntungan perencanaan

24 | P a g e
1. Meningkatkan peluang sukses
2. Membutuhkan pemikiran analitis
3. Mengarahkan orang ketindakan
4. Memodifikasi gaya manajemen
5. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
6. Meningkatkan keterlibatan anggota
C. Kelemahan perencanaan
1. Kemungkinan pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan
berlebihan pada kontribusi nyata
2. Cenderung menunda kegiatan
3. Terkadang kemungkinan membatasi inovasi dan inisiatif
4. Kadang-kadang hasil yang lebih baik didapatkan oleh penyelesaian
situasional individual dan penanganan suatu masalah pada saat
masalah itu terjadi
5. Terdapat rencana yang diikuti dengan rencana yang tidak konsisten.

BAB III

PROFIL PUSKESMAS

25 | P a g e
A. Struktur Organisasi
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Adapun
Struktur Organisasi Puskesmas Lhoksukon adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas bertugas memimpin dalam melaksanakan program
kesehatan yang telah digariskan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Utara. Dalam pelaksanaannya bertanggungjawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Aceh Utara.
2. Unit Tata Usaha
Unit Tata Usaha melakukan kegiatan pengelolaan urusan umum yang
mencakup urusan persuratan, keuangan, kepegawaian, pencatatan dan
pelaporan, rumah tangga, serta perlengkapan di lingkungan Puskesmas.
3. Unit Peningkatan Kesehatan dan Kesehatan Keluarga
Unit Peningkatan Kesehatan dan Kesehatan Keluarga melaksanakan
kegiatan yang meliputi kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
perbaikan gizi, usaha kesehatan kerja, usia lanjut, koordinator bidan desa,
koordinator Posyandu.
4. Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit\
Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit melaksanakan kegiatan
surveilans, penanggulangan dan pemberantasan penyakit, imunisasi dan
kesehatan haji.
5. Unit Pemulihan Kesehatan dan Rujukan, dan Perawatan
Unit Pemulihan Kesehatan dan Rujukan, dan Perawatan
menyelenggarakan kegiatan pemulihan kesehatan dan rujukan yang meliputi
pengobatan di Poliklinik Umum, pelayanan kebidanan dan persalinan,
pelayanan darurat karena kecelakaan, serta Poliklinik kesehatan gigi dan
mulut.
6. Unit Kesling dan Penyuluhan

26 | P a g e
Unit Kesling, penyuluhan dan PSM menyelenggarakan kegiatan
penyehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan, menggerakkan peran serta
masyarakat seperti Usaha Kesehatan Sekolah dan lain-lain.
7. Unit Penunjang
Unit Penunjang melaksanakan kegiatan laboratorium sederhana,
pengelolaan obat-obatan, pelayanan Puskesmas keliling dan ambulance.
8. Unit Pelayanan Khusus
Unit pelayanan khusus menyelenggarakan kegiatan kesehatan lansia,
usaha kesehatan jiwa, pisioterapi dan usaha kesehatan lainnya.
9. Pustu, Polindes, Poskesdes, Posyandu +
Sarana tersebut menyelenggarakan sebagian kegiatan yang dibebankan oleh
Puskesmas antara lain pelayanan pengobatan, KIA dan KB, pembinaan
kesehatan masyarakat, dan peningkatan peran serta masyarakat seperti
Posyandu dalam ruang lingkup wilayah kerjanya.
B. Visi, Misi, Fungsi dan Strategi
Puskesmas Lhoksukon sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Aceh Utara berusaha menterjemahkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan
dalam melaksanakan program serta kegiatan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Lhoksukon.
1. Visi

“PRIMA DALAM PELAYANAN GUNA MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG


MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT MENUJU LHOKSUKON SEHAT ”

Visi untuk mewujudkan Lhoksukon sehat mengandung arti yang luas,


yaitu penduduk Kecamatan Lhoksukon sehat secara fisik dan mental,
sekaligus hidup dalam lingkungan yang sehat pula. Mandiri berarti setiap
individu/keluarga mempunyai kemampuan untuk memelihara kesehatannya
dan secara keseluruhan memiliki satu sistem kesehatan yang mampu
melaksanakan fungsinya secara mandiri.

2. Misi
Misi umum pembangunan kesehatan Kecamatan Lhoksukon adalah
komitmen sektor kesehatan untuk menjamin pemerataan, keadilan dan mutu

27 | P a g e
pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Kecamatan Lhoksukon,
khususnya masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang rentan yang
membutuhkan penanganan kesehatan secara khusus.
Untuk mewujudkan visi tersebut ada tujuh misi yang telah diemban oleh
seluruh jajaran petugas kesehatan di masing-masing unit pelayanan
kesehatan, yaitu :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan Kesehatan
2. Memberdayakan seluruh komponen pendukung pembangunan
Kesehatan
3. Memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau seluruh lapisan masyarakat
4. Menyelenggarakan system informasi puskesmas yang bermutu
5. Memanfaatkan teknologi kesehatan yang tepat guna
6. Mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
7. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) kesehatan
8. Meningkatkan kinerja, mutu, akses, kelengkapan dan distribusi sarana
kesehatan
9. Meningkatkan kerja sama lintas program dan sektoral.

Sumberdaya Manusia merupakan elemen yang sangat penting didalam


mencapai keberhasilan program kesehatan.
C. Upaya Kegiatan
Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 disebutkan bahwa puskesmas bertanggung-jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu
Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya
kesehatan wajib adalah upaya yang harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas disebut basic six yaitu :
1. Upaya Promosi Kesehatan,
2. Upaya Kesehatan Lingkungan,

28 | P a g e
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta
6. Upaya Pengobatan.
Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
ini dapat dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Upaya Kesehatan Jiwa
5. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
6. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
D. PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN
1. Pencapaian Target Indikator
Keberhasilan pembangunan kesehatan dievaluasi melalui Pencapaian Target
Indikator Kecamatan Lhoksukon. Berbagai indikator keberhasilan ditetapkan
oleh Kecamatan didasarkan pada kemampuan sumber daya manusia,
geografis dan faktor-faktor lainnya. Derajat kesehatan Kecamatan Lhoksukon
dapat dinilai melalui indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB di Kabupaten Utara berada di bawah
angka nasional Pada Tahun 2012 sasaran bumil 672 orang, Bulin 646,
kematian pada ibu bersalin sebanyak 3 (tiga) orang, 1(satu) di Puskesmas dan
2(dua) orang di RSU. Berbagai upaya pendataan ibu melahirkan terus
diupayakan untuk mendapatkan data yang sebenarnya dilapangan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi AKI ibu adalah terlambatnya penanganan dan
rujukan. Indikator derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Aceh Utara juga
dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB). AKB tahun 2012 sebanyak
10 orang dari 615 kelahiran. Penanggulangan penyakit TB Paru terus

29 | P a g e
dilakukan angka kesakitan yang dilaporkan pada tahun 2012 yaitu 50 kasus
dengan angka kesembuhan 59%.
Grafik 4. Presentase penderita TB paru sembuh dan tahap pengobatan
di wilayah kerja Kecamatan Lhoksukon tahun 2012

Sedangkan penderita kusta pada tahun 2012 sebanyak 8 kasus dan selesai
pengobatan sebanyak 1 orang sedangkan angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD) pada Tahun 2012 ditemukan 16 kasus. Angka kesakitan di
Puskesmas Lhoksukon relatif tinggi dengan berbagai macam penyebab
morbiditas pada penduduk di Kecamatan Lhoksukon. Berdasarkan data
morbiditas maka 10 penyakit terbesar di Puskesmas Lhoksukon Tahun 2012
sebagai berikut :

Tabel 2. Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas Lhoksukon


Tahun 2012

30 | P a g e
Grafik 5. Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2012

Pada tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa kasus penyakit terbesar yaitu
Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas sebanyak 8.248 kasus.
Selanjutnya disusul oleh Penyakit kelainan pada lambung dan Penyakit sistem

31 | P a g e
jaringan otot dan jaringan pengikat (Peny.Tulang belulang,radang sendi termasuk
reumatik).
Di wilayah kecamatan Lhoksukon terdapat gizi Lebih 10 (0,34%), gizi
baik 2698 (90,99%), gizi kurang 235 (7,93%) sedangkan gizi buruk 22 (0,74%)
dengan demikian Penanganan Balita dengan status gizi BGM dan buruk harus
mendapat perhatian serius agar dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas pada
Balita Masih ditemukan balita BGM dan gizi buruk sangat berhubungan dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif kepada bayi.
Masih rendahnya memberikan ASI selama 6 bulan tanpa pemberian
makanan pendamping atau tambahan menunjukkan masih rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi. Persentase pemberian ASI eksklusif tahun 2012 sebesar
51 % (131 Orang) dan tidak eklusif 49% (125 orang).

Grafik 6. Bayi umur 6 bulan yang mendapatkan ASI eklusif


tahun 2012

Persentase penduduk yang memanfaatkan pelayanan kesehatan dapat


terlihat dari jumlah kunjungan rawat jalan tahun 2012 sebanyak 60.198 kunjungan
sedangkan Kunjungan rawat inap di Puskesmas tahun 2012 sebanyak 1.641
kunjungan. 49% 51%.

Grafik 7. Kunjungan Pasien Rawat Jalan Puskesmas Lhoksukon


Tahun 2012

32 | P a g e
Grafik 8. Kunjungan Pasien Rawat Inap Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2012

Peningkatan kunjungan Puskesmas Lhoksukon disebabkan masyarakat


sudah mengetahui bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas sudah Gratis
(ditanggung oleh Jamkesmas dan JKA). Hal ini tidak terlepas dari peran petugas
kesehatan, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat dalam mensosialisasi program
Jamkesmas dan JKA.
Grafik 9. Desa Mencapai UCI kecematan Lhoksukon
Tahun 2012

33 | P a g e
Dari penyajian grafik di atas cakupan Universal Child Imunization (UCI)
menjadi indikator keberhasilan proses dan masukan. Pada tahun 2012 dari 43 desa
wilayah kerja puskesmas Lhoksusan sebanyak 30 desa (71%) dan 13 desa (29%)
belum mencapai UCI.
Grafik 10 jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe di Wilayah
Kerja Puskesmas Lhoksusan Tahun 2012

Dari grafik diatas keberhasilan pemberian Fe pada ibu hamil tidak diikuti
oleh keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah
kerja kecamatan Lhoksusan 728 orang dan mendapatkan Fe berjumlah 595 orang.
2. Sumber Daya Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan merupakan tatanan yang menghimpun
berbagai upaya perencanaan pendidikan, dan pelatihan, serta pendayagunaan
tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Sumber

34 | P a g e
daya kesehatan di Puskesmas Lhoksukon sudah agak memadai. Data Tahun
2012 Puskesmas Lhoksukon mempunyai 101 PNS terdiri :
Tabel 3. Jenis Tenaga Kesehatan Pegawai Negeri Sipil
Puskesmas Lhoksukon Tahun 2012

Disamping tenaga 101 orang PNS. Puskesmas Lhoksukon juga memiliki 2 Dokter
PTT, 32 Bidan PTT, 43 Tenaga Sukarela.
3. Sarana Kesehatan
Tabel 4. Sarana Kesehatan Wilayah Kerja
Puskesmas Lhoksukon Tahun 2012

35 | P a g e
36 | P a g e
BAB IV

APLIKASI KASUS

4.1. Pengkajian
4.1.1. Visi, Misi dan Motto
a. Visi Puskesmas L
“Prima dalam pelayanan guna mewujudkan masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat menuju L sehat ”
b. MisiPuskesmas L
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Memberdayakan seluruh komponen pendukung pembangunan
kesehatan
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau seluruh lapisan masyarakat
4. Menyelenggarakan system informasi puskesmas yang bermutu
5. Memanfaatkan teknologi kesehatan yang tepat guna
6. Mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
7. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM)
kesehatan
8. Meningkatkan kinerja, mutu, akses, kelengkapan dan distribusi
sarana kesehatan
9. Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektoral.

4.1.3. Pengumpulan Data


a. M1- Man (Sumber daya manusia)
1) Ketenagaan
a. Struktur Organisasi
Puskesmas L dipimpin oleh kepala Puskesmas. Dalam
pelaksanaannya bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten AU, dengan dibantu 8 unit, antara lain unit tata
usaha, unit peningkatan kesehatan dan kesehatan keluarga,
Unit pencegahan dan pemberatasan penyakit, Unit pemulihan
kesehatan dan rujukan dan perawatan, Unit kesling dan

37 | P a g e
penyuluhan, Unit penunjang, Unit pelayanan khusus dan
Pustu, Polindes, dan Posyandu +.

Dinas Kesehatan
Kecamatan L

Kepala
puskesmas

Kepala
Kepala Unit Kepala Unit Unit Kepala Kepala Unit Kepala Unit
Peningkatan Kepala Unit Kepala Unit Kesling
Tata usaha Unit Pelayanan Pustu,
kesehatan dan Pencegahan dan Pemulihan dan Penunjang Khusus Polindes,
kesehatan pemberantasan Kesehatan dan Penyuluha Poskesdes,
keluarga penyakit rujukan, n Posyandu +
danperawatan

Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat

Gambar 1. Struktur Organisasi Puskesmas L

2) Jumlah tenaga di Puskesmas L


a. Tenaga Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1 Sarjana 7 PNS
Keperawatan/Nurse
2 Dipoloma keperawatan 31 PNS
3 Perawat gigi 1 PNS

b. Tenaga kesehatan
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1 Dokter 4 2 PNS, 2 PTT
2 Dokter Gigi 1 PNS
3 Penyuluh 7 PNS
4 Bidan 60 28 PNS, 32 PTT
5 Diploma Farmasi 1 PNS

38 | P a g e
No Kualifikasi Jumlah Jenis
6 Fisioterapi 1 PNS
7 Analis Kesehatan 4 PNS
8 Rekam Medis 1 PNS
9 Elektro Medis 1 PNS
10 Sanitarian 2 PNS
11 Pekarya Kesehatan 1 PNS

c. Non Tenaga Kesehatan


No Kualifikasi Jumlah Jenis
1 SMA 9 PNS
2 SMP 2 PNS
3 SD 2 PNS
4 Tenaga Sukarela 43 Honorer

3) Kebutuhan tenaga
4) Diagnosis penyakit terbanyak
Data sepuluh penyakit terbesar pada tahun 2012 di Puskesmas L
No Nama Penyakit Jumlah
1 Infeksi lain pada saluran pernafasan 8.248
bagian atas
2 Penyakit kelainan pada lambung 3.991
3 Penyakit sistem jaringan otot dan 3.637
jaringan pengikat
(Peny.Tulang belulang,radang sendi
termasuk reumatik)
4 Kecelakaan dan ruda paksa 2.862
5 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 2.826
6 Penyakit kulit infeksi 2.104
7 Diare 1.717
8 Penyakit lain pada salaluran pernafasan 1.637
bagian atas

39 | P a g e
No Nama Penyakit Jumlah
9 Gingvinitas dan penyakit periodontal 1.606
10 Penyakit tekanan darah tinggi 1.377

5) Penghitungan beban kerja


Pengukuran beban kerja objektif dilakukan untuk mengetahui
penggunaan waktu tenaga kesehatan dalam melaksanakan aktivitas
baik untuk tugas pokok, tugas penunjang, kepentingan pribadi dan
lain-lain. Adapun pembagian kerja secara normatif pada setiap jam
kerja pada puskesmas L dimulai 07.30-16.00 (8,5 jam).

b. M2-Material (Sarana dan Prasarana)


1) Penataan Lokasi dan Denah Puskesmas
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan di
Puskesmas L dengan uraian denah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Lapang
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cot Girek
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Matang kuli, Tanah
Luas
d. Sebelah timur berbatasan dengan Baktiya Barat
2) Wilayah Kerja Puskesmas L
Jumlah desa terdiri dari 75, terdapat 246 dusun di kecamatan L.
Sedangkan wilayah kerja Puskesmas L terdiri dari 42 desa dan 142
dusun.
3) Fasilitas
a. Fasilitas tempat pelayanan kesehatan Puskesmas L
No Tempat Pelayanan Lokasi Jumlah
Kesehatan
1 Puskesmas Kota Lhokshukon 1 buah
2 Pustu Desa Mancang Ara Bungkok 3 buah
Desa Nga Matang Ubi
Desa Munje Matang Ubi

40 | P a g e
No Tempat Pelayanan Lokasi Jumlah
Kesehatan
3 Polindes Desa Alue Drien LB 8 buah
Desa Ara AB
Desa Munje MU
Desa Geulinggang LB
Desa Matang Munje LB
Desa Treing Pantang AB
Desa Cot Ara MU
Desa Bintang Hu
4 Poskesdes Desa Teungoh LB 1 buah
5 Posyandu + Desa Geulinggang LB 4 buah
Desa Arongan AB
Desa Matang Teungoh AB
Desa Cot U Sibak MU
6 Posyandu Seluruh Desa Wilayah Kerja 48 buah
masing-masing ada 1(satu)
kecuali Kota Lhoksukon ada 5
(Lima)

b. Fasilitas untuk petugas kesehatan di Puskesmas L


No Nama Barang Jenis Barang Jumlah
1 Kendaraan Ambulance 2 buah
Pusling 2 buah
Sepeda Motor 19 buah
2 Rumah Dinas Kepala Puskesmas 1 buah
Dokter gigi 1 buah
Dokter Umum 1 buah
Ka.Ruang Bersalin 1 buah
Ka.Ruang Rawet 1 buah
Inap

41 | P a g e
c. Fasilitas penunjang yang ada di dalam Puskesmas L
No Nama Fasilitas Jenis Fasilitas Jumlah
1 Bangunan penunjang Dapur Umum 1 buah
Pengolahan limbah 1 buah
medis

d. Sarana Prasarana dalam puskesmas L


No Nama Sarana Jumlah
1 Poliklinik umum 1
2 Tempat pelayanan kebidanan dan persalinan 1
3 Tempat pelayanan darurat karena kecelakaan 1
4 Poliklinik kesehatan gigi dan mulut 1
5 Laboratorium 1
6 Tempat pengelolaan obat 1

c. M3-Method (Metode Asuhan Keperawatan)


Fokus pengkajian M3 (Methode) sebagaimana tertulis pada data focus
berikut ini :
No. Metode Data fokus yang di nilai
1. Penerapan Mekanisme pelaksanaan
MAKP a. Ketua tim harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan
b. Komunikasi efektif agar kontunuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan
ketua tim
Tupoksi (tanggung jawab ketua tim)
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
c. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan
dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota

42 | P a g e
No. Metode Data fokus yang di nilai
e. Menyelenggaraan konferensi
Tanggung jawab anggota tim
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dibawah tanggung jawabnya
a. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim
b. Memberikan laporan
Tanggung jawab kepala ruangan
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan
2. Timbang Persiapan (pra)
terima a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian
shift/operan.
b. Semua pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima khususnya pasien baru
masuk dan pasien yang memiliki permasalahan
yang belum teratasi.
c. Semua sarana prasarana terkait pelayanan
keperawatan dilaporkan dan dioperkan
Pelaksanaan di nurse station dan di bed pasien
a. Kedua kelompok dinas sudah siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku
catatan
c. Kepala unit membuka acara timbang terima
d. Perawat yang sedang menjaga menyampaikan
timbang terima kepada perawat berikutnya
e. Perawat shift dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab, dan validasi
f. Melakukan validasi keliling bed pasien

43 | P a g e
No. Metode Data fokus yang di nilai
Pasca
a. Diskusi/klarifikasi
b. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara
langsung tanda tangan pergantian shift serta
penyerahan laporan
c. Ditutup oleh kepala ruangan
3. Ronde Persiapan (pra)
keperawtan a. Menentukan kasus dan topik
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Mempersiapkan pasien : informate contion.
e. Membuat proposal (study kasus/resume
keperawatan)
Pelaksanaan
a. Penjelasan atau penyajian tentang pasien oleh
perawat yang mengelola pasien
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Ke bed pasien, perawat lain/konselor/tim
kesehatan lainnya melakukan pemeriksaan/validasi
dengan cara observasi, membaca status/ dokumen
lainnya : dan menanyakan.
Pasca di nurse station
a. Pemberian justifikasi oleh perawat tentang data,
masalah pasien dan rencana, tindakan yang akan
dilakukan dan kriteria evaluasi
b. Kesimpulan dan rekomendasi untuk asuhan
keperawatan selanjutnya oleh kepala
ruang/pimpinan ronde
4. Pengelolaan Penerimaan resep/obat
logistik dan a. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala
obat ruang yang dapat didelegasikan pada staf yang

44 | P a g e
No. Metode Data fokus yang di nilai
ditunjuk (perawat primer atau kasus tim)
b. Bed pasien/keluarga : penjelasan dan permintaan
persetujuan tentang centralisasi obat
c. Format sentralisasi obat berisi : nama, nomer
register, umur, ruangan
Pemberian obat
a. Perhatikan 6 tepat (pasien obat, dosis, cara, waktu,
dokumentasi) 1W (waspada/monitoring)
Penyimpanan
a. Mekanisme penyimpanan
- obat yang diterima dicatat dalam buku besar
persediaan atau dalam kartu persediaan
- periksa persediaan obat, pemisahan antara obat
untuk penggunaan oral
5. Penerimaan -Persiapan
pasien baru -Pelaksanaan
-Penjelasan tentang 3 P
a. pengenalan kepada pasien, tenaga kesehatan lain
b. peraturan rumah sakit
c. penyakit termasuk sentralisasi obat
-Penandatanganan penjelasan
6. Dishcharge -Persiapan upaya kesehatan wajib
planning Mengupayakan promosi kesehatan, mengupayakan
kesehatan lingkungan, mengupayakan kesehatan ibu
dan anak serta keluarga berencana, mengupayakan
perbaikan gizi masyarakat, mengupayakan pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular serta
mengupayakan pengobatan.
-Persiapan upaya kesehatan pengembangan
Mengupayakan Kesehatan Sekolah, mengupayakan
perawatan kesehatan masyarakat, mengupayakan

45 | P a g e
No. Metode Data fokus yang di nilai
kesehatan gigi dan mulut, mengupayakan kesehatan
jiwa, mengupayakan kesehatan lanjut usia, mengupaya
pembinaan pengobatan tradisional
-Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan secara kolaboratif serta
disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada.
7. Supervisi -Pra supervisi
Supervisi dilakukan oleh kepala ruang/unit terhadap
kinerja dari tim (ketua dan anggota)
-Pelaksanaan supervisi dilihat aspek : tanggung jawab,
kemampuan, dan kepatuhan dalam menjalankan
delegasi
-Pasca supervisi 3F :
a. Penilaian (fair)
b. Feedback dan klarifikasi
c. Reinforcement dan follow up perbaikan
8 Dokumentasi - Format model dokumentasi yang digunakan
(pengkajian dan catatan asuhan keperawatan)
- Pengisian dokumentasi: legalitas, lengkap,
akurat,relevan, baru (LLARB).

d. M4-Money
Pelayanan kesehatan di Puskesmas L sudah Gratis karena
ditanggung oleh Jamkesmas dan JKA. Hal ini tidak terlepas dari peran
petugas kesehatan, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat dalam
mensosialisasi program Jamkesmas dan JKA.

46 | P a g e
e. M5- Mutu (Kualitas Pelayanan Keperawatan)
1) Keselamatan pasien
a. Angka kejadian kematian Ibu
Dari data hasil didapatkan pada Tahun 2012 bahwa terdapat bumil
672 orang, bulin 646, dan kematian pada ibu bersalin sebanyak 3
(tiga) orang, 1(satu) di Puskesmas dan 2(dua) orang di RSU.
Berbagai upaya pendataan ibu melahirkan terus diupayakan untuk
mendapatkan data yang sebenarnya dilapangan. Beberapa faktor
yang mempengaruhi AKI ibu adalah terlambatnya penanganan dan
rujukan.
b. Angka kejadi kematian bayi
Dari data hasil didapatkan bahwa angka kematian bayi (AKB) pada
Tahun 2012 sebanyak 10 orang dari 615 kelahiran.
c. Kesalahan pengobatan
Kejadian ketidakmerataannya pemberian fe pada ibu hamil dan
pemberian fe pada ibu hamil yang tidak diikuti oleh pemberian ASI
eksklusif.
Angka ibu hamil yang tidak mendapatkan fe
133 x 100% = 18,3%
728
d. Angka kejadian penyakit TB
Angka kejadian penyakit TB yang dilaporkan pada tahun 2012
yaitu 50 kasus dengan angka kesembuhan 59%. Dan masih dalam
pengobatan 41%
e. Angka kejadian penyakit kusta
Angka kejadian penderita kusta pada tahun 2012 sebanyak 8 kasus
dan selesai pengobatan sebanyak 1 orang.
f. Angka kejadian penyakit demam berdarah
Angka kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada
Tahun 2012 ditemukan 16 kasus

47 | P a g e
g. Angka kejadian penyakit terbesar
Kejadian penyakit terbesar di Puskesmas L terdapat 10 penyakit
terbesar dengan jumlah 30.005 orang yang mengalaminya.
Penyakit yang paling banyak ditemukan adalah infeksi lain pada
saluran pernapasan bagian atas dengan jumlah 8.248 orang.
2) Kepuasan pasien
a. Tingkat kepuasan pasien
Berdasarkan grafik kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan,
Pasien cukup puas terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas
karena sudah gratis (ditanggung oleh Jamkesmas dan JKA).
b. Tingkat kepuasan perawat
Berdasarkan grafik kesembuhan dan pengobatan penyakit di
Puskesmas L, perawat cukup puas karena angka keberhasilan
pengobatan cukup tinggi.
3) Kenyamanan
Angka pembangunan pelayanan kesehatan di Kecamalatan L merata
dan terdapat perbaikan berbagai sarana dan prasarana kesehatan
seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes), Polindes, Posyandu + dan Puskesmas Keliling terus
dilaksanakan.
4) Kecemasan
Kecemasan pasien adalah karena ketersediaan obat yang dibutuhkan
oleh masyarakat baik dalam kegiatan kuratif maupun rehabilitatif
kurang, karena keterlambatan pengadaan obat dan kadaluarsa obat.
5) Perawatan diri
No Deskripsi Jumlah kasus
1 Mandiri dalam pengobatan TB paru di rumah 8248
2 Mandiri dalam pengobatan kusta dirumah 8
3 Mandiri dalam pengobatan demam berdarah 16
dirumah

48 | P a g e
6) Pengetahuan/perilaku pasien
Penanggulangan penyakit TB Paru terus dilakukan angka kesakitan
yang dilaporkan pada tahun 2012 yaitu angka kesembuhan 59%.
Sedangkan penderita kusta pada tahun 2012 sebanyak 8 kasus dan
selesai pengobatan sebanyak 1 orang sedangkan angka kesakitan
Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Tahun 2012 ditemukan 16
kasus. Angka kesakitan di Puskesmas Lhoksukon relatif tinggi dengan
berbagai macam penyebab morbiditas pada penduduk di Kecamatan
Lhoksukon.

4. 2. Analisis SWOT

No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT


+RATING
1. Sumber Daya Manusia (Man) S-W
a. Internal Faktor 3,4-3,5
(IFAS). = -0,1
Strength.
1. Jenis keterangan 0,3 3 0,9
a. Dokter umum: 4
orang
b. Dokter gigi : 1 orang
c. Penyuluh : 7 orang
d. S1 kep : 7 orang
e. Bidan : 60 orang
f. D3 farmasi : 1 orang
g. D3 Kep : 31 orang
h. Sanitarian : 2orang
i. Perawat gigi : 1 orang
j. Fisioterapi : 1 orang
k. Analis kesehatan : 4
orang
l. Rekam medis : 1

49 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
orang
m. Elektro medis : 1
orang
n. Pekarya keseahatan: 1
orang
o. Tenaga sukarela : 43
orang
p. SMA : 9 orang
q. SMP : 2 orang
r. SD : 2 orang
2. Terdapat 8 unit yang
membantu Kepala 0,3 3 0,9
Puskesmas, unit tata
usaha unit peningkatan
kesehatan dan kesehatan
keluarga, Unit
pencegahan dan
pemberatasan penyakit,
3. Struktur organisasi di
puskesmas terdapat 0,2 4 0,8
kepala puskesmas
dibawah naungan dinas
kesehatan kecamatan L
dibawahnya terdapat unit-
unit pendukung
4. Setiap jam kerja pada
puskesmas L dimulai 0,2 4 0,8
07.30-16.00 (8,5 jam)
TOTAL
1 3,4

50 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Weekness
1. Beban kerja perawat 0,5 4 2
diruangan cukup tinggi
2. Kurangnya kesejahteraan 0,3 3 0,9
perawat.
3. Kurangnya tenaga 0,2 3 0,6
kesehatan
Total : 0,8 3,5
b. Eksternal faktor
Opportunity O-T
1. Adanya kesempatan 0,2 3 0,6 1,6-2,4
meanjutkan pendidikan ke =-0,8
jenjang yang lebih tinggi.
2. Adanya kebijakan 0,2 2 0,4
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat.
3. Adanya progam akreditasi 0,2 3 0,6
Puskesmas dari
pemerintah dimana
MAKP merupakan salah
satu penilaian
Total : 0,6 1,6
Treathened
1. Ada tuntutan tinggi dari 0,2 3 0,6
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
profesional
2. Makin tingginya 0,2 3 0,6
kesadaran masyarakat
akan hukum.

51 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
3. Makin tingginya 0,4 3 1,2
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan.
4. Terbatasnya kuota tenaga 0,3 2 0,6
keperawatan yang
melanjutkan pendidikan
tiap tahun
Total : 1,1 2,4
2. Sarana dan preasarana (M2). S-W
a. Internal faktor (IFAS) 8,7-0,3
Strenght =8,4
1. Mempunyai Puskesmas, 0,5 4 2
Pustu, Polindes,
Poskesdes, Posyandu +,
posyandu
2. Tersedianya nurse station 0,5 3 1,5
3. Pemeliharaan dan 0,4 3 1,2
perawatan dari sarana dan
prasarana penunjang
kesehatan sudah ada.
4. Adanya fasilitas 0.4 3 1,2
kendaraan, Ambulance,
Pusling, Sepeda Motor.
5. Rumah dinas: Kepala, 0,2 3 0,6
Puskesmas, Dokter gigi,
Dokter Umum, Ka.Ruang
Bersalin, Ka.Ruang
Rawet Inap
6. Adanya bangunan 0,2 3 0,6

52 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
penunjang dapur umum,
Pengolahan limbah medis
7. Terdapat Poliklinik 0,4 4 1,6
umum, Tempat pelayanan
kebidanan dan persalinan,
Tempat pelayanan darurat
karena kecelakaan,
Poliklinik kesehatan gigi
dan mulut, Laboratorium,
Tempat pengelolaan obat
Total : 2,6 8,7
Weakness
1. Jumlah desa terdiri dari 0,1 3 0,3
75, terdapat 246 dusun di
kecamatan L. Sedangkan
wilayah kerja Puskesmas
L terdiri dari 42 desa dan
142 dusun.
Total : 0,1 0,3
b. Eksteranl foktor (EFAS)
Opportunity O-T
1. Adanya pengadaan sarana 0,3 3 0,9 2,1-1,6
dan prasarana yang rusak =0,5
dari bagian pengadaan
barang (AC, syringe
pump)
2. Adanya pembangunan 0,4 3 1,2
dan perbaikan sarana-
prasarana kesehatan
(puskesmas, pustu dll)

53 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Total : 0,7 2,1
Treathened
1. Kesenjangan antara 0,4 2 0,8
jumlah pasien dengan
peralatan yang ada.
2. Semakin tinggi kesadaran 0,4 2 0,8
masyarakat akan
tingginya kesehatan
3. Adanya tuntutan tinggi 0,4 2 0,8
dan masyarakat ingin
melengkapi sarana dan
prasarana.
Total : 1,2 1,6
3. Metode (M3) S-W
MAKP 7,8-1,5
a. Internal faktor (IFAS) = 6,3
Strenght
1. Puskesmas memiliki visi 0,4 4 1,6
“prima dalam pelayanan
guna mewujudkan
masyarakat yang mandiri
untuk hidup sehat menuju
lhoksukon sehat ”, misi,
dan mutu sebagai acuan
melaksanakan kegiatan
pelayanan
2. Ada kemauan perawat 0,5 4 2
untuk berubah
3. Mempunyai standart 0,5 4 2
asuhan keperawatan

54 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
4. Mempunyai protap setiap 0,4 3 1,2
tindakan
5. Terlaksananya 0,5 0,5 1
komunikasi yang
adekuat : perawat dan
team kesehatan lainnya.
Total : 2,3 7,8
Wekness.
1. dilaksanakan tetapi 0,3 2 0,6
sosialisasi kepada semua
tim masih kurang.
2. Belum adanya data-data 0,4 1 0,4
yang akurat dan
komprehensif dalam
pembangunan kesehatan
3. Terjadi keterlambatan 0,5 1 0,5
pengadaan obat, obat
kadaluarsa.
Total 1,2 1,5

b. Eksternal faktor (EFAS)


Opportunity. O-T
1. Ada kebijakan pemerintah 0,4 5 2 2-6,7
tentang profesionalisasi = -4,7
perawat.
Total : 0,4 2
Treathened
1. Adanya tuntutan 0,4 4 1,6
masyarakat yang semakin
tinggi terhadap

55 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
profesional.
2. makin tinggi kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat akan hukum.
3. Makin tinggi kesadaran 0,5 4 2
masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
4. Persaingan dengan 0,5 2 1
masuknya perawat asing.
5. Bebasnya pers yang dapat 0,3 4 1,2
langsung menyebarkan
informasi dengan cepat.
Total 1,6 6,7
4. Sentalisasi Obat. S-W
a. Internal Faktor (IFAS), 9,2-0,4
Strength. = 8,8
1. Tersedianya sarana dan 0,5 4 2
prasarana untuk
pengelolahan sentralisasi
obat.
2. Kepala ruangan 0,4 4 1,6
mendukung kegiatan
sentralisasi obat.
3. Sudah dilaksanakan 0,4 4 1,6
kegiatan sentralisasi obat
oleh perawat
perkolaborasi dengan
depo farmasi.
4. Adanya kemauan perawat 0,5 4 2

56 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
untuk melakukan
sentralisasi obat.
5. Ada lembar 0,5 4 2
pendokumentasian obat
yang diterima setiap status
pasien.
Total : 2,3 9,2
Weakness
1. Keterlambatan pengadaan 0,4 1 0,4
obat
Total : 0,4 0,4

b. Eksternal faktor (IFAS)


Opportunity O-T
1. Adanya mahasiswa S1 0,3 3 0,9 0,9-3,2
keperawatan yang praktik =-2,3
menejemn keperawatan
Total : 0,3 0,9
Treathened
1. Adanya tuntutan pasien 0,5 4 2
untuk mendapatkan
pelayanan yang
profesional
2. Makin tinggi kesadaran 0,3 4 1,2
masyarakan akan hukum
Total : 0,8 3,2

57 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
5. Supervisi
a. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. Supervisi telah 0,4 4 1,6
dilaksanakan secara rutin
2. Telah ada unit pencegahan 0,5 5 2,5
dan pemberantasan
penyakit
Total 0,9 4,1
Weakness
1. Belum adanya 0,5 1 0,5
dokumentasi supervisi
yang jelas
Total 0,5 0,5
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0,3 3 0,9
Keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan
Total
Theartened
1. Tuntutan pasien dengan 0,4 3 1,2
konsumen untuk
mendapatkan pelayanan
yang profesional
Total 0,4 1,2

6. Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS) S-W

58 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Strenght 6,2-5,2
1. Kepala ruangan 0,2 3 0,6 =1
memimpin kegiatan
timbang terima setiap hari
2. Adanya laporan jaga 0,3 4 1,2
setiap shift
3. Timbang terima sudah 0,4 4 1,6
merupakan kegiatan yang
rutin yang telah
dilaksanakan
4. Adanya kemauan 0,4 4 1,6
perawatn untuk
melakukan timbang terima
5. Adanya buku khusus 0,3 4 1,2
untuk pelapolaran timbang
terima
Total 1,3 6,2
Weakness
1. Belum adanya protat 0,4 1 0,4
timbang terima di ruangan
2. Timbang terima sudah 0,5 4 2
dilakukan dengan baik
(PP, melaporkan identitas
pasien, keluhan utama,
DS, DO, MK, Intervensi)
tetapi intervensi masih
bersifat umum tidak
berdasarkan MK dan
Evaluasi tidak lengkap
3. Format timbang terima 0,4 4 1,6

59 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
sudah mencakup nama
dan paraf perawat pada
kedua shift
4. Pelaksanaan timbang 0,4 3 1,2
terima masih belum
optimal, khususnya shift
sore ke malam
Total 1,7 5,2
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
Opportunity O-T
1. Kebijakan (Bidang 0,3 4 1,2 1,2-3,2
Keperawatan) tentang = -2
timbang terima
Total 0,3 1,2
Treathened
1. Adanya tuntunan yang 0,5 4 2
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayan
keperawatan yang
profesional
2. Meningkatnya kesadaran 0,4 3 1,2
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Total 0,9 3,2

60 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
6. Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght S-W
1. Adanya kartu kontrol 0,4 4 1,6 5,6-1,7
berobat =3,9
2. Perawat memberikan 0,5 4 2
pendidikan kesehatan
secara informasi kepada
pasien atau keluarga
selama dirawat sampai
pulang
3. Adanya upaya kesehatan 0,5 4 2
sekolah, upaya
pencegahan dn
pemberantasan penyakit
menular, perawatan
kesehatan masayarakat.
Total 1,4 5,6
Weakness
1. Keterbatasan waktu dan 0,3 2 0,6
tenaga perawat
2. Kurangnya kemauan 0,3 1 0,3
untuk memberikan
pendidikan kesehatan
kepada pasien atau
keluarga
3. Tidak tersedianya leafet 0,4 1 0,4
pasien kurang
4. Pendidikan kesehatan 0,4 1 0,4
belum terdokumentasi

61 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
dengan baik
Total 1,4 1,7
Opportunity O-T
1. Adanya mahasiswa S1 0,2 3 0,6 0,6-2,4
Keperawatan yang =-1,8
melakukan praktik
manajemen keperawatan
Total 0,2 0,6
Treathened
1. Adanya tuntutan dari 0,4 3 1,2
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional
2. Semakin tinggi kesadaran 0,4 3 1,2
masyarakat akan
pentingnya kesehatan
Total 0,8 2,4
7. Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength S-W
1. Adanya kasus yang 0,4 3 1,2 4-1
memerlukan perhatian =3
khusus
2. SDM banyak 0,4 4 1,6
mempunyai pengalaman
dalam bidang
keperawatan bedah
medis
3. Sertifikasi perawat 0,3 4 1,2

62 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
sesuai keahliannya
Total 1,1 4

Weakness
1. Ronde keperawatan adalah 0,4 1 0,4
kegiatan yang belum
dilaksanakan secara
teratur
2. Karakteristik tenaga yang 0,3 1 0,3
memenuhi kualifikasi
belum merata
3. Jumlah tenaga yang tidak 0,3 1 0,3
seimbang dengan jumlah
tingkat ketergantungan
pasien
Total 1 1
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
Opportunity
1. Adanya pelatihan dan 0,4 4 1,6 O-T
seminar tentang 3,2-1,2
manajemen keperawatan =2
2. Adanya kesempatan dari 0,4 4 1,6
kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktik
Total 0,8 3,2

63 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Treathened
1. Adanya tuntutan yang 0,3 4 1,2
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang profesional
Total 0,3 1,2
8. Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Terdapat sarana dan 0,5 4 2 S-W
prasarana dokumentasi 4,9-1,3
untuk tenaga kesehatan =3,6
(sarana adminitrasi
penunjang)
2. Format asuhan 0,3 3 0,9
keperawatan sudah ada
3. Adanya kesadaran 0,5 4 2
perawat tentang tangung
jawab dan tanggung gugat
Total 1,3 4,9
Weakness
1. Dari observasi status 0,5 1 0,5
pasien, pengisian
dokumentasi tidak
lengkap
2. SAK dan SOP belum 0,5 1 0,5
maksimal digunakan
3. Pengawasan terhadap 0,5 1 0,5
sistematika

64 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
pendokumentasian
belum dilaksanakan
secara optimal
4. Data-data kurang akurat 0,5 1 0,5
dan komprehensif
Total 1,3 1,3
b. Eksternas faktor
(EFAS)
Opportunity O-T
1. Adanya program 0,5 4 2 8-0,9
pelatihan =7,1
2. Peluang perawat 0,4 3 1,2
utnuk meningkatkan
pendidikan
(pengembangan
SDM)
3. Kerja sama yang baik 0,5 4 2
antara perawat dan
mahasiswa
4. Sistem MAKP yang 0,7 4 2,8
diterapkan
mahasiswa S1
keperawatan
Total 2,1 8
Thereatened
1. Tingkat kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat (pasien dan
keluarga) akan tanggung
jawab dan tanggung
gugat

65 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Total 0,3 0,9
9. Keuangan (M4)
a. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. Pembayaran di 0,3 4 1,2 S-W
puskesmas gratis yang 1,2-1,5
ditanggung oleh =-0,3
jamkesmas dan JKA
TOTAL 0,3 4 1,2
Weakness
1. Jasa insentif untuk 0,3 3 0,9
pelayanan dan jasa
medik yang diberikan
sama untuk semua
perawat
2. Jasa insentif 0,2 3 0,6
ditanggung oleh
pemerintah
Total 0,6 1,5
b. Eksternal faktor
(EFAS)
Opportunity O-T
1. Pengeluaran dibiayai 0,2 4 0,8 1,7-3
pemerintah =-1,3
2. Adanya kesempatan 0,3 3 0,9
untuk mengunakan
instrumen medis dengan
re-use sehingga
menghemat pengeluaran
Total 0,5 1,7

66 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Threatened
1. Adanya tuntunan yang 1 3 3
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih
profesional sehingga
membutuhkan pendanaan
yang lebih besar untuk
mendanai sarana prasarana
Total 1 3
10. M5 (mutu)
a. Internal faktor (IFSA)
Strengh S-W
1. Pasien sudah menerima 0,2 3 3 3-1
pelayanan yang =2
diberikan puskesmas
dengan tanpa membayar
Total 0,2 3
Weakness
1. Keterlambatan penanganan 1 1 1
rujukan
Total 1 1
b. Ekternal faktor (EFAS)
Opportunity O-T
1. Mahasiswa S1 0,4 4 1,6 3,2-6
keperawatan praktik =-2,8
manajemen
2. Kerja sama yang baik 0,4 4 1,6
antara perawat dan

67 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
mahasiswa
Total 0,8 3,2
Threatened
1. Adanya peningkatan 0,5 4 2
standar masyarakat yang
harus dipenuhi
2. Adanya tuntunan yang 1 4 4
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih
professional
TOTAL 1,5 6

68 | P a g e
BAB V

PENUTUP

4.1 Simpulan
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara telah ditunjukkan dengan semakin merata pelayanan
kesehatan. Pembangunan dan perbaikan berbagai sarana dan prasarana
kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes), Polindes, Posyandu + dan Puskesmas Keliling terus
dilaksanakan.
Kendala dalam pembangunan kesehatan adalah belum tersedianya data-
data yang akurat dan komprehensif dalam merencanakan pembangunan
kesehatan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya
didasarkan pada evidence based. Perencanaan, monitoring dan evaluasi
membutuhkan data yang cepat, tepat, dan akurat. Ketersediaan obat yang
dibutuhkan oleh masyarakat baik dalam kegiatan kuratif maupun rehabilitatif
perlu diatur dengan mekanisme yang dapat mengurangi kerugian karena
keterlambatan pengadaan obat dan kerugian akibat kadaluarsa obat.
Demikianlah penyajian Profil Kesehatan Kecamatan Lhoksukon Tahun
2012, diharapkan dapat membantu memberikan penjelasan yang lebih
mendalam mengenai situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya
kesehatan beserta hasil kegiatan selama kurun waktu tahun 2012 di wilayah
kerja Puskesmas Lhoksukon.

4.2 Saran
1. Hendaknya perawat mampu melaksanakan tugas keperawatan dengan baik
dan benar.
2. Hendaknya pemerintah mendukung program dari puskesmas

69 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Rosyidi, kholid. 2013. Manajemen Kepemimpinan dalam Keperawatan.


Jakarta : TIM.

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Marquis, Bessie L & Carol J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan. Jakarta : EGC.

70 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai