PENDAHULUAN
1|Page
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori perencanaan Puskesmas?
2. Bagaimana akreditasi nasional pada puskesmas?
3. Bagaimana profil kesehatan Puskesmas?
4. Bagiamana aplikasi kasus analisis SWOT pada puskesmas?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Primer.
b. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu :
1. Melaksankan pengkajian di Puskesmas
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT
3. Menentukan rumusan masalah
4. Menyusun rencana strategi operasional puskesmas berdasarkan hasil
pengkajian MAKP
2|Page
BAB II
TINJAUAN TEORI
3|Page
Perencanaan yang adekuat mendorong pengelolaan terbaik sumber daya
yang ada. Dalam perencanaan yang efektif, manjer harus mengidentifikasi
tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta melakukan perubahan yang
diperlukan untuk menjamin kontuniutas pencapaian tujuan oleh unit.
Keterampilan kepemimpinan, seperti visi dan kreativitas dibutuhkan dalam
mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Mustahil jika kita
merencanakan sesuatu yang tidak dapat dicapai atau abstrak. Selain itu,
perencanaan menurut fleksibilitas dan energy, dua karakteristik
kepemimpinan yang lain. Perencanaan merupakan tahap yang sangat penting
dan menjadi prioritas di antara fungsi manajemen yang lain. Tanpa
perencanaan yang adekuat, proses manajemen akan mengalami kegagalan.
2.2 Hirarki Perencanaan
Proses penendalian manajemen diawali dengan perumusan goal and
strategies. Pada organisasi-organisasi masa kini, perumusan goal and
strategies dikaitkan dengan perumusan visi misi keyakinan dasar dan nilai-
nilai dasar. Oleh karena itu sebelum kita membicarakan mengenai strategies
planning/programming (pemro-graman), terlebih dahulu perlu kita fahami
tentang misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar. Terdapat banyak tipe
perencanaan dan sebagian besar organisasi membuat rencana dalam bentuk
hirarki. Dalam bentuk ini rencana teratas mempengaruhi semua rencana di
bawahnya. Seperti digambarkan dalam piramida hirarki, hirarki melebar pada
tingkatan lebih bawah yang menggambarkan banyaknya jumlah. Komponen
perencanaan. Selain itu, komponen perencanaan pada hirarki teratas lebih
umum dibandingkan komponen di bawahnya yang lebih spesifik.
4|Page
Misi
Filosofi
Tujuan umum
Tujuan khusus
Kebijakan
Prosedur
Hirarki perencanaan
aturan
a. Visi
Visi adalah suatu pikiran yang melampaui realitas sekrang, sesuatu yang
kita ciptakan yang belum pernah ada sebelumnya, suatu keadaan yang
akan kita wujudkan yang belum pernah kita alami sebelumnya. Seorang
leader yang memiliki visi adalah leader yang memiliki kemampuan untuk
berfikir melampaui realitas sekarang. Kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang belum pernah ada, dan kemampuan untuk mencaai suatu
kondisi yang belum pernah dialami sebelumnya.
Contoh Visi Rumah Sakit: memberikan pelayanan prima
b. Misi
Misi adalah jalan pilihan suatu organisasi untuk menyediakan produk /
jasa bagi customernya. Perumusan misi adalah suatu usaha untuk
menyusun peta perjalanan. Setiap organisasi menjalani kehidupan didunia
yang tidak berpeta. Oleh karena itu kemampuan organisasi untuk
membuat peta yang secara akurat menggambarkan dunia yang dimasuki
memberikan kesempatan bagi organisasi tersebut untuk menyediakan
produk / jasa yang memenuhi kebutuhan customernya. Sehigga
menjanjikankelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi.
Contoh misi dalam biang keperawatan :
1. Memberikan asuhan keperawatan bermutu tinggi dengan biaya
terjangkau dan dapat dievaluasi
5|Page
2. Menciptakan iklim kerja yang mendorong pertumbuhan
profesionalismekepuasan kerja setiap perawat.
c. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
d. Kebijakan
Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu
yang mesti diikuti dan dilakukan oleh para pelakunya untuk memecahkan
suatu masalah (a purposive corse of problem or matter of concern).
Kebijakan keputusan suatu organisasi yag dimaksudkan untuk mengatasi
permasalahan ertentu sebagai keputusan atau untuk mencapai tujuan
tertentu.berisikan ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman
perilakudalam ; (1) pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus
dilakukan baik kelompok sasaran ataupun (unit) organisasi pelaksana
kebijakan, (2) penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah
ditetapkan baik dalam hubungan dengan (unit) organisasi pelaksana
maupun dengan kelompok sasaran yang dimaksudkan.
e. Prosedur Perencanaan
Prosedur proses perencanaan dilakukan melalui lima langkah berikut ini:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan
5. Mengimplementasikan rencana dan megevaluasi hasilnya.
f. Peraturan
Peraturan merupakan salah satu bentuk keputusan yang harus ditaati dan
dilaksanakan. Agar terlaksananya perencanaan manajemen dalam lingkup
organisasi. Oleh karena itu peraturan, standar operasional prosedur dan
pengawasan standar operasional prosedur sangatlah penting demi
tercapainya visi dan misi di suatu organisasi.
6|Page
2.3 Tujuan Perencanaan
Sebelum sebuah rencana kerja dapat disusun, hal yang pertama yang harus
dirumuskan adalah sasaran apa yang hendak dicapai. Sasaran tersebut dapat
dirunut dari visi misi yang dirumuskan oleh organisasi. Melalui misi
organisasi kita dapat mengetahui untuk tujuan apa organisasi itu didirikan dan
mengapa organisasi itu ada. Misi merupakan dasar bagi tujuan dan garis besar
perencanaan dalam keseluruhan organisasi oleh karenanya dalam menyusun
sebauh perencanaan yang efektif harus memastikan bahwa kebijakan internal,
peran-peran organisasional, kinerja struktur organisasi, produk yang
dihasilkan dan keseluruhan perasional organisasi tetap sejalan dengan misi
organisasi.
Melalui perencanaan yang baik, enam pertanyaan pokok dalam setiap aktifitas
untuk mencapai tujuan akan terjawab. Keenam pertanyaan tersebut yang
dikenal 4W & 1H adalah sebagai berikut :
a. What needs to be accomplished? (apa yang harus dikerjakan?)
b. When is the deadline? (kapan harus dilaksanakan dan diselesaikan?)
c. Where will this be done? (dimana tempat pelaksanaannya?)
d. Who will be responsible for it? (siapa penanggung jawabnya?)
e. How will it get done? (bagaimana cara melaksanakannya?)
f. How much time, energy, and resources are required to accomplish this
goal? (berapa banyak waktu tenaga dan sumber daya yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.)
Selain itu tujuan perencanaan juga dapat membantu dalam proses penentuan
tujuan .
Tujuan perencanaan tersebut diantaranya adalah
a. Membantu manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
b. Membantu kristalisasi penyesuaian dalam masalah-masalah utama
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas
d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
f. Memudahkan koordinasi antar berbagai bagian organisasi
7|Page
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan mudah dipahami
h. Meminimkan pekerjaan yang tidak pasti menghemat waktu, usaha dan
dana.
2.4 Syarat Perencanaan
Syarat perencanaan dalam manajemen keperawatan adalah harus
mengandung lima unsur dan dipahami bersama dalam suatu organisasi
manajemen demi tercapainya suatu tujuan dalam pencapaian visi dan misi
pelayanan kesehatan, adapun syarat perencanaan manajemen adalah sebagai
berikut :
a. Faktual dalam realistis
Dalam menentukan perencanaan manajemen organisasi pelayanan
kesehatan proses penyusunan perencanaan harus bersifat aktual dan
realistis, yang dapat dibuktikan dengan perencanaan jangka pendek dan
jangka panjang, serta proses pencapaian yang realistic.
b. Logis dan rasional
Dalam menyusun perencanaan dalam manajemen pelayanan kesehatan,
setiap organisasi harus menyusun strategi perencanaan yang bersifat logis
dan rasional, dan dapat dipahami serta dijalankan oleh semua pihak.
c. Fleksibel
d. Komitmen
e. komprehensif
2.5 Jenis Perencanaan
kebetulan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat tergantung kepada
jenis perencanaan yang disusun kepala ruangan diantaranya adalah:
a. menunjuk ketua tim yang bertugas didalam ruangan
b. mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya
c. mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi, dan
persiapan pulang bersama ketua tim
d. mengidentifikasikan jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan.
e. Merencanakan strategis pelaksanaan keperawatan
8|Page
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan,
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter.
g. Mengatur dan megendalikan asuhan keperawatan
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
j. Menjada terwujudnya visi, misi keperawatandan rumah sakit.
2.6 Proses Penyusunan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen
Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada pross penyusunan
perencanaan antara lain analisis situasi, mengidentifikasi masalah dan
prioritasnya, menentukan tujuan program, mengaji hambatan dan kelemahan
program, menyusun rencana kerja operasional. Proses perencanaan melibatkan
dua elemen penting, yaitu tujuan (goals) dan rencana (plans). Tujuan (goals)
pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau dicapai
oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi. Rencana (plans) adalah
segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana
tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya keperawatan akan
dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal
yang terkait dengan pencapaian tujuan. Sebagai seorang manajer perencanaan,
tujuan dan rencana adalah sesuatu yang harus dirumuskan olehnya.
9|Page
Adapun tujuan yang actual dan nyata (real goals) adalah tujuan yang tidak
dinyatakan pada publik, namun secara actual dan nyata, berusaha dicapai oleh
para anggota di dalam sebuah anggota di dalam sebuah organisasi layanan
keperawatan.Sebagai contoh, “Meningkatkan insentif bagi perawat yang
berprestasi bekerja”.Tujuan ini biasanya tidak dinyatakan kepada publik,
namun disampaikan kepada para anggota keperawatan. Wujud dari upaya
pencapaian tujuan ini jelas, para perawat akan berusaha menunjukkan prestasi
dalam kerjanya karena ada tujuan yang ingin dicapai, yaitu insentif.
Bagaimana hubungan antara kedua tujuan ini dapat dilihat kaitannya antara
tujuan atas.
Dari segi keluasan dan waktu, rencana dapat dibedakan menjadi rencana
strategis atau rencana strategis atau rencana jangka panjang (strategic plan or
long-term plans), rencana taktis atau jangka menengah (tactical plan or mid-
term plans), dan rencana operasional atau jangka pendek (operational or
short-term plans). Rencana strategis atau jangka panjang adalah rencana yang
akan dijalankan oleh seluruh komponen dalam organisasi atau perusahaan, dan
dibuat dalam rangkah pencapaian tujuan organisasi cara keseluruhan (strategic
goals or organizational ocjectives). Bagaimana perusahaan menjadi market
leader dalam makanan siap saji disusun dalam rencana strategis ini.Adapun
rencana taktis atau jangka menengah adalah rencana yang dijalankan untuk
mencapai tujuan jangka menengah dan sebagai dorongan tercapainya tujuan
jangka panjang.Bagaimana peningkatan pangsa pasar sebesar 30 persen
10 | P a g e
dirumuskan dalam perencanaan taktis atau jangka menengah ini.Rencana
operasional atau jangka pendek adalah rencana yang dijalankan untuk
mencapai tujuan jangka pendek dan sebagai dorongan tercapainya tujuan
jangka menengah.
A. Analisis Situasi
Jika keperawata ingin berhasil, jangan takut untuk berpikir besar. Oleh
karena itu, keperawatan harus memulai bertindak berdasarkan tujuan perawat
sebagai manusia sering kali melewatkan hal-hal yang semestinya perawat
lakukan dan melakukan hal-hal yang yang mestinya perawat lewatkan.Hal ini
terjadi karena sebagaian besar perawat lupa merumuskan tujuan dari setiap
langkah yang diambilnya sehingga sering kali perawat tersesat di tengah
perjalanan dan hanya berputar – putar.Untuk membangun sebuah organisasi
layanan keperawatan ataupun menjalankannya dengan membuat program,
setiap organisasi layanan keperawatan harus merumuskan jati dirinya dan
memetakan diri dan lingkungannya. Selalu diperlukan upaya untuk
memusatkan konsentrasi organisasi layanan keperawatan pada satu atau
mudahkan organisasi layanan keperawatan untuk melihatkan apa yang
diinginkannya, bagaimana cara mencapainya, dan melakukan evaluasi
evaluasi sejauh mana hal tersebut terlaksana. Semua proses ini dapat kita
sebut sebagai proses manajemen.
11 | P a g e
B. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran).Analisis ini menempatkan situasi ini dan
kondisi sebagai factor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing – masing. Satu hal yang harus diingat baik – baik oleh
para pengguna analisis SWOT bahwa analisis SWOT adalah semata – mata
alat analisis yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang
dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi dan bukan sebuah
alat analisis “ajaib” yang mampu memberikan jalan keluar yang “ajaib” bagi
masalah – masalah yang dihadapi oleh organisasi layanan keperawatan.
Analisis tersebut terbagi atas empat komponen dasar berikut.
Strength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
keperawatan atau program layanan asuhan keperawatan pada saat
ini.Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
keperawatan atau program layanan asuhan keperawatan pada saat
ini.Opportunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di
luar keperawatan bagi layanan keperawatan di masa depan. Theat (T) adalah
situasi yang merupakan ancaman bagi keperawatan yang dating dari luar
organisasi dan dapat mengancam eksistensi layanan keperawatan di masa
depan.
1. Model kuantiatif. Suatu asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang
berpasangan antara S dan W serta O dan T. kondisi berpasangan ini
terjadi karena di-asumsikan bahwa dalam setiap kekuatan, selalu ada
12 | P a g e
kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka,
selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti bahwa setiap satu
rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W),
dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan
satu Threat (T)
2. Model kualiatif. Urut – urutan dalam membuat analisis SWOT kualiatif,
tidak berbeda jauh dengan urut – urutan model kuantiatif. Perbedaan besar
diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing
– masing kompone. Apabila komponen S memiliki pasangan
subkomponen W dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu
subkomponen T. Akan tetapi, dalam model kualitatif hal tersebut terjadi.
Selain itu, subkomponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak
memiliki hubungan satu sama lain (lihat table di atas).
C. Analisis TOWS
13 | P a g e
manfaatkan peluang dari lingkungan luar.Sering dijumpai dilemma bahwa
ada peluang terlihat, namun organisai tidak mampu mengerjanya. Strategi ST
akan digunakan organisasi untuk menghindari, setidaknya memperkecil dapat
ancaman yang dating dari luar. Strategi WT adalah taktik pertahanan yang
diarahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal.Dalam hal ini, aktivitas organisasi mungkin menghentikan
sementara dan membubarkannya, lalu mendirikan organisasi yang baru atau
melebur masuk ke organisasi sejenis yang lain, mengadakan rasionalisasi, dan
lain – lain.
14 | P a g e
menggunakan curah pendapat.Bila penyebab dikemukakan, tentukan bersama
karena penyebab tersebut harus ditempatkan dalam diagram tulang ikan
(yaitu, tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus
ditempatkan).Sebab – sebab ditulis pada garis horizontal sehingga banyak
“tulang” kecil keluar dari garis horizontal utama.Suatu sebab dapat ditulis di
bawah lebih dari satu kategori sebab utama.
Analisis situasi Visi san Misi adalah suatu bagian integral dari sebuah
organisasi layanan keperawatan, sehingga kaitan di antara ketiganya harus
dikuasai dengan baik sebelum melangkak ke konsep – konsep selanjutnya
dalam menggerakkan organisasi layanan keperawatan. Analisis situasi, visi
dan misi sebagai suatu konsep memiliki interaksi yang erat, baik pada saat
perumusan, pelaksanaan maupun evaluasi organisasi layanan keperawatan
atau program layanan keperawaratan. Analisis situasi mengawali perumusan
visi dan misi organisasi layanan keperawatan dan kemudian diterjemahkan
dalam tujuan organisasi layanan keperawatan yang kita kenal sebagai GBHO
(Garis – garis Besar Haluan Organisasi).
15 | P a g e
Dengan acuan berupa visi-misi, tujuan organisasi dapat dirumuskan dalam
GBHO. Dalam skala yang lebih kecil, urut – urutan cara penganalisisan yang
sama dapat diterapkan terhadap suatu program kerja, program ini dapat
dijabarkan targetnya, segmentasinya, dan strategi aksi yang akan digunakan.
Program kerja dapat dikatakan program yang lengkap apabila telah mampu
menerangkan visi, misi, tujuan serta gambaran pelaksanaan berupa target,
segmentasi, dan strategi aksi yang dipilih. Kemudian dilanjutkan dengan
tahap pelaksanaan program kerja yang secara teknis persiapannya maupun
pelaksanaan akan dibahas kemudian. Pelaksanaannya akan diikuti dengan
proses evaluasi, yang digaris bawahi adalah peran analisis situasi dalam
melakukan penilaian kesesuaian konsep dan pelaksanaan program saat
program berjalan maupun diakhiri program berjalan maupun di akhir program
sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan penilaian yang objektif dan
kesinambungan. Mengapa kita memerlukan tujuan? Apakah tujuan itu? Dan
bagaimana kita akan merumuskannya?
16 | P a g e
konteks ini tidak sama dengan tujuan yang telah dibahas di sini adalah tujuan
sebagai konsep yang jauh lebih nyata. Tujuan yang kita bahas di sini adalah
tujuan sebagai konsep yang jauh lebih nyata. Tujuan merupakan sesuatu (apa)
yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu 1 (satu) yang akan
dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu 1 (satu) sampai dengan lima tahun
ke depan. Tujuan tersebut diterapkan dengan mengacu pada pernyataan visi
dan misi serta didasarkan pada isu – isu dan analisis strategik. Selain itu,
tujuan tidak harus dinyatakan dalam berntuk kuantitatif, namun harus dapat
menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.
Diharapkan tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan,
program, dan kegiatan guna merealisasikan misi. Dengan demikian, tujuan
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi instansi yang
ditetapkan dengan memerhatikan faktor – faktor penentu keberhasilan (key
succes factor) dari hasil analisis yang memadai terhadap lingkungan, baik
internal maupun global.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu
yang lebih pendek dari tujuan. Selain itu dalam sasara, dirancang pula
indikator sasaran. Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan
pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan, yang pada
setian indikator sasaran, senantiasa disertai dengan rencana tingkat
pencapaiannya (target) masing – masing. Dengan demikian, sasaran strategik
merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam jangka waktu satu tahun yang
berfokus pada tindakan dalam alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan
atau operasional organisasi. Dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
langkah selanjutnya adalah menetapkan bagaimana hal tersebut akan dicapai
(bagaimana).
17 | P a g e
keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi, dan visi. Program
merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
Sebagaimana telah disepakati pihak terkait yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang untuk dijadikan pedoman dan petunjuk bagi setiap kegiatan
pimpinan keperawatan, seluruh staf, agar tercapai kelancaran dan keterpaduan
dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi. Program merupakan
kumpulan kegiatan nyata, sistematis, dan terpadu yang dilaksanakan oleh
layanan keperawatan dengan unit kerja lainnya, dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
18 | P a g e
karena hasil pencapaian suatu indikator tidak semata – mata merupakan
output dari suatu program atau sumber dana, namun merupakan akumulasi,
korelasi, dan sinergi antara berbagai program dan berbagai pihak yang terlibat
dalam proses pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian, keberhasilan telaksana
atau terwujudnya suatu kegiatan tidak dapat diklaim sebagai hasil dari suatu
sumber dana atau oleh suatu pihak saja.
19 | P a g e
secretariat yang
represetatif.
SDM METODA
Pendidikan
Training Pendinginan
Pemanasan
Ketrampilan
pengalaman Pertimbanga
disiplin n Mising
Prosedur Adonan
kerja Pencelakan
lingkungan
CACAT PADA
gaji/bonus
PRODUK NUGGET
Timbangan
Mutu BBK Feed
pencampur additif sifat
pengadon fisik/kimia
pencetak
Penyimpang
Suhu,
an
temperatur
pengemasan
waktu
sumber
MESIN MATERIAL
20 | P a g e
Gambar 2.6.1 Analisis Tulang Ikan
Tujuan Organisasi
(GBHO)
Program kerja
Evaluasi
Dengan menggunakan analisis
situasi 21 | P a g e
Gambar 2.6.2 Analisis Situasi, Visi, dan Misi
2.7 Perencanaan dalam Manajemen Asuhan Keperawatan
A. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untukmembuat tim kerja dengan
pembagian tugas dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk
pengelolaan diruang rawat inap, maka diselenggarakan pengorganisasian
dengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala ruangan
2. Perawat primer
3. Perawat asosiet
Adapun penetapan tugas perawat di atas harus sesuai dengan visi dan misi
rumah sakit atau keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan
keperawatansebelumnya, bagaimana kekuatan sumber daya yang ada dan
sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data
sebelumnya.
B. Rencana strategi perencanaan
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan
bagaimana rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan
didalam manajemen keperawatan. Organisasi mulai menentukan dan
mendiskusikan bentuk dan penerapan praktik keperawatanyang
professional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur
kebutuhan tenaga perawat, mengatur tugas dan wewenang dari masing-
masing perawat di ruangan, jadwal kerja dari masing perawat, bagaimana
mensupervisi perawat, bagaimana sistem kepemimpinannya. Instalasi-
instalasi yang menunjang di dalam proses keperawatan seperti farmasi,
radiologi, laboratorium, gizi (jalur operasional). Hubungan dengan bagian-
bagian lain yang turut mendukungdi dalamorganisasi rumah sakit ini
(anggaran, karyawan non medis, dll).
22 | P a g e
C. Pengaturan dan kegiatan
Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai dilakukan
penentuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya. Sebagai
contoh dibawah ini akan diberikan rencana kegiatan kelompok dalam penerapan
model asuha keperawatan professional yang akan dilakukan dalam satu bulan.
Minggu Uraian rencana kerja
I 1. Pembuatan struktur organisasi kelompok
2. Orientasi ruangan dan perkenalan
3. Analisa situasi dan perumusan masalah
4. Penyusunan program kerja
5. Penyusunan proposal pelaksanaan model
asuhankeperawatan professional
6. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran
dalam penerapan mode; praktek keperawatan
professional
7. Penyusunan format pengkajian khusus dan sistem
dokumentasi asuhan keperawatan
8. Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat dan
kelengkapan keperawatan
9. Penyusunan format supervise
10. Penyusunan format penunjang kegiatan lainnya
seperti format kegiatan harian
11. Uji coba peran
II 1. Persiapan model asuhan keperawatan professional :
aplikasi peran pendelegasian tugas, dan proses
dokumentasi keperawatan
2. Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi
keperawatan
3. Penyelenggaraan suervisi keperawatan
4. Penyelenggaraan sentralisasi obat
5. Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam
III 1. Penerapan model asuhan keperawatn professional :
aplikasi peran. Pendelegasian tugas, dan proses
dokumentasi keperawatan
2. Penerapan semua program
3. Penyelenggaraan rotasi 24 jam
IV 1. Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan
professional
2. Penyusunan laporan
23 | P a g e
pelaksanaan,bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan
kembali jadwal (pembagian tugas).
D. Persiapan pendokumentasian
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain
bentuk sistem dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya. Termasuk didalam persiapan
ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang dipergunakan selama ini
berdasarkan kriteria: apakah sudah sesuai dengan standar dokumentasi
keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada
diruangan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada
diruangan apakah efisien dan efektif dalam pelaksanannya. Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentuan tentang model
pendokumentasian yang sesuai.
E. Persiapan evolusi
Evaluasi meliputi mennetuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan
sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara
umum.
2.8 Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Perencanaan
A. Manfaat perencanaan
Menurut Rosyidi, kholid. 2013.
1. Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi
lebih jelas
3. Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepatmemberikan cara
pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
4. Memudahkan koordinasi
5. Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah
dipahami
6. Meminimalkan pekerjaan yang tidak pati
7. Menghemat waktu dan dana
B. Keuntungan perencanaan
24 | P a g e
1. Meningkatkan peluang sukses
2. Membutuhkan pemikiran analitis
3. Mengarahkan orang ketindakan
4. Memodifikasi gaya manajemen
5. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
6. Meningkatkan keterlibatan anggota
C. Kelemahan perencanaan
1. Kemungkinan pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan
berlebihan pada kontribusi nyata
2. Cenderung menunda kegiatan
3. Terkadang kemungkinan membatasi inovasi dan inisiatif
4. Kadang-kadang hasil yang lebih baik didapatkan oleh penyelesaian
situasional individual dan penanganan suatu masalah pada saat
masalah itu terjadi
5. Terdapat rencana yang diikuti dengan rencana yang tidak konsisten.
BAB III
PROFIL PUSKESMAS
25 | P a g e
A. Struktur Organisasi
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Adapun
Struktur Organisasi Puskesmas Lhoksukon adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas bertugas memimpin dalam melaksanakan program
kesehatan yang telah digariskan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Utara. Dalam pelaksanaannya bertanggungjawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Aceh Utara.
2. Unit Tata Usaha
Unit Tata Usaha melakukan kegiatan pengelolaan urusan umum yang
mencakup urusan persuratan, keuangan, kepegawaian, pencatatan dan
pelaporan, rumah tangga, serta perlengkapan di lingkungan Puskesmas.
3. Unit Peningkatan Kesehatan dan Kesehatan Keluarga
Unit Peningkatan Kesehatan dan Kesehatan Keluarga melaksanakan
kegiatan yang meliputi kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
perbaikan gizi, usaha kesehatan kerja, usia lanjut, koordinator bidan desa,
koordinator Posyandu.
4. Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit\
Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit melaksanakan kegiatan
surveilans, penanggulangan dan pemberantasan penyakit, imunisasi dan
kesehatan haji.
5. Unit Pemulihan Kesehatan dan Rujukan, dan Perawatan
Unit Pemulihan Kesehatan dan Rujukan, dan Perawatan
menyelenggarakan kegiatan pemulihan kesehatan dan rujukan yang meliputi
pengobatan di Poliklinik Umum, pelayanan kebidanan dan persalinan,
pelayanan darurat karena kecelakaan, serta Poliklinik kesehatan gigi dan
mulut.
6. Unit Kesling dan Penyuluhan
26 | P a g e
Unit Kesling, penyuluhan dan PSM menyelenggarakan kegiatan
penyehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan, menggerakkan peran serta
masyarakat seperti Usaha Kesehatan Sekolah dan lain-lain.
7. Unit Penunjang
Unit Penunjang melaksanakan kegiatan laboratorium sederhana,
pengelolaan obat-obatan, pelayanan Puskesmas keliling dan ambulance.
8. Unit Pelayanan Khusus
Unit pelayanan khusus menyelenggarakan kegiatan kesehatan lansia,
usaha kesehatan jiwa, pisioterapi dan usaha kesehatan lainnya.
9. Pustu, Polindes, Poskesdes, Posyandu +
Sarana tersebut menyelenggarakan sebagian kegiatan yang dibebankan oleh
Puskesmas antara lain pelayanan pengobatan, KIA dan KB, pembinaan
kesehatan masyarakat, dan peningkatan peran serta masyarakat seperti
Posyandu dalam ruang lingkup wilayah kerjanya.
B. Visi, Misi, Fungsi dan Strategi
Puskesmas Lhoksukon sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Aceh Utara berusaha menterjemahkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan
dalam melaksanakan program serta kegiatan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Lhoksukon.
1. Visi
2. Misi
Misi umum pembangunan kesehatan Kecamatan Lhoksukon adalah
komitmen sektor kesehatan untuk menjamin pemerataan, keadilan dan mutu
27 | P a g e
pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Kecamatan Lhoksukon,
khususnya masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang rentan yang
membutuhkan penanganan kesehatan secara khusus.
Untuk mewujudkan visi tersebut ada tujuh misi yang telah diemban oleh
seluruh jajaran petugas kesehatan di masing-masing unit pelayanan
kesehatan, yaitu :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan Kesehatan
2. Memberdayakan seluruh komponen pendukung pembangunan
Kesehatan
3. Memberikan pelayanan Kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau seluruh lapisan masyarakat
4. Menyelenggarakan system informasi puskesmas yang bermutu
5. Memanfaatkan teknologi kesehatan yang tepat guna
6. Mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
7. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) kesehatan
8. Meningkatkan kinerja, mutu, akses, kelengkapan dan distribusi sarana
kesehatan
9. Meningkatkan kerja sama lintas program dan sektoral.
28 | P a g e
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta
6. Upaya Pengobatan.
Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat dan
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
ini dapat dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Upaya Kesehatan Jiwa
5. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
6. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
D. PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN
1. Pencapaian Target Indikator
Keberhasilan pembangunan kesehatan dievaluasi melalui Pencapaian Target
Indikator Kecamatan Lhoksukon. Berbagai indikator keberhasilan ditetapkan
oleh Kecamatan didasarkan pada kemampuan sumber daya manusia,
geografis dan faktor-faktor lainnya. Derajat kesehatan Kecamatan Lhoksukon
dapat dinilai melalui indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB di Kabupaten Utara berada di bawah
angka nasional Pada Tahun 2012 sasaran bumil 672 orang, Bulin 646,
kematian pada ibu bersalin sebanyak 3 (tiga) orang, 1(satu) di Puskesmas dan
2(dua) orang di RSU. Berbagai upaya pendataan ibu melahirkan terus
diupayakan untuk mendapatkan data yang sebenarnya dilapangan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi AKI ibu adalah terlambatnya penanganan dan
rujukan. Indikator derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Aceh Utara juga
dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB). AKB tahun 2012 sebanyak
10 orang dari 615 kelahiran. Penanggulangan penyakit TB Paru terus
29 | P a g e
dilakukan angka kesakitan yang dilaporkan pada tahun 2012 yaitu 50 kasus
dengan angka kesembuhan 59%.
Grafik 4. Presentase penderita TB paru sembuh dan tahap pengobatan
di wilayah kerja Kecamatan Lhoksukon tahun 2012
Sedangkan penderita kusta pada tahun 2012 sebanyak 8 kasus dan selesai
pengobatan sebanyak 1 orang sedangkan angka kesakitan Demam Berdarah
Dengue (DBD) pada Tahun 2012 ditemukan 16 kasus. Angka kesakitan di
Puskesmas Lhoksukon relatif tinggi dengan berbagai macam penyebab
morbiditas pada penduduk di Kecamatan Lhoksukon. Berdasarkan data
morbiditas maka 10 penyakit terbesar di Puskesmas Lhoksukon Tahun 2012
sebagai berikut :
30 | P a g e
Grafik 5. Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2012
Pada tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa kasus penyakit terbesar yaitu
Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas sebanyak 8.248 kasus.
Selanjutnya disusul oleh Penyakit kelainan pada lambung dan Penyakit sistem
31 | P a g e
jaringan otot dan jaringan pengikat (Peny.Tulang belulang,radang sendi termasuk
reumatik).
Di wilayah kecamatan Lhoksukon terdapat gizi Lebih 10 (0,34%), gizi
baik 2698 (90,99%), gizi kurang 235 (7,93%) sedangkan gizi buruk 22 (0,74%)
dengan demikian Penanganan Balita dengan status gizi BGM dan buruk harus
mendapat perhatian serius agar dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas pada
Balita Masih ditemukan balita BGM dan gizi buruk sangat berhubungan dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif kepada bayi.
Masih rendahnya memberikan ASI selama 6 bulan tanpa pemberian
makanan pendamping atau tambahan menunjukkan masih rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi. Persentase pemberian ASI eksklusif tahun 2012 sebesar
51 % (131 Orang) dan tidak eklusif 49% (125 orang).
32 | P a g e
Grafik 8. Kunjungan Pasien Rawat Inap Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2012
33 | P a g e
Dari penyajian grafik di atas cakupan Universal Child Imunization (UCI)
menjadi indikator keberhasilan proses dan masukan. Pada tahun 2012 dari 43 desa
wilayah kerja puskesmas Lhoksusan sebanyak 30 desa (71%) dan 13 desa (29%)
belum mencapai UCI.
Grafik 10 jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe di Wilayah
Kerja Puskesmas Lhoksusan Tahun 2012
Dari grafik diatas keberhasilan pemberian Fe pada ibu hamil tidak diikuti
oleh keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah
kerja kecamatan Lhoksusan 728 orang dan mendapatkan Fe berjumlah 595 orang.
2. Sumber Daya Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan merupakan tatanan yang menghimpun
berbagai upaya perencanaan pendidikan, dan pelatihan, serta pendayagunaan
tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Sumber
34 | P a g e
daya kesehatan di Puskesmas Lhoksukon sudah agak memadai. Data Tahun
2012 Puskesmas Lhoksukon mempunyai 101 PNS terdiri :
Tabel 3. Jenis Tenaga Kesehatan Pegawai Negeri Sipil
Puskesmas Lhoksukon Tahun 2012
Disamping tenaga 101 orang PNS. Puskesmas Lhoksukon juga memiliki 2 Dokter
PTT, 32 Bidan PTT, 43 Tenaga Sukarela.
3. Sarana Kesehatan
Tabel 4. Sarana Kesehatan Wilayah Kerja
Puskesmas Lhoksukon Tahun 2012
35 | P a g e
36 | P a g e
BAB IV
APLIKASI KASUS
4.1. Pengkajian
4.1.1. Visi, Misi dan Motto
a. Visi Puskesmas L
“Prima dalam pelayanan guna mewujudkan masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat menuju L sehat ”
b. MisiPuskesmas L
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Memberdayakan seluruh komponen pendukung pembangunan
kesehatan
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau seluruh lapisan masyarakat
4. Menyelenggarakan system informasi puskesmas yang bermutu
5. Memanfaatkan teknologi kesehatan yang tepat guna
6. Mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
7. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia (SDM)
kesehatan
8. Meningkatkan kinerja, mutu, akses, kelengkapan dan distribusi
sarana kesehatan
9. Meningkatkan kerjasama lintas program dan sektoral.
37 | P a g e
penyuluhan, Unit penunjang, Unit pelayanan khusus dan
Pustu, Polindes, dan Posyandu +.
Dinas Kesehatan
Kecamatan L
Kepala
puskesmas
Kepala
Kepala Unit Kepala Unit Unit Kepala Kepala Unit Kepala Unit
Peningkatan Kepala Unit Kepala Unit Kesling
Tata usaha Unit Pelayanan Pustu,
kesehatan dan Pencegahan dan Pemulihan dan Penunjang Khusus Polindes,
kesehatan pemberantasan Kesehatan dan Penyuluha Poskesdes,
keluarga penyakit rujukan, n Posyandu +
danperawatan
b. Tenaga kesehatan
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1 Dokter 4 2 PNS, 2 PTT
2 Dokter Gigi 1 PNS
3 Penyuluh 7 PNS
4 Bidan 60 28 PNS, 32 PTT
5 Diploma Farmasi 1 PNS
38 | P a g e
No Kualifikasi Jumlah Jenis
6 Fisioterapi 1 PNS
7 Analis Kesehatan 4 PNS
8 Rekam Medis 1 PNS
9 Elektro Medis 1 PNS
10 Sanitarian 2 PNS
11 Pekarya Kesehatan 1 PNS
3) Kebutuhan tenaga
4) Diagnosis penyakit terbanyak
Data sepuluh penyakit terbesar pada tahun 2012 di Puskesmas L
No Nama Penyakit Jumlah
1 Infeksi lain pada saluran pernafasan 8.248
bagian atas
2 Penyakit kelainan pada lambung 3.991
3 Penyakit sistem jaringan otot dan 3.637
jaringan pengikat
(Peny.Tulang belulang,radang sendi
termasuk reumatik)
4 Kecelakaan dan ruda paksa 2.862
5 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 2.826
6 Penyakit kulit infeksi 2.104
7 Diare 1.717
8 Penyakit lain pada salaluran pernafasan 1.637
bagian atas
39 | P a g e
No Nama Penyakit Jumlah
9 Gingvinitas dan penyakit periodontal 1.606
10 Penyakit tekanan darah tinggi 1.377
40 | P a g e
No Tempat Pelayanan Lokasi Jumlah
Kesehatan
3 Polindes Desa Alue Drien LB 8 buah
Desa Ara AB
Desa Munje MU
Desa Geulinggang LB
Desa Matang Munje LB
Desa Treing Pantang AB
Desa Cot Ara MU
Desa Bintang Hu
4 Poskesdes Desa Teungoh LB 1 buah
5 Posyandu + Desa Geulinggang LB 4 buah
Desa Arongan AB
Desa Matang Teungoh AB
Desa Cot U Sibak MU
6 Posyandu Seluruh Desa Wilayah Kerja 48 buah
masing-masing ada 1(satu)
kecuali Kota Lhoksukon ada 5
(Lima)
41 | P a g e
c. Fasilitas penunjang yang ada di dalam Puskesmas L
No Nama Fasilitas Jenis Fasilitas Jumlah
1 Bangunan penunjang Dapur Umum 1 buah
Pengolahan limbah 1 buah
medis
42 | P a g e
No. Metode Data fokus yang di nilai
e. Menyelenggaraan konferensi
Tanggung jawab anggota tim
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dibawah tanggung jawabnya
a. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim
b. Memberikan laporan
Tanggung jawab kepala ruangan
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan
2. Timbang Persiapan (pra)
terima a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian
shift/operan.
b. Semua pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima khususnya pasien baru
masuk dan pasien yang memiliki permasalahan
yang belum teratasi.
c. Semua sarana prasarana terkait pelayanan
keperawatan dilaporkan dan dioperkan
Pelaksanaan di nurse station dan di bed pasien
a. Kedua kelompok dinas sudah siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku
catatan
c. Kepala unit membuka acara timbang terima
d. Perawat yang sedang menjaga menyampaikan
timbang terima kepada perawat berikutnya
e. Perawat shift dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab, dan validasi
f. Melakukan validasi keliling bed pasien
43 | P a g e
No. Metode Data fokus yang di nilai
Pasca
a. Diskusi/klarifikasi
b. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara
langsung tanda tangan pergantian shift serta
penyerahan laporan
c. Ditutup oleh kepala ruangan
3. Ronde Persiapan (pra)
keperawtan a. Menentukan kasus dan topik
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Mempersiapkan pasien : informate contion.
e. Membuat proposal (study kasus/resume
keperawatan)
Pelaksanaan
a. Penjelasan atau penyajian tentang pasien oleh
perawat yang mengelola pasien
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Ke bed pasien, perawat lain/konselor/tim
kesehatan lainnya melakukan pemeriksaan/validasi
dengan cara observasi, membaca status/ dokumen
lainnya : dan menanyakan.
Pasca di nurse station
a. Pemberian justifikasi oleh perawat tentang data,
masalah pasien dan rencana, tindakan yang akan
dilakukan dan kriteria evaluasi
b. Kesimpulan dan rekomendasi untuk asuhan
keperawatan selanjutnya oleh kepala
ruang/pimpinan ronde
4. Pengelolaan Penerimaan resep/obat
logistik dan a. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala
obat ruang yang dapat didelegasikan pada staf yang
44 | P a g e
No. Metode Data fokus yang di nilai
ditunjuk (perawat primer atau kasus tim)
b. Bed pasien/keluarga : penjelasan dan permintaan
persetujuan tentang centralisasi obat
c. Format sentralisasi obat berisi : nama, nomer
register, umur, ruangan
Pemberian obat
a. Perhatikan 6 tepat (pasien obat, dosis, cara, waktu,
dokumentasi) 1W (waspada/monitoring)
Penyimpanan
a. Mekanisme penyimpanan
- obat yang diterima dicatat dalam buku besar
persediaan atau dalam kartu persediaan
- periksa persediaan obat, pemisahan antara obat
untuk penggunaan oral
5. Penerimaan -Persiapan
pasien baru -Pelaksanaan
-Penjelasan tentang 3 P
a. pengenalan kepada pasien, tenaga kesehatan lain
b. peraturan rumah sakit
c. penyakit termasuk sentralisasi obat
-Penandatanganan penjelasan
6. Dishcharge -Persiapan upaya kesehatan wajib
planning Mengupayakan promosi kesehatan, mengupayakan
kesehatan lingkungan, mengupayakan kesehatan ibu
dan anak serta keluarga berencana, mengupayakan
perbaikan gizi masyarakat, mengupayakan pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular serta
mengupayakan pengobatan.
-Persiapan upaya kesehatan pengembangan
Mengupayakan Kesehatan Sekolah, mengupayakan
perawatan kesehatan masyarakat, mengupayakan
45 | P a g e
No. Metode Data fokus yang di nilai
kesehatan gigi dan mulut, mengupayakan kesehatan
jiwa, mengupayakan kesehatan lanjut usia, mengupaya
pembinaan pengobatan tradisional
-Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan secara kolaboratif serta
disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada.
7. Supervisi -Pra supervisi
Supervisi dilakukan oleh kepala ruang/unit terhadap
kinerja dari tim (ketua dan anggota)
-Pelaksanaan supervisi dilihat aspek : tanggung jawab,
kemampuan, dan kepatuhan dalam menjalankan
delegasi
-Pasca supervisi 3F :
a. Penilaian (fair)
b. Feedback dan klarifikasi
c. Reinforcement dan follow up perbaikan
8 Dokumentasi - Format model dokumentasi yang digunakan
(pengkajian dan catatan asuhan keperawatan)
- Pengisian dokumentasi: legalitas, lengkap,
akurat,relevan, baru (LLARB).
d. M4-Money
Pelayanan kesehatan di Puskesmas L sudah Gratis karena
ditanggung oleh Jamkesmas dan JKA. Hal ini tidak terlepas dari peran
petugas kesehatan, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat dalam
mensosialisasi program Jamkesmas dan JKA.
46 | P a g e
e. M5- Mutu (Kualitas Pelayanan Keperawatan)
1) Keselamatan pasien
a. Angka kejadian kematian Ibu
Dari data hasil didapatkan pada Tahun 2012 bahwa terdapat bumil
672 orang, bulin 646, dan kematian pada ibu bersalin sebanyak 3
(tiga) orang, 1(satu) di Puskesmas dan 2(dua) orang di RSU.
Berbagai upaya pendataan ibu melahirkan terus diupayakan untuk
mendapatkan data yang sebenarnya dilapangan. Beberapa faktor
yang mempengaruhi AKI ibu adalah terlambatnya penanganan dan
rujukan.
b. Angka kejadi kematian bayi
Dari data hasil didapatkan bahwa angka kematian bayi (AKB) pada
Tahun 2012 sebanyak 10 orang dari 615 kelahiran.
c. Kesalahan pengobatan
Kejadian ketidakmerataannya pemberian fe pada ibu hamil dan
pemberian fe pada ibu hamil yang tidak diikuti oleh pemberian ASI
eksklusif.
Angka ibu hamil yang tidak mendapatkan fe
133 x 100% = 18,3%
728
d. Angka kejadian penyakit TB
Angka kejadian penyakit TB yang dilaporkan pada tahun 2012
yaitu 50 kasus dengan angka kesembuhan 59%. Dan masih dalam
pengobatan 41%
e. Angka kejadian penyakit kusta
Angka kejadian penderita kusta pada tahun 2012 sebanyak 8 kasus
dan selesai pengobatan sebanyak 1 orang.
f. Angka kejadian penyakit demam berdarah
Angka kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada
Tahun 2012 ditemukan 16 kasus
47 | P a g e
g. Angka kejadian penyakit terbesar
Kejadian penyakit terbesar di Puskesmas L terdapat 10 penyakit
terbesar dengan jumlah 30.005 orang yang mengalaminya.
Penyakit yang paling banyak ditemukan adalah infeksi lain pada
saluran pernapasan bagian atas dengan jumlah 8.248 orang.
2) Kepuasan pasien
a. Tingkat kepuasan pasien
Berdasarkan grafik kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan,
Pasien cukup puas terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas
karena sudah gratis (ditanggung oleh Jamkesmas dan JKA).
b. Tingkat kepuasan perawat
Berdasarkan grafik kesembuhan dan pengobatan penyakit di
Puskesmas L, perawat cukup puas karena angka keberhasilan
pengobatan cukup tinggi.
3) Kenyamanan
Angka pembangunan pelayanan kesehatan di Kecamalatan L merata
dan terdapat perbaikan berbagai sarana dan prasarana kesehatan
seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes), Polindes, Posyandu + dan Puskesmas Keliling terus
dilaksanakan.
4) Kecemasan
Kecemasan pasien adalah karena ketersediaan obat yang dibutuhkan
oleh masyarakat baik dalam kegiatan kuratif maupun rehabilitatif
kurang, karena keterlambatan pengadaan obat dan kadaluarsa obat.
5) Perawatan diri
No Deskripsi Jumlah kasus
1 Mandiri dalam pengobatan TB paru di rumah 8248
2 Mandiri dalam pengobatan kusta dirumah 8
3 Mandiri dalam pengobatan demam berdarah 16
dirumah
48 | P a g e
6) Pengetahuan/perilaku pasien
Penanggulangan penyakit TB Paru terus dilakukan angka kesakitan
yang dilaporkan pada tahun 2012 yaitu angka kesembuhan 59%.
Sedangkan penderita kusta pada tahun 2012 sebanyak 8 kasus dan
selesai pengobatan sebanyak 1 orang sedangkan angka kesakitan
Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Tahun 2012 ditemukan 16
kasus. Angka kesakitan di Puskesmas Lhoksukon relatif tinggi dengan
berbagai macam penyebab morbiditas pada penduduk di Kecamatan
Lhoksukon.
4. 2. Analisis SWOT
49 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
orang
m. Elektro medis : 1
orang
n. Pekarya keseahatan: 1
orang
o. Tenaga sukarela : 43
orang
p. SMA : 9 orang
q. SMP : 2 orang
r. SD : 2 orang
2. Terdapat 8 unit yang
membantu Kepala 0,3 3 0,9
Puskesmas, unit tata
usaha unit peningkatan
kesehatan dan kesehatan
keluarga, Unit
pencegahan dan
pemberatasan penyakit,
3. Struktur organisasi di
puskesmas terdapat 0,2 4 0,8
kepala puskesmas
dibawah naungan dinas
kesehatan kecamatan L
dibawahnya terdapat unit-
unit pendukung
4. Setiap jam kerja pada
puskesmas L dimulai 0,2 4 0,8
07.30-16.00 (8,5 jam)
TOTAL
1 3,4
50 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Weekness
1. Beban kerja perawat 0,5 4 2
diruangan cukup tinggi
2. Kurangnya kesejahteraan 0,3 3 0,9
perawat.
3. Kurangnya tenaga 0,2 3 0,6
kesehatan
Total : 0,8 3,5
b. Eksternal faktor
Opportunity O-T
1. Adanya kesempatan 0,2 3 0,6 1,6-2,4
meanjutkan pendidikan ke =-0,8
jenjang yang lebih tinggi.
2. Adanya kebijakan 0,2 2 0,4
pemerintah tentang
profesionalisasi perawat.
3. Adanya progam akreditasi 0,2 3 0,6
Puskesmas dari
pemerintah dimana
MAKP merupakan salah
satu penilaian
Total : 0,6 1,6
Treathened
1. Ada tuntutan tinggi dari 0,2 3 0,6
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
profesional
2. Makin tingginya 0,2 3 0,6
kesadaran masyarakat
akan hukum.
51 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
3. Makin tingginya 0,4 3 1,2
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan.
4. Terbatasnya kuota tenaga 0,3 2 0,6
keperawatan yang
melanjutkan pendidikan
tiap tahun
Total : 1,1 2,4
2. Sarana dan preasarana (M2). S-W
a. Internal faktor (IFAS) 8,7-0,3
Strenght =8,4
1. Mempunyai Puskesmas, 0,5 4 2
Pustu, Polindes,
Poskesdes, Posyandu +,
posyandu
2. Tersedianya nurse station 0,5 3 1,5
3. Pemeliharaan dan 0,4 3 1,2
perawatan dari sarana dan
prasarana penunjang
kesehatan sudah ada.
4. Adanya fasilitas 0.4 3 1,2
kendaraan, Ambulance,
Pusling, Sepeda Motor.
5. Rumah dinas: Kepala, 0,2 3 0,6
Puskesmas, Dokter gigi,
Dokter Umum, Ka.Ruang
Bersalin, Ka.Ruang
Rawet Inap
6. Adanya bangunan 0,2 3 0,6
52 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
penunjang dapur umum,
Pengolahan limbah medis
7. Terdapat Poliklinik 0,4 4 1,6
umum, Tempat pelayanan
kebidanan dan persalinan,
Tempat pelayanan darurat
karena kecelakaan,
Poliklinik kesehatan gigi
dan mulut, Laboratorium,
Tempat pengelolaan obat
Total : 2,6 8,7
Weakness
1. Jumlah desa terdiri dari 0,1 3 0,3
75, terdapat 246 dusun di
kecamatan L. Sedangkan
wilayah kerja Puskesmas
L terdiri dari 42 desa dan
142 dusun.
Total : 0,1 0,3
b. Eksteranl foktor (EFAS)
Opportunity O-T
1. Adanya pengadaan sarana 0,3 3 0,9 2,1-1,6
dan prasarana yang rusak =0,5
dari bagian pengadaan
barang (AC, syringe
pump)
2. Adanya pembangunan 0,4 3 1,2
dan perbaikan sarana-
prasarana kesehatan
(puskesmas, pustu dll)
53 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Total : 0,7 2,1
Treathened
1. Kesenjangan antara 0,4 2 0,8
jumlah pasien dengan
peralatan yang ada.
2. Semakin tinggi kesadaran 0,4 2 0,8
masyarakat akan
tingginya kesehatan
3. Adanya tuntutan tinggi 0,4 2 0,8
dan masyarakat ingin
melengkapi sarana dan
prasarana.
Total : 1,2 1,6
3. Metode (M3) S-W
MAKP 7,8-1,5
a. Internal faktor (IFAS) = 6,3
Strenght
1. Puskesmas memiliki visi 0,4 4 1,6
“prima dalam pelayanan
guna mewujudkan
masyarakat yang mandiri
untuk hidup sehat menuju
lhoksukon sehat ”, misi,
dan mutu sebagai acuan
melaksanakan kegiatan
pelayanan
2. Ada kemauan perawat 0,5 4 2
untuk berubah
3. Mempunyai standart 0,5 4 2
asuhan keperawatan
54 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
4. Mempunyai protap setiap 0,4 3 1,2
tindakan
5. Terlaksananya 0,5 0,5 1
komunikasi yang
adekuat : perawat dan
team kesehatan lainnya.
Total : 2,3 7,8
Wekness.
1. dilaksanakan tetapi 0,3 2 0,6
sosialisasi kepada semua
tim masih kurang.
2. Belum adanya data-data 0,4 1 0,4
yang akurat dan
komprehensif dalam
pembangunan kesehatan
3. Terjadi keterlambatan 0,5 1 0,5
pengadaan obat, obat
kadaluarsa.
Total 1,2 1,5
55 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
profesional.
2. makin tinggi kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat akan hukum.
3. Makin tinggi kesadaran 0,5 4 2
masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
4. Persaingan dengan 0,5 2 1
masuknya perawat asing.
5. Bebasnya pers yang dapat 0,3 4 1,2
langsung menyebarkan
informasi dengan cepat.
Total 1,6 6,7
4. Sentalisasi Obat. S-W
a. Internal Faktor (IFAS), 9,2-0,4
Strength. = 8,8
1. Tersedianya sarana dan 0,5 4 2
prasarana untuk
pengelolahan sentralisasi
obat.
2. Kepala ruangan 0,4 4 1,6
mendukung kegiatan
sentralisasi obat.
3. Sudah dilaksanakan 0,4 4 1,6
kegiatan sentralisasi obat
oleh perawat
perkolaborasi dengan
depo farmasi.
4. Adanya kemauan perawat 0,5 4 2
56 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
untuk melakukan
sentralisasi obat.
5. Ada lembar 0,5 4 2
pendokumentasian obat
yang diterima setiap status
pasien.
Total : 2,3 9,2
Weakness
1. Keterlambatan pengadaan 0,4 1 0,4
obat
Total : 0,4 0,4
57 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
5. Supervisi
a. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. Supervisi telah 0,4 4 1,6
dilaksanakan secara rutin
2. Telah ada unit pencegahan 0,5 5 2,5
dan pemberantasan
penyakit
Total 0,9 4,1
Weakness
1. Belum adanya 0,5 1 0,5
dokumentasi supervisi
yang jelas
Total 0,5 0,5
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 0,3 3 0,9
Keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan
Total
Theartened
1. Tuntutan pasien dengan 0,4 3 1,2
konsumen untuk
mendapatkan pelayanan
yang profesional
Total 0,4 1,2
6. Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS) S-W
58 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Strenght 6,2-5,2
1. Kepala ruangan 0,2 3 0,6 =1
memimpin kegiatan
timbang terima setiap hari
2. Adanya laporan jaga 0,3 4 1,2
setiap shift
3. Timbang terima sudah 0,4 4 1,6
merupakan kegiatan yang
rutin yang telah
dilaksanakan
4. Adanya kemauan 0,4 4 1,6
perawatn untuk
melakukan timbang terima
5. Adanya buku khusus 0,3 4 1,2
untuk pelapolaran timbang
terima
Total 1,3 6,2
Weakness
1. Belum adanya protat 0,4 1 0,4
timbang terima di ruangan
2. Timbang terima sudah 0,5 4 2
dilakukan dengan baik
(PP, melaporkan identitas
pasien, keluhan utama,
DS, DO, MK, Intervensi)
tetapi intervensi masih
bersifat umum tidak
berdasarkan MK dan
Evaluasi tidak lengkap
3. Format timbang terima 0,4 4 1,6
59 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
sudah mencakup nama
dan paraf perawat pada
kedua shift
4. Pelaksanaan timbang 0,4 3 1,2
terima masih belum
optimal, khususnya shift
sore ke malam
Total 1,7 5,2
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
Opportunity O-T
1. Kebijakan (Bidang 0,3 4 1,2 1,2-3,2
Keperawatan) tentang = -2
timbang terima
Total 0,3 1,2
Treathened
1. Adanya tuntunan yang 0,5 4 2
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayan
keperawatan yang
profesional
2. Meningkatnya kesadaran 0,4 3 1,2
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
Total 0,9 3,2
60 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
6. Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
Strenght S-W
1. Adanya kartu kontrol 0,4 4 1,6 5,6-1,7
berobat =3,9
2. Perawat memberikan 0,5 4 2
pendidikan kesehatan
secara informasi kepada
pasien atau keluarga
selama dirawat sampai
pulang
3. Adanya upaya kesehatan 0,5 4 2
sekolah, upaya
pencegahan dn
pemberantasan penyakit
menular, perawatan
kesehatan masayarakat.
Total 1,4 5,6
Weakness
1. Keterbatasan waktu dan 0,3 2 0,6
tenaga perawat
2. Kurangnya kemauan 0,3 1 0,3
untuk memberikan
pendidikan kesehatan
kepada pasien atau
keluarga
3. Tidak tersedianya leafet 0,4 1 0,4
pasien kurang
4. Pendidikan kesehatan 0,4 1 0,4
belum terdokumentasi
61 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
dengan baik
Total 1,4 1,7
Opportunity O-T
1. Adanya mahasiswa S1 0,2 3 0,6 0,6-2,4
Keperawatan yang =-1,8
melakukan praktik
manajemen keperawatan
Total 0,2 0,6
Treathened
1. Adanya tuntutan dari 0,4 3 1,2
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional
2. Semakin tinggi kesadaran 0,4 3 1,2
masyarakat akan
pentingnya kesehatan
Total 0,8 2,4
7. Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength S-W
1. Adanya kasus yang 0,4 3 1,2 4-1
memerlukan perhatian =3
khusus
2. SDM banyak 0,4 4 1,6
mempunyai pengalaman
dalam bidang
keperawatan bedah
medis
3. Sertifikasi perawat 0,3 4 1,2
62 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
sesuai keahliannya
Total 1,1 4
Weakness
1. Ronde keperawatan adalah 0,4 1 0,4
kegiatan yang belum
dilaksanakan secara
teratur
2. Karakteristik tenaga yang 0,3 1 0,3
memenuhi kualifikasi
belum merata
3. Jumlah tenaga yang tidak 0,3 1 0,3
seimbang dengan jumlah
tingkat ketergantungan
pasien
Total 1 1
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
Opportunity
1. Adanya pelatihan dan 0,4 4 1,6 O-T
seminar tentang 3,2-1,2
manajemen keperawatan =2
2. Adanya kesempatan dari 0,4 4 1,6
kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada perawat
dan mahasiswa praktik
Total 0,8 3,2
63 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Treathened
1. Adanya tuntutan yang 0,3 4 1,2
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
yang profesional
Total 0,3 1,2
8. Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Terdapat sarana dan 0,5 4 2 S-W
prasarana dokumentasi 4,9-1,3
untuk tenaga kesehatan =3,6
(sarana adminitrasi
penunjang)
2. Format asuhan 0,3 3 0,9
keperawatan sudah ada
3. Adanya kesadaran 0,5 4 2
perawat tentang tangung
jawab dan tanggung gugat
Total 1,3 4,9
Weakness
1. Dari observasi status 0,5 1 0,5
pasien, pengisian
dokumentasi tidak
lengkap
2. SAK dan SOP belum 0,5 1 0,5
maksimal digunakan
3. Pengawasan terhadap 0,5 1 0,5
sistematika
64 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
pendokumentasian
belum dilaksanakan
secara optimal
4. Data-data kurang akurat 0,5 1 0,5
dan komprehensif
Total 1,3 1,3
b. Eksternas faktor
(EFAS)
Opportunity O-T
1. Adanya program 0,5 4 2 8-0,9
pelatihan =7,1
2. Peluang perawat 0,4 3 1,2
utnuk meningkatkan
pendidikan
(pengembangan
SDM)
3. Kerja sama yang baik 0,5 4 2
antara perawat dan
mahasiswa
4. Sistem MAKP yang 0,7 4 2,8
diterapkan
mahasiswa S1
keperawatan
Total 2,1 8
Thereatened
1. Tingkat kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat (pasien dan
keluarga) akan tanggung
jawab dan tanggung
gugat
65 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Total 0,3 0,9
9. Keuangan (M4)
a. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. Pembayaran di 0,3 4 1,2 S-W
puskesmas gratis yang 1,2-1,5
ditanggung oleh =-0,3
jamkesmas dan JKA
TOTAL 0,3 4 1,2
Weakness
1. Jasa insentif untuk 0,3 3 0,9
pelayanan dan jasa
medik yang diberikan
sama untuk semua
perawat
2. Jasa insentif 0,2 3 0,6
ditanggung oleh
pemerintah
Total 0,6 1,5
b. Eksternal faktor
(EFAS)
Opportunity O-T
1. Pengeluaran dibiayai 0,2 4 0,8 1,7-3
pemerintah =-1,3
2. Adanya kesempatan 0,3 3 0,9
untuk mengunakan
instrumen medis dengan
re-use sehingga
menghemat pengeluaran
Total 0,5 1,7
66 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
Threatened
1. Adanya tuntunan yang 1 3 3
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih
profesional sehingga
membutuhkan pendanaan
yang lebih besar untuk
mendanai sarana prasarana
Total 1 3
10. M5 (mutu)
a. Internal faktor (IFSA)
Strengh S-W
1. Pasien sudah menerima 0,2 3 3 3-1
pelayanan yang =2
diberikan puskesmas
dengan tanpa membayar
Total 0,2 3
Weakness
1. Keterlambatan penanganan 1 1 1
rujukan
Total 1 1
b. Ekternal faktor (EFAS)
Opportunity O-T
1. Mahasiswa S1 0,4 4 1,6 3,2-6
keperawatan praktik =-2,8
manajemen
2. Kerja sama yang baik 0,4 4 1,6
antara perawat dan
67 | P a g e
No ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT
+RATING
mahasiswa
Total 0,8 3,2
Threatened
1. Adanya peningkatan 0,5 4 2
standar masyarakat yang
harus dipenuhi
2. Adanya tuntunan yang 1 4 4
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih
professional
TOTAL 1,5 6
68 | P a g e
BAB V
PENUTUP
4.1 Simpulan
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Kecamatan Lhoksukon
Kabupaten Aceh Utara telah ditunjukkan dengan semakin merata pelayanan
kesehatan. Pembangunan dan perbaikan berbagai sarana dan prasarana
kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes), Polindes, Posyandu + dan Puskesmas Keliling terus
dilaksanakan.
Kendala dalam pembangunan kesehatan adalah belum tersedianya data-
data yang akurat dan komprehensif dalam merencanakan pembangunan
kesehatan, sehingga pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya
didasarkan pada evidence based. Perencanaan, monitoring dan evaluasi
membutuhkan data yang cepat, tepat, dan akurat. Ketersediaan obat yang
dibutuhkan oleh masyarakat baik dalam kegiatan kuratif maupun rehabilitatif
perlu diatur dengan mekanisme yang dapat mengurangi kerugian karena
keterlambatan pengadaan obat dan kerugian akibat kadaluarsa obat.
Demikianlah penyajian Profil Kesehatan Kecamatan Lhoksukon Tahun
2012, diharapkan dapat membantu memberikan penjelasan yang lebih
mendalam mengenai situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya
kesehatan beserta hasil kegiatan selama kurun waktu tahun 2012 di wilayah
kerja Puskesmas Lhoksukon.
4.2 Saran
1. Hendaknya perawat mampu melaksanakan tugas keperawatan dengan baik
dan benar.
2. Hendaknya pemerintah mendukung program dari puskesmas
69 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
70 | P a g e