Anda di halaman 1dari 26

SEL DARAH

NORMAL
KELOMPOK 1A.3
DR. LU’LUAN THAHURA
ANGGOTA KELOMPOK 1A.3
11020210002 SYAFRIL S. PANNA

11020210017 MUNSIR AHYAR

11020210028 IQRA MUHAMMAD ZHULMADHANI

11020210037 ALIEF REZEKY FIRIANSYAH

11020210045 SITTI QONITAH

11020210098 NUR SUCI HIKMA

11020210104 NURUL FADILLAH AN’NISA’A

11020210106 A. SYARIFAH BALQIS ASSOFI

11020210113 USNA JAYANTI

11020210123 ANDI IIN T.C PUTRI

11020210132 NURUL FARAH MAULIDIAH


SEL DARAH NORMAL

01 JELASKAN TENTANG JENIS JENIS SEL DARAH


DAN PROSES PEMBENTUKANNYA
JELASKAN TENTANG STRUKTUR SEL DARAH
02
NORMAL
01
JENIS-JENIS SEL
DARAH DAN
PROSES
PEMBENTUKAN
NYA
APA ITU DARAH?

Darah adalah suatu bentuk jaringan ikat yang unik dengan sel-
selnya berada dalam cairan yang beredar. Terdapat tiga jenis sel
utama ditemukan di cairan ini, yaitu eritrosit (sel darah
merah,SDM) leukosit (sel darah putih, SDP),dan trombosit
(platelet). Sel-sel ini, juga disebut elemen berbentuk (formed
elements) dari darah, yang terendam dalam medium cair yang
disebut plasma. Sel darah mengangkut gas, nutrien, produk sisa,
hormon, antibodi, berbagai bahan kimia, ion, dan bahan lainnya
dalam plasma ke dan dari berbagai sel, jaringan, dan organ di tubuh.
JENIS-JENIS SEL DARAH
ERITROSIT LEUKOSIT

TROMBOSIT
HEMATOPOESIS (PEMBENTUKAN SEL DARAH)
ERITROSIT (SEL DARAH MERAH)
Eritrosit berasal dari Eritro yang artinya Merah,dan Sit yang artinya sel.Eritrosit digunakan sebagai
istilah sel darah merah

Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel darah yang berukuran paling kecil dan berjumlah paling
banyak, tidak memiliki inti dan bertanggung jawab untuk transportasi oksigen dan karbondioksida
antar jaringan tubuh.

Sel darah merah (eritrosit) merupakan salah satu komponen darah yang jumlahnya paling banyak
dalam susunan komponen darah manusia. Sel darah merah normal selalu berbentuk bikonkaf, tidak
memiliki inti, dan mengandung hemoglobin yang merupakan warna merah dalam darah.
PROSES PEMBENTUKAN ERITROSIT

sel yang lebih kecil


ukuran sel Setelah
terbentuk. Sel ini
Proeritroblas (l) memperlihatkan semakin mengeluarkan
Pada turunan sel mengecil, intinya,
membelah berkurangnya
eritrositik, sel
untuk ribosom basofilik pemadatan eritroblas
Setelah
induk pluripoten kehilangan
menghasilkan sel dan material inti, dan ortokromatofilik
berdiferensiasi
menjadi
yang lebih kecil peningkatan kadar sitoplasma (4) berubah ribosom,
yaitu eritroblas hemoglobin
proeritroblas (l), eosinofilik yang menjadi retikulosit
basofilik (2) asidofilik di dalam
sel besar lebih seragam. retikulosit (5) berubah
dengan cincin sitoplasmanya.
dengan kromatin Pada tahap ini, karena sejumlah
satu atau dua
sitoplasma basofilik Akibatnya, sel ini menjadi
dan inti yang lebih memiliki beragam sel disebut kecil ribosom eritrosit (6)
nukleolus, dan
padat tanpa warna di dalam eritroblas yang dapat
sitoplasma matang.
nukleolus yang sitoplasmanya. ortokromatofili diwarnai di
basofilik.
jelas Seiring dengan
k (normoblas) dalam
berlanjutnya
diferensiasi. (+). sitoplasmanya.
LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)
Leukosit adalah bagian dari komponen darah, secara alamiyah
leukosit tidak memiliki warna, warna putih baru dapat dilihat
ketika sel tersebut membentuk kelompok melekat satu sama
lain.

Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan


berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari system kekebalan
tubuh. Dimana Leukosit dibagi menjadi 2 yaitu granulosit dan
agranulosit
PROSES PEMBENTUKAN LEUKOSIT
GRANULAR

Granulopoiesis adalah evolusi paling dini menjadi mieloblas dan


akhirnya menjadi sel paling matang,yang disebut basofil,eosinofil
dan neutrofil

.Proses ini memerlukan 7 sampai 11 hari. Mieloblas, promielosit,dan


mielosit semuanya mampu membelah diri

Setelah tahap ini,tidak terjadi lagi pembelahan,dan sel mengalami


pematangan melalui beberapa fase yaitu metamielosit, neutrofil
batang dan neutrofil segmen.

didalam sumsum tulang sel ini mungkin ada dalam jumlah


berlebihan yang siap dibebaskan apabila diperlukan. Sel-sel ini
dapat menetap disumsum tulang sekitar 10 hari,berfungsi sebagai
cadangan apabila diperlukan.
AGRANULAR
1. Limfopoiesis (limfosit)
- Pertumbuhan dan pematangan limfosit
- Setelah pematangan, limfosit masuk ke dalam pembuluh darah,
beredar dengan interval waktu yang berbeda bergantung pada sifat
sel, dan kemudian berkumpul di kelenjar limfatik
2. Monopoiesis (monosit)
-berawal dari sel induk pluripoten
-menghasilkan berbagai sel induk dengan potensi lebih terbatas
(pembentuk unit granulosit)
-Turunan sel ini menjadi perkusor granulosit atau menjadi monoblas.
-Pembelahan monoblas menghasilkan promonosit,sebagian
berpoliferasi menghasilkan monosit yang masuk peredaran darah.
-Waktu yang dibutuhkan sel induk sampai menjadi monosit adalah
sekitar 55 jam.
-Monosit tidak tersedia dalam sumsum dalam jumlah besar,namun
bermigrasi ke dalam sinus setelah dibentuk.
-Monosit bertahan dalam pembuluh darah kurang dari 36 jam
sebelum akhirnya masuk ke dalam jaringan)
TROMBOSIT
Trombosit disebut juga platelet atau keping darah. Trombosit tidak dapat
dipandang sebagai sel utuh karena berasal dari sel raksasa yang berada di
sumsum tulang, yang dinamakan megakariosit. Megakariosit di dalam
pematangannya dipecah menjadi 3.000-40.000 serpihan sel

Trombosit disebut juga platelet atau keping darah. Trombosit tidak dapat
dipandang sebagai sel utuh karena berasal dari sel raksasa yang berada di
sumsum tulang, yang dinamakan megakariosit. Megakariosit di dalam
pematangannya dipecah menjadi 3.000-40.000 serpihan sel
PROSES PEMBENTUKAN TROMBOSIT
Trombopoiesis merupakan proses pembentukan trombosit yang berlangsung disumsum tulang. Proses ini dipengaruhi oleh
hormon trombopoietin.

MEGAKARIOBLAS PROMEGAKARIOSIT MEGAKARIOSIT MIKROMEGAKARIOSIT

Anak panah Promegakariosit


menunjukkan dengan inti berlobus Megakaryosit dengan Anak panah
megakarioblas dengan banyak dan inti multilobular dan menunjukkan
kromatin inti sangat sitoplasma yang sitoplasma bervakuola mikromegakariosit
gelap dan sitoplasma Sebagian merah ukuran sebanding
basofilik kuat tanpa jambu. Kebanyak dengan promielosit
granul inti terbagi atas sitoplasma berwarna
atau sel plasma .
dua lobus basofilik. Juga banyak
sel leukosit muda dan
eritroblas.
GIANT PLATELE TROMBOSIT NORMAL ANISOSITOSIS TROMBOSIT

Trombosit raksasa Trombosit normal Aniosositosis trombosit


dengan granulasi dengan derajat bergaranulasi normal .
normal granula benar. Terlihat juga beberapa
stomatrosit. Terdapat
beragam ukuran trambosit
dalam darah termasuk
trambosit raksasa.
02
STRUKTUR SEL
DARAH
NORMAL
SEL DARAH NORMAL
STRUKTUR ERITROSIT
• Eritrosit yang normal berbentuk cakram atau piringan yang di bagian tengah kedua sisinya mencekung
(bikonkaf), dengan diameter sekitar 7,5 μm.
• Bentuk bikonkaf memberikan keuntungan yaitu menjadikan eritrosit memiliki permukaan yang lebih
luasbagi difusi oksigen, dibandingkan dengan bentuk bulat datar dengan ukuran yang sama,dan membuat
pergerakan gas ke dalam dan ke luar sel berlangsung lebih cepat.
• Selain itu eritrosit juga bersifat fleksibel sehingga memungkinkan eritrosit berjalan melalui kapiler yang
sempit dan berkelok-kelok untuk menyampaikan oksigen ke jaringan tanpamengalami keruksakan.
• Diameter eritrosit dalam keadaan nomal 7,5 – 8 μm mampu mengalami deformasi pada saat melalui kapiler
yang bahkan berdiameter 3 μm. Eritrosit tidak memiliki inti atau organel yang lain. Sepertiga isi eritrosit
adalah haemoglobin (pigmen merah). Kandungan haemoglobin dalam eritrosit inilah yang menjadikan
darah berwarna merah. Dalam satu eritrosit mengandung sekitar 280 juta molekul haemoglobin.
• Isi sel darah merah lainnya termasuk lipid, adenosin trifosfat (ATP), dan enzim karbonat anhidrase.
KELAINAN PADA SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)
ERITROSIT NAMA GAMBAR KETERANGAN
KELAINAN
Polisitemia adalah gangguan yang
Eritrosit matang normal memiliki bentuk ditandai oleh jumlah eritrosit
cakram bikonkaf dengan diameter 7.82 ± terlalu berlebihan (banyak).
Disebabkan oleh cacat produksi sel
0.82 µ (7.00 – 8.64 µ), tebal bagian tepi 2.58
induk, penurunan volume plasma
± 0.27 µ (2.31 – 2.85 µ ) dan tebal abgian akibat dehidrasi, atau pengaruh
tengah 0.81 ± 0.35µ (0.46-1.16µ) dengan Polisitemi ketinggian. Akibatnya
volume eritrosit matang normal 94 ± 14 fL berkurangnya aliran darah,
a
(80-108 fL). penyumbatan kapiler, dan
peningkatan ketebalan darah.
Kondisi ini dapatmenyebabkan
hipertensi atau tekanan darah
tinggi

Dalam kondisi normal, tingkat


hemoglobin darah adalah 12-17
gram per 100 mililiter. Pada
penderita anemia, jumlah eritrosit
Anemia sedikit, dan/atau sel-sel eritrosit
tidakmemiliki cukup hemoglobin
STRUKTUR LEUKOSIT
Sel darah putih (leukosit) berbeda dari eritrosit dalam hal struktur, jumlah maupun fungsinya. Ukuran
leukosit lebih besar dibandingkan eritrosit dan memiliki inti. Leukosit tidak memiliki haemoglobin
sehingga tidak berwarna. Leukosit memiliki fungsi menahan invasi oleh pathogen melalui proses
fagositosis; mengidentifikasi dan menghancurkan sel kanker yang muncul di dalam tubuh.
Membersihkan sampah tubuh yang berasal dari sel yang mati atau cedera.

Terdapat lima tipe leukosit, yaitu granulosit (neutrofil, eusinofil,


basofil) yang sifatnya polimorfonuklear (memiliki inti lebih dari satu
lobus) dan granulosit (monosit, limfosit) yang memiliki hanya satu
lobus pada intinya (mononuklear)
NAMA KELAINAN GAMBAR KETERANGAN

LEUKOSIT Severe combined


immunodefi ciency
Kekurangan enzim yang disebut adenosine
deaminase. Tanpa enzim ini, limfosit B dan T
tidak berkembang dan tubuh tidak dapat melawan
disease (SCID)
infeksi.

Leukimia Leukemia, yang berarti "darah putih," mengacu


kepada sekelompok kanker yang melibatkan
proliferasi leukosit yang tidak terkendali.
Sebagian besar leukosit ini abnormal atau belum
matang. Oleh karena itu, mereka tidak mampu
melakukan fungsi yang norma dalaml pertahanan.
Setiap jenis leukemia diberi nama sesuai dengan
jenis sel yang bereproduksi tidak terkendali,
misalnya, leukemia limfositik melibatkan
proliferasi limfosit yang abnormal.

Infeksi Infeksi limfosit olel Virus Epstein-Barr (EBV)


Mononukleous adalah penyebab infeksi mononucleosis,
dinamakan demikian karena sifat limfosit yang
mononuklear. EBV (keluarga virus herpes) adalah
salah satu virus manusia yang paling umum.
Gejala mononukleosis infeksiosa adalah demam,
sakit tenggorokan, dan kelenjar getah bening.
STRUKTUR TROMBOSIT
Trombosit bukan merupakan sel utuh tapi merupakan potongan keping sel yang terlepas dari tepi sel luar
suatu sel besar (diameter 60 μm) disumsum tulang yang disebut megakariosit. trombosit terdiri dari
sejumlah kecil sitoplasma yang dikelilingi oleh membran plasma.Trombosit berbentuk cakram dan rata-rata
diameter sekitar 3 μm.. Trombosit tidak mempunyai inti, namun terdapat organel dan enzim sitosol untuk
menghasilkan energi dan mensintesis produk sekretorik yang disimpan dalam granul. Trombosit
mengandung aktin dan miosin dalam konsentrasi tinggi sehingga trombosit dapat berkontraksi.

Harapan hidup trombosit sekitar 5-9 hari dan setelah


itu akan dihancurkan oleh makrofag. Trombosit
diproduksi dalam sumsum merah. Trombosit tidak
keluar dari pembuluh darah, tetapi sepertiga dari
trombosit total selalu tersimpan di rongga-rongga
berisi darah di limfa yang akan dikeluarkan oleh
limfa jika terjadi perdarahan.
NAMA GAMBAR KETERANGAN
TROMBOSIT KELAINAN

Trombositopen Terbatasnya jumlah trombosi disebut


ia trombositopenia. Terjadi karena
produksi trombosit yang rendah dalam
sumsum tulang atau meningkat
kerusakan trombosit di luar sumsum

Tombosis Terbentuknya bekuan darah (trombus)


abnormal di pembuluh darah.Jika
pembentukan bekuan ini tidak diatasi
aliran darah bisa terhenti, dan jika
pembuluh darah yang tersumbat berada
di organ vital menyebabkan infark
(kematian jaringan).

Hemofilia Hemofilia adalah penyakit kelainan


genetik yang disebabkan oleh
kekurangan faktor pembekuan darah
sehingga darah sukar membeku.
REFERENSI
1. Eroschenko, Victor P. diFiore’s Atlas of Histology with functional Correlations 12 th edition
2. Gartner Hiatt Color Textbook of Histology 3 rd edition pdf
Riyanti, M. E. 2009. Deteksi dan Klasifikasi Penyakit Anemia (Defisiensi Besi, Hemolitik
dan Hemoglobinopati) Berdasarkan Struktur Fisis Sel Darah Merah Manggunakan
Pengolahan Citra Digital. Jurusan Teknik Elektro. Institut Teknologi Telkom.
3. Gartner, L.P, Hiatt J.L., 2007. Color Textbook of Histology 3rd. Philadelphia :Saunders
Elsevier
4. Eroschenko, Victor P. 2012. Atlas Histologi difiore: dengan Korelasi Fungsional, Ed. 11.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
5. illmann HL. 2010. The Current Status of Thrombopoietins in the management of Liver
Disease, Gastroenterology & Hepatology : 697–70
6. Eroschenko, Victor P. 2012. Atlas Histologi difiore: dengan Korelasi Fungsional, Ed. 11.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
7. Donosepoetra, Marsetio dkk. 2013. Clinical Pathology and Medical Laboratory .
Surabaya . IJCP & ML . 19(2) : 66-139
8. Schulman, dkk. 1960 . Studies on Trhrombopoiesis . Blood . 16 : 43-57
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai