Pengertian
• infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkimparu.
• peradangan paru
• bronkolius terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudianmenjadi bagian
yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobules,
• peradangan padajaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan (broncus).
• peradangan paru yang terjadi pada jaringan paru ataualveoli yang biasanya
didahului oleh infeksi traktus respiratus bagian atas selama beberapahari
1) Pneumonia lobaris
2) Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
3) Bronkopneumonia.
Etiologi
• Streptococus Pneumonia
BAKTERI • Haemofillus Influenza
• Mycobacterium Tuberculosa
• Virus Parainfluesza
VIRUS • Virus Influenza, Adenovirus
• RSH
• Aspirasi Makanan
NON INFEKSI
EPIDEMIOLOGI
• 5-11 kasus per 1.000 orang dewasa; 15-45%
perlu di rawat dirumah sakit(1-4 kasus), dan 5-
10% diobati di ICU. Insidensi paling tinggi pada
pasien yang sangat mudadan usia lanjut.
Mortalitas: 5-12% pada pasien yang dirawat di
rumah sakit; 25-50% padapasien ICU (Jeremy,
2007).
• Di United States, insidensi untuk penyakit ini mencapai 12
kasus tiap 1.000 orang dewasa.
• Kematian untuk pasien rawat jalan kurang dari 1%,
• kematianpada pasien yang dirawat di rumah sakit cukup
tinggi yaitu sekitar 14% (Alberta MedicalAssociation, 2002).
• Di negara berkembang 10-20% pasien yangmemerlukan
perawatan di rumah sakit dan angka kematian diantara pasien
tersebut lebih tinggi, yaitu sekitar 30-40%. (Sajinadiyasa,
2011)
• Di Indonesia sendiri, insidensi penyakit ini cukup tinggi sekitar
5-35%dengan kematian mencapai 20-50% (Farmacia, 2006)
KLASIFIKASI
• Community Acquired Pneunomia
• Pneumonia Streptococal
• Hospital Acquired Pneumonia (pneumonia
nosokomial)
Kuman >>
Kuman terbawa di sal. Infeksi sal. Pernafasan
dibronkus
pencernaan bawah
Edema
Paru
Pengerasa
n dinding
paru
Akumulasi Metabolisma
Hipoksia Suplay O2 Penurunan
Asam Laktat anaerob
menurun Komplince paru
meningkat
Akumulasi Asam
laktat Hipoksia
Fatique Dispneu
Retraksi
Intoleran dada/nafas
Aktifitas Cuping hidung
Gangguan Pola
Nafas
PATOFISIOLOGI
• Stadium Kongesti (4 – 12 jam) lobus yang meradang tampak warna
kemerahan, membengkak, pada perabaan banyak mengandung
cairan, pada irisan keluar cairan kemerahan (eksudat masuk ke
dalamalveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi)
• Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya) lobus paru tampak lebih
padat dan bergranuler karena sel darah merah fibrinosa,lecocit
polimorfomuklear mengisi alveoli (pleura yang berdekatan
mengandung eksudatfibrinosa kekuningan).
• Stadium Hepatisasi Kelabu (3 – 8 hari) paru-paru menjadi kelabu
karena lecocit dan fibrinosa terjadi konsolidasi di dalamalveolus yang
terserang dan eksudat yang ada pada pleura masih ada bahkan dapat
berubahmenjadi pus.
• Stadium Resolusi (7 – 11 hari) eksudat lisis dan reabsorbsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali pada struktursemua.
MANIFESTASI KLINIK
• suhu tubuh naik sangat mendadak 39-40 derajat
celcius
• disertai kejang
• gelisah,
• dispenia pernafasan
• pernafasan cuping hidung
• sianosis sekitar hidung dan mulut,
• muntah dan diare.
• Batuk produktif.
• terdengar ronchi basah basahgelembung
halus sampai sedang
• Palpasi : Stem fremitus yang meningkat
• Perkusi : Sonor memendek
• Auskultasi : Suara pernafasan mengeras
( vesikuler mengeras )
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING