SEMARANG
OLEH :
M. Heri Putranto
1.1.10460
A. PENGERTIAN
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area
pneumonia lobaris.
infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit
disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar
alveoli.
B. ETIOLOGI
reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang
paru-paru
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi
pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora
(Soeparman, 1991)
PATHWAY
Bakteri Stafilokokus aureus
Bakteri Haemofilus influezae
Gangguan difusi
Bersihan jalan Mukus bronkus Peningkatan dalam plasma Peningkatan Edema paru
nafas tidak meningkat peristaltik usus metabolisme
efektif
Gangguan
Bau mulut tidak Malabsorbrsi pertukaran gas Evaporasi Pengerasan
sedap meningkat dinding paru
Intake kurang
Gangguan Suplai O2
keseimbangan menurun
cairan dan eletrolit
Nutrisi kurang dari
kebutuhan Hipoksia
Hiperventilasi
Metabolisme
anaeraob meningkat
Dispneu
Akumulasi asam
Retraksi dada / laktat
nafas cuping
hidung
Fatigue
Gangguan pola
nafas
Intoleransi
aktivitas
D. MANIFESTASI KLINIS
saluran pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal,
sianosis.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
2001 : 684)
Pemeriksaan sputum
2. Pemeriksaan Radiologi
Rontgenogram Thoraks
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
172)
yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum, distensi
G. FOKUS INTERVENSI
Tujuan :
Intervensi :
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas. Misalnya:
fowler
bernafas
mempermudah pengeluaran.
Tujuan :
Intervensi :
sianosis
hipoksemia.
dehidrasi.
oksigenasi seluler.
ventilasi.
indikasi
dalam alveoli
Tujuan:
Intervensi :
dada terbatas.
Rasional :Bunyi nafas menurun/ tidak ada bila jalan nafas terdapat
obstruksi kecil.
memudahkan pernafasan.
pembersihan.
Intervensi :
hipotensi.
Tujuan :
Intervensi :
a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/ muntah.
makan.
pengobatan ini
gastro intestinal
responterhadap terapi
6. DP : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen
Intervensi :
fase akut.
meningkatkan istirahat
kebutuhan metabolik
Soeparma, Sarwono Waspadji. (1991). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta