Anda di halaman 1dari 57

Sediaan

Obat
Khusus
Kelompok A-2
Anggota Kelompok

Raymond Yehezkiel Khusniya Niken Jana Nurhanifah


Tambun
21/473044/FA/12974 Safitri
21/473101/FA/12975 21/473151/FA/12976

Fanez Sabitha Irviany Arya Vito Fauzal


21/473180/FA/12977 21/473191/FA/12978
Materi Pembahasan
1
1 Pendahuluan 6 Tetes Mata 1 Tablet Vagina
1
2 Tablet Sublingual 7 Tetes Telinga 2 Metered Dose
1 Inhaler
3 Tablet Bukal 8 Semprot Hidung 3 Nebulizer

4 Tablet 9 Tetes Hidung 14 Obat Tapel Perut


1 1
Effervescent
5 Salep Mata 0 Suppositoria 5 Kesimpulan
1
Pendahuluan
Dari berbagai bentuk sediaan farmasi, ada
beberapa obat yang membutuhkan cara
penggunaan khusus.

Kita sebagai calon farmasis harus tahu cara


penggunaan obat khusus tersebut agar
tujuan terapi dapat tercapai dengan optimal.
2. Tablet Sublingual
Tablet Sublingual

Tablet sublingual adalah tablet yang diletakkan di


bawah lidah sehingga zat aktif diserap secara langsung
melalui mukosa mulut (FI IV).

Tujuan pembuatan tablet jenis ini adalah untuk


terjadinya absorpsi obat ke pembuluh darah secara
cepat sehingga efek kerja obat pun akan cepat terjadi
pula.
Tablet Sublingual

Petunjuk Penggunaan
1) Minum atau berkumurlah dengan sedikit air untuk
melembabkan mulut.
2) Letakkan tablet di bawah lidah.
3) Tutuplah mulut dan jangan menelan ludah sampai
obat terdisolusi semua.
4) Jangan makan, minum, dan merokok selama proses
pelarutan tablet.
5) Jangan berkumur atau mencuci mulut selama beberapa
menit setelah tablet terdisolusi dengan sempurna.

PERHATIAN: Tablet yang disarankan digunakan secara sublingual namun ditelan utuh seperti
tablet konvensional maka akan kehilangan khasiatnya.
3. Tablet Bukal
Tablet Bukal
Tablet bukal adalah tablet kempa biasa yang berbentuk oval
yang ditempatkan di antara gusi dan pipi sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut.

Tablet bukal umumnya berbentuk kecil, pipih, dan oval


yang dimaksudkan untuk pemberian pada daerah bukal
yang melarut perlahan. Oleh karena itu, diformulasi dan
dikompresi dengan tekanan yang cukup untuk
menghasilkan tablet yang keras.
Tablet Bukal

Petunjuk Penggunaan
1) Minumlah atau berkumurlah dengan sedikit air untuk melem-
babkan jika mulut kering.
2) Letakkan tablet di antara dinding pipi bagian dalam dan gusi
atas atau gusi bawah.
3) Tutuplah mulut dan janganlah menelan sampai tablet ter-
disolusi (larut) dengan sempurna.
4) Janganlah berkumur atau mencuci mulut selama
beberapa menit setelah tablet terdisolusi dengan sempurna.

PERHATIAN: Tablet yang disarankan digunakan secara bukal namun ditelan utuh seperti tablet
konvensional maka akan kehilangan khasiatnya.
Tablet Sublingual dan Bukal
Keuntungan:
1) Menghindari obat dari efek lintas pertama oleh hati sehingga bioavailabilitasnya meningkat.
2) Akses penghantarnya mudah.
3) Penghantaran obat relatif mudah diakhiri jika diperlukan.
4) Tablet ini dapat memberikan disintegrasi yang cepat, yaitu < 15 menit.
5) Cocok untuk pasien yang sulit menelan obat.

Kerugian:
6) Bahan yang mudah diabsorbsi dari melalui mukosa mulut jumlahnya sedikit.
7) Obat yang mengandung nitrogliserin mudah menguap.
Tablet Sublingual dan Bukal

Zat Aktif
Bahan aktif yang menunjukkan bioavailabilitas yang tinggi. Availabilitas yang rendah dapat
menyebabkan kelarutan yang rendah pula.

Zat Tambahan
1. Adesif polimer: Zat ini digunakan untuk memberikan sifat basah untuk formulasi bukal
sehingga sediaannya dapat tetap pada tempatnya selama pemberian.
2. Zat disintegran: Penggunaan sejumlah disintegran yang dapat diterima secara farmasetikal
dalam formulasi adalah sampai 10%.
3. Zat tambahan lain seperti lubrikan, perasa, dan lain-lain.
Tablet Sublingual dan Bukal

Kekerasan Tablet
Tablet ini sengaja dibuat keras agar obat yang disisipkan di mulut larut perlahan–lahan. Jadi,
untuk membuat tablet yang keras dibutuhkan tekanan yang besar pula.

Pengemasan dan Penyimpanan


Pada umumnya tablet ini sangat baik disimpan dalam wadah yang tertutup rapat di tempat dengan
kelembaban nisbi yang rendah serta terlindung dari temperatur tinggi. Tablet khusus seperti ini
yang cenderung hancur bila terkena kelembaban yang tinggi dapat disertai pengering dalam
kemasannya.
Tablet Sublingual dan Bukal

Daya Hancur Tablet


Semua tablet harus melalui pengujian daya hancur yang secara resmi dilaksanakan in vitro dengan
alat uji khusus. Alat ini terdiri dari keranjang yang dipasang berisi 6 pipa gelas yang ujungnya
terbuka. Selama waktu pengujian, tablet diletakkan pada pipa terbuka dalam keranjang tersebut,
lalu keranjang diturun-naikkan dalam cairan dengan frekuensi 29 – 32 kali per menit. Untuk tablet
ini, cairan pencelup dijaga pada temperatur 37 derajat Celcius. Tablet ini harus melebur dalam
waktu 4 jam.
Tablet Effervescent
Tablet effervescent adalah tablet yang menghasilkan gas (CO2) sebagai hasil reaksi kimia bahan-bahan
penyusun tablet dengan cairan pelarutnya (air). Tablet dapat melarut sendiri dengan adanya gas CO2
yang membantu proses pelarutan. Bentuk sediaan seperti ini dapat meningkatkan tingkat kesukaan
produk dan mempengaruhi aspek psikologis konsumen. Disamping itu, kesannya sebagai obat juga akan
berkurang karena rasanya yang dapat menutupi rasa pahit.
Garam effervescent merupakan granula atau serbuk kasar sampai kasar sekali
dalam campuran yang kering, bisanya terdiri dari natrium bikarbonat, asam sitrat
dan asam tartarat. Komponen asam dan basa dalam garam effervescent akan
bereaksi membebaskan karbondioksida jika ditambahkan air sehingga
menghasilkan buih. Selain gas karbondioksida yang dihasilkan, beberapa formulasi
gas yang biasa dihasilkan seperti oksigen.

Keuntungan
● Lebih mudah dikonsumsi
● dapat diberikan kepada orang yang mengalami kesulitan menelan tablet atau
kapsul.
● lebih mudah untuk diabsorbsi
● adanya karbonat dapat memberikan rasa atau sensasi menyegarkan
● Bahan baku dalam pembuatan granul effervescent adalah sumber
asam dan basa.
Sumber asam yang sering digunakan adalah asam sitrat, sedangkan
sumber basa yang sering dipakai adalah natrium bikarbonat.
Asam sitrat memiliki kelemahan yang bersifat higroskopik, namun
asam sitrat memiliki keunggulan yaitu mudah didapat, melimpah,
relatif tidak mahal, sangat mudah larut, memiliki kekuatan asam yang
tinggi.
Natrium bikarbonat (NaHCO3) memiliki Keunggulan yaitu tidak
higroskopis, larut sempurna dalam air, tidak mahal, banyak tersedia
dipasaran dan dapat dimakan
Cara penggunaan

1. Masukkan tablet effervescent ke dalam gelas,


tambahkan air dingin sampai ½ gelas.
2. Biarkan sampai semuanya benar-benar larut, kemudian
diminum sekaligus.
3. Tambahkan sedikit air ke dalam gelas dan diminum lagi
untuk memastikan bahwa seluruh obat terminum semua.
Salep
Mata
sediaan yang dapat digunakan untuk menghantarakan obat
ke mata dan jaringan di sekitarnya tanpa melalui pencucian
oleh air mata
simpan salep mata di tempat yang sejuk dan gelap jika tidak digunakan. Salep mata
tidak dapat digunakan lebih dari 4 minggu setelah segel dibuka. Jika mendapat
pengobatan tetes mata bersama dengan salep mata, maka yang digunakan adalah
tetes mata terlebih dahulu. Beri selang waktu 5 menit sebelum menggunakan
salep mata.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam formulasi salep mata
a. Kekentalan dan rheologi salep mata harus optimal
b. Harus dapat melebur atau mencair pada suhu kira-kira 32,90C
c. Sifat basis salep mata harus bersifat hidrofil hingga dengan cepat dapat
bercampur atau tersuspensi dengan cairan lakrimal hanya dengan beberapa
kedipan kelopak mata
Tetes Mata
Berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan
obat pada selaput lendir air mata di sekitar kelopak mata dari bola mata.
(FI III)
Syarat ideal tetes mata : steril, isotonis, isohidris.
Penandaan : tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan setelah tutup
dibuka.
Wadah : wadah kaca atau plastik, tertutup kedap, vol. 10 ml dilengkapi
dengan penetes, semua alat dan wadah harus bersih sebelum digunakan
Tetes Telinga
Tetes telinga adalah bentuk dari obat yang digunakan untuk
mengobati dan mencegah infeksi telinga, khususnya infeksi
pada telinga bagian luar dan saluran telinga (otitis eksterna)
(FI IV).

Persyaratan Obat Tetes Telinga :


● Steril
● Sedapat mungkin harus isohidris
● Sedapat mungkin harus isotonis
Tetes Telinga
Penggunaan bahan aktif: Kloramphenicolum

→ Sebagai zat aktif yang diindikasikan sebagai obat yang berfungsi sebagai obat untuk membunuh dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

CHLORAMPHENICOLI GUTTAE AURICULARES


Komposisi : Tiap 10 mL mengandung :
1. Chloramphenicolum 1 g
2. Propylenglycolum hingga 10 mL
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Catatan : Pada etiket harus juga tertera : Kadaluawarsa
Sediaan berkekuatan lain : 500 mg
Tetes Telinga
Penggunaan bahan tambahan : Propilenglikol

→ Sebagai zat tambahan yang digunakan sebagai zat tambahan/pelarut untuk melarutkan sediaan tetes telinga,
karena mempunyai viskositas yang tinggi sehingga kontak obat lebih lama.

PROPYLENGLIKOL (FI.Edisi III Hal.534)


1. Nama Resmi : PROPYLENGLICOLUM
2. Sinonim : Propilenglikol
3. Rumus Molekul : C₃H₈O₂
4. Berat Molekul : 76,10
5. Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak berbarasa agak manis; higroskopik

● Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P danDengan klorofrom P; larut
dalam 6 bagian eter P; tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak.
● Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
● K/P : Zat tambahan/Pelarut
Tetes Telinga
Catatan :
● Simpan tetes telinga di tempat yang sejuk dan gelap.
Petunjuk penggunaan sediaan tetes telinga : ● Gunakan tetes telinga sampai waktu yang ditetapkan,
walaupun sudah terasa baik. Penghentian pengobatan
1. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum waktunya menyebabkan masalah telinga anda
2. Miringkan kepala atau berbaring miring muncul kembali.
3. Daun telinga ditarik ke arah bawah (dewasa) atau ke ● Selama menggunakan tetes telinga, usahakan jangan
arah bawah belakang (anak-anak), sehingga lubang sampai ada air yang masuk ke dalam telinga. Hati-hati jika
telinga tampak jelas dan lurus keramas dan jangan berenang sampai pengobatan selesai
4. Teteskan obat pada liang telinga dan biarkan selama
3 menit
5. Setelah digunakan, keringkan ujung wadah dengan
dengan tisu
Semprot Hidung
Inhalations adalah sediaan yang dimaksudkan untuk
disedot melalui hidung atau muulut, atau disemprotkan (nose
spray) dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernapasan. Tetean
atau butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga
dapaat mencapai bronkioli.
Tetes Hidung
Pengertian Afrin
Afrin adalah sediaan semprot hidung yang mengandung oxymetazoline. Obat Afrin digunakan untuk
membantu meringankan hidung tersumbat yang disebabkan oleh flu, alergi serbuk sari, ataupun sinusitis.

Cara Penyimpanan Afrin


Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celsius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping Afrin


Efek samping Afrin yang mungkin terjadi selama digunakan, antara lain:
● Rasa menyengat atau terbakar.
● Bersin.
● Mulut dan tenggorokan kering.
● Sakit kepala.
● Tekanan darah tinggi.
● Sulit tidur.
Semprot Hidung
Catatan :
Cara penggunaan obat semprot hidung : • Sebelum menggunakan obat semprot hidung pastikan bahwa
masing-masing lubang hidung tidak mampet.
(1) Cuci tangan, bersihkan hidung dan tegakkan • Jangan digunakan pada hidung yang luka atau mengalami
kepala. pendarahan.
• Simpan obat terhindar dari sinar matahari langsung
(2) Semprotkan obat ke dalam lubang hidung
sambil tarik napas dengan cepat.

(3) Cuci botol alat semprot dengan air hangat


(jangan sampai air masuk ke dalam botol) dan
keringkan dengan tissue bersih setelah digunakan.
Lalu cuci tangan.
Tetes Hidung
Obat tetes hidung adalah obat tetes yang digunakan
untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam
rongga hidung; dapat mengandung zat pensuspensi,
pendapar, dan pengawet (FI III).

Penggunaan OTH :
Repetitorium :
Pada umumnya mengandung zat aktif seperti antibiotik,
sulfonamide, vasokonstriktor, germisid atau antiseptika
dan lokal anestetika.
Tetes Hidung
Formula Umum

Bentuk Larutan Bentuk Suspensi

Zat aktif Zat aktif

Antioksidan (bila perlu) Pensuspensi

Pendapar Pengental

Pengisotonis Pendapar

Pelarut Pembawa

Pengental
Tetes Hidung
❏ Tetes hidung Efedrin (Fornas, hal 118) ❏ Tetes hidung Antazolin-Nafazolin (Fornas, hal 29)
Efedrin HCl ............................. 100 mg Antazolin HCl............................... 50 mg
NaCl........................................ 50 mg Nafazolin Nitrat............................ 2,5 mg
Klorbutanol.............................. 50 mg Aqua destilata.............................. 3 mL
Propilenglikol........................... 500 µL Pelarut hingga 10 mL terdiri dari :
Aqua destiata hingga.............. 10 mL Klorbutanol................................... 60 mg
HPMC-200 cP............................... 140 mg
NaCl............................................. 130 mg
Aqua hingga................................. 10 mL
Tetes Hidung
Keuntungan
1. Metabolisme melalui enterohepatik dan dinding usus dikurangi.
2. Penguraian di saluran pencernaan dihindari
3. Kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi serta profil konsentrasi obat
dalam plasma terhadap waktu sebanding dengan pemberian dengan
intravena.
4. Banyak pembuluh dan struktur membran mukosa yang permeabel
sehingga memungkinkan pemberian secara sistemik

Kerugian
1. Metode dan teknik pemberian sulit karena memerlukan alat bantu yang
dapat digunakan untuk ukuran yang tepat.
2. Lokasi obat yang tepat, sulit dicapai.
3. Kecepatan pembersihan obat
Tetes Hidung
Catatan :
Cara penggunaan obat tetes hidung : • Simpan ditempat sejuk dan kering.
• Jangan gunakan tetes hidung lebih sering/ lebih lama
(1) Cuci tangan kemudian bersihkan hidung. Lalu daripada yang diperintahkan. Beberapa tetes hidung hanya
tengadahkan kepala. digunakan dalam waktu singkat

(2) Teteskan obat di lubang hidung. Tahan posisi


kepala selama beberapa menit agar obat masuk ke
lubang hidung.

(3) Bilas ujung obat tetes hidung dengan air panas dan
keringkan dengan kertas tisu kering. Lalu cuci tangan.
SUPPOSITORIA
● Supositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang pemakaiannya dengan cara
memasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh, di mana akan melebur, melunak
atau melarut dan memberikan efek lokal atau sistemik (Ansel, 1989).

● Keuntungan
1. Mengindari pengrusakan oleh enzim / pH lambung
2. Menghindari perangsangan lambung oleh obat
3. Menghindari kerusakan dalam sirkulasi portal
4. Dapat digunakan untuk yang tidak dapat mengonsumsi obat lewat mulut

● Kerugian
1. Tidak praktis
2. Tidak dapat digunakan untuk pasien diare
3. Absorbsi obat tidak dapat diatur dan sulit diramalkan
4. Ada residu yang dapat mengotori pakaian
SUPPOSITORIA
Suppositoria berdasarkan basis

1. Basis hidrofobik : contohnya oleum cacao


3. Basis yang dapat membentuk
2. Basis yang larut dalam air
emulsi
● Glycero Gelatin:
Campuran glycerin & sabun
Aqua & obat 10 gram
Glycerin 5 bagian
Glycerin 70 gram
Sapo medicatus 1 bagian
Gelatin 20 gram

● Polietilenglikol

PEG 4000 33%

PEG 6000 47%

Air 20%
SUPPOSITORIA
● Cetakan suppositoria
1. Terbuat dari stainless stail, aluminium, atau plastik
2. Berat supositoria tidak sama berat dengan basis saja
3. Tergantung density dan basis obat
4. Volume sama berat bisa beda dilihat displacement value obat-obat tersebut
dengan basis supositoria

● Pengemasan dan penyimpanan


1. Biasanya dikemas dengan alumunium, kertas, atau plastik
2. Bahan dasar lemak coklat dan gelatin tergliserinasi disimpan dalam kulkas
3. PEG dapat disimpan dalam suhu kamar
4. Jika tidak dikemas dengan baik dapat luntur, patah, meleleh

Referensi : Syamsuni, H. (2006). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Erlangga.
Tablet Vaginal
(Ovula)
● Tablet vaginal adalah tablet yang dirancang untuk administrasi vagina dalam
pengobatan infeksi lokal, penyerapan sistemik, dan penyerapan ke dalam jaringan
vagina.

● Ciri-ciri
1. Sediaan tablet lapis tipis berbentuk bulat pipih, cincin, oval
2. Berbobot kurang lebih 5 gram
3. Dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat bercampur
dalam air (contoh = PEG, gelatin)
4. Ukuran berkisar 1,25 - 1,5 inchi dengan diameter ⅝ inchi
5. Biasanya digunakan aplikator untuk memasukkan tablet sejauh mungkin ke
dalam vagina
Tablet Vaginal
(Ovula)
● Keuntungan
1. Menghindari iritasi pada lambung
2. Menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan
3. Terhindar dari first pass effect
4. Dapat digunakan untuk pasien yang mudah muntah

● Kelemahan
1. Beberapa bahan obat sensitif terhadap pH vagina
2. Kurang praktis dalam penggunaannya
3. Spesifik untuk jenis kelamin tertentu
Tablet Vaginal
(Ovula)
● Formula Umum

R/ Zat Aktif

Basis suppositoria vaginal

Basis berlemak = contoh oleum cacao

Basis larut air dan basis yang bercampur air = contoh polyetilenglikol (PEG)

PEG 1000 96%

PEG 4000 4%

PEG 1000 75%

PEG 4000 25%


Tablet Vaginal
(Ovula)
● Zat aktif
1. Ovula metronidazol

Tiap ovula mengandung :

Metronidazolumm 500 mg

Zat tambahan yang cocok q.s

2. Ovula nistatin

Tiap formula mengandung :

Nistatin 100.000

Basis : PEG 1000 : PEG 6000 = 2:8


Tablet Vaginal
(Ovula)
● Waktu penggunaan
1. Penggunaan tablet yang berisi antibiotik atau antijamur harus sampai tuntas
2. Bila selama periode penggunaan obat mengalami menstruasi, obat dapat
diteruskan dengan memastikan obat dapat meleleh dan diserap sempurna
3. Sebaiknya di malam hari ketika akan tidur sehingga obat dapat meleleh
sempurna

Referensi : Hadi, Moch, et al. (2016). Perbandingan Karakteristik Fisik dan Daya Adhesi
Tablet Vaginal Metronidazol Menggunakan Glidan Talc-Colloidal Sillicon Dioxide dengan
Colloidal Sillicon Dioxide. Majalah Kesehatan FK UB. Halaman 216
Metered Dose
Inhaler
● Alat terapi inhalasi dengan dosis yang terukur yang disemprotkan
ke dalam mulut dan dihirup.

● Standard’s MDI
ketika alat ditekan, propelan akan mendorong beberapa dosis obat,
dan secara bersamaan dengan itu pengguna harus menarik napas
dalam agar obat terbawa masuk ke dalam saluran pernapasan.
Butuh koordinasi yang baik antara menekan alat dan menarik napas.
Metered Dose
Inhaler
● Ventolin inhaler (Salbutamol)

● Alupent inhaler (metaproterenol sulfat)

● Becotide inhaler (Beclometason Dipropipnat)

● Berotec inhaler (Fenoterol Hibromid)


Metered Dose
● Kelebihan
Inhaler1.
2.
pemberian obat yang langsung ke organ target, sehingga awitan kerja lebih cepat
dosis yang diperlukan lebih sedikit
3. tidak melewati metabolisme lintas pertama (first pass metabolism)
4. kecil
5. dapat dibawa kemana-mana
6. harga terjangkau dan penggunaan yang nyaman

● Kekurangan
1. Membutuhkan koordinasi antara tangan dan kemampuan inspirasi yang memadai

Referensi: Newman, Stephen. (2005). Principles of Metered Dose Inhaler Design. Respiratory
Care. 50 (9). Halaman 1177. Diakses pada
http://rc.rcjournal.com/content/respcare/50/9/1177.full.pdf
Nebulizer
● Jenis

1. Nebulizer jet

Menggunakan jet gas terkompresi (udara atau oksigen) untuk

memecah larutan obat menjadi aerosol.

2. Nebulizer ultrasonik

Menggunakan vibrasi ultrasonik yang dipicu secara elektronik

untuk memecah larutan obat menjadi aerosol.

(Nurmayanti et al, 2018)


Nebulizer
● Keuntungan dan Kerugian

Alat Keuntungan Kerugian

Nebulizer Jet 1. Koordinasi minimal 1. Mahal


2. Dosis tinggi dapat 2. Kemungkinan
diberikan kontaminasi alat

Nebulizer Ultrasonik 1. Tidak berisik 1. Tidak semua obat


2. Tidak ada pelepasan bisa dinebulisasi
freon 2. Ukuran besar

(Purnamasari, 2013)
Nebulizer
● Obat-obatan Yang Dapat Digunakan Dengan Nebulizer
1. Budesonid 0,25 mg, 0,50 mg/ml
2. Fenoterol HBr 0,05 mg
3. Fenoterol HBr 1,0 mg/ml
4. Flutikason propionat 0,5 mg/2 ml
5. Ipatropium bromida 0,02 mg
6. Ipatropium bromida 0,25 mg/1 ml
7. Salbutamol 2,5 mg/2,5ml NaCl
8. Teofilin etilendiamin 24 mg
9. Terbutalin sulfat Amp 0,5 mg/ml

(Purnamasari, 2013)
Nebulizer
● Cara Penggunaan
1. Taruh kompresor di tempat yang mudah
dicapai.
2. Cuci tangan sebelum menyiapkan obat.
3. Masukkan obat ke dalam cangkir.
4. Sambungkan corong mulut ke cangkir nebulizer.
5. Pasang selang penyambung
6. Saat alat sudah siap, nyalakan mesin kompresor.
7. Letakkan corong mulut ke mulut.
8. Ketika menggunakan alat, bernapaslah secara
perlahan hingga obat habis.
(Adrian, 2019)
Obat Tapel Perut
● Pengertian
Tapel adalah sediaan padat obat tradisional, terbuat dari
serbuk simplisia dan/atau ekstrak dan digunakan sebagai
obat luar yang digunakan di perut

(BPOM, 2019)
Obat Tapel Perut
● Manfaat
1. Menghangatkan perut untuk keselesaan.
2. Mengempiskan perut.
3. Memecahkan angin dan darah beku

(Laili 2019)
Obat Tapel Perut
● Cara Penggunaan
1. Untuk mengetahui tempat menempelkan tapel, lihat aturan
yang terdapat pada kemasan obat atau tanyakan kepada
apoteker.
2. Jangan gunakan di lipatan kulit dan ganti obat secara teratur.
3. Tempelkan dengan tangan yang bersih dan kering.
4. Bersihkan dan keringkan dengan cermat daerah yang akan
ditempeli obat.
5. Letakkan pada kulit dan tekan kuat-kuat.
6. Gosok bagian tepi agar tapel merekat dengan baik.
7. Lepaskan dan ganti obat sesuai petunjuk.

(Laili, 2019)
Kesimpula
n Sediaan farmasi yang ada tidak hanya terpaku pada sediaan padat, semipadat, steril,
dan cair. Akan tetapi, terdapat sediaan obat khusus yang dirancang oleh para apoteker
dan farmasis untuk keperluan masyarakat terhadap penyembuhan penyakitnya. Sediaan
obat khusus tersebut dapat berupa inhaler, nebulizer, obat tapel, tetes hidung, dan lain-
lain.

Sediaan obat khusus banyak membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-


harinya. Sediaan obat khusus dirancang secara spesifik untuk menyembuhkan penyakit
tertentu dengan bahan-bahan obat yang sudah diolah secara spesifik juga. Bahan obat
dari sediaan obat khusus tergolong tidak berbahaya dan aman dipakai jika digunakan
sesuai dengan aturannya. Dengan adanya sediaan obat khusus ini, masyarakat diharapkan
dapat mempunyai alternatif lain terhadap jenis sediaan obat tertentu apabila terkena
suatu penyakit.
Daftar Pustaka
Adrian, K. (2019). Nebulizer: Mengenal fungsi dan Cara Pakainya. Diakses pada tanggal 30
Oktober 2021, dari https://www.alodokter.com/nebulizer-mengenal-fungsi-dan-cara-pakainya
BPOM. RI. (2019). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 32 Tahun 2019 Tentang
Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional. Jakarta: BPOM RI.
Depkes. RI. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Depkes. RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Hadi, Moch, et al. (2016). Perbandingan Karakteristik Fisik dan Daya Adhesi Tablet Vaginal `
Metronidazol Menggunakan Glidan Talc-Colloidal Silicon Dioxide dengan Colloidal Silicon
Dioxide. Majalah Kesehatan FK UB. Halaman 216.
Hidayat, M.N. (2015). Pemanfaatan Efek Effervescent Dalam Pembuatan Minuman Instan Berbasis
Putih Telur. Jurnal Teknosains, 9(2), 205-220.
Laili, A. (2019). Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Penggunaan Tapel Perut Pada Masa Nifas
Di Desa Banyumas, Stabat 2019. Excellent Midwifery Journal, 2(1), 80-84.
Muchtar, Muniah. (2012). Pengenalan Tablet Bukal. Palembang: Poltekkes Kemenkes Palembang.
Daftar Pustaka
Newman, Stephen. (2005). Principles of Metered Dose Inhaler Design. Respiratory Care. 50 (9).
Halaman 1177. Diakses pada http://rc.rcjournal.com/content/respcare/50/9/1177.full.pdf
Nurmayanti, N., Waluyo, A., Jumaiyah, W., & Azzam, R. (2019). Pengaruh Fisioterapi Dada, Batuk
Efektif dan Nebulizer terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen dalam Darah pada Pasien
PPOK. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(1), 362-371.
Purnamasari, R. (2013). Evaluasi Cara Penggunaan Inhaler Dan Nebulizer Pada Pasien.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Setiana, I.H., & Kusuma, A.S.W. (2018). Review Jurnal : Formulasi Granul Effervescent dari
Berbagai Tumbuhan. Jurnal Farmaka, 16(3).
Syamsuni, H. (2006). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Tanjung, Y.P., & Puspitasari, I. (2019). Formulasi dan Evaluasi Fisik Tablet Effervescent Ekstrak
Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L.). Jurnal Farmaka, 17(1).

Anda mungkin juga menyukai