Farmasi
Oleh :
Ilham Kuncahyo, M.Sc, Apt.
Departemen Teknologi dan Formulasi Bidang Saint, USB
Surakarta
1
SASARAN BELAJAR:
Mengapa perlu
dibuat sediaan
obat?
2.
3.
Tablet (compressi)
4.
Kapsul (capsulae)
GRANUL:
Sediaan bentuk padat,
Berupa partikel serbuk dengan diameter 2-4
m,
Dengan atau Tanpa
Vehikulum.
Macam granul:
1. Bulk granules
Tersedia sebagai sirup oral/dry sirup untuk multiple dose
2. Divided granules
Dikemas dalam bungkus/sachet untuk single dose. Dikenal pula
sediaan effervescent granules.
Cara Penggunaan
Sebelum diminum, dilarutkan/disuspensikan dulu dalam air
atau pelarut yang sesuai
Proses Pembentukan
Granul
Prinsip: Granul dibentuk
Yang
perlu diperhatikan:
Massa yg terbentuk
hanya berupa massa
lembab (tdk boleh terlalu
basah)
Lama
proses tergantung
sifat pembasahan dari
campuran serbuk dan
cairan pengikat, serta alat
Ada 4 macam :
1. Ribbon blender
2. Planetary mixer
3. Sigma Blade Granulator
4. Orbiting Screw Granulator
9
Mesin Granulator
Pengayakan Basah
Tujuan pengayakan :
1. Agar granul lebih terkonsolidasi,
2. Meningkatkan banyaknya tempat kontak partikel
3. Mengingkatkan luas permukaan untuk
mempermudah proses pengeringan
10
Pengeringan
Proses pengeringan
diperlukan untuk
menghilangkan pelarut dan
mengurangi kelembaban
sampai pada tingkat yg
optimum
Pada proses pengeringan yg
memegang peranan yang
penting adalah ikatan antar
partikel akibat
penggabungan atau
rekristalisasi gaya van der
Waals.
11
Mesin Granulator
Pengayakan Kering
Tablet
13
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Bolus
Buccal
Sublingual
Hisap (Troche atau Lozenges)
Kunyah (Chewable tablet)
bukal
Effervescent
Hipodermik
Triturat (tablet yang diremukan)
4.
14
CAPSULAE
(KAPSUL)
Sediaan padat, bahan aktifnya berbentuk padat atau
setengah
padat dengan/tanpa bahan tambahan dan terbungkus suatu
cangkang yang keras atau lunak yang dapat larut.
Ukuran kapsul 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5. Ukuran 000
mempunyai
volume terbesar (1,36 ml) dan ukuran 5 mempunyai
volume
terkecil (0,12 ml).
Macam
1. Kapsul cangkang keras (Hard capsule)
2. Kapsul cangkang lunak (Soft capsule)
Cara Penggunaan
Kapsul ditelan secara utuh. Sediaan ini dapat digunakan
15
dalam
SEDIAAN CAIR
1. Solutiones (larutan)
2.
Suspensiones (suspensi)
3.
Emulsa (emulsi).
16
KERUGIAAN SEDIAAN
CAIR:
Tidak untuk obat yang tidak stabil dalam air
obat pahit/baunya tidak enak sukar ditutupi.
Sediaan tidak praktis dibawa
Takaran obat tidak dalam dosis terbagi kecuali
sediaan dosis
tunggal, dan harus menggunakan alat khusus.
Air merupakan media pertumbuhan bakteri dan
merupakan
katalis reaksi.
Pemberian obat menggunakan alat khusus/orang
khusus
(sediaan parenteral).
18
3. Sirup
Suatu larutan obat yang mengandung satu atau lebih jenis
obat
dengan zat tambahan dan sukrosa sebagai pemanis.
Sukrosa yang digunakan dalam bentuk sirup simplex yang
mengandung 65% sukrosa dalam larutan nipagin 0,25%.
4. Guttae (drop)
Sediaan cair (umumnya larutan), apabila tidak dinyatakan
lain
dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan dengan cara
meneteskan
20
21
1. Collyrium (kolirium)
* Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing,
isotonis,
digunakan untuk membersihkan mata, dapat mengandung zat
dapar dan zat pengawet.
* Kolirium yang tidak mengandung zat pengawet digunakan
paling lama 24 jam setelah botol dibuka tutupnya.
* Kolirium yang mengandung pengawet digunakan paling lama
tujuh hari setelah botol dibuka.
SEDIAAN CAIR
TOPIKAL
3. Gargarisma
(Gargle)
* Sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat dan
harus diencerkan sebelum digunakan, mengandung
antiseptik
* Digunakan untuk pencegahan atau pengobataninfeksi
tenggorokan, juga digunakan untuk merawat atau mengubah
faring dan nasofaring dengan menekan udara dari paru-paru
akibat dari penahanan sediaan dalam tenggorokan
SEDIAAN CAIR
TOPIKAL
SEDIAAN CAIR
TOPIKAL
7. irigationes (irigasi)
* Larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau
membersihkan luka terbuka atau rongga-rongga tubuh.
* Pemakaiannya secara topikal, tidak boleh digunakan
parenteral.
8. Inhalatoines (Inhalasi)
* Sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau
lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung
atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik.
* Sediaan dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut, atau
disemprotkan ke dalam saluran pernapasan.
* Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus
sehingga
dapat mencapai bronkioli.
* Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.
25
SEDIAAN CAIR
TOPIKAL
9. Epithema (Obat Kompres)
* Cairan yang dipakai untuk endapatkan rasa dingin pada tempattempat yang sakit dan panas karena radang atau berdasarkan
sifat
perbedaan tekanan osmose
* Digunakan untuk luka bernanah.
10. Lotion
* Sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemakaian luar pada kulit
(Ansel, 1989; Anonim, 1995).
* Kebanyakan lotion mengandung bahan serbuk halus yang tidak
larut dalam media dispersi dan disuspensikan dengan
menggunakan zat pensuspensi dan zat pendispersi.
* Pada umumnya pembawa dari lotion adalah air
26
SEDIAAN CAIR
TOPIKAL
27
SEDIAAN CAIR
1.REKTAL/VAGINAL
Lavament/Clysma/Enema
SEDIAAN INJEKSI
(INJECTIONES)
Sediaan steril,
berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk
yang
harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum
digunakan
secara parenteral,
disuntikkan dengan cara menembus atau
merobek jaringan ke dalam atau
melalui kulit atau selaput lendir.
SYARAT UTAMA
Obat tersebut harus steril dan
disimpan dalam wadah yang menjamin
sterilitas.
29
KEUNTUNGAN INJEKSI:
1. Onset cepat.
2. Efek dapat diramalkan dengan pasti.
3. Bioavailabilitas sempurna atau hampir
sempurna.
4. Kerusakan obat dalam GE dihindarkan.
5. Dapat diberikan pada penderita sakit keras
atau
koma.
30
31
33
CREMORES (KRIM)
Bentuk sediaan setengah padat mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Umumnya berbentuk emulsi minyak dalam
air
atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak
atau
alkohol berantai panjang dalam air.
Lebih mudah dibersihkan dari kulit
dibandingkan
dengan salep
34
JELLY (GEL)
Jernih & tembus cahaya yang mengandung zat-zat aktif
dalam keadaan terlarut lebih encer dari salep, mengandung
sedikit/tidak lilin,
Digunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin
atau sebagai basis bahan obat,
Umumnya adalah campuran sederhana dari minyak dan
lemak dengan titik leleh rendah.
Dapat dicuci karena mengandung mucilago, gum atau bahan
pensuspensi sebagai basis.
35
PASTAE (PASTA)
Sediaan yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topikal.
Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
Mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 % - 50 %
Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta:
a. Mengikat cairan sekret lebih baik dari unguentum
b. Lebih melekat pada kulit
36
UNGUENTA (SALEP)
Sediaan
setengah
padat
dengan
konsistensi
menyerupai lemak
Mudah dioleskan tanpa perlu pemanasan,
ditujukan untuk pemakaian topikal pada
kulit
atau selaput lendir
37
RANCANGAN
BENTUK
SEDIAAN OBAT
Faktor Pasien
Sifat Fisikokimia
Bahan Obat
Pemilihan
Bentuk Sediaan
PREFORMULASI
38
FAKTOR BAHAN
OBAT:
Sifat fisiko-kimia bahan obat:
1. Bahan obat higroskopis seperti Natrii Bromidum
diberikan
dalam bentuk solutio
2. Bahan obat tidak larut air diberikan dalam bentuk
padat tidak
dalam sediaan cair kecuali yang digunakan bentuk
lainnya
misalnya bentuk ester pada klomfenikol yang sifat
larut air.
3. Bahan obat dirusak oleh getah lambung maka
diberikan
dalam bentuk injeksi
Contoh: Penicillin G
4. Bahan obat yang tidak diabsorbsi bila diberikan
melalui oral
maka obat akan diberikan melalui injeksi atau topikal.
39
Contoh: Gentamisin
FAKTOR BAHAN
OBAT:
Hubungan aktivitas/struktur kimia obat (SAR)
Contoh:
1.Derivat barbiturat Thiopental (ultra-shortacting)
diberikan
bentuk injeksi
2.Derivat barbiturat Fenobarbital (long acting) diberikan
melalui oral dalam bentuk tablet, kapsul dan puyer
Sifat farmakokinetik bahan obat
Obat yang mengalami first pass effect pada hati
kurang
efektif bila diberikan melalui oral misalnya
nitrogliserin dan
isosorbid dinitrat maka diberikan tablet sublingual
Bentuk sediaan yang paling stabil
Contoh: vitamin C tidak stabil dalam bentuk cairan
maka
pilihannya adalah bentuk padat yang sifatnya lebih
40
FAKTOR PENDERITA:
1. Umur penderita
a. Anak-anak
b. Dewasa
c. Geriatrik
2. Lokasi/bagian tubuh di mana obat harus bekerja
a. Efek lokal: bentuk sediaan yang dipilih adalah solutio,
mixtura,
unguentum, krim, pasta.
b. Penyerapan atau penetrasi obat melalui kulit: bentuk
sediaan injeksi,
linimentum, unguentum, krim dengan vehikulum tertentu
c. Efek sistemik : bentuk sediaan injeksi,bentuk sediaan cair
atau padat
yang diberikan per oral atau rektal.
Penggunaan oral lebih mudah digunakan bagi penderita
daripada
cara rektal
41
FAKTOR PENDERITA
:
3. Kecepatan atau lama kerja obat yang dikehendaki:
Obat bentuk injeksi lebih cepat diabsorpsi daripada bentuk
sediaan
per oral atau per rektal.
Contoh: kecepatan penyerapan aminofillin dari berbagai
bentuk
sediaan injeksi > solutio > pulveres > kapsul
Obat sustained release (kapsul atau tablet) bekerja lebih
lama
daripada tablet atau kapsul biasa; pemberian obat cukup
satu atau
dua kali dalam sehari
4. Keadaan umum penderita
Penderita tidak sadar dipilih bentuk sediaan injeksi atau
rektal
Penderita sadar maka lebih baik diberikan bentuk sediaan
42
oral
FAKTOR PENDERITA
:
44