DAN NEOKLASIK
KELOMPOK 1
ILMADDINI 21 2014 149
INDAH MUTIARA 21 2014 209
MARSELLA PERMATA 21 2014 212
RADEN ANDINA 21 2014 213
DEFINISI ARSITEKTUR EKLEKTIK
Arsitektur Neoklasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali peninggalan arsitektur
Yunani dan Romawi, serta adanya perubahan politik antara lain revolusi Perancis (1789) dan
Amerika(1776) menciptakan republik, dengan anggapan mengambil seni yang diasosiasikan
dengan seni Yunani (demokrasi) dan Romawi (republik). Pada abad ke-18 banyak orang
(terutama yang senang benda antik dan arsitek) yang tertarik untuk mengadakan perjalanan
dan penggalian situs-situs lama, terutama Yunani. Orang-orang yang tertarik itu di antaranya:
Orang Inggris: James Stuart dan Nicholas Revett yang menghabiskan masa 3 tahun di
Yunani, membuat gambar-gambar akurat dari peninggalan gedung lama Yunani (a.l.
mempresentasikan order Doric di Phartenon dengan rinci – 1762)
Orang Jerman: Johann Winckelmann yang menemukan kembali kota Pompeii.
Banyaknya penemuan tersebut membuat arsitektur Neoklasik dapat menciptakan karya yang
lebih mendekati/mirip arsitektur klasik (Yunani dan Romawi) daripada arsitektur Renaissans.
Kecenderungan pada gaya Yunani atau gaya Romawi atau bisa disebut juga Battle of the
Styles.
CIRI-CIRI ARSITEKTUR NEOKLASIK
Inggris adalah kerajaan tetangga dari Prancis. Di era yang sama ketika Prancis memulai
peradaban renaisans, Inggris pun berada di puncak dengan cara imperlialisme
(penjajahan). Inggris banyak menjajah hingga hampir dari ¾ permukaan bumi. Dengan
penjajahan Inggris memperkenalkan budaya barat (Eropa) khususnya budaya Inggris itu
sendiri.
Inggris memang sibuk dengan penjelajahannya dan tidak mengalami revolusi renaisans
separah Prancis, namun bias itu tetap ada. Dalam segi arsitektur Inggris mulai
mengembangkan arsitektur neo-klasik seperti Prancis namun tidak berlandaskan ideologi
atau selera desain, dengan berkembangnya arsitektur neo-klasik Inggris justru memadukan
dengan arsitektur vernakularnya untuk memenuhi hasrat desain ideal yang
mengintrepetasikan nilai lokal.
Arsitektur Inggris dalam perkembangannya lebih tentram hingga memiliki idealitas
tersendiri. Dalam perkembangannya ke dunia seni, lingkungan binaan disekitar karya
arsitektur mulai ditata semenarik mungkin sehingga ideal untuk seni lukis (bangunan
sebagai elemen dari objek lukisan). Seni lukis dan seni arsitektur ini dikenal dengan istilah
english landscape garden.
Elizabethian style
Elizabethian style adalah gaya arsitektur neo-klasik yang berkembang di Inggris saat pemerintahan Ratu
Elizabeth I, saat masa renaisans.
Ciri-ciri arsitektur elizabethian style adalah:- menggunakan geometri arsitektur klasik
- bentuk bangunan persegi dan simetri
- wana bangunan warna tanah (kuning dan merah)
- bangunan dan lingkungan (taman) saling terintegrasi untuk menciptakan english landscape garden
- menggunakan beberapa kosa kata arsitektur gotik (jendela dan dekorasi)
Benjamin Henry Latrobe, James Hoban, and Thomas Jefferson - Monticello, Amerika Serikat
Thomas Jefferson - White House, Amerika Serikat
Thomas Jefferson - Poplar Forest, Thomas Jefferson - University of Virginia
Amerika Serikat Rotunda, Amerika Serikat
Charles Bulfinch - Old State House, Amerika Samuel McIntire - Hamilton Hall, Amerika Serikat
Serikat
Colonial revival pun merupakan perkembangan dari arsitektur inggris (karena memang Amerika
Serikat bekas jajahan Inggris) ditandai dengan digunakannya kosakata arsitektur neo-klasik
seperti di Inggris namun banyak menggunakan kayu sebagai material utama (langgam ini
berkembang setelah adanya Chicago Expo).
Queen Ann style layaknya arsitektur neo-klasik gothic revival di Inggris karena banyak
mengadopsi ornament-ornamen bahkan menara arsitektur gotik (biasanya didesain untuk rumah
tinggal).
D. Arsitektur Jerman
Reichstag Building di Jerman
Raja Jerman Wilhelm I, negarawan Otto Von Bismarck dan
anggota parlemen sepakat mengadakan sayembara untuk
membangun gedung parlemen baru di Berlin pada 1882. Dari
200 arsitek, arsitek Frankfurt Paul Wallot menang dan
mendesain gedung ini bergaya neo-baroque. Patung, ornamen
dan relief untuk dekorasi dikerjakan seniman patung Otto
Lessing. Peletakan batu pertama dilakukan Raja Wilhem I tahun
1884.
Sempat mengalami kebakaran tahun 1933, gedung ini
direnovasi. Yang paling mutakhir, setelah reunifikasi Jerman,
atap kaca berbentuk kubah dibangun arsitek Gottfried Bohm
tahun 1993.
Di dalam kubah kaca itu terdapat tangga spiral 5 tingkat yang
bisa dinaiki warga. Pemandangan Kota Berlin pun bisa terlihat
360 derajat. Di bawah atap itu ada kerucut kaca terbalik yang
bisa memantulkan cahaya matahari saat siang hari sehingga bisa
menghemat energi. Dari tangga kubah spiral ini, juga bisa
dilihat anggota parlemen yang berdebat di dalam gedung.
E. Arsitektur Indonesia
Arsitektur pada era Neo-Klasik tersebar di berbagai benua dengan ciri khas dari masing masing
negara induk (bangsa Eropa yang sedang berdaulat). Di Indonesia, arsitektur gaya ini dibawa oleh
pemerintah Hindia-Belanda yang ketika itu berkuasa.
Bangsa Belanda pun merasa berkepentingan untuk membuat bangunan-bangunan sebagai fasilitas
penunjang kegiatan mereka selama di Indonesia. Jadi arsitektur klasik maupun neo-klasik yang
diterapkan pada bangunan tersebut adalah masih mengikuti gaya arsitektur atau langgam yang
sedang berlaku di Negara asal mereka.
Gaya arsitektur ini biasanya banyak diterapkan pada bangunan yang bersifat pemerintahan hal ini
dikarenakan pada masa mereka mulai menguasai dan memonopoli perdagangan di Indonesia tentu
mereka juga ingin memiliki kekuasaan atas kewilayahan Indonesia untuk itu mereka merasa perlu
untuk membuat suatu pemerintahan sebagai landasan yang kuat untuk menguasai suatu wilayah.
Namun seiring dengan proses adaptasi dari interaksi dengan masyarakat pribumi, maka makin
beragam bangunan yang dibuat dengan fungsi yang berbeda-beda pula.
Ciri-ciri gaya arsitektur klasik yang dominan di indonesia biasanya bergaya Yunani hingga
Romawi dengan ciri-ciri antara lain :
- bagian depan bangunan memiliki pilar-pilar silindris yang berukuran cukup besar
- secara umum memiliki atap tidak terlalu curam
- jendela berukuran besar
- biasanya bangunan berwarna putih untuk memberi kesan megah pada bangunan
Lawang Sewu (Semarang)
Bangunan Belanda paling terkenal senatero Indonesia. Bangunan ini disebut
Lawang Sewu oleh penduduk lokal lantaran banyaknya pintu yang ada di gedung
ini. Lawang Sewu didirikan pada 27 Februari 1904 sebagai kantor perusahaan
perkeretaapian Belanda, yaitu NIS. Arsiteknya adalah Prof. Jacob F. Klinkhamer
(TH Delft) dan B.J. Ouendag yang berdomisili di Amsterdam. Gedung tua ini
menjadi saksi pertempuran hebat antara pemuda AMKA (Angkatan Muda Kereta
Api) dengan Kempetai dan Kidobutai, Jepang pada Pertempuran Lima Hari di
Semarang (14 Oktober – 19 Oktober 1945). Selain kedua menaranya, bangunan ini
juga terkenal karena hiasan kaca patrinya yang begitu indah.