Nilai atau mutu yg diakui dan menjadi tolak ukur kesempurnaan yg abadi;
tertinggi.
Bersifat seperti seni klasik, yaitu sederhana, serasi, dan tidak berlebihan.
Karya sastra yg bernilai tinggi serta langgeng dan sering dijadikan tolak ukur atau
karya susastra zaman kuno yang bernilai kekal.
Orang Inggris: James Stuart dan Nicholas Revett yang menghabiskan masa 3
tahun di Yunani, membuat gambar-gambar akurat dari peninggalan gedung lama Yunani
(antara lain mempresentasikan order Doric di Parthenon dengan rinci – 1762)
Orang Jerman: Johann Winckelmann yang menemukan kembali kota Pompeii.
Banyaknya penemuan tersebut membuat arsitektur Neoklasik dapat menciptakan
karya yang lebih mendekati/mirip arsitektur klasik (Yunani dan Romawi) daripada
arsitektur Renaissans. Kecenderungan pada gaya Yunani atau gaya Romawi atau bisa
disebut juga Battle of the Styles.
Jadi dapat disimpulkan pada Arsitektur Neoklasik, fungsi dari kolom benar-benar
menopang, bukan hanya dekorasi atau kolom yang berdiri bebas dan menopang
entablatur.
Di Perancis dan Italia tradisi taman formal berdasar pada pola-pola geometris
dipertahankan, sedangkan di Inggris taman lebih luwes atau lebih meniru alam (membuat
alam dengan skala lebih kecil).
Contoh Bangunan dan Ciri Bangunan Eklektik dan Neoklasik (Opera de Paris)
Opera de Paris Garnier (Palais Garnier) dirancang oleh Charles Garnier untuk
Kaisar Napoleon III. Bangunan bergaya renaisance barok tersebut merupakan simbol
penting abad ke-19 pada Kekaisaran Kedua Perancis pada saat dilakukannya penataan
kota Paris yang dikerjakan oleh Baron Haussmann. Opera Garnier terletak di distrik 9 di
atas “Avenue de l’Opéra”. Palais Garnier dibangun pada tahun 1862. Tempat ini
sekarang banyak digunakan untuk pertunjukan balet. Opera de Paris Garnier merupakan
salah satu teater terbesar di dunia dengan kapasitas tempat duduk sekitar 2.200.
Bangunan opera tersebut berukuran panjang 172 m, lebar 125 m dan tinggi 73,6 m.
Setelah peresmiannya pada tahun 1875, gedung opera ini diberi nama Académie
Nationale de Musique - Théâtre de l'Opéra nama ini terus bertahan sampai 1978 ketika
bangunan ini diberi nama ulang Théâtre National de l'Opéra de Paris. Namun pada tahun
1989 bangunan theater ini diberi nama Palais Garnier, walaupun masih banyak yang
menyebut nama aslinya sebagai the Académie Nationale de Musique. atau juga banyak
yang menyebutnya Paris Opéra sampai sekarang ini.
Para bangsawan dan masyarakat kelas menengah dan atas sebelumnya hanya
mengunjungi Opera House "rue Le Pelletier". Namun pada tanggal 14 Januari 1858,
Kaisar Napoleon III selamat dari upaya pembunuhan di Opera House ini. Kemudian
Kaisar memutuskan untuk membangun Gedung Opera baru yang dapat menyatukan
semua kalangan elit sosial di Paris. Proyek ini di umumkan kepada masyarakat pada
tanggal 29 September 1860. Pada tahun yang sama, Haussmann memutuskan untuk
mengadakan sebuah kompetisi untuk memilih arsitek yang akan membangun gedung
Opera yang baru. Pada tanggal 30 May 1861, seorang arsitek yang berumur 36 tahun
yang bernama Charles Garnier memenangkan kompetisi tersebut dan secara resmi
diumumkan akan menjadi arsitek dalam pembangunan sebuah gedung Opera yang
bergengsi dengan anggaran awal dua puluh sembilan juta Franc.
Proyek ini resmi dimulai tahun 1862 dan untuk memberikan efek kejutan pada
bagian depan gedung opera, pengerjaannya disembunyikan dengan perancah dan dinding
kaca.
Bagian depan gedung diresmikan pertama kalinya selama Pameran Dunia tahun
1867, sebelum pembangunan gedung opera seluruhnya selesai. Bagian depan melengkapi
perspektif terhadap "Avenue de l’Opéra" dan menunjukkan sebuah gaya arsitektur baru
yang disebut eklektisme dan beberapa orang menyebutnya "gaya Napoleon III". Bagian
depan dihias dengan karangan bunga, lukisan, topeng, relief bas dan patung-patung
alegoris. Garnier menginginkan bagian depan Opera dapat menawarkan sebuah
pertunjukkan nyata bagi orang - orang yang lewat.
Kristal besar berkilau menambah keindahan auditorium ini. Beratnya sekitar tujuh
sampai delapan ton dan sejak 1881 dihidupkan dengan tenaga listrik. Pada awal abad
kedua puluh, lampu-lampunya biasanya terus dinyalakan selama pertunjukan.
Panggungnya seluas 1350 meter dan bisa menerima sampai empat ratus seniman.