HAM
Industri &
Ketenagakerjaan Dunia Usaha
K3
Kesehatan Lingkungan
BEKERJA = BEKERJ
A
111.281 jt [93,20 %] > 35 Jam
PENDUDUK Pertanian : 42.475 jt 74.850 jt
USIA KERJA ANGKATAN KERJA = [38,17%] [ 67,26%]
119.399 jt [69,96 %] Perdagangan :
[ > 15 Th] < SD : 57.036 jt [ 47,77%] 23.240 jt [20,88%]
170.656 juta SMTP : 23.028 jt [19,29%] Jasa : 17.026 jt [15,30%]
Industri : 13.696 jt [12,31%] BEKERJ
SMTA : 29.417 jt [24,64%] A
Diploma : 3.749 jt [ 3,14%] Bangunan : 5.591 jt
[ 5,02%] < 35 Jam
Universitas : 6.156 jt [ 36.431 jt
5,16%] Angkutan : 5.585 jt
[ 5,02%] [ 32,74%]
Keuangan : 2.059 jt
[ 1,85%]
Pertambangan : 1.352 jt [
1,22%]PENGANGGUR
Listrik/gas/air
TERBUKA= : 257 jt [
Bukan Angkatan 0,23%]
8.118 jt [6,80%]
Kerja = 51.256 jt < SD : 1.921 jt [23,66%]
SMTP : 1.803 jt [22,21%]
[ 30,04% ] SMTA : 3.347 jt [41,23%]
Diploma : 434 jt
[ 5,35%]
Universitas :
613 jt [ 7,55%]
UMBER : BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Februari 2011
3
KONDISI KETENAGAKERJAAN
TAHUN 2014 (Dalam Juta org)
PENGANGGUR MASALAH
TERBUKA UTAMA
ANGKATA 7,24 (5,94%)
KETENAGAKER
N KERJA JAAN
< SD : 3,04%
SMP : 7,15% PARUH
121,87 SMA
SMK
: 9,55%
: 11,24% BEKERJA
WAKTU
D I/II/III : 6,14% TIDAK 26,09
UNIV : 5,65% PENUH (72, 94%)
(<34 jam/mg)
35,77 SETENGAH
(31,20%) PENGANGG
BEKERJA
UR
< SD : 53,96 114,63 (94,06%) 9,68
(47,07%) PERTANIAN : BEKERJA
SMP : 20,35 38,97 (34,00%)
PENUH (27,06%)
INDUSTRI : 15,26 (13,31%)
(17,75%) BANGUNAN : (>34 jam/mg)
SMA : 18,58 7,28 ( 6,35%)
(16,21%) PERDGANGAN : 24,83 (21,66%) 78,86
SMK : 10,52 ANGKUTAN : (68,80%)
( 9,18%) 5,11 ( 4,46%)
D I/II/III : 2,96 KEUANGAN :
( 2,58%) 3,03 ( 2,64%)
JASA : 18,42 (16,07%)
UNIV : 8,26 LAINNYA : 1,73 ( 1,51%)
( :7,21%)
Sumber BPS, Sakernas Agustus 2014
PERMASALAHAN POKOK
Bidang Ketenagakerjaan
1. Rendahnya Mutu dan Kompetensi SDM :
Angkatan Kerja masih didominasi lulusan SD
ke bawah : 57,03jt (47,77%).
Peringkat Produktivitas :
Indonesia No. 35 dari 57 negara
(International Management Development
2011).
Peringkat Daya Saing :
Indonesia No. 44 dari 139 negara
(World Economic Forum Reports 2011).
Index Pembangunan Manusia:
Indonesia menduduki rangking ke-108 dari
169 negara (Human Development Index 2010).
5
Lanjutan
2. Besarnya pengangguran dan setengah
pengangguran.
a. Jumlah penganggur : 8,11 juta (6,80%).
b. Jumlah setengah penganggur : 36,43 juta
(32,74%).
3. Belum link and match (masih output oriented
belum job oriented) antara dunia kerja dan dunia
pendidikan.
4. Minimnya pendidikan/keterampilan
kewirausahaan (enterpreneur) bagi angkatan kerja
sehingga kurang mampu membuka lapangan kerja.
5. Pelatihan kerja belum dipandang sebagai bagian
dari sistem pendidikan nasional.
6. Terjadinya peningkatan Kecelakaan & Penyakit
Akibat Kerja
6
Lanjutan
7
MISI
VISI
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga
TERWUJUDNYA kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi
dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
INDONESIA YANG mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
BERDAULAT, kepulauan.
MANDIRI DAN 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan
demokratis berlandaskan Negara Hukum.
BERKEPRIBADIA 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan
N memperkuat jati diri sebagai negara maritim
BERLANDASKAN 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang
tinggi, maju dan sejahtera
GOTONG
5. Mewujudkan Indonesia yang berdaya saing
ROYONG
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan
nasional
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam
kebudayaan
8
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat
NAW dan terpercaya
A 5. Meningkatkan kualitas hidup Manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di Pasar
CITA Internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh Ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia
9
1. PENGUATAN PERENCANAAN TENAGA
KERJA NASIONAL;
2. PERCEPATAN PENINGKATAN KOMPETENSI
TENAGA KERJA;
3. PERCEPATAN SERTIFIKASI PROFESI;
4. PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NAWA FORMAL;
5. PENGUATAN WIRAUSAHA PRODUKTIF;
KERJA 6. PENCIPTAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
KETENAG YANG SEHAT DAN PRODUKTIF;
7. PENEGAKKAN HUKUM
A KETENAGAKERJAAN;
8. PENINGKATAN PERLINDUNGAN PEKERJA
KERJAAN MIGRAN;
9. PELAYANAN KETENAGAKERJAAN
SEDERHANA, TRANSPARAN DAN
AKUNTABEL.
10
1. Terlaksananya pelatihan berbasis kompetensi dan berbasis
masyarakat sebagai upaya peningkatan daya saing tenaga
kerja
2. Peningkatan fungsi lembaga pasar kerja di tingkat provinsi
& kota/kabupaten dlm upaya melayani pencari kerja &
pengguna tenaga kerja serta peningkatan perluasan
kesempatan kerja
3. Upaya perlindungan tenaga kerja dg pengendalian
penggunaan tenaga kerja asing
4. Penciptaan hubungan Industrial yg harmonis dg
meningkatkan kualitas
. & profesionalitas para pelaku
hub.Industrial serta meningkatkan peran serikat
pekerja/serikat buruh dlm penciptaan hubungan Industrial
yg harmonis serta tersedianya program perlindungan sosial bagi
pekerja
5. Peningkatan sistem pengawasan & perlindungan tenaga
kerja
6. Peningkatan Penerapan SMK3 serta meningkatnya 11
Sasaran Bidang Ketenagakerjaan
12
Lanjutan……………
13
Lanjutan……………
14
Lanjutan……………
16
H A K W HAK
.N A T AW.N.
S P E K ATAS
E R J A A NPEKERJAAN
D A N P E N G H ID U DAN
PAN LAYAK
H A KPENGHIDUPAN
P E R L IN D U N G A N D IBLAYAK
ID A N G K 3
UUD U U D454 5 PASAL
P A S A L 2 727(2 ) (2)
PERLINDUNGAN TK
P EDIBIDANG
R L IN D U N G A NK3T K
- UUD No IB ID 1A NTH
G K 1970
3
- UUU No U N O131 TTh
H 7 02003
K E SE H . K E R JA M A N A JEM EN L IN G . K E R J A
LING. KERJA
E R MKESEH.
P PERMEN E KERJA
E N 0 2 /8 0 P 02/80
M K E S PEM
.K E R J A U U MANAJEMEN
N OUU3 /9 2 NO
U U J A3/92
M SO STEK S E 0 1 /9 7NAB
SE 01/97 N A B K IMKIMIA
IA
P E R M E NKES.
0 1 /8 1 W KERJA
A J IB L A P O R P A K P E R M E JAMSOSTEK
N 0 2 /9 0 P E N D .F A S H p & K K K E P M E N 5 1 /951/99
KEPMEN 9 N A B F NAB
IS IK A
FISIKA
P E R MPERMEN
E N 0 3 /8 2 P E L . 01/81
K E S K E R JA P E R M E N 0 5 /9 602/90
PERMEN SM K 3 K E P M E N 1 8 7 /9 9 B 3
PERMEN 13/ 2011 NAB
WAJIB LAPOR PAK PEND.FAS Hp&KK
PP.No.50/2012 KIMIA & FISIKA
PERMEN 03/82 PEL.
KEPMEN 187/99 Bhn 17
Amanat UU No. 13 Tahun 2003
1. Bahwa sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga
kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran
sertanya dalam pembangunan serta peningkatan
perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan;
2. Pasal 87 ayat 1: Setiap perusahaan wajib menerapkan
SMK3 yang terintegrasi dgn sistem manajemen
3. Pasal 87 ayat 2: Ketentuan mengenai penerapan SMK3
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan PP.
Amanat UU No.1 Tahun 1970 – Keselamatan
Kerja
Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional
Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
terjamin pula keselamatannya.
“Tempat kerja” ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya
KEBIJAKAN STRATEGIS
1. Pengembangan organisasi K3
2. Optimalisasi dan pembentukan P2K3
3. Pembuatan dan pelaksanaan standar K3 sesuai dengan
kebutuhan sektoral dan Internasional
4. Optimalisasi pengawasan, pembinaan, sertifikasi di bidang K3
5. Profesionalisme pegawai pengawas K3 dan ahli K3
6. Peningkatan peran masyarakat dan LSM
7. Peningkatan peran perguruan tinggi
8. Penerapan SMK3 pada setiap tempat kerja
ILO:
The most efficient way to build a sustained safety culture
Establishment of OSHMS
21
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT BINA K3
BESERTA UPTP DAN UPTD
DIREKTORAT BINA K3
UPTD UPTD
1. NAD UPTD 1. SULUT UPTD
2. BABEL 1. LAMPUNG UPTD
2. SULTENG 1. JAKARTA
3. SUMBAR 2. DKI JAKARTA 1. KALBAR
3. SULTRA 2. JAWA TIMUR
4. RIAU 3. BANTEN 2. KALSEL
4. SULBAR 3. BALI
5. JAMBI 4. JATENG 3. KALTENG
5. GORONTALO 4. NTB
6. BENGKULU 5. DI YOGYA 6. MALUKU 5. NTT
7. SUMSEL 7. MALUKU UTARA
8. KEPRI 8. PAPUA
9. IRIAN JAYA BARAT
22
PERCENTAGE OF OCCUPATIONAL ACCIDENT CASES BY
TOTAL WORKERS
YEAR CASES TOTAL % CASES
ENTERPRISES WORKERS BY TOTAL
WORKERS
1.5
1 0 .8 2 0 .73
0 .6 4 0 .6 0 .55 0 .4 8 0 .4 2 0 .4 1
0 .5
0
19 9 9 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Year
24
Angka Kejadian Kecelakaan Kerja di Indonesia
TAHUN
2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007
105.182 105.383 103.285 103.074 99.491 98.711 96.314 94.736 83.714
25
Kondisi saat ini
Berbagai permasalahan (tenaga kerja/ kompetensi,
pengusaha, tanggung jawab lintas sektoral, dukungan
politik) perlu solusi yang komprehensif
26
Kewajiban Pengurus Dalam K3
UU No. 1 / 1970 :
• memeriksa kesehatan badan, kondisi mental,
FORMAL kemampuan fisik TK baru;
• pemeriksaan kesehatan berkala;
• menunjukan dan menjelaskan :
- sumber bahaya
- alat pengamanan dan APD
- cara dan sikap kerja yang aman
• mempekerjakan TK setelah paham
• pembinaan K3
• memenuhi dan mentaati syarat K3
• laporan kecelakaan
• memasang UUKK dan poster
• menyediakan APD
• membentuk P2K3
• menerapkan SMK3
drs/Kebjk_K3 27
FAKTOR-FAKTOR
FAKTOR-FAKTOR
RISIKO
RISIKO KECELAKAAN
KECELAKAAN KERJA
KERJA
TENAGA
KERJA
PAK Kec. Kerja
KESEHATAN KESELAMATAN
APD APM
PROSES
PROSES
BAHAN ALAT
POLUSI
POLUSI
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
NAB
NAB
drs/Kebjk_K3 28
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN K3
TENAGA PERALATAN,
MESIN DAN
KERJA INSTALASI
ORGANISASI
PERUSAHAAN
MANAJEMEN
BANGUNAN
& SARANA BAHAN
KESEJAHTE- ENERGI
RAAN
drs/Kebjk_K3 29
PP 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonomi
Pasal 2 ayat 3 butir 9b: Penetapan standar keselamatan kerja,
kesehatan kerja, higiene perusahaan, lingkungan kerja dan
ergonomi
32
Banyaknya instansi tehnis yang terlibat
KASUS PETRO KASUS PENCEMARAN KASUS LAPINDO
WIDADA LINGK TELUK BUYAT
•Peledakan dan •Pembuangan •Kebocoran
kebakaran akibat limbah logam berat; Lumpur Panas
Hg, As, Cn (dimana
Bahan Kimia Hg sebagai hasil
•Kerugian aset
Berbahaya antara) perusahaan &
•Kerugian aset •Pencemaran masyarakat
perusahaan lingkungan •Pencemaran
•Pencemaran •Gangguan lingkungan
kesehatan terhadap
lingkungan masyarakat
•Timbul korban
•Timbul korban •Biaya sosial kesakitan dan
kesakitan dan •Community kematian
kematian development
33
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Dan Limbah Industri
34
Rencana Tanggap Darurat (ERP) Kepmenakertrans
No.187/ 1999
Setiap instalasi berpotensi bahaya besar harus mempunyai ERP:
a. penanggulangan kebakaran
b. P3K, dekontaminasi, antidote dll (Medical Emergency Team)
Dokter dan paramedis harus berperan aktif dlm RTD
yang kompeten 35
MASALAH HIV/AIDS DI INDONESIA
HIV/AIDS di Indonesia sudah merupakan epidemi.
Diperkirakan 80.000 s/d 120.000 org hidup dg HIV/AIDS
Kasus terbanyak (85%) pada usia produktif (20-49 tahun)
HIV/AIDS memang tidak ditularkan di tempat kerja tetapi
akan berdampak negatif terhadap sektor ketenagakerjaan.
36
rjalKESIMPULAN
37
38
JENIS PELATIHAN DAN DASAR HUKUM
22 Ahli K3 Konstruksi
drs/Kebjk_K3
Kep Dirjen No. Kep 20/DJPPK/2004
40
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHA
TAN KERJA (P2K3) =
BADAN PEMBANTU DITEMPAT KERJA YANG MERUPAKAN WADAH
KERJA SAMA ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA UNTUK
MENGEMBANGKAN KERJASAMA SALING PENGERTIAN DAN
PARTISIPASI EFEKTIP DALAM PENERAPAN K3
KEANGGOTAAN :
- UNSUR PENGUSAHA
- UNSUR TENAGA KER3A
SUSUNAN PENGURUS :
- KETUA
- SEKRETARIS ( DIJABAT OLEH AHLI K3 DI PERUSAHAAN YBS )
- ANGGOTA - ANGGOTA
TUGAS POKOK :
MEMBERIKAN SARAN DAN PERTIMBANGAN BAlK DIMINTA MAUPUN
TIDAK KEPADA PENGUSAHA MENGENAI MASALAH K3.
41
Peraturan perundangan Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan Kerja
1. Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969 ) ttg Higiene Dalam
Perniagaan Dan Kantor-kantor.
2. UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
3. UU No. 3 Tahun 1992 ttg Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4. UU No. 13 tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
5. PP No. No. 7 tahun 1973 ttg Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
6. PP No. 14 tahun 1993 ttg Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
7. Kepres R.I No. 22 tahun 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
8. PMP No. 7 Tahun 1964 ttg Syarat Kesehatan, Kebersihan, Serta
Penerangan Dalam Tempat Kerja
9. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1976 ttg Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
10. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1979 ttg Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Paramedis Perusahaan 42
Peraturan perundangan Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan Kerja
11. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 ttg Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
12. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 ttg Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja
13. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 ttg Pelayanan Kesehatan
Kerja
14. Permenaker No. Per. 03/Men/1985 ttg Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pemakaian Asbes
15. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 ttg Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
16. Permenaker No. Per. 01/Men/1998 ttg Penyelenggaraan JPK Dengan
Manfaat Lebih Baik
17. Kepmenaker No. Kepts. 333 tahun 1989 ttg Diagnosis Dan
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
18. Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 ttg Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja
43
Peraturan perundangan Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan Kerja
19. Kepmenaker No. Kep. 51/Men/1999 ttg Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika Di Tempat Kerja
20. Kepmenakertrans No. Kep. 79/Men/2003 ttg Pedoman Diagnosis
Dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Dan Penyakit Akibat
Kerja
21. Kepmennakertrans No. Kep. 68/Men/2004 ttg Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
22. Permennakertrans No. 11/Men/VI/2005 ttg Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika,
Psikotropika dan zat adiktif lainnya di Tempat Kerja.
23. SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 ttg Pengadaan Kantin dan
Ruang Makan.
24. SE. Menaker No. SE. 01/Men/1997 ttg Nilai Ambang Batas Faktor
Kimia Di Udara Lingkungan Kerja.
25. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 ttg Perusahaan Catering
Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
26. Kepts. Dirjen Binawas No. Kepts. 157/BW/1989 ttg Tata Cara dan
Bentuk Laporan Penyelenggaraan Pelayananan Kesehatan Kerja
44
drs/Kebjk_K3 45