Anda di halaman 1dari 45

Direktorat Bina K3

Ditjen PPK & K3 Kemnaker RI


Jakarta
KETERKAITAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
SEBAGAI SUATU TEKNOLOGI DENGAN SISTEM LAINNYA

HAM

Industri &
Ketenagakerjaan Dunia Usaha

K3

Kesehatan Lingkungan

K3 1. Penelitian dan Standardisasi K3


Dit.Bina K3
Kemnaker RI. : 2. Pengembangan SDM & Kompetensi K3

3. Pengawasan,Norma,Regulasi & Lisensi Ditjen PPK/Dit. PNK3


Per Februari 2011

BEKERJA = BEKERJ
A
111.281 jt [93,20 %] > 35 Jam
PENDUDUK Pertanian : 42.475 jt 74.850 jt
USIA KERJA ANGKATAN KERJA = [38,17%] [ 67,26%]
119.399 jt [69,96 %] Perdagangan :
[ > 15 Th] < SD : 57.036 jt [ 47,77%] 23.240 jt [20,88%]
170.656 juta SMTP : 23.028 jt [19,29%] Jasa : 17.026 jt [15,30%]
Industri : 13.696 jt [12,31%] BEKERJ
SMTA : 29.417 jt [24,64%] A
Diploma : 3.749 jt [ 3,14%] Bangunan : 5.591 jt
[ 5,02%] < 35 Jam
Universitas : 6.156 jt [ 36.431 jt
5,16%] Angkutan : 5.585 jt
[ 5,02%] [ 32,74%]
Keuangan : 2.059 jt
[ 1,85%]
Pertambangan : 1.352 jt [
1,22%]PENGANGGUR
Listrik/gas/air
TERBUKA= : 257 jt [
Bukan Angkatan 0,23%]
8.118 jt [6,80%]
Kerja = 51.256 jt < SD : 1.921 jt [23,66%]
SMTP : 1.803 jt [22,21%]
[ 30,04% ] SMTA : 3.347 jt [41,23%]
Diploma : 434 jt
[ 5,35%]
Universitas :
613 jt [ 7,55%]
UMBER : BPS, Survey Angkatan Kerja Nasional Februari 2011
3
KONDISI KETENAGAKERJAAN
TAHUN 2014 (Dalam Juta org)
PENGANGGUR MASALAH
TERBUKA UTAMA
ANGKATA 7,24 (5,94%)
KETENAGAKER
N KERJA JAAN
< SD : 3,04%
SMP : 7,15% PARUH
121,87 SMA
SMK
: 9,55%
: 11,24% BEKERJA
WAKTU
D I/II/III : 6,14% TIDAK 26,09
UNIV : 5,65% PENUH (72, 94%)
(<34 jam/mg)
35,77 SETENGAH
(31,20%) PENGANGG
BEKERJA
UR
< SD : 53,96 114,63 (94,06%) 9,68
(47,07%) PERTANIAN : BEKERJA
SMP : 20,35 38,97 (34,00%)
PENUH (27,06%)
INDUSTRI : 15,26 (13,31%)
(17,75%) BANGUNAN : (>34 jam/mg)
SMA : 18,58 7,28 ( 6,35%)
(16,21%) PERDGANGAN : 24,83 (21,66%) 78,86
SMK : 10,52 ANGKUTAN : (68,80%)
( 9,18%) 5,11 ( 4,46%)
D I/II/III : 2,96 KEUANGAN :
( 2,58%) 3,03 ( 2,64%)
JASA : 18,42 (16,07%)
UNIV : 8,26 LAINNYA : 1,73 ( 1,51%)
( :7,21%)
Sumber BPS, Sakernas Agustus 2014
PERMASALAHAN POKOK
Bidang Ketenagakerjaan
1. Rendahnya Mutu dan Kompetensi SDM :
 Angkatan Kerja masih didominasi lulusan SD
ke bawah : 57,03jt (47,77%).
 Peringkat Produktivitas :
Indonesia No. 35 dari 57 negara
(International Management Development
2011).
 Peringkat Daya Saing :
Indonesia No. 44 dari 139 negara
(World Economic Forum Reports 2011).
 Index Pembangunan Manusia:
Indonesia menduduki rangking ke-108 dari
169 negara (Human Development Index 2010).
5
Lanjutan
2. Besarnya pengangguran dan setengah
pengangguran.
a. Jumlah penganggur : 8,11 juta (6,80%).
b. Jumlah setengah penganggur : 36,43 juta
(32,74%).
3. Belum link and match (masih output oriented
belum job oriented) antara dunia kerja dan dunia
pendidikan.
4. Minimnya pendidikan/keterampilan
kewirausahaan (enterpreneur) bagi angkatan kerja
sehingga kurang mampu membuka lapangan kerja.
5. Pelatihan kerja belum dipandang sebagai bagian
dari sistem pendidikan nasional.
6. Terjadinya peningkatan Kecelakaan & Penyakit
Akibat Kerja

6
Lanjutan

7. Hubungan Industrial yang belum sepenuhnya


harmonis
7. Belum seluruh stakeholder memahami
peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan.
8. Masih terjadi PHK sepihak .
9. Penerapan outsourcing yang belum sesuai
dengan aturan .
8. Belum optimalnya penempatan, perlindungan
dan pemberdayaan TKI.
9. Kualitas dan kuantitas pegawai pengawasan
ketenagakerjaan kurang memadai.

7
MISI
VISI
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga
TERWUJUDNYA kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi
dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
INDONESIA YANG mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
BERDAULAT, kepulauan.
MANDIRI DAN 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan
demokratis berlandaskan Negara Hukum.
BERKEPRIBADIA 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan
N memperkuat jati diri sebagai negara maritim
BERLANDASKAN 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang
tinggi, maju dan sejahtera
GOTONG
5. Mewujudkan Indonesia yang berdaya saing
ROYONG
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan
nasional
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam
kebudayaan
8
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat
NAW dan terpercaya
A 5. Meningkatkan kualitas hidup Manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di Pasar
CITA Internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh Ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia

9
1. PENGUATAN PERENCANAAN TENAGA
KERJA NASIONAL;
2. PERCEPATAN PENINGKATAN KOMPETENSI
TENAGA KERJA;
3. PERCEPATAN SERTIFIKASI PROFESI;
4. PERLUASAN KESEMPATAN KERJA
NAWA FORMAL;
5. PENGUATAN WIRAUSAHA PRODUKTIF;
KERJA 6. PENCIPTAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
KETENAG YANG SEHAT DAN PRODUKTIF;
7. PENEGAKKAN HUKUM
A KETENAGAKERJAAN;
8. PENINGKATAN PERLINDUNGAN PEKERJA
KERJAAN MIGRAN;
9. PELAYANAN KETENAGAKERJAAN
SEDERHANA, TRANSPARAN DAN
AKUNTABEL.
10
1. Terlaksananya pelatihan berbasis kompetensi dan berbasis
masyarakat sebagai upaya peningkatan daya saing tenaga
kerja
2. Peningkatan fungsi lembaga pasar kerja di tingkat provinsi
& kota/kabupaten dlm upaya melayani pencari kerja &
pengguna tenaga kerja serta peningkatan perluasan
kesempatan kerja
3. Upaya perlindungan tenaga kerja dg pengendalian
penggunaan tenaga kerja asing
4. Penciptaan hubungan Industrial yg harmonis dg
meningkatkan kualitas
. & profesionalitas para pelaku
hub.Industrial serta meningkatkan peran serikat
pekerja/serikat buruh dlm penciptaan hubungan Industrial
yg harmonis serta tersedianya program perlindungan sosial bagi
pekerja
5. Peningkatan sistem pengawasan & perlindungan tenaga
kerja
6. Peningkatan Penerapan SMK3 serta meningkatnya 11
Sasaran Bidang Ketenagakerjaan

1. Tingkat pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 4,0-5,0


persen pada th 2019.
2. Menciptakan kesempatan kerja sebesar 10 juta selama 5 (lima)
th.
3. Terciptanya perubahan struktur tenaga kerja secara bertahap dari
sektor/sub-sektor lapangan usaha yang produktivitasnya rendah
ke sektor/sub-sektor yang produktivitasnya tinggi;
4. Meningkatnya jumlah pekerja formal;
5. Meningkatkan jumlah pekerja di sektor industri manufaktur
padat pekerja;
6. Meningkatkan jumlah tenaga profesional dan berkeahlian;
7. Terlindunginya pekerja yang rentan terhadap goncangan
lapangan kerja dan upah;

12
Lanjutan……………

8. Tersedianya program perlindungan sosial bagi pekerja;


9. Tersedianya kebijakan pengupahan sebagai payung hukum;
10. Terciptanya hubungan industrial yang harmonis antara serikat
pekerja dan pengusaha;
11. Diterapkannya prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat di
perusahaan besar;
12. Meningkatnya kepatuhan perusahaan dalam penerapan standar
ketenagakerjaan utama;
13. Tersedianya informasi pasar tenaga kerja yang efektif untuk
menghubungkan antara pencari kerja dengan industri;
14. Terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat.

13
Lanjutan……………

15. Menurunnya jumlah pekerja migran yang menghadapi masalah


hukum di dalam dan luar negeri;
16. Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang
melindungi pekerja migran;
17. Meningkatnya pekerja migran yang memiliki keterampilan dan
keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar;
18. Meningkatnya peran daerah dalam pelayanan informasi pasar
kerja dan pelayanan rekrutmen calon pekerja migran;
19. Tersedianya regulasi yang memberi perlindungan bagi pekerja
migran;

14
Lanjutan……………

20. Terselenggaranya prinsip-prinsip penyelenggaraan jaminan


sosial;
21. Terselanggaranya keadilan sosial dalam penyelenggaraan
jaminan sosial bagi seluruh masyarakat;
22. Peningkatan jumlah peserta jaminan sosial bagi pekerja.
SASARAN PESERTA JAMINAN SOSIAL
BAGI PEKERJA
URAIAN 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pekerja Formal 29,5 6% 23,5 45% 70,5 100%
juta % % (62,4
Juta)
Pekerja 1,3 1% 2,5% 4,5% 7% 10%
Informal juta (3,5
Juta) 15
DASAR KEBIJAKAN KEMNAKER
1. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN)
3. UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2005-2025
4. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019
5. Permenaker. No. 27/MEN/2016 tentang RENSTRA
Kemnaker 2015-2019

16
H A K W HAK
.N A T AW.N.
S P E K ATAS
E R J A A NPEKERJAAN
D A N P E N G H ID U DAN
PAN LAYAK
H A KPENGHIDUPAN
P E R L IN D U N G A N D IBLAYAK
ID A N G K 3
UUD U U D454 5 PASAL
P A S A L 2 727(2 ) (2)

PERLINDUNGAN TK
P EDIBIDANG
R L IN D U N G A NK3T K
- UUD No IB ID 1A NTH
G K 1970
3
- UUU No U N O131 TTh
H 7 02003

K E SE H . K E R JA M A N A JEM EN L IN G . K E R J A
LING. KERJA
E R MKESEH.
P PERMEN E KERJA
E N 0 2 /8 0 P 02/80
M K E S PEM
.K E R J A U U MANAJEMEN
N OUU3 /9 2 NO
U U J A3/92
M SO STEK S E 0 1 /9 7NAB
SE 01/97 N A B K IMKIMIA
IA
P E R M E NKES.
0 1 /8 1 W KERJA
A J IB L A P O R P A K P E R M E JAMSOSTEK
N 0 2 /9 0 P E N D .F A S H p & K K K E P M E N 5 1 /951/99
KEPMEN 9 N A B F NAB
IS IK A
FISIKA
P E R MPERMEN
E N 0 3 /8 2 P E L . 01/81
K E S K E R JA P E R M E N 0 5 /9 602/90
PERMEN SM K 3 K E P M E N 1 8 7 /9 9 B 3
PERMEN 13/ 2011 NAB
WAJIB LAPOR PAK PEND.FAS Hp&KK
PP.No.50/2012 KIMIA & FISIKA
PERMEN 03/82 PEL.
KEPMEN 187/99 Bhn 17
Amanat UU No. 13 Tahun 2003
1. Bahwa sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga
kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran
sertanya dalam pembangunan serta peningkatan
perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan;
2. Pasal 87 ayat 1: Setiap perusahaan wajib menerapkan
SMK3 yang terintegrasi dgn sistem manajemen
3. Pasal 87 ayat 2: Ketentuan mengenai penerapan SMK3
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan PP.
Amanat UU No.1 Tahun 1970 – Keselamatan
Kerja
Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional
Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
terjamin pula keselamatannya.
“Tempat kerja” ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya
KEBIJAKAN STRATEGIS

1. Pengembangan organisasi K3
2. Optimalisasi dan pembentukan P2K3
3. Pembuatan dan pelaksanaan standar K3 sesuai dengan
kebutuhan sektoral dan Internasional
4. Optimalisasi pengawasan, pembinaan, sertifikasi di bidang K3
5. Profesionalisme pegawai pengawas K3 dan ahli K3
6. Peningkatan peran masyarakat dan LSM
7. Peningkatan peran perguruan tinggi
8. Penerapan SMK3 pada setiap tempat kerja

Kebijakan perlindungan tenaga kerja dan pengembangan usaha

Pencapaian nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja


drs/Kebjk_K3 20
Tujuan Kesehatan Kerja ILO/WHO 1995
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
sosial dari pekerja.
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh kondisi
kerja.
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan.
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan
kerja yang sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya.
5. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya.

ILO:
The most efficient way to build a sustained safety culture

Establishment of OSHMS
21
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT BINA K3
BESERTA UPTP DAN UPTD

DITJEN PPK dan K3

DIREKTORAT BINA K3

BALAI K3 BALAI K3 BALAI BESAR BALAI K3


BALAI K3 BALAI K3
MEDAN SAMARINDA PENGEMBANGAN K3 JAKARTA
BANDUNG SURABAYA
MAKASAR

UPTD UPTD
1. NAD UPTD 1. SULUT UPTD
2. BABEL 1. LAMPUNG UPTD
2. SULTENG 1. JAKARTA
3. SUMBAR 2. DKI JAKARTA 1. KALBAR
3. SULTRA 2. JAWA TIMUR
4. RIAU 3. BANTEN 2. KALSEL
4. SULBAR 3. BALI
5. JAMBI 4. JATENG 3. KALTENG
5. GORONTALO 4. NTB
6. BENGKULU 5. DI YOGYA 6. MALUKU 5. NTT
7. SUMSEL 7. MALUKU UTARA
8. KEPRI 8. PAPUA
9. IRIAN JAYA BARAT

22
PERCENTAGE OF OCCUPATIONAL ACCIDENT CASES BY
TOTAL WORKERS
YEAR CASES TOTAL % CASES
ENTERPRISES WORKERS BY TOTAL
WORKERS

1999 91.510 80.802 11.094.575 0.82


2000 98.902 84.439 13.552.141 0.72
2001 104.774 93.329 16.356.250 0.64
2002 103.804 100.929 17.369.960 0.60
2003 105.846 109.807 19.337.886 0.55
2004 95..418 118.866 10.939.166 0.48
2006 95.624 143.224 23.081.367 0.41

Sumber: Pusat K3, 2007


23
2 .5
2 .0 6
1.8 3 1.8 2 1.8 6
2 1.6 9 1.6 5
1.6 1 1.6 1
Percentage

1.5

1 0 .8 2 0 .73
0 .6 4 0 .6 0 .55 0 .4 8 0 .4 2 0 .4 1
0 .5

0
19 9 9 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Year

% Acc cas e to to tal wo rkers % Fatalit y t o ttl cas es

Sumber: Pusat K3, 2007

24
Angka Kejadian Kecelakaan Kerja di Indonesia

TAHUN
2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007
105.182 105.383 103.285 103.074 99.491 98.711 96.314 94.736 83.714

2375 2144 Meninggal


Meninggal

BPS & BPJS Ketenagakerjaan, 2015

25
Kondisi saat ini
Berbagai permasalahan (tenaga kerja/ kompetensi,
pengusaha, tanggung jawab lintas sektoral, dukungan
politik)  perlu solusi yang komprehensif

Koordinasi dan sinergi antar instansi terkait

26
Kewajiban Pengurus Dalam K3
UU No. 1 / 1970 :
• memeriksa kesehatan badan, kondisi mental,
FORMAL kemampuan fisik TK baru;
• pemeriksaan kesehatan berkala;
• menunjukan dan menjelaskan :
- sumber bahaya
- alat pengamanan dan APD
- cara dan sikap kerja yang aman
• mempekerjakan TK setelah paham
• pembinaan K3
• memenuhi dan mentaati syarat K3
• laporan kecelakaan
• memasang UUKK dan poster
• menyediakan APD
• membentuk P2K3
• menerapkan SMK3

drs/Kebjk_K3 27
FAKTOR-FAKTOR
FAKTOR-FAKTOR
RISIKO
RISIKO KECELAKAAN
KECELAKAAN KERJA
KERJA

TENAGA
KERJA
PAK Kec. Kerja
KESEHATAN KESELAMATAN
APD APM
PROSES
PROSES
BAHAN ALAT
POLUSI
POLUSI
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
NAB
NAB
drs/Kebjk_K3 28
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN K3

TENAGA PERALATAN,
MESIN DAN
KERJA INSTALASI

ORGANISASI
PERUSAHAAN

MANAJEMEN

BANGUNAN
& SARANA BAHAN
KESEJAHTE- ENERGI
RAAN

drs/Kebjk_K3 29
PP 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonomi
Pasal 2 ayat 3 butir 9b: Penetapan standar keselamatan kerja,
kesehatan kerja, higiene perusahaan, lingkungan kerja dan
ergonomi

Kepmendagri NO. 130-67 tahun 2002 tentang Pengakuan


Kewenangan Kabupaten dan Kota
Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan khususnya perlindungan tenaga kerja
Bimbingan pencegahan kecelakaan kerja
Bimbingan kesehatan kerja
Bimbingan pembentukan P2K3
Pengawasan Norma K3
Pemeriksaan Kecelakaan kerja
Pemberdayaan pelaksanaan kegiatan Ahli K3
Pemberdayaan pelaksaan kegiatan PJK3
drs/Kebjk_K3 30
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009Tentang
Kesehatan

Bab XII : Kesehatan Kerja, Pasal 164 :


(1) Upaya Kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari ggn kes serta pengaruh
buruk yg diakibatkan pekerjan;
(2) Upaya Kesehatan Kerja sebgaimana dimaksud meliputi pekerja
di sektor formal dan informal;
(3) Upaya kesja berlaku bagi setiap orang selain pekerja yg
berada di ling kerja;
(4) Upaya kesja berlaku juga bagi kes di lingk TNI darat, laut,
udara serta kepolisian;
(5) Pemerintah menetapkan standar kesja
(6) Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesja;
(7) Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas
kecelakaan kerja sesuai ketentuan peraturan p-UU-an.
Pasal 165 & pasal 166.
31
ISU-ISU STRATEGIS
1. Penyelenggaraan PKK belum komprehensif,
umumnya PKK masih bersifat kuratif
2. Pelaporan PAK, masih sangat kurang
3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3), peran Kesehatan Kerja masih kurang
4. Pengendalian Bahan Kimia berbahaya dan limbah
industri, kasus kecelakaan dan pencemaran
meningkat
5. Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di
Tempat Kerja,
6. Program Bebas Narkoba di Tempat Kerja,

32
Banyaknya instansi tehnis yang terlibat
KASUS PETRO KASUS PENCEMARAN KASUS LAPINDO
WIDADA LINGK TELUK BUYAT
•Peledakan dan •Pembuangan •Kebocoran
kebakaran akibat limbah logam berat; Lumpur Panas
Hg, As, Cn (dimana
Bahan Kimia Hg sebagai hasil
•Kerugian aset
Berbahaya antara) perusahaan &
•Kerugian aset •Pencemaran masyarakat
perusahaan lingkungan •Pencemaran
•Pencemaran •Gangguan lingkungan
kesehatan terhadap
lingkungan masyarakat
•Timbul korban
•Timbul korban •Biaya sosial kesakitan dan
kesakitan dan •Community kematian
kematian development

33
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Dan Limbah Industri

Kasus Petro Widada, Petrokimia, Lapindo


Brantas
Kasus keracunan makanan di tempat kerja
Kasus Pencemaran Lingkungan di Teluk Buyat
Kasus ITC (confined space)
Isu global asbestos

34
Rencana Tanggap Darurat (ERP) Kepmenakertrans
No.187/ 1999
Setiap instalasi berpotensi bahaya besar harus mempunyai ERP:
a. penanggulangan kebakaran
b. P3K, dekontaminasi, antidote dll  (Medical Emergency Team)
Dokter dan paramedis harus berperan aktif dlm RTD

Program Bebas Narkoba Di Tempat Kerja

 nakertrans anggota BNN


 Pembinaan Program bebas Narkoba di Tempat Kerja
 Koordinasi dengan BNN dan BNP
 Permennakertrans No. 11/Men/VI/2005 ttg Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika,
Psikotropika dan zat adiktif lainnya di Tempat Kerja:
 Pemeriksaan t.k dan penetapan perlu rehabilitasi dilakukan oleh dokter

yang kompeten 35
MASALAH HIV/AIDS DI INDONESIA
HIV/AIDS di Indonesia sudah merupakan epidemi.
Diperkirakan 80.000 s/d 120.000 org hidup dg HIV/AIDS
Kasus terbanyak (85%) pada usia produktif (20-49 tahun)
HIV/AIDS memang tidak ditularkan di tempat kerja tetapi
akan berdampak negatif terhadap sektor ketenagakerjaan.

Pencegahan HIV/AIDS Di Tempat Kerja


 Kepmenakertrans No 68 Th 2004 ttg Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja

 Kep Dirjen Binwasnaker No 20 Th 2005 ttg : Petunjuk


Teknis Pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
di Tempat Kerja

36
rjalKESIMPULAN

1. Pembinaan K3 baik melalui pendekatan


peraturan, pengawasan, standarisasi dan
pengembangan Sumber Daya Manusia harus
dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambungan
2. Kerja sama antar Pemangku Kepentingan dan
peran serta masyarakat dalam menerapkan K3
harus berjalan secara sinergis agar penerapan
K3 optimal.

37
38
JENIS PELATIHAN DAN DASAR HUKUM

No Jenis Pelatihan Dasar Hukum

1 Supervisor UU No 1 Tahun 1970


2 Kebakaran Kep. No. 186/MEN/1999

3 P3K Per . No . 69/MEN/1969

4 Operator Forklift Per . No . 05/MEN/1986

5 Operator Boiler Per . No . 04/MEN/1987

6 Scaffolding Per . No . 01/MEN/1980

7 Hoist Crane Per . No . 05/MEN/1985

8 Mobile Crane Per . No . 05/MEN/1985


9 Calon Ahli K3 Kimia Kep. No . 187/MEN/1999
drs/Kebjk_K3 39
JENIS PELATIHAN DAN DASAR HUKUM

10 Bahan Berbahaya Per . No . 187/MEN/1999

11 P2K3 Per . No . 04/MEN/1987


12 SMK3/Auditor Internal Per . No . 05/MEN/1996
13 Gondola Per . No . 05/MEN/1985
14 Petugas K3 Kimia Kep. No . 187/MEN/1999
15 ERP UU No 1 Tahun 1970
16 Calon Ahli K3 Umum Per. No. 02/Men/1992
17 Dokter Perusahaan Per. No. 01/Men/1976
18 Paramedis Perusahaan Per. No. 01/Men/1979
19 Keselamatan bekerja di ruang SE No. 140/Men/2005
tertutup (Confened Space)
20 Petugas K3 Listrik Kep. DirJen No. Kep 311/BW/Men/2002

21 Teknisi Lift Kep Dirjen No. Kep 407/BW/1999

22 Ahli K3 Konstruksi
drs/Kebjk_K3
Kep Dirjen No. Kep 20/DJPPK/2004
40
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHA
TAN KERJA (P2K3) =
BADAN PEMBANTU DITEMPAT KERJA YANG MERUPAKAN WADAH
KERJA SAMA ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA UNTUK
MENGEMBANGKAN KERJASAMA SALING PENGERTIAN DAN
PARTISIPASI EFEKTIP DALAM PENERAPAN K3

KEANGGOTAAN :
- UNSUR PENGUSAHA
- UNSUR TENAGA KER3A

SUSUNAN PENGURUS :
- KETUA
- SEKRETARIS ( DIJABAT OLEH AHLI K3 DI PERUSAHAAN YBS )
- ANGGOTA - ANGGOTA

TUGAS POKOK :
MEMBERIKAN SARAN DAN PERTIMBANGAN BAlK DIMINTA MAUPUN
TIDAK KEPADA PENGUSAHA MENGENAI MASALAH K3.

41
Peraturan perundangan Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan Kerja
1. Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969 ) ttg Higiene Dalam
Perniagaan Dan Kantor-kantor.
2. UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
3. UU No. 3 Tahun 1992 ttg Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4. UU No. 13 tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
5. PP No. No. 7 tahun 1973 ttg Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
6. PP No. 14 tahun 1993 ttg Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
7. Kepres R.I No. 22 tahun 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
8. PMP No. 7 Tahun 1964 ttg Syarat Kesehatan, Kebersihan, Serta
Penerangan Dalam Tempat Kerja
9. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1976 ttg Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
10. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1979 ttg Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Paramedis Perusahaan 42
Peraturan perundangan Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan Kerja
11. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 ttg Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
12. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 ttg Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja
13. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 ttg Pelayanan Kesehatan
Kerja
14. Permenaker No. Per. 03/Men/1985 ttg Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pemakaian Asbes
15. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 ttg Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
16. Permenaker No. Per. 01/Men/1998 ttg Penyelenggaraan JPK Dengan
Manfaat Lebih Baik
17. Kepmenaker No. Kepts. 333 tahun 1989 ttg Diagnosis Dan
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
18. Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 ttg Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja

43
Peraturan perundangan Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan Kerja
19. Kepmenaker No. Kep. 51/Men/1999 ttg Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika Di Tempat Kerja
20. Kepmenakertrans No. Kep. 79/Men/2003 ttg Pedoman Diagnosis
Dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Dan Penyakit Akibat
Kerja
21. Kepmennakertrans No. Kep. 68/Men/2004 ttg Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
22. Permennakertrans No. 11/Men/VI/2005 ttg Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika,
Psikotropika dan zat adiktif lainnya di Tempat Kerja.
23. SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 ttg Pengadaan Kantin dan
Ruang Makan.
24. SE. Menaker No. SE. 01/Men/1997 ttg Nilai Ambang Batas Faktor
Kimia Di Udara Lingkungan Kerja.
25. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 ttg Perusahaan Catering
Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
26. Kepts. Dirjen Binawas No. Kepts. 157/BW/1989 ttg Tata Cara dan
Bentuk Laporan Penyelenggaraan Pelayananan Kesehatan Kerja
44
drs/Kebjk_K3 45

Anda mungkin juga menyukai