Anda di halaman 1dari 81

OPERASI DAN PEMELIHARAAN

JARINGAN IRIGASI
Disampaikan pada acara :
Training of Trainer (ToT)
Pengembangan Tata Guna Air (PTGA) TA. 2022
Bandung, 27 Juni – 01 Juli 2022

D I R E K TO R AT BI NA O P E RAS I DAN PE ME LI H ARAA N


D I R E K TO R AT J E N D E R A L S U M B E R DAYA A I R
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TUJUAN BELAJAR

Tujuan intruksional umum (TIU) :


• Setelah mengikuti proses pembelajaran operasi dan pemeliharaan
peserta diharapkan mampu memahami Konsep dasar O & P, Tata cara
Pelaksanaan Kegiatan Operasi, Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan
Pemeliharaan, Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia O & P
Jaringan Irigasi.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :


Setelah mempelajari modul ini, peserta mampu :
– Mampu memahami dan menjelaskan konsep dasar O & P
– Mampu memahami dan menjelaskan tata cara pelaksanaan O & P
– Peserta mampu menjelaskan secara sederhana tentang struktur
organisasi / kelembagaan O&P di Lapangan
– Mengenal adanya blanko O & P
LATAR BELAKANG

Mengapa Jaringan Irigasi


perlu di O&P ?

Kegagalan tujuan
Kondisi dan pembangunan
fungsi prasarana dan dapat
irigasi cepat memperburuk
mengalami kredibilitas atau
kerusakan citra pemerintah.
sebelum tercapai Kinerja pelayanan
umur efektifnya. pada masyarakat
menjadi sangat Beban biaya
jelek (penurunan rehabilitasi
luas tanam, luas menjadi
panen, dll). semakin berat
dari waktu ke
waktu.
DASAR HUKUM

❑ UU Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air


❑ PP Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi
❑ Permen PUPR Nomor 12/PRT/M/2015 tentang
Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
❑ Permen PUPR 14 Tahun 2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Status Daerah Irigasi
❑ Permen PUPR 17 Tahun 2015 tentang Komisi Irigasi
❑ Permen PUPR 23 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Aset
Irigasi
❑ Permen PUPR 30 Tahun 2015 tentang Pengembangan
dan Pengelolaan Jaringan Irigasi
LUAS DAERAH IRIGASI
Sesuai Kewenangan TOTAL LUAS
DAERAH IRIGASI
PERMEN PUPR 14/2015
9.136.028 HA

IRIGASI RAWA
7.302.998 Ha 1.833.030 Ha

IRIGASI IRIGASI IRIGASI


RAWA TAMBAK
PERMUKAAN AIR TANAH POMPA
1.643.283 Ha 189.747 Ha
7.145.168 Ha 113.600 Ha 44.230 Ha

TOTAL LUAS
PEMBAGIAN
Ha Ha Ha Ha Ha Ha
KEWENANGAN (DI)
%
(DI)
%
(DI)
%
(DI)
%
(DI)
% (DI)
%

2.376.521 36.727 703.362 25.922 3.142.532


PUSAT (283)
33,26 - -
(6)
83,04
(110)
42,80
(7)
13,66 (406)
34,40

1.105.474 2.305 423.302 103.386 1.634.467


PROVINSI (984)
15,47 - -
(2)
5,21
(241)
25,76
(103)
54,49
(1.330)
17,89

3.663.173 113.600 5.198 516.619 60.439 4.359.028


KABUPATEN/KOTA (46.761)
51,27
(5.659)
100
(37)
11,75
(1.876)
31,44
(256)
31,85
(54.589)
47,71

9.136.027 100

Note: UU No.23/2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Pusat: >3.000 Ha; Provinsi: 1.000-3.000 Ha; Kab./Kota: <1.000 Ha)

5
KONSEPSI O&P
IRIGASI

PENGELOLAAN
JARINGAN
IRIGASI
Kondisi
Jaringan Irigasi
PJI-1 PJI-2 PJI-3 PJI-4 PJI-5
100 %

60 %

Dengan REHABILITASI
Tanpa OP (Sistem)
OP

-5 5 10 15 20 25 tahun
SIDLaC Konstruksi selesai 100 %
(Pembangunan)
Program OP dan R, dengan periode R 20 tahun, Rehabilitasi (Sistem)
menyeluruh
Program OP dan PK, dengan periode PK/SM 5 tahunan, PJI-1, PJI-2, PJI-3, PJI-4, PJI-5
secara parsial
Pengertian

Irigasi : upaya penyediaan, pengaturan (pembagian,


pemberian, penggunaan) dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi :
- irigasi permukaan,
- irigasi rawa,
- irigasi bawah tanah,
- irigasi pompa dan
- irigasi tambak
Fungsi : mendukung produktifitas usaha tani guna
meningkatkan produksi pertanian dalam rangka
ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan
masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan
melalui keberlanjutan sistem irigasi
Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi :

Serangkaian upaya pengaturan air


irigasi termasuk pembuangannya
dan upaya menjaga serta
mengamankan jaringan irigasi
agar selalu dapat berfungsi
dengan baik.
Operasi jaringan irigasi adalah upaya
pengaturan air irigasi dan pembuangannya,
termasuk kegiatan membuka-menutup pintu
bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam,
menyusun sistem golongan, menyusun rencana
pembagian air, melaksanakan kalibrasi
pintu/bangunan ukur, mengumpulkan data,
memantau, dan mengevaluasi.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah
upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi
agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahankan kelestariannya.
OPERASI JARINGAN
IRIGASI
TUJUAN KEGIATAN OPERASI

1) Agar air yang tersedia digunakan dan


dimanfaatkan secara efektif dan efesien

2) Agar air yang tersedia dibagi secara adil


dan merata
3) Agar air yang diberikan ke petak-petak
sawah secara tetap sesuai dengan
kebutuhan (tepat caranya, tepat
waktunya, dan tetap jumlahnya )
4) Menghindari akibat-akibat negatif yang
mungkin terjadi berkaitan dengan
penggunaan air irigasi tersebut.
Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi 1/2

1. Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data


curah hujan, data luas tanam, dll);

2. Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit;

3. Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air


Tahunan, Pembagian dan Pemberian Air
Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan,
Rencana Pengeringan, dll.;

4. Pekerjaan melaksanakan pembagian dan


pemberian air (termasuk pekerjaan: membuat
laporan permintaan air, mengisi papan operasi,
mengatur bukaan pintu);
Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi 2/2

5. Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada


bendung berkaitan dengan datangnya debit
sungai banjir;

6. Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur


untuk menguras endapan lumpur;

7. Koordinasi antar instansi terkait;

8. Monitoring dan Evaluasi kegiatan Operasi


Jaringan Irigasi.
Upaya pengaturan air irigasi dan pembuanganya termasuk kegiatan
membuka dan menutup pintu bangunan irigasi, menyusun Rencana Tata
Tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data,
memantau dan mengevaluasi.

Perencanaan Operasi :
1. Perencanaan Penyediaan Air Tahunan,
2. Perencanaan Tata Tanam Detail,
3. Rapat Komisi Irigasi Untuk Menyusun RTT,
4. SK Bupati Mengenai Keputusan RTT,
5. Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air
Tahunan.
Ari - BWS Sulawesi 4 - Kendari 11_13
Nov 2019
1 2
Perlu
Pengaturan
jadwal waktu
tiap golongan
berbeda
antara 10 sd.
15 hari

Ketersediaan Awal MH RTT


Air ketersediaan Pengolahan
air pada Tanah
sumber air
INSTANSI TEKNIS maupun hujan
masih kurang
memerlukan
banyak air
TERKAIT
RAPAT RTTG & RTTD BERSAMA MANTRI/JURU
PENGAIRAN, PPA, POB SERTA P3A

❑ Diusulkan ke bupati/walikota atau


gubernur untuk ditetapkan dgn SK
❑ SK tersebut sebagai dasar dalam
menyusun rencana pembagian dan
pemberian air serta waktu pengerKomisi
Irigasi Kab/Kota atau Provinsi disetiap
tahun sebelum musim tanam ke-1
mengadakan rapat membahas dan
mengkoordinasikan usulan-usulan dari
GP3A guna menentukan Rencana Tata
Tanam Tahunan (RTTT) dari setiap
daerah irigasi yang meliputi RTTG dan
RTTD.
❑ RTTT disosialisasikan ke P3A
• Rencana Tahunan
Pembagian dan
Pemberian Air Irigasi
disusun oleh dinas
kab/kota atau provinsi
berdasarkan rencana
tahunan penyediaan air
irigasi dan pemakaian
air untuk keperluan
lainnya.
PERENCANAAN PEMBAGIAN DAN
PEMBERIAN AIR
PADA JARINGAN PRIMER DAN SEKUNDER

Langkah-1 Langkah-2

Setelah ditetapkan Perencanaan tersebut


rencana pembagian disesuaikan dengan luas areal
dan pemberian air yang telah ditetapkan akan
tahunan oleh mendapatkan pembagian dan
bupati/walikota, pemberian air dari jaringan
gubernur, atau menteri sekunder dan primer.
maka masing-masing Perencanaan tersebut merupakan
pengelola irigasi jumlah Rencana Pemberian Air
tersebut menyusun (RPA) di petak tersier ditambah
rencana pembagian kehilangan air di saluran primer
dan pemberian air pada dan sekunder. Besarnya
jaringan sekunder dan kehilangan air ini biasanya
sebesar 10% sd. 20% (tergantung
primer.
panjang saluran, jenis tanah dll).
CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI
Kondisi debit >70% →
debit rencana air irigasi dari
saluran primer dan sekunder
dialirkan secara terus-
menerus (continous flow) ke
petak-petak tersier melalui
pintu sadap tersier.

Cara pemberian air


terputus-putus (intermitten) Kondisi debit 50-70% →
dilaksanakan dalam rangka dari debit rencana air irigasi
efisiensi penggunaan air pada dialirkan ke petak-petak
jaringan irigasi yang tersier dilakukan dengan
mempunyai sumber air dari
waduk atau dari sistem irigasi rotasi.
pompa, •Pelaksanaan rotasi dapat diatur
antar sal sekunder misalnya
misalnya 1 (satu) minggu jaringan irigasi mempunyai 2 (dua)
air waduk dialirkan ke saluran sekunder A dan sekunder B
jaringan irigasi dan 1 (satu) maka rotasi dilakukan selama 3
minggu kemudian waduknya (tiga) hari air irigasi dialirkan ke
ditutup demikian seterusnya sekunder A dan 3 (tiga) berikutnya
ke sekunder B demikian seterusnya
sehingga setiap minggu setiap 3 (tiga) hari dilakukan
mendapat air dan satu penggantian sampai suatu saat
minggu kemudian tidak debitnya kembali normal.
mendapat air.
Pelaksanaan Operasi

1. Laporan Keadaan Air dan Tanaman (04 – O),


2. Penentuan Rencanan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan (05 – O),
3. Pencatatan Debit Saluran (06 – O),
4. Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer (07 – O),
5. Pencatatan Debit Sungai (08 – O),
6. Perhitungan Faktor K (09 – O),
7. Pengisian Papan Operasi (Bendung,Bangunan Bagi dan Tersier).

Ari - BWS Sulawesi 4 - Kendari 11_13


Nov 2019
1. Laporan keadaan air dan tanaman → Blangko 04-O
▪ dilaksanakan oleh juru/mantri
▪ setiap 2 (dua) mingguan
▪ dapat diketahui realisasi keadaan air dan tanaman di masing-2
wilayah kerja juru pengairan/mantri.
2. Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan→Blangko
05-O
▪ berdasarkan realisasi keadaan air dan tanaman,
▪ ditetapkan kebutuhan air di tiap pintu pengambilan
3. Pencatatan Debit Saluran → Blangko 06-O
▪ dilakukan oleh petugas pintu air (PPA)
▪ pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder, dan
bangunan sadap tersier
▪ dilaksanakan setiap 2 (dua) mingguan
▪ guna mengetahui realisasi detil yang dialirkan setiap luas
saluran sesuai dengan rencana pembagian & pemberian air.
4. Penetapan Pembagian Air pd Jaringan Sekunder dan Primer → Blangko O7-O
▪ setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak tersier serta kebutuhan air
di pintu pengambilan
▪ dapat ditetapkan pembagian air pada jaringan sekunder dan primer yang merupakan jumlah
kebutuhan air di petak-petak tersier di masing-masing jaringan sekunder dan primer ditambah
dengan kehilangan air sebesar 10% sd. 20%

5. Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan → Blangko O8-O


▪ pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan dilakukan 2 kali setiap hari
(pagi dan sore) oleh POB
▪ baik yang dialirkan ke jaringan primer maupun yang limpas bendung.
▪ Dilakukan oleh petugas pintu air
▪ guna mengetahui apakah debit yang tersedia sesaui dengan yang direncanakan.

6. Perhitungan faktor K → Blangko O9-O


▪ Dari hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan terjadi kekurangan air (pada
tanggal tertentu) maka pembagian dan pemberian air irigasi perlu dikoreksi dengan
menggunakan perhitungan faktor K. Dimana :

Q tersedia di bendung
K= Q yang diperlukan di bendung
Untuk daerah yang telah menggunakan cara perhitungan/metode lain
dalam pembagian air (pasten, FPR, dll) tetap dapat digunakan.
7. Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi→
Blanko 1O-O
Pengamat/cabang dinas/ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil/korwil
PSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam dan pembagian serta
pemberian airnya per daerah irigasi dengan melakukan pencatatan per
musim tanam selama satu tahun. Blangko ini menginformasikan antara lain:
• Realisasi tanam per musim tanam (MT-I, MT-II, MT-III);
• Kerusakan tanaman;
• Rencana tanam pada tahun berjalan dan pada tahun mendatang;
• Keadaan air;
• Produksi tanaman.

8 Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kab/Kota→ Blanko


11-O
Petugas dinas kabupaten/kota setingkat subdin PSDA melaksanakan
pencatatan realisasi luas tanam per daerah irigasi per musim tanam (MT) per
kabupaten/kota. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah
MT-III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi
tanam, dan areal terkena musibah.
9.Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi →Blangko
12-O

Petugas dinas provinsi setingkat subdin PSDA melaksanakan


pencatatan rekapitulasi yang diisi oleh petugas Dinas Provinsi/Balai
yang membidangi irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan
setiap satu tahun sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi
mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena
musibah.

10. Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi

Pengoperasian bangunan pengatur ini dilakukan oleh petugas /


mantri / juru pengairan untuk mengatur debit air sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan.
DAFTAR SIMAK DAN BAGAN ALIR BLANGKO OPERASI
Periode Pengisian Awal Bulan :
Penyampaian Blangko : kirim =========> terima
No
Judul Blangko Jadwal Peralatan Blangko Ranting/ Kasi O Irigasi Kasi OP UPTD Balai Wilayah Kasi O&P Dinas UPT Balai Besa
Blangko Mantri/Juru
Pengamat Kab. Prov. Sungai Prov. Wilayah Sunga

(1-O) Usulan dan Keputusan luas T Sebelum mulai MT 1 X1 X2


tanam per Daerah Irigasi

(2–O) Rencana Luas T anam Per T Sebelum mulai MT 1 X2


Wilayah Mantri / Juru X1 X2
X2

(3-O) Kutipan Lamp. Keputusan Komisi T Sebelum mulai MT 1 X2 X1 X2


Irigasi mengenai Rencana T ata X2 X2
T anam

(4-O) Laporan Keadaan Air dan 1/2 B T gl 12 dan tgl 27 X1 X2 X2 X2 X2


T anaman Pada Wilayah Mantri /
Juru

(5-O) Rencana kebutuhan air di pintu 1/2 B T gl 12 dan tgl 27 X2 X1 X2 X2 X2


pengambilan

(6-O) Pencatatan debit saluran 1/2 B T gl 1 dan tgl 16 X1 X2 X2 X2 X2

(7-O) Rencana kebutuhan air di 1/2 B T gl 14 dan tgl 29 X2 X1 X2 X2 X2


jaringan utama dan penetapan
pemberian air
(8-O) Pencatatan debit Bang. 1/2 B Tgl 14 dan tgl 29 X1 X2 X2 X2 X2
Pengambilan / debit sungai
normal

(9-O) Perhitungan faktor K 1/2 B Tgl 1 dan tgl 16 X2 X1 X2 X2 X2

(10-O) Laporan Produktivitas & Neraca T ½ bulan sesudah selesai X1 X2 X2 X2


Pembagian Air Per Daerah irigasi masa tanam

(11-O) Rekap Kabupaten Per Masa T 1 bulan sesudah selesai X1 X2 X2


Tanam masa tanam

(12-O) Rekap Provinsi T 1 ½ bulan sesudah selesai X2 X2 X1 X2 X2


masa tanam

Catatan :
X1 = Kantor yang menyusun / mengirim blangko T = Blangko dikerjakan tiap tahun
X2 = Kantor yang menerima / memeriksa blangko ½ B = Blangko dikerjakan tiap ½ bulan
Penyampaian blangko X1 ------ X2 disesuaikan dengan tingkat kewenangan masing-masing daerah

Diisi V bila telah diterima


. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , 2006
Auditor Pemeriksa

.................. ..................
PELAKSANAAN OPERASI

Bangunan Bagi & Tersier


❑ Pengaturan debit berdasarkan RPA, disebarluaskan ke petani
melalui papan operasi
❑ Papan operasi
“Bagaimana pelaksanaan
OP Irigasi dan Rawa
dapat dikatakan bagus
jika hal kecil seperti
papan pasten saja tidak
terurus dengan baik dan
benar (tidak terisi,
rusak, bahkan tidak
ada)”
PEMELIHARAAN JARINGAN
IRIGASI
KEGIATAN PEMELIHARAAN

A. Perencanaan pemeliharaan :
1)Inventarisasi Jaringan Irigasi
2)Inspeksi dan penelusuran
3)Pembuatan Desain danAKNOP
B. Pelaksanaan Pemeliharaan :
1) Sosialisasi, koordinasi, dan evaluasi
2) Pengamanan jaringan irigasi
3) Pemeliharaan rutin: bersifat perawatan
4) Pemeliharaan rutin: bersifat perbaikan
ringan
5) Pemeliharaan berkala: bersifat perawatan
6) Pemeliharaan berkala: bersifat perbaikan
7) Pemeliharaan berkala: bersifat penggantian
8) Penanggulangan/perbaikan darurat
C. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan
Identifikasi dan Analisis
Tingkat Kerusakan
1. Kondisi baik, Tingkat
01-P 02-P
kerusakan < 10% >>
Inspeksi Rutin oleh Juru/ Mantri Penelusuran jaringan irigasi oleh pemeliharaan rutin
Pengairan UPT, Mantri dan GP3A/ P3A 2. Kondisi rusak ringan, Tingkat
kerusakan 10-20% >>
10-15 hari sekali Setahun 2 kali
pemeliharaan berkala
3. Kondisi rusak sedang, Tingkat
*) dikirim ke UPT setiap akhir *) dibuat untuk usulan pemeliharaan
kerusakan 20-40% >>
bulan tahun depan (berdasarkan ranking
perbaikan/ rehabilitasi
Dikirim ke dinas akhir bulan prioritas)
4. Kondisi rusak berat, , Tingkat
berikutnya
kerusakan > 40% >>
Perbaikan berat/ Penggantian

Penyusunan Program/ Rencana Perhitungan RAB


04-P Kerja 05-P Sumber Pembiayaan
Pek. Swakelola Pek. Kontraktual 1. Alokasi biaya dari Pengukuran dan
1. Pemeliharaan 1. Pek. Perbaikan APBN, APBD atau Pembuatan Detail
DAK
rutin 2. Perbaikan berat 1. Survey danDesain
pengukuran
2. Pemeliharaan 3. Penggantian 2. Kontribusi biaya oleh
perbaikan jaringan irigasi
berkala (dilaksanakan P3A
2. Pembuatan detail desain
3. Penanggulangan melalui pihak 3. Alokasi biaya dari
(darurat) ketiga) badan usaha/ sumber
REKAPITULASI FORM-FORM PEMELIHARAAN

PERIODE
PEMBUAT
FORM NAMA LAPORAN PELAKSANAAN DIKIRIM KETERANGAN
LAPORAN
/PELAPORAN

01-P Laporan Kerusakan Jaringan Irigasi BULANAN JURU/MANTRI PENGAMAT/UPTD


(Hasil Inspeksi Rutin)

02-P Laporan Kerusakan Jaringan Irigasi TENGAH TAHUNAN PENGAMAT/UPTD DINAS KAB
(Hasil Penelusuran JI.)

03-P Laporan Kerusakan Akibat Bencana INSIDENTIL DINAS KAB BUPATI


- Lamp.03-P DINAS PROP GUBERNUR
BALAI BESAR-WS DIRJEN SDA

04-P Program Pemeliharaan Swakelola TAHUNAN DINAS KAB BUPATI


DINAS PROP GUBERNUR
BALAI BESAR-WS DIRJEN SDA

05-P Program Pemeliharaan kontraktual TAHUNAN DINAS KAB BUPATI


DINAS PROP GUBERNUR
BALAI BESAR-WS DIRJEN SDA

06-P Daftar kebutuhan bahan Swakelola TAHUNAN PENGAMAT/UPTD DINAS KAB


(Rutin)

07-P Daftar kebutuhan bahan Swakelola TAHUNAN PENGAMAT/UPTD DINAS KAB


(Berkala)

08-P Laporan Bulanan pekerjaan Swakelola BULANAN JURU&P3A PENGAMAT/UPTD


PENGAMAT/UPTD DINAS KAB
DINAS KAB BUPATI
DINAS PROP GUBERNUR
BALAI BESAR-WS DIRJEN SDA

09-P Laporan Bulanan pekerjaan Kontraktual BULANAN DINAS KAB BUPATI


DINAS PROP GUBERNUR
BALAI BESAR-WS DIRJEN SDA

10-P Laporan Tahunan realisasi pekerjaan pemeliharaan TAHUNAN DINAS KAB BUPATI
(Swakelola&Kontraktual) DINAS PROP GUBERNUR
BALAI BESAR-WS DIRJEN SDA
INSPEKSI PEMELIHARAAN

1. Juru pengairan harus selalu inspeksi/pemeriksaan


rutin di wilayah kerjanya setiap 10 hari atau 15 hari
sekali, →memastikan bahwa jaringan irigasi :
▪ berfungsi dengan baik, dan
▪ air dpt dibagi/dialirkan sesuai dgn ketentuan.
2. Kerusakan ringan yg dijumpai dalam inspeksi rutin
harus segera dilaksanakan perbaikannya sebagai
pemeliharaan rutin, dicatat pd Blangko 01-P dan
dikirim ke pengamat setiap akhir bulan.

3. Selanjutnya Pengamat akan merekap semua usulan


dan menyampaikannya ke dinas pada awal bulan
berikutnya.
Penelusuran Jaringan Irigasi

Berdasarkan usulan kerusakan Juru, dilakukan


penelusuran jaringan dalam rangka usulan
pekerjaan pemeliharaan tahun depan.

Penelusuran dilaksanakan pada saat :


1). Pengeringan : untuk mengetahui endapan
dan kerusakan yang terjadi di bawah air, dan
2). Air normal (saat Pengolahan Tanah) : untuk
mengetahui besarnya rembesan dan bocoran
jaringan.
DIREKTORAT BINA OPERASI
DAN PEMELIHARAAN
Pengertian Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Upaya menjaga dan mengamankan jaringan


irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik
guna memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan
perawatan, perbaikan, pencegahan dan
pengamanan yang harus dilakukan secara terus
menerus.
JENIS PEMELIHARAAN
Pengamanan
Jaringan
Irigasi

Pemelihar
aan Rutin

Pemelihar
aan
Berkala

Perbaikan
Darurat
1.Pemeliharaan Rutin : tingkat kerusakan < 10 %
- Bersifat perawatan
- Bersifat perbaikan

2. Pemeliharaan Berkala :
- Bersifat perawatan : tingkat kerusakan 10-20%
- Bersifat perbaikan : tingkat kerusakan 21- 40%
- Bersifat perbaikan berat/penggantian :
Tingkat kondisi kerusakan > 40 %
Pemeliharaan Rutin DIREKTORAT BINA OPERASI
DAN PEMELIHARAAN

Merupakan kegiatan perawatan dalam rangka


mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi yang
dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada
bagian konstruksi yang diubah atau diganti

Yang bersifat Perawatan


• Memberikan minyak pelumas
• Membersihkan saluran dan bangunan
• Pembuangan endapan lumpur
• Memelihara tanaman lindung

Yang bersifat Perbaikan ringan


• Menutup lubang-lubang bocoran kecil
• Perbaikan kecil pada pasangan
Pemeliharaan Rutin yang Bersifat Perbaikan Ringan
→ Menutup lubang bocoran kecil
Bocoran diakibatkan oleh
tanah yang kurang padat
Tentukan lokasi bocoran
dan pasang patok

Gali tanah tanggul


bertingkat dengan kete-
balan antara 5 -10 cm

Tanah dikembalikan
dengan pemadatan setiap
5 – 10 cm dengan
menggunakan stamper

Perbaikan tanggul saluran


dengan tanah yang padat
Pemeliharaan Berkala DIREKTORAT BINA OPERASI
DAN PEMELIHARAAN

Merupakan kegiatan perawatan dan


perbaikan yang dilaksanakan secara
berkala
a. Bersifat PERAWATAN → pengecatan
pintu, pembuangan lumpur
b. Bersifat PERBAIKAN → perbaikan bendung,
bangunan ukur, saluran, pintu dan skot balk,
jalan inspeksi

c. Bersifat PENGGANTIAN → penggantian


pintu, alat ukur, peil schall
Pemeliharaan Berkala
Yang Bersifat Perawatan
→ Pengerukan/pembuangan lumpur
Perbaikan Darurat DIREKTORAT BINA OPERASI
DAN PEMELIHARAAN

Perbaikan darurat dilakukan akibat


bencana alam dan atau kerusakan
berat akibat terjadinya kejadian luar
biasa (seperti pengrusakan/penjebolan
tanggul, longsoran tebing yang
menutup jaringan, tanggul putus dll)
dan penanggulangan segera dengan
konstruksi tidak permanen, agar
jaringan irigasi tetap berfungsi
A. Tindakan Pencegahan
1. Melarang pengambilan batu, pasir, dan tanah
pada lokasi + 500 meter dihulu dan 1.000 meter
dihilir bendung irigasi;
2. Memasang papan larangan memandikan hewan
kecuali di tempat yg telah disediakan;
3. Menetukan garis sepadan saluran (GSS);
4. Memasang papan larangan menggarap dan
mendirikan bangunan di dalam GSS;
5. Memasang papan larangan kendaraan yg melintas
di jalan inspeksi melebihi kelas jalan;
6. Memasang papan larangan mandi di sekitar
bangunan dan tempat berbahaya;
5. Melarang mendirikan bangunan atau menanam
pohon di atas tanggul saluran irigasi;
6. Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada
masyarakat/instansi terkait tentang pengamanan
fungsi jaringan irigasi.

B. Tindakan Pengamanan
1. Membuat bangunan pengamanan di tempat
tertentu;
2. Menyediakan tempat mandi hewan dan tempat
cuci;
3. Memasang penghalang (portal, patok) di
jalan/saluran.
KELEMBAGAAN DAN
SUMBER DAYA MANUSIA
KEBUTUHAN TENAGA PELAKSANA O&P

PETUGAS OP KRITERA
❑ Kepala Ranting/ pengamat/ ❑ 1 orang + 5 staff per 5.000 –
UPTD/cabang dinas/korwil 7.500 Ha
❑ Mantri / Juru pengairan ❑ 1 orang per 750 – 1.500 Ha
❑ Petugas Operasi Bendung ❑ 1 orang per bendung, dapat
(POB) ditambah beberapa pekerja
untuk bendung besar

❑ Petugas Pintu Air (PPA) ❑ 1 orang per 3 – 5 bangunan


sadap dan bangunan bagi
pada saluran berjarak antara
2 - 3 km atau daerah layanan
150 sd. 500 ha
❑ 1 orang per 2-3 km panjang
❑ Pekerja/pekarya Saluran (PS) saluran
Kompetensi Petugas O&P
Pendidikan
Jabatan Kompetensi Fasilitas
Minimal
Kepala Ranting/ Mampu melaksanakan Sarjana Muda / Mobil pick up
pengamat/ UPTD/ tupoksi untuk areal D-III Teknik Sipil Rumah dinas
cabang dinas/ korwil/ irigasi 5.000-7.500 Ha
Alat komunikasi
Pengamat

Juru / Mantri Mampu melaksanakan STM Bangunan Sepeda motor


Pengairan tupoksi untuk areal Alat komunikasi
irigasi 750-1.500 Ha

Petugas Operasi Mampu melaksanakan ST, SMP Sepeda


Bendung tupoksi 1 Bendung Alat komunikasi

Petugas Pintu Air Mampu melaksanakan ST, SMP Sepeda


tupoksi 3-5 B.Sadap, Alat komunikasi
atau Bagi jarak 2-3 km
atau daerah layanan
150-500 ha
Pekerja/Pekarya Mampu melaksanakan SD Alat kerja pokok
saluran tupoksi 2-3 km psaluran
Tugas Pokok dan Fungsi Petugas O & P
1) Pengamat/UPTD :
a. Mempersiapkan penyusunan rencana tata tanam global
(RTTG) dan rencana tata tanam detail (RTTD) sesuai
usulan petani P3A/GP3A/IP3A.
b. Menetapkan besarnya faktor ‘K’ untuk pembagian air
jika debit sungai menurun,
c. Rapat mingguan di kantor untuk mengetahui
permasalahan operasi; hadir para mantri, juru
pengairan, petugas pintu air (PPA), petugas operasi
bendung (POB), serta P3A/GP3A/IP3A.
d. Menghadiri rapat di kecamatan dan Kabupaten,
e. Membina P3A/GP3A/IP3A untuk ikut berpartisipasi
dalam kegiatan operasi
f. Membantu proses pengajuan bantuan biaya operasi
yang diajukan P3A/GP3A/IP3A
Tugas Pokok dan Fungsi Petugas O & P

g. Membuat laporan kegiatan operasi dan pemeliharaan


ke Dinas
h. Rapat bulanan di kantor untuk mengetahui
permasalahan pemeliharaan; hadir para mantri, juru
pengairan, petugas pintu air (PPA), petugas operasi
bendung (POB), serta P3A/GP3A/IP3A,
i. Menghadiri rapat di kecamatan dan Dinas/pengelola
Irigasi dalam kegiatan pemeliharaan,
j. Membina P3A/GP3A/IP3A untuk ikut berpartisipasi
dalam kegiatan pemeliharaan,
k. Membantu proses pengajuan bantuan biaya
pemeliharaan yang diajukan P3A/GP3A/IP3A
Tugas Pokok dan Fungsi Petugas O & P
2) Mantri/Juru Pengairan
a. Membantu pengamat/kepala UPTD (atasan) untuk
tugas-tugas yang berkaitan dengan Operasi dan
Pemeliharaan:
b. Melaksanakan instruksi atasan tentang pemberian air
pada tiap bangunan pengatur
c. Memberi instruksi kepada Petugas Pintu Air untuk
mengatur pintu air sesuai debit yang ditetapkan.
d. Memberi saran kepada petani tentang awal tanam dan
jenis tanaman.
e. Pengaturan giliran
f. Mengisi papan operasi/eksploitasi
g. Membuat laporan operasi
- Pengumpulan data debit
Tugas Pokok dan Fungsi Petugas O&P
h. Membuat laporan operasi
- Pengumpulan data debit
- Pengumpulan data tanaman dan kerusakan tanaman
- Pengumpulan data curah hujan (sesuai kebutuhan) daerah)
- Menyusun data mutasi baku sawah sesuai kebutuhan
daerah).
- Mengumpulkan data rencana tata tanam
- Melaporkan kejadian banjir kepada rating/pengamat
- Melaporkan jika terjadi kekurangan air yang kritis kepada
pengamat
i. Membantu pemgamat/UPTD untuk tugas yg berkaitan dengan
pemeliharaan,
j. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan berkala yg dikerjakan oleh
pekerja saluran (PS), petugas pintu air (PPA), dan pemborong.
Tugas Pokok dan Fungsi Petugas O&P

k. Membuat laporan pemeliharaan mengenai kerusakan


saluran dan bangunan air, realisasi pelaksanaan
pemeliharaan rutin/berkala, dan menaksir biaya
pemeliharaan berkala.
l. Bersama masyarakat petani P3A/GP3A/IP3A
penelusuran jaringan untuk mengetahui kerusakan
jaringan yang perlu segera diatasi
m. Menyusun/memilih secara bersama kebutuhan biaya
pada kerusakan yang dipilih atau disepakati.

3) Staf Pengamat/UPTD
Membantu pengamat/UPTD dalam pelaksanaan operasi
dan pemeliharaan jaringan irigasi
Tugas Pokok dan Fungsi Petugas O&P

4) Petugas operasi bendung (POB):


mengatur, mengoperasikan, memelihara (termasuk
menguras kantong lumpur), mencatat kerusakan dll
yang berhubungan dengan bendung

5) Petugas Pintu Air (PPA):


mengoperasikan dan memelihara pintu air,
membersihkan sampah disekitar bangunan, mencatan
kerusakan, dan memelihara saluran sepanjang 50
meter di sebelah hilir bangunan sadap.

6) Pekerja Saluran/Pekarya (PS)


membersihkan saluran, menutup kebocoran,
merapikan talud saluran, menghalau ternak, dan
melaporkan kerusakan
PERAN/PARTISIPASI
P3A/GP3A/IP3A DALAM O&P
JARINGAN IRIGASI
PERAN P3A DALAM
❑ P3A ikut berperan serta dalam
PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI proses perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan
secara langsung didalam
pengelolaan irigasi demi
kelancaran proses O & P
❑ Memberikan sumbangan
tenaga, alat bahkan dana untuk
pengelolaan jaringan irigasi.
❑ Keterlibatan dalam kegiatan
pemeliharaan di jaringan utama
melalui Kerjasama dengan P3A
(OPIP)

❑ Operasi→Usulan RTT,
❑ Pemberian air ke petak tersier
❑ Pembagian air dalam petak tersier
❑ P3A merencanakan dan mengkoordinasikan,
melaksanakan pemeliharaan jaringan irigasi tersier

❑ Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
❑ Perbaikan Jaringan Irigasi Tersier,
❑ Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier,
❑ Peningkatan Jaringan Irigasi Tersier
Jaringan Irigasi Tersier
PERAN/PARTISIPASI P3A/GP3A/IP3A DALAM
OPERASI JARINGAN IRIGASI

a.Mengusulkan RTT dan luas areal irigasi


kepada Dinas
b.Ikut dalam proses sidang Komisi Irigasi
c.Mengikuti sosialisasi RTTG dan RTTD
d.Menepati RTTG dan RTTD yang telah
ditetapkan
e.Ikut dalam penilaian kinerja sistem irigasi
f. Berpartisifasi dalam pelaksanaan Operasi
jaringan irigasi
PERAN/PARTISIPASI P3A/GP3A/IP3A DALAM
PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI
1. PENELUSURAN JARINGAN :
Bersama pengelola irigasi melakukan penelusuran untuk
mengindentifikasi kerusakan, usulan rencana perbaikan
dan skala prioritas;

2. PENYUSUNAN JENIS PEKERJAAN :


Jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh
P3A/GP3/IP3A sesuai kemampuannya;

3. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN :
Dinas/Pengelola yang membidangi irigasi melaksanakan
pemeliharaan JI dapat dilakukan melalui kerjasama
dengan P3A/GP3A/IP3A secara swakelola;

4. WUJUD PERAN SERTA :


Berperan serta dalam pelaksanaan pemeliharaan JI dalam
bentuk tenaga, bahan, atau biaya;
PERAN / PARTISIPASI P3A/GP3A/IP3A DALAM
PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

5. PENGAMANAN JARINGAN IRIGASI :


Berperan aktif dalam pengamanan jaringan
irigasi.

6. PENGAWASAN :
Dapat melakukan pengawasan atas
pelaksanaan pemeliharaan JI Utama dalam
bentuk penyampaian laporan penyimpangan
pelaksanaan kepada dinas atau pengelola
irigasi.
MONITORING DAN EVALUSI
OP JARINGAN IRIGASI
1. Monitoring Pelaksanaan
Operasi
2. Kalibrasi Alat Ukur
3. Evaluasi Kinerja Sistim
Irigasi
Djito.MN
1. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Operasi

Monev Pelaksanaan Operasi


dilakukan dengan menggunakan
daftar simak terdiri :
1. Kelengkapan data Operasi;
2. Implementasi pelaksanaan
Operasi;
3. Implementasi pelaksanaan
Pelaporan Operasi

Djito.MN
Djito.MN
Djito.MN
Djito.MN
2. Kalibrasi Alat Ukur
Setiap alat / pintu ukur perlu dilakukan
kalibrasi untuk mengetahui tingkat
keakuratan hasil pengukuran debit air
sesuai alokasinya
Jenis alat ukur umumnya yang dipakai
untuk bangunan irigasi antara lain :
1) Tipe Romijn;
2) Tipe Cipoleti;
3) Tipe Parshall Flume;
4) Tipe CHO (Constan Head Orifice)
5) Tipe Crump de Gruyter
6) Tipe Drempel Djito.MN
Djito.MN
3. Evaluasi/Penilaian Kinerja Sistem Irigasi

Evaluasi / penilaian kinerja sistem irigasi


dimaksudkan untuk mengetahui kondisi
kinerja sistem irigasi yang meliputi : 6
(enam) indikator sebagai berikut :
1) Prasarana fisik;
2) Produktivitas tanaman
3) Sarana penunjang
4) Organisasi personalia
5) Dokumentasi
6) Kondisi kelembagaan P3A
Djito.MN
BOBOT PENILAIAN PER - INDIKATOR

1. Aspek Kondisi Prasaran Fisik 45 %


6
2. Aspek Sarana Penunjang 10 %
Indi
3. Aspek Produktifitas Tanam 15 %
Kator
4. Aspek Organisasi Personalia 15 %
5. Aspek Dokumentasi 5%
Eva
6. Aspek kondisi P3A 10 %
luasi
Evaluasi / penilaian kinerja sistem irigasi
dilakukan setiap tahun dengan
menggunakan :
❑Formulir 1 untuk DI utuh dalam 1
Kab/Kota
❑Formulir 2 untuk DI lintas Kab/Kota.
Indeks Kinerja Sistem Irigasi dengan Nilai :
1. Nilai Bobot 80 – 100 Kinerja Sangat Baik
2. Nilai bobot 70 – 79 Kinerja Baik
3. Nilai Bobot 55 – 69 Kinerja Kurang dan
perlu perhatian
4. Nilai Bobot < 55 Kinerja Jelek perlu
perhatian dan penanganan segera
Djito.MN
KLASIFIKASI KONDISI FISIK
JARINGAN IRIGASI

1.Kondisi baik sekali (90-100) : Tk< 10% PR (harian-bln)


2.Kondisi baik (>80-90) : Tk 10-20 % PBP (bln-thn)
3.Kondisi Sedang (60-80) : Tk 21- 40% PBPJI (2-5 thn)
4.Kondisi Jelek (< 60) : Tk > 40% PBPB/R (5/20 thn)

Catatan :
PR : Pemeliharaan rutin
PBP : Pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan
PBPJI : Pemeliharaan berkala yg bersifat perbaikan
PBPB : Pem.berkala yg bersifat perbaikan Berat/penggantian
R : Rehabilitasi Jaringan Irigasi (bersifat sistem)
Tk : Tingkat kerusakan
1. Pengaman Sempadan
Irigasi
2. Pemantauan dan Evaluasi
Pelaksanaan Pemeliharaan
3. Penilaian indikator
keberhasilan pemeliharan
Djito.MN
1. PENGAMANAN SEMPADAN IRIGASI
Sempadan Sempadan
≥H ≥H

Jalan Inspeksi

Kedalaman
Sisi Terluar Saluran = H
Sisi Terluar
Jaringan Jaringan
Irigasi Irigasi
Ruang Jaringan Irigasi

Ruang Sempadan Jaringan Irigasi

Gambar 1 Sempadan Saluran Irigasi Tak Bertanggul


Djito.MN
2. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN

Pemantauan dan evaluasi pada


pelaksanaan pemeliharaan jaringan
irigasi untuk kegiatan pemeliharaan
yang dilaksanakan secara Swakelola
ataupun kontraktual.

Pemantauan dan evaluasi dapat


dilakukan secara :
1) Mingguan
2) Bulanan
Djito.MN
3. INDIKATOR KEBERHASILAN
KEGIATAN PEMELIHARAAN
a) Terpenuhinya kapasitas saluran sesuai
dengan kapasitas rencana;
b) Terjaganya konsisi bangunan dan saluran:
❑ Kondisi baik sekali (90-100): Tk< 10% → B: PR (harian-bln)

❑ Kondisi baik (>80-90) : Tk 10-20 % → RR: PBP (bln-thn)

❑ Kondisi Sedang (60-80) : Tk 21- 40%→ RS:PBPJI (2-5 thn)

❑ Kondisi Jelek (< 60) : Tk > 40% → RB:PBPB/R (5/20 thn)


c) Meminimalkan biaya rehabilitasi jaringan
irigasi
d) Tercapainya umur rencana jaringan irigasi
Djito.MN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai