Anda di halaman 1dari 24

Effectiveness of Lower Extremity

Functional Training (LIFT) in Young


children with Unilateral Spastic Cerebral
Palsy : RCT
KELOMPOK 9
Cerebral Palsy
Adalah sebuah kelompok gangguan yang menyebabkan seseorang tidak
mampu untuk mengontrol ototnya dalam bergerak disebabkan
perkembangan yang abnormal atau kerusakan pada otak saat masa
hamil atau setelah melahirkan.
Cerebral Palsy Spastik
ditandai dengan adanya Spastisitas yaitu bentuk peningkatan tonus
otot atau hipertonus menyebabkan kekakuan dalam bergerak.
Penyebabnya adalah kerusakan pada bagian cerebral motor cortex.
LAPORAN HARIAN …. 
INDONESIAN PEDIATRIC PHYSIOTHERAPY ASSESSMENT FORM

 Initial Assesment  Re-Evaluation  Discharge

Hospital/ Clinic : Keanna Center


Date : 3 november 2021
 GMFCS : Level 2 ( mampu berjalan dalam ruangan dan Balance :
jarak pendek diluar ruangan dengan permukaan Functional Reach Test
bertingkat, mampu menaiki tangga dengan berpegangan 20 cm (resiko jatuh 2x lipat)
pada pagar tapi belum dapat melompat) Pemeriksaan Pola Jalan
 GMFM dimensi berjalan,berdiri,melompat : 47 % Initial Contact to Loading Respon
 MAS ektremitas atas : 1 ( spastis ringan) Sendi Otot yang aktif Deviasi gait penyebab
 MAS ekstremitas bawah : 2 ( spastis sedang) HIP Gluteus maximus / Anterior pelvic Kelemahan hip
 MMT : hamstring / adducor tilt extensor
magnus.
Mengontrol gaya hip
AGA & AGB AGA & AGB fleksi,
(DEXTRA) (SINISTRA) Gluteus medius /
tensor fascia latae.
Shoulder 5 3 Mengontrol gaya hip
adduction.
Elbow 5 3
Wrist 5 3 Knee Quadriceps aktif Excessive knee Kelemahan
HIP F/E 5 3 mengontrol knee flexion Knee ekstensor,
flexion Gangguan
Knee F/E 5 3 keseimbangan
Ankle F/E 5 3 Ankle Pretibial ms. To Excessive (terlalu Weak ankle
control ankle plantar cepat) plantar dorsifleksor
flexion flexion
 Mid Stance  Terminal stance
Sendi Otot yang aktif Deviasi gait penyebab Sendi Otot yang aktif Deviasi gait penyebab
HIP Gluteus medius & Pelvic drop Kelemahan hip HIP Gluteus medius & Pelvic drop Kelemahan
minimus / tensor contra lateral abductor minimus / tensor contra lateral hip abductor
fascia latae atau badan fascia latae atau badan
Mengkonter gaya hip condong ipsi Mengkonter gaya hip condong ipsi
adduction lateral, adduction lateral
Excessive hip Excessive hip
flexion flexion
Knee Quadriceps Insufficiency hamstring
Mengontrol gaya knee knee extension spasticity Knee Quadriceps Insufficiency hamstring
flexion, hanya saat Mengontrol gaya knee knee extension spasticity
awal mid stance. flexion, hanya saat
Ankle Soleus / Insufficiency Ankle plantar awal mid stance.
gastrocnemius ankle flexion
Mengotrol anterior dorsiflexion spasticity Ankle Soleus / Insufficiency Ankle plantar
advancement of tibia gastrocnemius ankle flexion
Mengotrol anterior dorsiflexion spasticity
advancement of tibia
• Judul : Efektivitas dari Lower-Exrremity Functional
Training (LIFT) pada Anak dengan Unilateral Cerebral Palsy:
Randomized Controlled Trial
• Penulis : Bhavini K. Surana, MPT
Claudio L. Ferre, PhD
Ashley P. Dew, DPT
Marina Brandao, PhD
Andrew M. Gordon, PhD
Noelle G. Moreau, PhD
• Tahun Terbit : 2019
• Penerbit : American Society of Neurorehabilitation (ASNR)
• Desain Penelitian : Randomized Controlled Trial (NCT02299284)
• Lokasi Penelitian : Retreat Children’s Hemiplegia and Stroke
Association (CHASA)
Klinik-klinik di area Kota New York
Rumah masing-masing peserta
• Waktu Penelitian : 2 minggu assesment awal (sebelum intervensi)
3 minggu pelatihan caregiver
9 minggu latihan di rumah (dengan supervisi)
6 bulan follow-up
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui efektivitas dari 90 jam latihan Lower-


Extremity Functional Training (LIFT) untuk memperbaiki gait dan
fungsi gross motor ekstremitas bawah dengan menargetkan
kekuatan, keseimbangan dan koordinasi; dibandingkan dengan
intervensi kontrol Hand-Arm Bimanual Intensive Therapy (HABIT)
pada ektremitas atas dengan intensitas dan durasi yang hampir
sama.
Jumlah sampel, kelompok sampel
• Jumlah Sampel : 24 anak-anak dengan USCP (unilateral spastik
cerebral palsy)
• Kelompok Sempel
• Kelompok Intervensi : LIFT (lower-extremity functional training)12
pasien
• kelompok Control H-HABIT (Hand-Arm Bimanual Intensive Therapy)
dengan 12 pasien
kriteria inklusi & kriteria ekslusi
• Kriteria Inklusi berikut: (1) Gross Motor Functional Classification
system I dan II, (2) kemampuan berjalan secara mandiri, (3)
kemampuan untuk mengikuti petunjuk 2 langkah dan menyelesaikan
pengujian, dan (4) kemampuan pengasuh untuk memberikan perhatian
satu-satu pada anak dalam aktivitas sehari-hari.
• Kriteria Eksklusi adalah sebagai berikut: (1) keterlambatan kognitif
mencegah instruksi 2 langkah, (2) diagnosis kesehatan yang tidak
terkait dengan USCP, (3) visual masalah yang mencegah kinerja
intervensi/pengujian tugas, dan (4) pengasuh tidak dapat berkomitmen
untuk durasi intervensi
INTERVENSI YANG DIGUNAKAN

Grup Intervensi

LIFT (LE intensive functional training)


Tujuan LIFT adalah memperbaiki gait dan fungsi motorik kasar ekstrimitas bawah dengan menargetkan
kekuatan, keseimbangan dan koordinasi dari ekstrimitas bawah.

Prinsip LIFT
1. Motor learning
2. Latihan intensif dan terstruktur
3. Pengembangan keterampilan atau aktivitas
4. Pelatihan endurance
Aspek-aspek LIFT
1. Aspek Penguatan
Berupa latihan yang melibatkan ekstrimitas bawah dengan menggunakan berat badan sebagai beban yang
Menargetkan aktifitas fungsional (contoh : duduk ke berdiri, step up, lompat vertical dan naik turun tangga)
dan latihan penguatan yang menargetkan khusus ke grup otot yang terlibat pada fungsi gait (contoh : Bridging,
Heel Raises, Clamp Shells).

2. Aspek Keseimbangan
Latihan untuk aspek keseimbangan berupa tandem walking exercise, one-leg standing, latihan keseimbangan
di pijakan yang tidak stambil atau balok keseimbangan.

3. Aspek Koordinasi
Latihan untuk aspek koordinasi berupa menendang bola, jumping jacks, lompat kotak, dan skipping.

Pengasuh diminta untuk memilih minimal 4 penguatan, 2 keseimbangan, dan 2 kegiatan koordinasi
per hari.
Grup Kontrol
H-Habit (Hand-Arm Bimanual Intensive Therapy)
Grup kontrol melakukan aktifitas bimanual yang didesain untuk meningkatkan aktivitas menggapai,
menggenggam, melepaskan genggaman, in-hand manipulation, dan aktifitas yang melibatkan
tangan yang lemah.
Pengasuh dalam kelompok LIFT melakukan aktivitas yang hanya
melibatkan ekstremitas bawah, dan pengasuh dalam kontrol H-HABIT
melakukan aktivitas yang hanya melibatkan ekstremitas atas 2 jam/hari

Peneliti tidak mengontrol apa yang dilakukan kelompok kontrol LIFT dan H-HABIT di luar jam pelatihan,
dan peserta bebas untuk melanjutkan rutinitas normal mereka.
Pelatihan pengasuh
Sebelum treatment, pengasuh diberi pelatihan sebanyak 3 sesi. Training sesi pertama berupa seminar teori LIFT.
Training kedua berupa latihan langsung ke anak. Training Ketiga praktek langsung di rumah masing-masing
dengan pengawasan via webcam.
HASIL INTERVENSI
PRIMARY OUTCOME MEASURE
kelompok LIFT menunjukkan tingkat peningkatan yang lebih besar selama sesi pengujian 1MWT
terhadap kontrol H-HABIT

SECONDARY OUTCOME MEASURE


Anak-anak dalam kelompok LIFT membuat peningkatan yang lebih besar pada ABILOCO-KIDS
antara pretest dan posttest dibandingkan dengan kelompok kontrol H-HABIT.

Anak-anak dalam kelompok LIFT membuat peningkatan yang lebih besar dalam SINGLE LEG-STANCE
antara pretest dan posttest relatif terhadap kelompok kontrol H-HABIT.

Anak-anak dalam kelompok LIFT memperlihatkan peningkatan yang lebih besar antara pretest dan posttest
untuk 30s chair raise.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara LIFT dan H-HABIT untuk self-selected walking velocity
KESIMPULAN
Uji coba terkontrol secara acak ini menggunakan desain baru dari pemberian pelatihan intensif ekstrimitas
bawah di rumah (home-based exercise). Pemberian LIFT di rumah oleh pengasuh terbukti efektif untuk
meningkatkan kapasitas dan performa gait. Latihan LIFT selama 90 jam menghasilkan peningkatan jarak
ambulansi dan kemampuan berjalan anak, selain itu dapat meningkatkan interaksi sosial antara pengasuh
dan anak.

Studi dosis di masa depan diperlukan untuk menentukan apakah pengurangan jam pelatihan,
perubahan jadwal latihan, atau termasuk tujuan fungsional yang dipersonalisasi akan menghasilkan
peningkatan yang serupa atau lebih besar dari yang dilaporkan dalam studi saat ini

Anda mungkin juga menyukai