Anda di halaman 1dari 60

CONGENITAL METATARSAL

ADDUCTUS DAN
CLUBFOOT DEFORMITY
Anatomi regio ankle
Ligaments
METATARSAL ADDUCTUS
DEFINISI
Metatarsus adductus, also
known as metatarsus varus, is a
common foot deformity noted at
birth that causes the front half of
the foot, or forefoot, to turn
inward. Metatarsus adductus
may also be referred to as
"flexible" (the foot can be
straightened to a degree by
hand) or "non-flexible" (the foot
cannot be straightened by
hand).
EPIDEMIOLOGI
1. Insidensi
terjadi pada sekitar 1 dari 1.000 kelahiran
frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
2. bilateral sekitar 50% dari kasus
peningkatan insidensi pada
kehamilan terlambat
kehamilan pertama
kehamilan kembar
3. oligohidramnion
kondisi terkait
DDH (15-20%)
torticolli
ETIOLOGI

▪ Meskipun penyebab pastinya belum diketahui namun diyakini


deformitas disebabkan oleh posisi intrauterin atau crowding. Studi-
studi awal menunjukkan adanya hubungan metatarsus adduktus
dengan hip dysplasia, namun studi terbaru menyatakan bahwa hal
tersebut tidak ada hubungan.
KLASIFIKASI
KOMPLIKASI

Dysplasia Hip Joint

Place your screenshot here


CLUBFOOT DEFORMITY
ANATOMI FISIOLOGI
CTEV, bisa disebut juga dengan clubfoot,
merupakan suatu kombinasi deformitas yang terdiri

“ dari supinasi dan adduksi pada sendi midtarsal, heel


varus pada sendi subtalar, equinus pada sendi
ankle, dan deviasi pedis ke medial terhadap lutut
(1,6). Deviasi pedis ke medial ini akibat angulasi
neck talus dan sebagian internal tibial torsion (Salter,
1999).
Deformitas CTEV meliputi tiga persendian, yaitu inversi pada sendi subtalar, adduksi
pada sendi talonavicular, dan equinus pada ankle joint. Komponen yang diamati dari
clubfoot adalah equinus, midfoot cavus, forefoot adduction, dan hindfoot varus (Meena
et al, 2014)
PATOFISIOLOGI

Ada beberapa teori yang telah diajukan untuk menjelaskan etiologi


CTEV, yaitu (Nordin, 2002) :

Faktor Mekanik In Utero

Defek Neuromuskuler
PATOFISIOLOGI

Primary germ plasma defect

Arrested fetal development

Herediter
KLASIFIKASI
Dimeglio pada tahun 1991 membagi CTEV menjadi empat kategori
berdasarkan pergerakan sendi dan kemampuan untuk mereduksi
deformitas (Nordin et al, 2002):
1. Soft foot; dapat disebut juga sebagai postural foot dan dikoreksi
dengan standard casting atau fisioterapi.
2. Soft > Stiff foot; terdapat pada 33% kasus. Biasanya lebih dari 50%
kasus dapat dikoreksi, namun bila lebih dari 7 atau 8 tidak didapatkan
koreksi maka tindakan operatif harus dilakukan.
3. Stiff > Soft foot; terdapat pada 61% kasus. Kurang dari 50% kasus
terkoreksi dan setelah casting dan fisioterapi, kategori ini akan
dilakukan tindakan operatif. 6
4. Stiff foot; merupakan kategori paling parah, sering kali bilateral dan
memerlukan tindakan koreksi secara operatif.
EPIDEMIOLOGI
CTEV rata-rata muncul dalam 1-2:1000 kelahiran bayi di dunia dan
merupakan salah satu defek saat lahir yang paling umum pada
sistem musculoskeletal (Baruah et al, 2013).
Our
office
Insidensi CTEV beragam pada beberapa Negara,
Amerika Serikat 2,29:1000 kelahiran;
ras Kaukasia 1,6:1000 kelahiran;
ras Oriental 0,57:1000 kelahiran;
orang Maori 6,5-7,5:1000 kelahiran;
orang China 0,35:1000 kelahiran;
ras Polinesia 6,81:1000 kelahiran;
orang Malaysia 1,3:1000 kelahiran;
dan 49:1000 kelahiran pada orang Hawaii (Hosseinzaideh, 2014).
EPIDEMIOLOGI

Terdapat predominansi laki-laki sebesar 2:1 terhadap perempuan,


dimana 50% kasusnya adalah bilateral. Pada kasus unilateral, kaki
kanan lebih sering terkena. (Bergerault et al, 2013). Insidensi akan
semakin meningkat (pada 25% kasus) bila ada riwayat keluarga
yang menderita CTEV.

Kemungkinan munculnya CTEV bila ada riwayat keluarga yaitu


sekitar 1:35 kasus, dan sekitar 1:3 (33%) bila anak terlahir kembar
identic (Noordin et al, 2002).
MANAJEMEN FT
Chief Of Complain

Deformitas pada kaki/talipes


equinovarus bilateral
History Taking

Sejak kapan terjadi? Sejak 1 tahun yang lalu

Kenapa bisa terjadi? Saya tidak tahu tapi kata dokter bawaan dari lahir

Bagaimana proses kelahirannya? Normal-normal saja

Apa ada keluarga sebelumnya yang seperti ini? Iya, kakek si Adik

Apa ibu pernah terjatuh saat hamil? Tidak pernah

Apa ibu mengkonsumsi obat-obatan saat hamil? Tidak pernah


History Taking

Apa Ibu pernah bawa anak ibu ke dokter? Ya, baru 3 bulan ini sering ke
dokter, dan dipasangi gips sejak lahir. kata dokter dia terkena pes
equinovarus dan sekarang dirujuk ke FT

Apa anak ibu mengkonsumsi obat? Tidak

Apa anak ibu pernah melakukan foto x-ray atau rontgen? Iya

Apa ibu sering merokok ? Tidak. Bagaimana dengan suami anda ? iya

Apa ada keluhan lain? tidak


Asimetrik

Inspeksi
DINAMIS
STATIS Jalan pincang
pasien tidak dapat melakukan fase heel strike
Struktur talipes equinusvarus
(ankle plantarfleksi & midtarsal sempurna karena ankle tidak dapat dorsofleksi
adduksi-inversi) sempurna

Tungkai deformitas pasien tidak dapat melakukan foot flat sempurna


karena mengalami keterbatasan dorsofleksi
Pada swing fase tidak terjadi dorsofleksi
sempurna
Asimetrik

Tes Orientasi
Palpasi - Berjalan
M.tibialis anterior, Otot-otot - Tes jinjit
- Squat and Bounching
peroneal
Interpretasi Interpretasi
Pasien tidak mampu berjalan normal
Suhu normal Pasien tidak mampu menekuk tumit & kaki
Spasme (+) secara optimal
Pasien tidak mampu meluruskan tumit & kaki
Tenderness (-) secara optimal
Posisi berjinjit tidak sempurna
Pasien tidak mampu berjongkok secara
normal
Asimetrik

▪ Gerak aktif:
plantarf leksi : tak sempurna ▪ TIMT:
dorsofleksi : sangat sukar/tak plantarfleksi : lemah
mampu dorsofleksi : lemah
eversi : tak mampu eversi :lemah
inversi : tidak nyeri inversi : lemah

▪ Gerak pasif:
plantarfleksi :tidak terbatas
dorsofleksi :sangat terbatas
eversi
inversi
: sangat terbats
: tidak terbatas
PFGD
Restriktif

Limitasi ROM
ADL terganggu
Tissue Imperiment

Musculotendinogen :
Weakness : Otot-otot peroneal & M.Tibialis
Anterior,ekstensor digitorum, otot ekstensorer

Osteoarthrogen : ankle joint prokimal & distal,


metatarsal, tarsometatarsal
Spesifik Test

1. Manual muscle testing (MMT)


2. Tes luas gerak sendi/ range of motion test (ROM)
3. Pemeriksaan Motorik Kasar
4. Gait test/ diagram of walking (diagram berjalan)
5. Tes kontraktur/ daya ulur otot
6. Antropometri
7. Tes club foot
8. Keseimbangan fungsional
9. Visual analogue scale (VAS)
10. Refleks primitif
MMT

▪ Adalah pemeriksaan untuk mengetahui kemampuan /performance


dari otot dalam berkontraksi secara voluntery. Dalam melakukan
MMT, harus memenuhi realibilitas, validitas, dan objektifitas. Kriteria
menilai pada anak adalah 0-5.

▪ Pemeriksaan MMT pada anak dalam kondisi CTEV dipreoritaskan


bagi yang berusia 5 tahun keatas karena telah dapat berkomunnikasi
dan mengerti intruksi pemeriksa.
MMT
kiri - dorso fleksi, invesi = 1
- Plantar fleksi, eversi = 1
kanan -dorso fleksi, inversi = 1
- Plantar fleksi, eversi = 1

interpretasi :

▪ otot m. Tibialis anterior, m. Extensor hallusis longus, mm.


Extensor digitorum, Otot m. Peroneus longus dan brevis,
m. Tibialis posterior , m gastroknemius dan soleus, mm.
Fleksor digitorum mengalami keterbatasan gerak
ROM

Persendian yang diukur luas gerak sendi adalah : art. Talocruralis,


art.subtalaris, art.midtarsalia, art.metatarsalia, dan
art.interphalanges

ROM menurut ISOM:


S.25º.15º.15º (Plantar Fleksi-Dorso Fleksi)
T.25º.25º.30º (Eversi-Inversi)

Hasil:
Limitasi pada gerakan dorsofleksi & eversi
Pemeriksaan Motorik Kasar

Pemeriksaan DDST atau gross motor performance scale


dilakukan jika ada indikasi gangguan yang ada telah
mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Pada
anak dengan kondisi CTEV, problematik yang muncul
yang berkaitan dengan proses tumbuh kembang pada
saat anak telah mulai belajar berdiri atau berjalan.
Restriktif

Limitasi ROM
ADL terganggu




 sulit
 sulit

Gait Test/Diagram Of Walking

Pemeriksaan ini dikhususkan unutk melihat diagram


berjalan pada anak, apakah fase-fase berjalan atau
melangkah pada anak terganggu atau normal. Seperti
halnya pemeriksaan DDST, pemeriksaan diagram berjalan
atau melangkah dilakukan saat anak sudah mulai
memasuki usia belajar berdiri atau berjalan
Restriktif

▫ pasien tidak dapat melakukan fase heel strike sempurna karena


ankle tidak dapat dorsofleksi sempurna
▫ pasien tidak dapat melakukan foot flat sempurna karena
mengalami keterbatasan dorsofleksi
▫ Pada swing fase tidak terjadi dorsofleksi sempurna
Test Kontraktur

Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan dan merupakan


salah satu pemeriksaan utama. Hal ini disebabkan karena
salah satu problematik fisioterapi pada anak dengan CTEV
adalah kontraktur otot-otot bagian medial dari kaki. Adapun
otot-otot yang perlu diperiksa adalah : m. Tibialis posterior, m.
Soleus, m gastroknemius, mm.fleksor digitorum, dan group
adduktor mid tarsal.
Test Kontraktur

Ulur otot m. Tibialis posterior, m. Soleus, m gastroknemius, m.fleksor


digitorum, dan group adduktor mid tarsal.

Bandingkan dengan sisi yang sama.

Interpretasi : terjadi pemendekan m.tibialis posterior, m. soleus,


m.gastrocemius
Antropomentri

Pemeriksaan antropometri yang perlu dilakukan


adalah:
▪ Leg length (pemeriksaan panjang tungkai)

▪ Pemeriksaan berat badan, panjang badan, dan


diameter (circumference) knee dan ankle.
Antropomentri

Pengukuran panjang tungkai

▪ Letakkan alat pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang datar/rata.
Baringkan anak dengan posisi kepala anak menempel pada panel pengukur
panjang alat yang statis atau tidak dapat di geser.

▪ Rapatkan tungkai anak dan luruskan dengan menekan lembut kedua lutut anak.
Tegakkan tumit dan telapak kaki anak, hingga menempel pada panel alat pengukur
panjang badan yang dapat di geser.

▪ bacalah skala yang tertera.

panjang tungkai kanan dan kiri : 25,2 cm


Antropomentri
▪ Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Cara: menempatkan bayi, jika mungkin bajunya dibuka, dalam posisi tidur di atas timbangan khusus untuk bayi.
Catatan: rata-rata berat usia 6 bulan adalah 2 kali berat lahir dan pada usia setahun menjadi 3 kali berat lahir.

berat badan : 10 kg

▪ Panjang Badan menurut Umur (PB/U)


Cara: membaringkan bayi dalam posisi lurus, kemudian diukur panjang badannya dari ubun-ubun sampai ujung
kaki dengan menggunakan alat ukur footboard (seperti penggaris kayu) yang dapat digerakkan agar mendapat
hasil yang akurat.
Catatan: secara kasar pada umur 1 tahun panjang bayi mencapai satu setengah kali panjangnya waktu lahir, dan
umur 4 tahun 2 kali panjang waktu lahir.

panjang badan : 75 cm

Interpretasi BB dan PB : Normal


Antropometri

Lingkar Kepala menurut Umur (LK/U)

Cara: melingkarkan alat ukur berupa meteran di kepala bayi, tepat di atas alis dan telinga bayi.

Catatan:

- ukuran rata-rata lingkar kepala bayi ketika lahir adalah 35 cm.Rata-rata pada usia 6 bulan, lingkar kepala akan bertambah kurang

lebih 8,5 cm menjadi 43,5 cm dan pada usia setahun akan bertambah sekitar 12 cm dari waktu lahir, yaitu menjadi sekitar 47 cm.

- lingkar kepala ini wajib dilakukan secara rutin pada bayi kurang dari usia 2 tahun. Ukuran lingkar kepala ini penting karena

berkaitan dengan volume otak. Jika ukuran kepala bayi membesar terlalu cepat, kemungkinan ia menderita hidrosefalus. Sedangkan

jika ukuran lingkar kepala tak tumbuh-tumbuh, dikhawatirkan ia menderita mikrosefali.

lingkar kepala : 43 cm

Interpretasi : Lingkar kepala Normal


Tes Clubfoot

Adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui


apakah seorang anak positif mengalami club foot atau
pes equinovarus dengan jalan melakukan:
 Toe touching tibia
 Passive manipulation dorsiflexi
 Dorsifleksi kaki dan eversi hingga jari-jari kaki
menyentuh bagian depan os Tibia.
Interpretasi : positif equinovarus karena tidak bisa
melakukan
Keseimbangan Fungsional

▪ Pemeriksaan ini dikhususkan untuk melihat keseimbangan saat anak melakukan

aktifitas seperti duduk, merangkak, berlutut, berdiri dan berjalan serta melompat pada

anak., apakah aktifitas tersebut pada anak terganggu atau normal. Pemeriksaan

tersebut dengan menggunakan kriteria/ score penilaian sebagai berikut :

▪ + : bisa tanpa bantuan

▪ +-: bisa dengan bantuan

▪ -: tidak bisa
Pada ektremitas
+ atas
Pada ektremitas
+ atas

+
+
+
+
VAS

Nyeri Gerak : 6,1


Nyeri Diam : 0
Nyeri Tekan : 0
interpretasi : ada nyeri hanya saat di gerakkan pasif. Jika
pasien bergerak sendiri, tidak ada nyeri.
Refleks Primitif
Jenis Refleks Usia Mulai Usia Menghilang
Refleks Moro Sejak Lahir 6 bulan
Refleks Rooting-Sucking Sejak Lahir 3-4 bulan
Refleks Babinski Sejak Lahir 9-12 bulan
Refleks Palmar Grasp Sejak Lahir 6 bulan
Refleks Plantar Grrasp Sejak Lahir 9-10 bulan
Refleks Snout Sejak Lahir 3 bulan
Refleks Tonic Neck Sejak Lahir 5-6 bulan
Refleks Terjun (Parachute) 8-9 Bulan Seterusnya ada
Refleks Landau 3 Bulan 21 bulan

interpretasi :
normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG

Adalah pemeriksaan dengan menggunakan USG pada ibu hamil untuk melihat
apakah janin yang dikandung oleh ibu dapat terdeteksi adanya pertumbuhan dan
perkembangan salah satu kaki teerlihat berputar ke arah dalam (inverse) yang
mengesankan adanya indikasi pes equnes varus positif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

RADIOLOGI

Pada pemeriksaan ini diperoleh


hasil yakni pada gambaran
antero-posterior terlihat os.
Talus bergeser ke arah lateral.
DIAGNOSIS

Gangguan gerak dan fungsi berjalan akibat


pes equinovarus dextra 1 tahun yang lalu
PROBLEM FT

Primer
•Posisiequines
kakidengankecenderunganpemendekangroupototplantar
flexordanligamentumdeltoideum

sekunder
•Keterbatasansendisecaraaktifdanpasifkearaheversi/
abduksi/pronasidan dorsi flexi
•Kelemahangroupototdorsiflexor

Kompleks •Gangguanaktivitasfungsionalpadatahaptumbuhkemba
ng(saatmulaiberdiri,berjalan,melompat&berlari)
PROGRAM FT

Tujuan jangka Pendek:


▪ Mengoreksi posisi equinus dari kaki/tulang kaki
▪ Mencegah pemendekan otot/jaringan lunak
lebih lanjut
▪ Mengeleminir deformitas aquinovarus
▪ Mencegah keterbatasan sendi dan
meningkatkan/ mempertahankan LGS sendi
pergelangan kaki dan kaki (Ankle dan Foot)
PROGRAM FT

Tujuan Jangka Panjang:


▪ Mengembalikan posisi kaki kearah normal
semaksimal mungkin
▪ Mengembalikan fungsi ADL kaki/tungkai dalam
rangka mempersiapkan tumbuh kembang
penderita saat mulai berdiri, berjalan atau
melompat dan berlari.
INTERVENSI FT

No. Problem FT Modalitas Terpilih Dosis


1 Deformitas Pes Equinovarus Koreksi postur (Pes equinus) F : setiap hari
I : 3 - 8 rpt
T : manipulasi exc.
T : 5 menit

2 Stiffnes Exercise F : 1 x sehari


I : 3x perlakuan (1x
perlakuan, 8x hitungan)
T : Pasif exercise
movement
T : 30 s

3 Keterbatasan ROM Ankle and Foot Exercise terapi F : 3x/minggu


I : 3x8 rpt
T : ROM Exrecise pasif 2)

T : 10 menit
INTERVENSI FT

No. Problem FT Modalitas Terpilih Dosis

4 Kontraktur Streching Exercise F : 3 kali seminggu


I : 2x10 rpt
T:
• Eversi+Dorsoflexi
• Streching sisi
medial kaki
T : 10 detik
5 Kelemahan otot sekaligus Exercise terapi F : 3x/minggu
mengatasi gangguan I : 3x8 rpt
fungsionalnya T : bermain
T : 10 menit
6. Gangguan ADL ADL duduk F : 3x/minggu
I : 8x pengulangan
T :Penderita fokus saat
T :10 menit

ADL berdiri F : 3x/minggu


I : 8x pengulangan
T : Penderita fokus
T :10 menit

ADL jalan F : 3x/minggu


I : 8x pengulangan
T : Penderita fokus
T :10 menit

ADL melompat F : 3x/minggu


I : 8x pengulangan
T : Penderita fokus
T :10 menit
THANKS!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai