Anda di halaman 1dari 4

1.

Steppage Gait atau Drop Foot


Drop foot adalah kelainan gaya berjalan akibat dari gangguan neurologis karena
ketidakmampuan untuk mengendalikan gerakan dorsofleksi pergelangan kaki saat
swing phase selama gait cycle. Kondisi equinus seringkali ditemui pada pasien drop
foot. Equinus merupakan kondisi dimana gerakan lentur ke atas (antero) pergelangan
kaki menjadi terbatas, jadi arahnya cenderung menghadap ke bawah(posterior).
Penyebab gait ini adalah karena upaya untuk mengangkat kaki lebih tinggi
selama berjalan agar kaki tidak menyeret di lantai. Jika terjadi secara unilateral, gait ini
mungkin disebabkan oleh kelumpuhan saraf peroneal dan radiculopati L5. Tibialis
anterior adalah otot yang digunakan untuk mengangkat kaki, otot ini dipersarafi oleh
saraf peroneal. Jika terjadi secara bilateral, penyebabnya termasuk sclerosis
amyotrophic lateral, penyakit Charcot-Marie-Tooth dan neuropati perifer lainnya
termasuk yang berhubungan dengan diabetes yang tidak terkontrol.

2. Trendelenberg Gait
Trendelenburg gait disebabkan oleh kelemahan dari hip abductor, pada
umumnya terjadi di otot gluteus. Kondisi ini menyulitkan penderita untuk menopang
berat badan pada sisi yang terkena. Dalam siklus berjalan normal, kedua kaki dikenakan
pembebanan setengah dari berat badan. Saat kaki kiri terangkat, kaki kanan mengambil
seluruh berat badan. Jika seseorang berjalan, selama stance phase, panggul akan miring,
naik ke sisi yang tidak mengambil berat badan. Pada situasi patologis ketika ada
kelemahan otot abduktor seperti muscular dystrophies atau pada poliomielitis, pelvis
akan turun dan naik di sisi yang tidak didukung. Dalam upaya untuk mengurangi efek
ini, penderita akan mengkompensasi dengan bersandar pada pinggul yang terkena. Ini
berarti bahwa pusat gravitasi berada di atas hip sehingga hal ini akan mengurangi
derajat penurunan panggul. Trendelenburg gait juga biasanya ditemukan setelah
dilakukan operasi hip replacement karena otot gluteus medius harus dipotong untuk
membuka persendian

3. Hemiplegic Gait
Hemiplegic gait adalah campuran penyimpangan dan gerakan kompensasi yang
ditentukan oleh fungsi residual, dan dengan demikian setiap pasien harus diperiksa dan
gait pattern setiap pasien memiliki ciri khas tersendiri maka dari itu harus diidentifikasi
dan didokumentasikan. Disfungsi cara berjalan umum terjadi pada individu yang
mengalami gangguan neurologis, yang timbul tidak hanya dari gangguan yang terkait
dengan lesi tetapi juga karena akibat sekunder dari sistem kardiovaskular dan
muskuloskeletal yang disuse dan ketidakaktifan fisik. Kelemahan otot dan kelumpuhan,
kontrol motorik yang buruk dan kontraktur jaringan lunak merupakan kontributor
utama penyebab hemiplegic gait ini. Analisis hemiplegic gait :
A. Initial Stance (Heel/Foot Contact and Loading)
Limited ankle dorsiflexion penurunan aktivasi dari otot tibialis anterior;
kontraktur dan/atau stiffness dari otot-otot calf.
Lack of knee flexion (knee hyperextension) kontraktur otot soleus; kontrol
terbatas otot quadriceps
B. Mid-Stance
Lack of Knee Extension (knee tetap fleksi dengan ankle dorsofleksi secara
berlebihan) penurunan aktivasi dari otot-tot calf yang mengontrol gerak
dorsofleksi ankle; keterbatasan aktivasi sinergis dari otot-otot ekstensor di
kaki.
Stiffening of Knee (Hyperextension). - kontraktur otot soleus; sebagai
adaptasi atas ketakutan agar tidak jatuh karena kelemahan otot dalam
mengontrol lutut.
Limited hip extension dan ankle dorsiflexion kontraktur otot soleus
Lateral Pelvic Shift yang berlebihan - penurunan kemampuan untuk
mengaktivasi stance hip abductor dan mengontrol hip abductor dan knee
ekstensor
C. Late Stance (Pre-Swing)
Lack of Knee Flexion and Ankle Plantar flexion, sebagai syarat agar bisa
mendorong dan persiapan untuk swing - kelemahan otot-otot calf.
D. Early and Mid-Swing
Limited Knee Flexion normalnya 35-40 meningkat menjadi 60 untuk
swing dan toe clearance kekakuan meningkat pada aktivitas kedua sendi
rectus femoris yang tidak berikatan ; penurunan aktivasi otot hamstring
E. Late Swing (Preparation for Heel Contact and Loading)
Limited Knee Extension dan Ankle Dorsiflexion membahayakan heel
contact dan penerimaan berat badan otot-otot calf kaku; penurunan
aktivitas otot dorsofleksor.

4. Diplegic Gait
Pasien dengan gait ini memiliki keterlibatan pada kedua sisi dimana kelenturan
ekstremitas bawah lebih buruk daripada ekstremitas atas. Pasien berjalan dengan basis
langkah yang sempit, menyeret kedua kaki dan akan menggesek jari-jari kakinya saat
melangkah. Gait ini terlihat pada lesi periventrikel bilateral, seperti yang terlihat pada
cerebral palsy. Juga dikarakteristikan dengan gangguan otot-otot adduktor panggul
yang dapat menyebabkan kaki menyeberang melewati garis tengah yang sering disebut
juga sebagai scissors gait dengan ciri khas fleksi hip dan knee, endorotasi dan adduksi
hip, plantar fleksi dan inversi kaki. Pada penderita biasanya untuk menjaga posture
pada hip fleksi kompensasi akan terjadi berupa kifosis lumbal Di negara dengan
perawatan medis yang memadai, pasien dengan cerebral palsy dapat menjalani operasi
untuk merilis otot adduktor panggul sehingga meminimalkan efek menggunting.
Scissors gait analisis :
Base width = jarak antar tumit kaki, normalnya adalah 5-10 cm. Sedangkan pada
scissor gait base width nya adalah sekitar 20-25 cm.
Step length = jarak satu langkah, normalnya adalah 35-41 cm. Sedangkan pada
scissor gait step length nya adalah sekitar 25-35 cm.
Stride length = panjang dua langkah , normalnya adalah 70-82 cm. Sedangkan
pada scissor gait stride length nya adalah sekitar 50-70 cm.
Normal cadence (irama normal) = jumlah langkah per menit, normalnya adalah
antara 90-120 langkah per menit. Sedangkan pada scissor gait normal cadence
nya adalah antara 80-100 langkah per menit. One gait cycle pada orang normal
adalah ketika di mulai dan di akhiri dengan heel strike menyentuh lantai, pada
penderita scissor gait tidak dapat melakukan heel strike saat berjalan, karena
dia berjalan dengan plantar fleksi, sehingga yang menumpu saat berjalan scissor
gait adalah tulang metacarpal dan palang.

5. Antalgic Gait
Gaya berjalan antalgik akibat nyeri lutut terjadi dengan ciri penurunan
pembebanan pada sisi yang terkena. Lutut tetap fleksi dan pembebanan di jari kaki
mungkin terjadi selama fase stance.
Gaya berjalan antalgik akibat nyeri pergelangan kaki dapat terjadi dengan ciri
panjang langkah yang berkurang dan penurunan pembebanan pada kaki yang terkena.
Jika masalahnya adalah sakit di kaki depan maka toe off akan dihindari dan heel weight
bearing yang digunakan. Jika rasa sakit terasa lebih di tumit, pembebanan di jari kaki
lebih memungkinkan terjadi. Nyeri pergelangan kaki umumnya dapat menyebabkan
pembebanan di lateral border .
Gaya berjalan antalgik akibat nyeri pinggang menyebabkan fase stance
berkurang di sisi yang sakit. Trunk didorong cepat ke depan dengan bahu yang
berlawanan terangkat dalam upaya untuk meratakan berat badan di anggota gerak dan
mengurangi pembebanan. Swing phase juga berkurang.

6. Ataxic Gait
Ataxic gait merupakan cara berjalan dengan langkah yang tidak terkoordinasi
dengan base of support yang luas dan penempatan kaki yang bervariasi. Gaya berjalan
ini terkait dengan gangguan cerebellar dan dapat dilihat pada pasien dengan
ketergantungan alkohol yang sudah berlangsung lama. Saat berdiri diam, tubuh pasien
akan mengayun bolak-balik dan dari sisi ke sisi, yang dikenal sebagai titubation. Pasien
tidak akan dapat melangkah dari tumit sampai ujung kaki dalam satu garis lurus.

7. Parkinson Gait
Penyakit Parkinson (PD) adalah gangguan gerakan neurodegeneratif progresif
yang disebabkan oleh kurangnya produksi dopamin di substantia nigra. Gambaran lain
dari gangguan ini meliputi bradikinesia, gangguan gaya berjalan, kekakuan dan tremor.
Penurunan keseimbangan dan stabilitas postural kemungkinan berkontribusi terhadap
peningkatan risiko terjatuh dan patah tulang yang ditemukan pada pasien ini. Pasien
akan membungkuk dengan kepala dan leher ke depan, dengan fleksi pada lutut. Seluruh
ekstremitas atas juga dalam keadaan fleksi, tetapi jari-jari biasanya dalam keadaaan
ekstensi. Pasien berjalan agak lambat dengan langkah-langkah kecil dikenal dengan
sebutan marche a petit pas (berjalan dengan langkah-langkah kecil). Pasien juga
mungkin mengalami kesulitan untuk memulai langkah. Pasien menunjukkan
kecenderungan tanpa sadar untuk melangkah lebih cepat, yang dikenal sebagai
festination. Gait ini terlihat pada penyakit Parkinson atau kondisi lain yang
menyebabkan parkinsonisme, seperti efek samping dari obat-obatan.
Pada normal gait, tumit menyentuh tanah sebelum jari kaki (heel-to-toe
walking), dalam gaya berjalan Parkinson, gerakan ditandai dengan flat foot strike (di
mana seluruh kaki diletakkan di atas tanah pada saat yang bersamaan) atau sering terjadi
pada stadium lanjut penyakit ini dengan toe-to-heel walking (di mana jari-jari kaki
menyentuh tanah sebelum tumit). Selain itu, pasien PD telah mengurangi mengangkat
kaki selama swing fase saat berjalan, yang menghasilkan jarak yang lebih kecil antara
jari kaki dan tanah.

8. Choreiform Gait
Choreiform gait ini biasanya terlihat dengan gangguan ganglia basal tertentu
termasuk Sydenham chorea, Penyakit Huntington dan bentuk lain dari chorea, athetosis
atau dystonia. Pasien akan menampilkan gerakan yang tak terkendali pada semua
ekstremitas, tidak teratur dan juga kaku.

Anda mungkin juga menyukai