Anda di halaman 1dari 8

FIQH GERHANA

Lucy Junitarini Putri


Endang Tri Pamungkas
Risqika Maya Saputri
Nafha Muhandisa
Arif Hidayat
M. Husnul Huluqi
1. Pengertian Gerhana
• Sholat gerhana dalam bahasa Ilmu Fiqih dikenal dengan istilah khusuf dan kusuf.
Khusuf al-kamar untuk gerhana Bulan, atau kusuf al-syams untuk gerhana Matahari.
Pada dasarnya kata khusuf dan kusuf dapat digunakan untuk menyebut gerhana
Bulan dan Matahari. Hanya saja, kata kusuf dikenal untuk menyebut gerhana
Matahari, dan khusuf dikenal dengan gerhana Bulan.
• Kata khusuf menurut bahasa berarti menenggelamkan, dalam hal ini
menenggelamkan sesuatu yang ada di atasnya. Sedangkan kusuf menurut bahasa
berarti menutupi, dalam hal ini menutupi, menyembunyikan, dan menjadikan gelap.
• Jadi, kata khusuf dan kusuf bagi Matahari dan Bulan. Bermakna perubahan dan
berkurangnya sinar keduanya. Keduanya memiliki arti yang sama dan digunakan
pada hadits-hadits yang shahih, sedangkan al-Qur’an menggunakan kata khusuf
untuk Bulan.
Gerhana Matahari
• Gerhana matahari sering terjadi pada saat ijtimak, sedangkan gerhana bulan terjadi
sewaktu istiqbal. Ijtimak identik dengan apabila posisi matahari dan bulan berada
pada bujur astronomi yang sama. Posisi bulan terletak persis ditengah antara matahari
dan bumi, menghalangi sinar dan cahaya matahari sampai kearah yang berhadapan
dengannya dari permukaan bumi. Dan hal ini menyebabkan gerhana matahari kadang
terjadi secara total dan kadang-kadang hanya sebagian.
• Hal-hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan terjadinya fenomena gerhana
matahari adalah, sebagai berikut :
• Kerucut bayang-bayang cukup panjang mengenai bulan,
• Bulan ada pada titik simpul atau dalam jarak yang tertentu dari simpul 17 derajat.
• Bulan dalam konjungsi dengan matahari.
 Gerhana Bulan

Istiqbal maksudnya bulan ber-muqabalah atau berposisi dengan matahari pada


waktu bulan purnama, yakni jika selisih bujur astronomi matahari dan bulan
sebesar 180 derajat. Posisi bumi berada persis ditengah-tengah antara matahari
dan bulan, menghalangi bias cahaya matahari mencapai bulan hingga bulan tidak
bercahaya. Gerhana bulan ini kadang-kadang terjadi sebagian saja sesuai daerah
yang tertutup dari sinar matahari.

Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan terjadinya fenomena


gerhana bulan adalah, sebagai berikut :
• Bulan harus berada pada bayangan bumi, baik sebagian maupun keseluruhan.
• Bulan harus dititk simpul atau dalam jarak yang tertentu dari simpul 12 derajat.
• Bulan dan matahari harus dalam oposisi.
• Hisab mendeteksi Gerhana.
 
 Waktu Sholat Gerhana

Waktu melaksanakan sholat gerhana adalah dari mulai munculnya hingga hilangnya gerhana. Hal
itu berdasarkan sabda Rasulllah SAW yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim :

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, ia tidak
terjadi karena kematian atau kehidupan seseorang manusia, jika kalian melihat keduanya maka
berdoalah kepada Allah SWT dan sholatlah hingga keduanya menghilang..” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Menurut Abu Malik dalam Shahih Fiqh Sunahnya, mengatakan bahwa hilangnya gerhana
menjadi maksud dilaksanakannya sholat gerhana. Sebab, disyariatkannya sholat sebagai bentuk rasa
syukur akan nikmat cahaya matahari atau bulan. Jadi, jika telah kembali muncul cahaya tersebut
dengan hilangnya gerhana maka telah mencapai apa yang dimaksudkan sholat gerhana tersebut.

Namun demikian jika ketika sholat gerhananya selesai, maka lanjutkan sholat dengan
mempercepat sholatnya. Jika tidak sempat sholat saat terjadi gerhana, maka ti dak disunnahkan
mengqadanya.
 Tata cara Sholat
Gerhana

1. Berdiri mengahadap kiblat, melakukan takbiratul ihram, membaca doa iftitah, membaca ta’awudz,
membaca Al-fatihah, dan membaca surat surat yang panjang, dan dikeraskan baik malam maupun siang
hari. Namun harus melihat kondisi makmum jika makmum tidak kuat berdiri lama maka dapat
mengurangi panjangnya bacaan surat.
2. Bertakbir lalu ruku’ dalam waktu yang lama.
3. Membaca “sami’allahu liman hamidahu rabbana lakal hamdu” berdiri kembali, lalu membaca ta’awudz
dan Al-fatihah, lalu membaca surat yang panjang namun kadarnya lebih pendek dari surat pertama.
4. Takbir lalu ruku’ dalam waktu yang lama, namun lebih pendek dari ruku’ yang pertama.
5. Membaca “sami’allahu liman hamidahu rabbana lakal hamdu’, berdiri kembali (I’tidal).
6. Lalu sujud dan duduk di antara dua sujud lalu sujud.
7. Bertakbir unutk rakaat kedua, gerakannya sama seperti gerakan pada rakaat pertama , namun surat yang
dibaca lebih pendek.
8. Setelah itu tasyahud akhir lalu salam
Adab Sholat Gerhana
1. Sholat
2. Tidak didahului adzan atau iqomat
3. Disunnahkan mengeraskan bacaan sholat gerhana
4. Membaca bacaan sholat dengan panjang
5. Dianjurkan sholat berjamaah
6. Kaum wanita dianjurkan mengikuti sholat gerhana di masjid
7. Takut kepada Allah akan terjadinya gerhana matahari atau bulan
8. Mengingat-ingat kembali hal-hal yang besar yang pernah dilihat Nabi ketika melakukan sholat
gerhana karena hal itu akan membuahkan rasa takut kepada Allah.
9. Sholat gerhana boleh dilakukan ketika dalam perjalanan
10. Memanjangkan sholat gerhana sesuai kemampuan jamaah
11. Disunnahkan berkhutbah dalam sholat gerhana
12. Bergegas mengingat Allah, berdoa, beristighfar, bertakbir, memerdekakan budak, bersedekah, sholat,
serta berlindung dari siksa Neraka dan siksa kubur
Kesimpulan
• Sholat Gerhana merupakan sholat Sunnah yang hukumnya itu sunnah
muakkad . Dan dilakukan dua Rakaat dengan berjamaah , bisa sendiri tapi
lebih afdol nya dengan berjamaah.
• Waktu melaksanakan Sholat Gerhana itu dari munculnya gerhana sampai
hilangnya gerhana . Sholat gerhana bulan atau matahari ini bukan semata-
mata menyembah bulan atau matahari itu sendiri, melainkan untuk merasa
takut kepada kebesaran Allah SWT dikhawatirkan takut terjadinya kiamat.

Anda mungkin juga menyukai