Khusuf
) .
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
maupun
Muqim.
Adapun
pendapat yang menyatakan
bahwa Shalat gerhana hanya
disunnahkan untuk gerhana
matahari sementara gerhana
bulan tidak dengan beralasan
Nabi SAW tidak pernah Shalat
gerhana
bulan,
maka
pendapat ini tertolak oleh
Hadis berikut;
(186 /4)
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
kalian
melihatnya,
maka
berdoalah,
dan
Shalatlah
sampai
terang
(normal)
kembali (HR. Bukhari)
Hadis di atas jelas menyebut
gerhana matahari dan bulan.
Perintah untuk Shalat gerhana
tidak
dikhususkan
untuk
gerhana matahari. Karena itu
sunnahnya Shalat gerhana
berlaku
untuk
gerhana
matahari sekaligus gerhana
bulan.
Diriwayatkan,
Ibnu
Abbas Shalat gerhana bulan di
Bashroh
mengimami
penduduknya
dan
mengatakan bahwa beliau
SHALAT GERHANA
melihat
Rasulullah
melakukannya.
SAW
Untuk
gempa,
gunung
meletus, banjir, angin kencang
dan tanda-tanda alam yang
lain, maka tidak disyariatkan
Shalat karena Nash yang ada
hanya untuk gerhana. Tandatanda alam yang lain tidak
bisa diqiyaskan karena tidak
ada Qiyas dalam ibadah.
Sunnah Berjamaah
Shalat
gerhana
sunnah
dilakukan secara berjamaah.
Dalilnya adalah Hadis berikut;
(163 /4)
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
( lalu
membariskan
orang-orang
dibelakang
beliau)
menunjukkan
Nabi
SAW
membariskan
kaum
Muslimin dibelakangnya untuk
membuat Shof Jamaah. Karena
itu Hadis ini menjadi dalil
kesunnahannya.
Namun
Shalat Munfarid (sendirian)
juga sah.
Dasarnya
adalah
perintah
mutlak dari Nabi SAW yang
SHALAT GERHANA
memerintahkan
Shalat
gerhana
pada
hadits
sebelumnya, yaitu lafadz
( Shalatlah kalian).
Perintah shalatlah kalian
ini
bersifat
mutlak,
bisa
dilakukan
berjamaah
sebagaimana bisa dilakukan
sendirian.
Muslim
yang
melakukannya
secara
berjamaah
berarti
telah
melaksanakan Hadis tersebut
sebagaimana muslim yang
melakukannya Munfarid juga
telah melaksanakan Hadits
tersebut.
SHALAT GERHANA
Keikutsertaan
Wanita
dalam Shalat Gerhana
Wanita diizinkan ikut Shalat
gerhana, karena Aisyah dan
Asma ikut Shalat gerhana saat
Rasulullah
SAW
menyelenggarakan
Shalat
gerhana.
(453 /4)
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
Shalat
tersebut
dilakukan
sebelum masuk waktu. Hal ini
sama dengan orang yang
Shalat Dhuhur jam 10 pagi
atau Shalat ashar jam 13.00.
Akhir waktunya ditandai ketika
matahari/bulan
kembali
normal.
Dalam rentang waktu tersebut
Shalat gerhana sah dilakukan.
Seorang muslim bisa memilih
di awal waktu, ditengahnya
atau di akhir. Jika dia Shalat di
akhir waktu, lalu ditengah
Shalat gerhana sudah lenyap,
maka
Shalatnya
tetap
disempurnakan dan dihitung
sah,
karena
dia
telah
SHALAT GERHANA
mengawali
Shalat
pada
waktunya.
Dalil
yang
menunjukkan
waktu
pelaksanaan Shalat gerhana
dimulai saat gerhana dan
habis saat gerhana lenyap
adalah
Hadis
sebelumnya
yaitu;
(186 /4)
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
sampai
terang
(normal)
kembali (HR. Bukhari)
Lafadz
(Jika
kalian
melihatnya)
menunjukkan
awal
waktu
karena pada saat terjadi
gerhana,
baru
Shalat
disyariatkan, sementara lafadz
( sampai
terang
(normal)
kembali)
menunjukkan
akhir
waktu
karena diawali Harf hatta
yang
menunjukkan
batas
tujuan akhir.
Jika
gerhana
berbenturan
dengan Shalat yang lain,
misalnya Shalat Jumat, Shalat
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
Tempat Pelaksanaan
Disunnahkan Shalat gerhana
dilakukan di Masjid karena
Rasulullah SAW melakukannya
di Masjid. Kesunnahan ini tidak
membedakan apakah Shalat
gerhananya
dilakukan
berjamaah ataukah Munfarid.
(163 /4)
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
( 256
/4)
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
Jumlah Rakaat
Jumlah Rakaat Shalat gerhana
adalah dua. Dasarnya akan
difahami dari sejumlah Hadits
yang akan disebutkan di
bawah.
Tatacara Pelaksanaan
Untuk memudahkan dalam
memahami,
tatacara
pelaksanaan Shalat gerhana
akan dijelaskan dalam bentuk
urutan sebagai berikut;
1. Niat.
Cukup menyengaja dalam
hati, tidak harus dilafalkan.
SHALAT GERHANA
2. Takbiratul ihram
3. Membaca doa iftitah.
Doa iftitah yang dibaca
bebas, bisa memilih yang
pendek,
pertengahan
maupun
yang
panjang
asalkan didasarkan pada
riwayat yang shahih. Doa
iftitah dibaca pelan
4. Membaca Taawudz.
Taawudz
juga
dengan pelan
5. Membaca
Fatihah.
surat
Surat
Al-Fatihah
dengan keras
dibaca
Aldibaca
SHALAT GERHANA
6. Membaca surat.
Jika mampu membaca surat
Al-Baqoroh atau surat lain
yang panjangnya kira-kira
sama. Jika tidak mampu
surat Al-Baqoroh, maka
bebas memilih surat yang
lain, baik yang panjang
maupun yang pendek.
7. Ruku.
Ruku dilakukan dengan
lama,
kira-kira
selama
orang membaca 100 ayat.
Bacaan Tasbih saat Rukuk
bebas asalkan didasarkan
pada riwayat yang shahih
8. Itidal.
SHALAT GERHANA
Pada saat
Tasmi
ini,
bacaan
) Dilafalkan
(
9. Membaca
kedua.
Al-Fatihah
SHALAT GERHANA
Membaca surat.
Ruku.
SHALAT GERHANA
asalkan didasarkan
riwayat yang shahih
12.
pada
Itidal.
Pada saat
Tasmi
ini,
bacaan
Dilafalkan
13.
Sujud.
Setelah
Itidal
dan
membaca Tasmi , Sujud
langsung dilakukan. Sujud
juga
diusahakan
lama.
Sujud dilakukan dua kali
yang disela-selai duduk
SHALAT GERHANA
diantara
dua
Sujud
sebagaimana Shalat biasa
14. Berdiri
dari
untuk melakukan
yang kedua.
Sujud
Rokaat
SHALAT GERHANA
Sujud.
Setelah
Itidal,
maka
gerakan dilanjutkan dengan
Sujud dua kali yang diselaselai duduk diantara dua
Sujud. Sujud pada Rakaat
yang kedua ini juga lama,
tetapi
lebih
pendek
daripada
Sujud
pada
Rakaat pertama
16.
Salam
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
Kemudian berkata
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
423 (
)/5
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
( HR. An-Nasai)
Adapun
riwayat
yang
mengesankan
bahwa
Rasulullah
SAW
tidak
membaca dengan keras,
misalnya riwayat berikut;
(415 /3)
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
semua
Jamaah
sanggup
mendengar bacaan beliau.
Rukuk
dalam
Shalat
Gerhana Bisa Ditambah
Dalam deskripsi tatacara yang
dijelaskan sebelumnya, bisa
disimpulkan
bahwa
tiap
Rokaat dilakukan dua kali
Rukuk.
Jumlah
ini
bisa
ditambah
sehingga
tiap
Rakaat diizinkan melakukan
Rukuk tiga kali atau empat
kali. Ketentuan ini didasarkan
pada Hadits berikut;
(448 /4)
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
Dari
Ibnu
Abbas
beliau
berkata;
Ketika
matahari
mengalami
gerhana,
Rasulullah
SAW
Shalat
delapan kali Rukuk dalam
empat kali Sujud (H.R.Muslim)
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
Dari
Aisyah
bahwasanya
beliau berkata:. Kemudian
beliau berpaling sementara
matahari telah menjadi terang
(normal).
Maka
beliau
berkhutbah di hadapan orangorang. Beliau memuji Allah
SHALAT GERHANA
dan
menyanjungnya
kemudian
berkata;
Sesungguhnya matahari dan
bulan adalah dua ayat di
antara
ayat-ayat
Allah.
Keduanya tidak mengalami
gerhana
karena
kematian
seseorang atau hidupnya. Jika
kalian melihat hal itu, maka
berdoalah
kepada
Allah,
Shalatlah
dan
bershodaqohlah.
Kemudian
beliau
bersabda;
Wahai
ummat Muhammad. Tidak ada
seseorang
yang
lebih
pencemburu daripada Allah
ketika (melihat) hamba lakilakinya berzina atau hamba
SHALAT GERHANA
SHALAT GERHANA
Amalan
Gerhana
Sunnah
Saat
SHALAT GERHANA
Musa:.Jika kalian
Dari Abu
melihat
hal
itu
maka
bersegeralah dengan gentar
untuk mengingatnya, berdoa
kepadanya
dan
meminta
ampun
kepadanya
(HR.
Bukhari)
(106 /2)
SHALAT GERHANA