Anda di halaman 1dari 14

IMAM

MALIK
Mālik ibn Anas bin Malik bin'Āmr al
Asbahi atau Malik binAnas .
(lengkapnya: Malikbin Anas bin Malik
bin `Amr, al-Imam, Abu `Abd Allah al-
Humyari al-Asbahi al-Madani),

2
BIOGRAFI
• Lahir di (Madinah pada tahun 714M / 93H)
• Ibunya adalah Aliyah bin Syarik al-Azdiyah.
• Keluarganya berasal dari Yaman, lalu pada masa Umar bin Khattab, sang kakek pindah ke Kota
Madinah dan menimba ilmu dengan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga
menjadi salah seorang pembesar tabi’in.

3
PERTUMBUHAN

• Tahun kelahirannya bersamaan dengan tahun wafatnya salah seorang sahabat Nabi yang
paling panjang umurnya, Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu.
• Malik kecil tumbuh di lingkungan yang religius, kedua orang tuanya adalah murid dari
sahabat-sahabat yang mulia. Pamannya adalah Nafi’, seorang periwayat hadis yang
terpercaya, yang meriwayatkan hadis dari Aisyah, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan
sahabat-sahabat besar lainnya, radhiallahu ‘anhum.
• Awalnya, saudara Imam Malik yang bernama Nadhar lebih dahulu darinya dalam
mempelajari hadits-hadits Nabi. Nadhar mendatangi para ulama tabi’in untuk mendengar
langsung hadits-hadits yang mereka riwayatkan dari para sahabat. Kemudian Imam Malik
pun mengikuti jejak saudaranya dalam mempelajari hadits. Beberapa waktu berlalu, Imam
Malik melangkahi saudaranya dalam ilmu hadits. Kecemerlangannya semakin tampak karena
Malik juga menguasai ilmu fiqh dan tafsir.
4
MENUNTUT ILMU MENJADI ULAMA

bu Imam Malik adalah orang yang paling berperan dalam memotivasi dan membimbingnya untuk
memperoleh ilmu. Tidak hanya memilihkan guru-guru yang terbaik, sang ibu juga mengajarkan
anaknya adab dalam belajar. Ibunya selalu memakaikannya pakaian yang terbaik dan merapikan
imamah anaknya saat hendak pergi belajar. Ibunya mengatakan, “Pergilah kepada Rabi’ah,
contohlah akhlaknya sebelum engkau mengambil ilmu darinya.”
• Imam Malik belajar dari banyak guru, dan ia memilih guru-guru terbaik di zamannya agar banyak
memperoleh manfaat dari mereka. Di antara pesan dari gurunya yang selalu beliau ingat adalah
untuk tidak segan mengatakan “Saya tidak tahu” apabila benar-benar tidak mengetahu suatu
permasalahan. Salah seorang guru beliau yang bernama Ibnu Harmaz berpesan, “Seorang yang
berilmu harus mewarisi kepada murid-muridnya perkataan ‘aku tidak tahu’.

5
KITAB KITAB IMAM MALIK
1. AL MUWATTA
2. AL MUWATTA VOLUME 2
3. AL MUDAWWANA AL KUBRA

6
Al-Muwaththa berarti ‘yang disepakati’ atau ‘tunjang’ atau ‘panduan’ yang membahas tentang ilmu
dan hukum-hukum agama Islam. Al-Muwaththa merupakan sebuah kitab yang berisikan hadis-hadis
yang dikumpulkan oleh Imam Malik serta pendapat para sahabat dan ulama-ulama tabiin. Kitab ini
lengkap dengan berbagai problem agama yang merangkum ilmu hadis, ilmu fiqh dan sebagainya.
Semua hadis yang ditulis adalah sahih kerana Imam Malik terkenal dengan sifatnya yang tegas
dalam penerimaan sebuah hadis. Dia sangat berhati-hati ketika menapis, mengasingkan, dan
membahas serta menolak riwayat yang meragukan. Dari 100.000 hadis yang dihafal dia, hanya
10.000 saja diakui sah dan dari 10.000 hadis itu, hanya 5.000 saja yang disahkan sahih olehnya
setelah diteliti dan dibandingkan dengan al-Quran

7
Hampir setiap bab dalam kitab ini dimulai dengan pertanyaan tentang suatu perkara
yang kemudian diikuti dengan jawaban, baik dari Imam Malik maupun dari tiga
imam lainnya. Inilah sebabnya, ketika membaca kitab ini, kita seolah menyaksikan
tanya-jawab dan percakapan beberapa orang, bahkan seolah-olah kita menjadi
bagian dari percakapan tersebut.
Cerita yang patut diteladani
Imam malik adalah sosok yang tabah menghadapi ujian yang
menimpanya. Beliau pernah dicambuk dengan rotan hingga tulang
rusuknya patah. Hal itu terjadi karena beliau mengeluarkan fatwa yang
tidak disukai khalifah. Namun beliau tetap memaafkan orang orang yang
telah memfitnah beliau.

9
CIRI KHAS SEORANG IMAM MALIK

• Madzhab maliki mengutamakan kemashyuran ajaran ahlus sunnah dari


tabi’in dan tabi’ut untuk menghindari penyimpangan.
• Madzhab maliki juga mengutamakan amalan ahlul Madinah,karena
penduduk Madinah dulunya di didik secara langsung oleh Rasulullah
SAW.
• Dalam pandangan imam malik suatu hadist ditolak jika isi hadits itu
bertentangan dengan kebiasaan penduduk Madinah,meskipun hadist itu
termasuk hadist shahih
• Imam malik berpandangan demikian dikarenakan sebagian penduduk
Madinah pada saat itu merupakan keturunan para sahabat nabi.

10
Cerita imam malik dan syaikh yahya

Ketika ruang pengajian Imam Malik bin Anas Rahimahullahu Ta’ala penuh dengan pelajar yang menimba
ilmu darinya. Tiba-tiba ada yang berteriak, “Hoiii,,, ada gajah!”.Langsung semua santri yang ada dalam
ruangan semburat keluar, sebab itu kejadian langka. Kecuali santri Yahya bin Yahya al-Laysi al-Andalusi,
ia tidak bergeming dan menunggu setia keterangan guru mulianya.“Kenapa kau tidak keluar seperti teman-
temanmu untuk melihat makhluk ajib itu? Bukankah gajah tidak ada di negaramu?!” tanya Imam Malik
penasaran.“Anu guru, saya kesini dari negaraku, hanya ingin melihat anda. Belajar dari petunjuk dan
ilmumu. Bukan untuk melihat gajah …”Takjub Imam Malik atas jawaban santrinya ini. Dan seterusnya
Beliau menjuluki Yahya dengan ‘Aqil Ahli Andalus: Cendekia negara Andalus.Panggilan sekaligus doa
sang guru mustajab. Kelak waktu pulang ke Negerinya, Andalusia Spanyol. Syaikh Yahya menjadi salah
satu pemuka daerahnya. Penyebar madzhab Maliki. Dan riwayat kitab Muwattho karya Imam Malik yang
paling baik dan paling masyhur adalah lewat goresan tintanya! Sekaligus menjadi ulama yang sangat
diperhitungkan di kalangan Umara Andalusia, plus doanya mustajab

11
AKHIR HAYAT
✣ Menjelang wafat, Imam Malik ditanya masalah kemana ia tak pergi lagi ke Masjid Nabawi selama
tujuh tahun, ia menjawab, "Seandainya bukan karena akhir dari kehidupan saya di dunia, dan awal
kehidupan di akhirat, aku tidak akan memberitahukan hal ini kepada kalian. Yang menghalangiku
untuk melakukan semua itu adalah penyakit sering buang air kecil, karena sebab ini aku tak
sanggup untuk mendatangi Masjid Rasulullah. Dan, aku tak suka menyebutkan penyakitku, karena
khawatir aku akan selalu mengadu kepada Allah." Imam Malik mulai jatuh sakit pada hari Minggu
sampai 22 hari lalu wafat pada hari Minggu, tanggal 10 Rabi'ul Awwal 179 Hijriyyah atau 800
Miladiyyah.
✣ Masyarakat Medinah menjalankan wasiat yang ia sampaikan, yakni dikafani dengan kain putih,
dan disalati diatas keranda. Imam shalat jenazahnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim
al-Hasyimi yang merupakan gubernur Madinah. Gubernur Madinah datang melayat dengan jalan
kaki, bahkan termasuk salah satu yang ikut serta dalam mengangkat jenazah hingga ke makamnya.
Dia dimakamkan di Pemakaman Baqi', seluruh murid-murid dia turut mengebumikan dia.
✣ Informasi tentang kematitan dia tersebar di seantero negeri Islam, mereka sungguh sangat bersedih
dan merasa sangat kehilangan, seraya mendoakan dia agar selalu dilimpahi rahmat dan pahala yang
belipat ganda berkat ilmu dan amal yang dia persembahkan untuk Islam

12
Thanks!
Any questions?

13
Salsabilla meicha putri 9-4
dyah nurul izzah 9-4
nazilah tri ambarwati9-4
meyvira 9-4
halwa khatami 9-4
aininda 9-4

Anda mungkin juga menyukai