Anda di halaman 1dari 6

Biografi Imam Malik Mengenal Adab

Belajar Malik bin Anas


2 komentar

Biografi Imam Malik, Mengenal Latar Belakangnya

Nama asli beliau adalah Malik bin Anas bin Malik bin Amir bin Amr bin Al Harits bin
Ghaiman bin Khutsail bin Amr bin Al Harits, beliau dikenal dengan julukan imam
Darul Hijrah karna asli kelahiran dari kota Hijrah (Madinah Al Munawwarah), selain
itu beliau juga dijuluki Abu Abdullah, karena anak pertamanya bernama Abdullah.,
amun beliau sering dipanggil dengan Imam Malik. Ibunya bernama Aliyah binti
Syuraik, seorang ibu yang cerdas dan sangat perhatian dengan anak-anaknya,
apalagi dalam masalah menuntut Ilmu.

Adzahabi Mengatakan, "Berdasarkan riwayat yang paling shahih, Beliau lahir pada
tahun 93 Hijriyah yakni tahun kematian Anas, pelayan Rasulullah Shalallahu alaihi
wassalam dan tumbuh dalam kemewahan dan keindahan"

Namun keluarga imam Malik bukanlah asli penduduk Madinah, karna kakeknya
berasal dari Yaman yang kemudian hijrah ke Madinah untuk menuntut ilmu, padahal
jarak antara Yaman dan Madinah ada ratusan kilometer, dan zaman itu belum ada
kendaraan seperti zaman kita sekarang ini. Dahulu mereka biasa menggunakan
unta sebagai kendaraan untuk perjalanan panjang, sungguh betapa kuat fisik
mereka hanya untuk menuntut ilmu hingga sejauh itu.

Ciri-Ciri Imam Malik


Mutharrif bin Abdullah berkata, "Malik bin Anas adalah berpawakan tinggi, semangat
belajar, putih janggut dan kepalanya, berkulit sangat putih cenderung merah
kekuning-kuningan"

Biografi Imam Malik saat Belajar

Dalam biografi Imam Malik, beliau hidup dengan kecukupan, sederhana dan tidak
berlebihan, sejak usia kecil, ia sudah diajarkan adab dan sopan santun.

Beliau mempunyai kakek yang alim, sedangkan pamannya yang bernama Nafi’
beliau adalah murid terbaik sahabat Abdullah bin Umar. Sehingga Imam Malik
memiliki keluarga dengan latar belakang ahlul ilmu.
Begitu juga dengan peran sang ibu yang besar, di usianya yang masih dini, ibunya
sudah mencarikan guru yang terbaik, mempunyai adab yang baik dan Ilmu yang
banyak. Pada akhirnya Imam Malik menemukan guru pertamanya yaitu Nadhar.

Selain belajar dengan gurunya, Imam Malik juga belajar dengan ibunya, ibunya
mengajarkan adab serta akhlak dalam belajar. Sebelum belajar, ibunya selalu
memakaikan pakaian yang rapi, bersih dan wangi untuk Imam Malik.

Selain itu, Imam Malik sangat bersemangat dalam menuntut ilmu sehingga ia


mudah memahami berbagai bidang ilmu hadist, tafsir, fiqih dll.

Beliau hanya belajar dengan guru Madinah saja, tidak pernah berguru hingga keluar
kota Madinah. Namun, bukan berarti beliau orang yang malas, akan tetapi di
Madinah sudah banyak ulama yang terbaik, dan di kota inilah Imam Malik juga
menjadi ulama.

Beliau menjadi ulama’ yang terkenal dengan wibawanya, disegani banyak orang dan
dimintai fatwa sejak usia 21 Tahun, umur segitu terbilang masih sangat muda.
Begitulah pemuda pada masa kejayaan Islam dahulu, di mana sangat mungkin
sekali untuk menjadi orang besar di usia belasan atau duapuluhan.

Sekarang ini, kita juga dapat menumbuhkan generasi beliau, kita hanya butuh
meniru cara mereka belajar, konsep yang mereka gunakan dan lain sebagainya.
Silahkan baca artikel pendidikan Islam di web ini.

Bagaimana cara mengajar Imam Malik dalam menuntut ilmu?


Setiap kali imam Malik hendak mengajarkan hadist Rasulullah Shalalallahu alaihi
wassalam, beliau selalu memulainya dengan berwudhu. Diriwayatkan dari Ibnu
Uwais berkata tentang imam Malik: "Apabila Malik hendak menceritakan hadist, dia
berwudhu, duduk di depan permadaninya, menyisir janggotnya, dan duduk dengan
tenang penuh wibawa, Maka salah seorang murid Imam Malik bertanya, 'Mengapa
engkau selalu memulainya dengan wudhu sebelum mengajarkan hadits?'
Imam Malik menjawab: 'Aku ingin hadits dari Rasulullah yang aku sampaikan dapat
dipahami dengan baik."
BACA JUGA

 Kisah Muhammad bin Sirin Seorang Tabiin Ahli Tafsir Mimpi


 Cara Bercerita pada Anak yang Baik dan Benar dalam Islam
 Kisah Imam Muslim Meninggal Karena Ilmu
Salah satu murid beliau yang bernama Ma’in bin Isa berkata, "Imam Malik jika
hendak mengajarkan hadits, ia memulainya dengan mandi dan memakai minyak
wangi, dan jika sedang pelajaran ada yang bersuara keras maka imam Malik
menasehatinya dengan tegas menggunakan dalil Al Qur’an surat Al Hujurat, tentang
larangan meninggikan suara diatas suara Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam."

Karna, jika sedang belajar hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dan ada
yang bersuara keras, sama halnya dengan dia telah bersuara keras diatas suara
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, dan imam Malik sangat tidak menyukainya
sehingga beliau sedikit marah jika ada muridnya yang seperti itu.
Suhanallah, betapa mulianya adab beliau, imam Malik sangat menghormati hadits
Rasulullah Shalallahu alaihi wasaalam. 
Beliau adalah potret seorang guru yang patut kita contoh, karena untuk
memahamkan murid maka harus dimulai dari gurunya bagaimana guru itu beradab
dan menghormati ilmu.
Selain itu, beliau juga mempunyai kehati-hatian yang besar dalam meriwayatkan
hadist, dia hanya akan menulis hadist dari orang-orang terpercaya dan memiliki
hafalan yang bagus. Dalam satu karyanya imam Malik telah menulis Kitab yang
berjudul ( Al-Muwatha’).

Dalam Kittab Min A’lam As-Salaf bertuliskan:

"Awalnya dalam kitab Al-Muwatha’ terdapat sekitar 10.000 hadist, akan tetapi dia
terus mencermati isi kitab tersebut setiap tahun, dan membuang hadist yang kurang
terpercaya baginya, sehingga tersisa 3440 hadist" (menurut Abu Bakar Al-Abhari)

Subhanallah, selain berhati-hati dalam meriwayatkan hadist, beliau juga berhati-hati


dalam berfatwa. Jika ada orang yang bertanya kepada imam Malik, ia tidak asal-
asalan menjawab manakala beliau tidak mengetahuinya. Tapi bukan berarti beliau
bodoh, namun ini bentuk kehati-hatian nya dalam berfatwa, karena beliau tidak ingin
jika salah berfatwa maka orang banyak akan mengikutinya.

Ada sedikit kisah, pernah datang seseorang dari jauh Madinah kepada imam Malik
untuk bertanya banyak hal mengenai agama, namun dari banyak nya pertanyaan
hanya sedikit yang beliau jawab.
Dalam hal ini beliau mengatakan tidak tahu. Sehingga orang tersebut berkata:

"Wahai imam Malik sesungguhnya aku datang jauh-jauh ke Madinah untuk


mendapatkan jawaban darimu, tapi mengapa Engkau menjawabnya tidak tahu?
Padahal Engkau adalah Ulama’ terkenal di kota Madinah."
Dari kata-kata orang tersebut, imam Malik tidak merasa malu dan beliau
menjawabnya: "Jika kamu kembali ke kotamu, katakan pada masyarakat disana,
bahwa Malik berkata kepadamu 'tidak tahu."
Wah, sangat berbeda jauh ya teman, pada zaman kita ini, sudah banyak orang-
orang yang berfatwa tanpa Ilmu, bahkan dia tidak pernah belajar Ilmu agama sedikit
pun.

Kata-Kata Mutiara Dari Ulama Imam Malik


"Menuntut Ilmu adalah baik bagi orang yang diberkahi kebaikan, dan inilah jatah dari
Allah"
"Jika orang tidak memiliki kebaikan dalam dirinya, maka orang-orang tidak akan
mendapat kebaikan dalam dirinya"
"Sesungguhnya Allah membagi Amalan seperti membagi rezeki, ada yang Allah
mudahkan untuk rajin solat(selain solat wajib), namun susah berpuasa, ada juga
yang Allah mudahkan untuk bersedekah, namun susah berpuasa, ada juga yang
Allah mudahkan untuk bberjihad"

Guru-Guru dan Murid-Murid Imam Malik

Adz-Dzahabi berkata: Permulaan menuntut ilmu pada 120 H (Tahun meninggalnya


Hasan Al-Bashri). Imam Malik belajar kepada

1. Nafi
2. Said Al-Maqburi
3. Nuaim Al-Mujmir
4. Wahb bin Kaisan
5. Az-Zuhri
6. Ibnu Al-Munkadir
7. Amir bin Abdullah Az-Zubair
8. Dan lain-lain dari Ulama’ Madinah.

Sementara Murid-Murid Imam Malik

1. Imam Syafi’i
2. Rabi’ah
3. Yahya bin Said
4. Al-Laits
5. Ma’an bin Isa
6. Ibnu Al-Mubarak
7. Abdurrahman bin Mahdi
8. Abu Ashim

Dan lain-lain masih banyak murid-murid imam syafi’i yang belum tertulis. Begitulah
potret ulama’ dizaman dulu, sepeninggal Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.

Wafatnya Imam Malik


Imam Malik wafat di pagi hari tanggal 14 Rabi’ul Awal tahun 179 hijriyah, imam Malik
wafat di usianya yang sudah cukup tua, yakni 89 tahun. Beliau disolatkan oleh
gubernur Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim Semoga Allah merahmatinya.

Penyebaran madzhab Maliki by: kisahmuslim.com

Penulis Mujahid Pendidikan Abu Zaid Al-Amir

Referensi:

 Qids Serial Ulama Ahlussunnah: Nurdin


 Biografi 60 Ulama Ahlussunnah: Syaikh Ahmad Farid judul asli Min A’lam As-
Salaf

Tag Hafalan

1. Imam Malik lahir di Madinah dan Beliau lahir pada tahun 93 hijriyah yakni
tahun kematian Anas dan Wafat di usia 89 14 Rabiul Awwal 179 H.
2. Nama asli Malik bin Anas bin Malik bin Amir bin Amr bin Al Harits
3. Nama ibu Imam Malik Aliyah binti Syuraik
4. Imam Malik selalu berhati-hati dalam meriwayatkan dan berfatwa

RPA

Apa RPA? Baca Bonus Abana RPA dan Tag Hafalan

1. Orangtua mengajarkan Anak adab sebelum belajar, seperti Imam Malik yang
selalu belajar adab
2. Orangtua menceritakan sifat-sifat Imam Malik dalam belajar dan mengajar
serta menghormati hadist
3. Orangtua berkata kepada Anaknya “ nak, kamu bisa seperti Imam Malik, dari
kecil sudah semangat belajar dan menjadi Ulama, supaya mudah masuk
Surga”

Silahkan Ayah/Bunda bisa menambahkan sendiri. Sekian dari kami, kisah yang
penuh hikmah, Biografi imam Malik Mengenal Adab Belajar Malik bin Anas.
Semoga menjadi tauladan bagi diri kita dan peserta didik. Amiin

Anda mungkin juga menyukai