Anda di halaman 1dari 31

Geometri

Analitik Ruang
MAYA NURLITA, S.Pd., M.Pd

LOGO
www.themegallery.com
TITIK DAN VEKTOR DALAM RUANG DIMENSI TIGA

 1.1 Titik Dalam Ruang Dimensi Tiga


 Sebelum memperluas konsep vektor ke dalam tiga
dimensi, kita harus mampu untuk mengidentifikasi
titik-titik dalam sistem koordinat tiga dimensi. Kita
dapat membangun sistem ini dengan membuat
sumbu-z yang memotong tegak lurus sumbu-x dan
sumbu-z pada titik asal, seperti yang ditunjukkan
Gambar 1. Jika kita memasangkannya, sumbu-
sumbu tersebut akan membentuk tiga bidang
koordinat: bidang-xy, bidang-xz, dan bidang-yz.
Ketiga bidang koordinat ini akan memisahkan ruang
menjadi delapan oktan. Oktan pertama berisi titik-
titik yang semua koordinatnya positif.
Dalam sistem tiga dimensi ini, suatu titik P dalam ruang
ditentukan dengan tripel berurutan (x, y, z), dimana x, y,
dan z dijelaskan sebagai berikut.
 x = jarak langsung dari bidang-yz ke P
y = jarak langsung dari bidang-xz ke P
z = jarak langsung dari bidang-xy ke P
Sumbu x, y, dan z beturut-turut disebut juga sebagai
absis, ordinat, dan aplikat
Beberapa titik ditunjukkan dalam Gambar 2 berikut.
Gambar 2
Gambar 3
 Sistem koordinat tiga dimensi dapat
berorientasi tangan kanan atau tangan kiri.
Untuk menentukan orientasi sistem tersebut,
bayangkan kita berdiri pada titik asal, dengan
kedua tangan menunjuk ke sumbu-x positif
dan sumbu-y positif, dan sumbu-z menunjuk
ke atas, seperti yang ditunjukkan Gambar 4.
Apakah sistem tersebut berorientasi tangan
kanan atau tangan kiri bergantung pada
tangan mana yang menunjuk sumbu-x. Pada
pembahasan ini, kita akan menggunakan
sistem yang berorientasi tangan kanan.
Gambar 4
5

Gambar 5
 Untuk menentukan jarak antara dua titik dalam ruang,
kita dapat menggunakan Teorema Pythagoras dua
kali, seperti yang ditunjukkan Gambar 6. Dengan
melakukan ini, kita akan memperoleh rumus jarak
antara dua titik (x1, y1, z1) dan (x2, y2, z2).

6
C. Sudut Arah, Cosinus Arah, dan Bilangan
Arah dari Suatu Garis

Perhatikan gambar berikut ini.


Misalkan ruas garis
  OA mengapit
sudut-sudut a dengan sumbu X,
dengan sumbu Y dan dengan sumbu
Z. Sudut-sudut a, dan disebut sudut-
sudut arah ruas garis OA yang dapat
ditentukan sebagai berikut.

Jika A adalah titik dengan koordinat


( maka berlaku.
 Jika

  A adalah titik dengan koordinat ( maka berlaku
,

ini disebut cosinus-cosinus arah ruas garis OA dan dipenuhi: .


Bilangan-bilangan yang sebanding dengan cosinus-cosinus arah
suatu ruas garis disebut bilangan-bilangan arah ruas garis tersebut.
Untuk segmen OA berlaku atau

dimana ( adalah bilangan-bilangan arah ruas garis OA.


Contoh
Ditentukan titik-titik A(2, -1, 3) dan B(6, 6, 7). Ditanya jarak AB dan cosinus-
  
cosinus arah ruas garis tersebut.
 Penyelesaian:

Sudut-sudut yang dibentuk oleh AB dengan sumbu-sumbu X, Y dan Z


berturut-turut sama dengan sudut yang diapit oleh AB dengan AP, AQ dan
AR dengan cosinus-cosinus arah sebagai berikut.
Jadi,
   bilangan-bilangan arah AB adalah 4, 7, 4 yakni , , .
Sehingga dapat dikatakan:
Jika A( dan B( diketahui maka bilangan-bilangan arah ruas garis
AB ialah , , .
D. Koordinat Tabung dan Bola

  Sebuah titik P mempunyai koordinat bola (ρ, θ, ϕ) jika adalah


jarak |OP| dari titik asal ke P’, adalah sudut kutub yang berhubungan
dengan proyeksi OP terhadap bidang XY yaitu OP’, dan adalah
sudut antara sumbu Z positif dan ruas garis OP. Sebuah titik P dapat
digambarkan dalam koordinat Cartesius, koordinat tabung dan
koordinat bola. Berikut ini adalah gambar dari titik P.
Gambar 8. letak titik P dalam coordinat Cartesius, Tabung dan Bola

Kaitan antara koordinat tabung dan koordinat Cartesius dapat dilihat


sebagai berikut.
LOGO
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai