Anda di halaman 1dari 9

Kesenian Budaya

Wayang Kulit
di Yogyakarta
Wayang
Wayang merupakan kreasi budaya masyarakat kesenian Jawa yang memuat
berbagai aspek kebudayaan Jawa. Pertunjukan wayang ceritanya menggambarkan
jiwa kepahlawanan para nenek moyang yang ada dalam mitologi. Cerita wayang
bersumber pada beberapa kitab tua misalnya Ramayana, Mahabharata, Pustaka
Raja Purwa dan Purwakanda.

2
Sejarah
Wayang
Wayang salahsatu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara
banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik,
seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang,
yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah,
pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.
Dilansir dari berbagai sumber, ditinjau dari sejarah yang ada, asal usul wayang
dianggap telah hadir semenjak 1500 tahun sebelum Masehi.

3
Jenis-jenis Wayang
1.Wayang Kulit Purwa Gagrak Yogyakarta-Tejokusuman

Wayang Tejokusuman dibuat pada tahun 1946 di wilayah


Tejokusuman, Yogyakarta. Seperti wayang kulit umumnya,
Wayang Tejokusuman memiliki tatahan dan sunggingan yang
halus. Perbedaan mendasar yang dapat dilihat dari wayang
Tejokusuman ini adalah warna tubuh yang diwarnai krem atau
kuning muda.(umumnya wayang diberi warna prada/warna
emas untuk bagian tubuhnya)

4
2.Wayang Kulit Purwa Gagrak Yogyakarta-Pakualaman

Wayang Pakualaman merupakan wayang gaya Yogyakarta yang


mengenakan keris. Wayang ini menjadi ciri khas wayang wilayah kraton
pakualaman. Seperti wayang pada umumnya,Wayang Pakualaman juga
memiliki kualitas kulit, tatahan, dan sunggingan yang baik. Karena
sebelumnya wayang ini kurang disosialisasikan kepada masyarakat makan
perkembangan wayang Pakulaman pun terhambat, dan saat ini sangat sulit
ditemukan wayang kulit khas Pakualaman

5
3. Wayang Kulit Purwa Gagrak Yogyakarta-Kyai Intan

Wayang Kulit Kyai inten dibuat pada tahun 1870 oleh Ki Guna Kerti dan
kawan-kawan atas permintaan seorang saudagar china di Muntilan yang
bernama Babah Poliem. Wayang Kyai Inten dibuat dengan menggunakan
kulit kerbau yang tebal dan kehalusannya terpilih. Selain itu
keistimewaan satu set wayang ini adalah di setiap wayangnya terdapat
batu intan muda atau yakut dan juga di prada emas. Sebagai patokan
diambil pakem wayang Yogyakarta. Intan tersebut dapat ditemuidi
mahkota, sumping (hiasan belakang kepala), kalung/kalung ulur-ulur,
garuda mungkur, antinganting dan lain-lain. Perbedaan yang jelas antara
Wayang Intan dan wayang standard Yogyakarta terdapat pada wayang
putren. Bila pada gaya Yogyakarta wayang putren memiliki kain
yangmenjorok kedepan makan di wayang Kyai inten ini kain jarik para
putren dibuat sebaliknya, kebelakang sehingga terkesan terseret.

6
4. Wayang Kulit Purwa Gagrak Yogyakarta-Kraton

Wayang Kulit Kraton adalah satu set wayang yang dibuat atas permintaan
sultan dan kemudian dijadikan pusaka kraton. Wayang Kulit Kraton
umumnya adalah patokan dan pakem untuk wayang di suatu daerah seperti di
Surakarta, Kedu dan Yogyakarta. Kraton Yogyakarta saat ini memiliki sekitar
sepuluh set kotak wayang. Diantaranya adalah pusaka paling berharga yang
diciptakan pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Kotak wayang ini
konon merupakan salah satu kotak wayang kulit purwa yang terlengkap di
dunia dengan isinya sekitar 600 wayang (dalam satu kotak umumnya terdapat
200 buah wayang). Menurut kabar, wayang pusaka ini tidak pernah dapat
diambil gambarnya. Wayang Kraton memiliki kualitas tatahan dan
sunggingan yang lebih baik dari standard wayang yang ada pada umumnya
dan juga tiap wayangnya diprada (diberi lapisan) emas. Umumnya hanya
dalang-dalang senior saja yang dapat memainkan wayang-wayang ini.

7
Kesenian Wayang Kulit sebagai suatu pagelaran seni budaya yang
menjadi hiburan sejak jaman kerajaan Raja Airlangga. Pada masa itu
terdapat prasasti dengan berisi tulisan mawayang dan aringgit yang
berarti pertunjukkan wayang. Kata wayang berasal dari wewayangan
yang artinya bayangan. Jadi dalam sebuah pertunjukkan wayang kulit
selalu menggunakan secarik kain berwarna putih sebagai pembatas
dan ketika wayang tersebut dimainkan terdapat bayangan yang
tampak jelas pada kain pembatas tersebut. Dengan demikian
penononton menyaksikan bayangan dari wayang yang ada pada kain
terseut itulah sebabnya kata wayang berarti bayangan. Menariknya
kesenian wayang selalu diiringi dengan musik gamelan tradisonal
khas budaya Jawa. Kesenian wayang lebih terlihat unsur jawa karena
cerita – cerita pada pertunjukkan wayang menyangkut tentang leluhur
kerajaan Majapahit.

8
9

Anda mungkin juga menyukai