Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN PELAYANANN FISIOTERAPI

• DASAR PEDOMAN PELAYANAN


Pelayanan fisioterapi ditata sesuai kebutuhan
pasien/klien masyarakat, berdasar pada ilmu
pengetahuan dan teknologi maju, dituntun oleh
moral etis, memperhatikan aspek biopsiko social-
kultural-spiritual, mengacu pada perundangan
peraturan.Berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang
menjujung tinggi harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk individu dan sebagai titik sentral
pembangunan menuju masyarakat adil makmur.
PAYUNG HUKUM

• Tenaga kesehatan katagori Keterapian Fisik terdiri dari


Fisioterapis, Okupasi Terapis dan Terapis Wicara. (Peraturan
Pemerintah No.32 Tahun 1996).
• Fisioterapis terdiri dari jabatan fungsional ahli dan terampil
(Peraturan Presiden No. 34/2008).
• Fisioterapis kompeten berperan sebagai pemberi
pelayanan, pengelola, pendidik dan peneliti (KEPMENKES
No.376/2007).
• Fisioterapis wajib memiliki Surat Ijin Praktik, berwenang
melakukan assesmen, diagnosis, perencanaan, intervensi
dan evaluasi/re-evaluasi. (Kepmenkes 1363/2001).
Tatakelola Pelayanan Kesehatan.

Fisioterapis sebagai jenis tenaga kesehatan kelompok tenaga keterapian fisik
(UU.No.36,Th.2014, Ps.11).
• Fisioterapis melayani pasien dengan kewenangan asesmen, program,
intervensi dan evaluasi, menerima pasien langsung dan/atu rujukan tenaga
kesehatan lain (PMK No.80 Th.2013), bertanggung jawab, bertanggung
gugat, berkolaborasi dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
pasien.
• Perkembangan peningkatan mutu pelayanan pasien mengacu pada Joint
Commission International (JCI) (Dirjen BUK, 2011).
• Fisioterapis sebagai anggota tim inti pelayanan berfokus pasien (Patient
Centered Care) dengan DPJP kasus sebagai leader : sebagaian besar ICU,
rawat madya, penyembuhan, dan sebagaian kecil pemulihan, preventif dan
promotif.
ANALISIS SITUASI PELAYANAN FISIOTERAPI

Fisioterapi Pelayanan Kesehatan Profesional se-Dunia

• Pelayanan fisioterapi tertulis dalam International Classification


of Deseases 9th Revision Clinical Modification Sixth Edition
WHO 2005, ICD-9-CM LIST TO PROSEDURES, Code: 93.
• Fisioterapis tercatat sebagai tenaga mandiri The International
Classification of Health Worker dengan ISCO Code 2264, WHO.
• Fisioterapi termasuk jasa profesional dalam perdagangan
bebas dalam General Agreement on Trade and Services, World
Trade Organization (WTO), Uruguay 1994 (Box 14.A1 : Health
and social services).
Pembinaan dan Pengawasan Pelayanan
Fisioterapi

Pejabat berbagai tingkatan Menteri Kesehatan, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangan masing-masing dengan melibatkan organisasi profesi,
melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 65 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi.
• Pembinaan dan pengawasan ditujukan untuk : meningkatkan mutu pelayanan
fisioterapi, mengembangkan pelayanan fisioterapi yang efisien dan efektif.
• Dilaksanakan melalui advokasi, sosialisasi, pendidikan/pelatihan, pemantauan
dan evaluasi (PMK. No.65 Th.2015, Ps.4).Pada saat Peraturan Menteri ini mulai
berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 378/Menkes/SK/IV/2008 tentang
Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit, sepanjang mengatur
pelayanan fisioterapi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (PMK. No.65
Th.2015, Ps.5).. Pembinaan dan Pengawasan Pelayanan Fisioterapi
PROSEDUR PELAYANAN FISIOTERAPI

Tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan harus memenuhi kode etik, standar profesi,
hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.
(UU.36/2009, Ps.5, 24).
• Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit, dalam menyelenggarakan pelayanan
pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika
profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien, (UU. 44/2009,
Ps.5,.13).
• Standar pelayanan fisioterapi terdiri dari assesmen, diagnosis, perencanaan, intervensi,
evaluasi / re-evaluasi dan dokumentasi / komunikasi / koordinasi. ( Tap. KONAS IX IFI Tahun
2004, Referensi WCPT, 1996 ) Pengendalian mutu suatu pekerjaan dirumuskan siklus
kegiatan : kerjakan yang kau tulis, tulis yang kau kerjakan, tinjau dan tingkatkan ; suatu
kegiatan jasa dan/atau produk akan terjamin mutu bila ditulis dulu prosesnya, dijalankan,
didokumentasi, dibakukan sebagaistandar prosedur operasional, dievaluasi dan diperbaiki
secara terus-menerus berkesinambungan.
KEWENANGAN
• Fisioteraspis berwenang melakukan assesmen, diagnosis, perencanaan,
intervensi dan evaluasi/re-evaluasi; berkewajiban (Kepmenkes
1363/2001).
• Interaksi fisioterapis ditata dalam formasi seperti dan tidak terbatas:
• Interaksi Fisioterapis dengan psien/klien/pedamping.
• Interaksi Fisioterapis dengan dokter penanggung jawab pasien/perujuk
dan perawat
• Interaksi Fisioterapis dengan tenaga lain dalam temu interdisipliner.
• Interaksi Fisioterapis dengan tenaga lain dan pendamping/pendukung
pasien, dalam konferensi kasus/pasien.
• Interaksi Fisioterapis dengan tenaga lain dalam wadah pertemuan ilmiah
kasus/klinik.
PELAYANAN FISIOTERAPI

Pelayanan fisioterapi adalah masukan, proses,
keluaran dan dampak pelayanan
fisioterapi.Proses fisioterapi ialah kegiatan
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
assesmen dan pemeriksaan fisioterapi,
penetapan diagnosa fisioterapi, rencana
intervensi terapi, pelaksanaan intervensi terapi,
evaluasi hasil intervensi terapi dan dokumentasi.
Otonomi Profesional Fisioterapis

Diperoleh melalui pendidikan profesi yang menyiapkan tenaga fisioterapis yang mampu
praktik secara otonom. Fisioterapis mampu melakukan keputusan profesional untuk
menetapkan diagnosis yang diperlukan sebagai dasar intervensi, rehabilitasi dan pemulihan
dari pasien/klien dan populasi. Prinsip etika diperlukan untuk mengenali otonomi praktik,
guna melindungi pasien/klien dan pelayanannya. Pelayanan fisioterapi di fasilitas pelayanan
kesehatan ditata dengan pedoman yang terdiri dari : Falsafah, kompetensi, peran dan fungsi
serta tanggung jawab fisioterapi, penatalaksanaan pelayanan fisioterapi dan pelaporan,
(KEPMENKES No.778/2008).

Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan


mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.
(UU.36/2009, Ps. 14). Pembentukan instalasi ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai
kebutuhan rumah sakit, (PERMENKES No 1045/2006, Ps. 20). Pimpinan rumah sakit termasuk
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan berwenang mengatur kegiatan institusi yang
dipimpinnya dengan mengacu pada norma, standar, pedoman dan kriteria pelayanan
fisioterapi yang ditetapkan oleh pemerintah dan rekomendasi organisasi profesi fisioterapi
Prinsip-prinsip Kode Etik Fisioterapi

Menghargai hak dan martabat individu.Tidak bersikap diskriminatif
dan memberikan pelayanan kepada siapapun yang
membutuhkan.Memberikan pelayanan prifesional secara jujur,
berkompeten dan bertanggung jawab.Mengakui batasan dan
kewenangnan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam
lingkup fisioterapi.Menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan
kepadanya, kecuali untuk kepentingan hukum/pengadilan.Selalu
memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi dan selalu
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.Memberikan
kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan
untuk meningkatkan derajad individu dan masyarakat.
Harapan terhadap Tenaga Fisioterapis:

• Tenaga Fisioterapis diharapkan mampu


mempertahankan dan meningkatkan
kompetensinya.Menjalankan praktik profesi sesuai
dengan standar kompetensi dan standar
pelayanan.Petunjuk PMK No. 65 Tahun 2015,
tentang Standar Pelayanan Fisioterapi ini, sebagai
pegangan para pemangku penyelenggaraan
pelayanan fisioterapi. Bila dikemudian hari
didapatkan ketidak sesuaian, maka dapat diadakan
evaluasi dan revisi.

Anda mungkin juga menyukai