Anda di halaman 1dari 28

KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO

RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

PANDUAN ETIKA DAN DISIPLIN TERAPIS


REHABILITASI MEDIS DIRUMAH SAKIT TK II
04.05.01 DR SOEDJONO MAGELANG

BAB I
DEFINISI

Fisioterapi Medis adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada
ilmu dan kiat Fisioterapi Medis ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.

Praktik Fisioterapi Medis adalah tindakan mandiri Terapis melalui


kolaborasi dengan sistem klien dan tenaga kesehatan lain dalam
memberikan asuhan Fisioterapi Medis sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik
Fisioterapi Medis individual dan berkelompok.
Asuhan Fisiotherapi Medis adalah proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik Fisiotherapi medis baik langsung atau tidak langsung
diberikan kepada sistem klien di sarana dan tatanan kesehatan
lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah fisiotherapi medis
berdasarkan kode etik dan standar praktik profesi fisiotherapi medis .
Komite ketehnisian medis adalah wadah profesi ketehnisian
medis non struktural yang ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit untuk
menerapkan tata kelola ketehnisian medis agar tenaga ketehnisian di
rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial,
pengendalian mutu praktik Fisioterapi Medis, dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi ketehnisian medis lainnya

1
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

Peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws) adalah aturan dasar


yang mengatur tata cara penyelenggaraan rumah sakit meliputi peraturan
internal korporasi dan peraturan internal staf Fisioterapi Medis.
Peraturan internal korporasi (corporate bylaws) adalah aturan yang
mengatur agar tata kelola korporasi (corporate governance) terselenggara
dengan baik melalui pengaturan hubungan antara pemilik, pengelola, dan
komite Fisioterapi Medis di rumah sakit.
Peraturan internal staf Fisioterapi Medis(nursing staff bylaws) adalah
aturan yang mengatur tata kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga
profesionalisme Fisioterapi Medis di rumah sakit.
Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang
Terapis untuk melakukan sekelompok pelayanan Fisioterapi Medis tertentu
berdasarkan area praktiknya dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu
periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical
appointment).
Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan
kepalarumah sakit kepada seorang Terapis untuk melakukan sekelompok
pelayanan Fisioterapi Medis dirumah sakit tersebut berdasarkan daftar
kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
Sub komite etik dan disiplin profesi fisiotherapi medis adalah
Organisasi di bawah Komite Ketehnisian Medis yang terdiri dari ketua dan
sekertaris merangkap anggota yang dipilih dari staf Fisiotherap[I medis
dengan surat keputusan direktur berperan melaksanakan kebijakan
sosialisasi dan pembinaan di bidang etika dan disiplin profesi Terapis
bidang Rehabilitasi medis pada khususnya .
Setiap tenaga fisiotherapi medis harus memiliki disiplin profesi
yang tinggi dalam memberikan asuhan fisiotherapi medis dan menerapkan
etika profesi dalam praktiknya. Profesionalisme tenaga fisiotherapi medis
dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin
profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi.
2
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

Nilai etik sangat diperlukan bagi tenaga fisiotherapi medis


sebagai landasan dalam memberikan pelayanan yang manusiawi
berpusat pada pasien. Prinsip “caring” merupakan inti pelayanan yang
diberikan oleh tenaga Fisioterapi Medis. Pelanggaran terhadap standar
pelayanan, disiplin profesi fisiotherapi medis hampir selalu dimulai dari
pelanggaran nilai moral-etik yang akhirnya akan merugikan pasien dan
masyarakat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya
masalah etik antara lain tingginya beban kerja tenaga fisiotherapi medis ,
ketidakjelasan Kewenangan Klinis, menghadapi pasien gawat-kritis
dengan kompetensi yang rendah serta pelayanan yang sudah mulai
berorientasi pada bisnis. Kemampuan praktik yang etis hanya merupakan
kemampuan yang dipelajari pada saat di masa studi/pendidikan, belum
merupakan hal yang penting dipelajari dan diimplementasikan dalam
praktik. Berdasarkan hal tersebut, penegakan disiplin profesi dan
pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara terencana, terarah dan
dengan semangat yang tinggi sehingga perlayanan fisiotherapi medis yang
diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan

3
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO
BAB II RUANG LINGKUP

Komite Ketehnisian Medis memiliki peran sentral dalam mekanisme


etik dan disiplin para tenaga fisiotherapi medis karena tugas utamanya
menjaga profesionalisme tenaga fisiotherapi medis melindungi pasien
rumah sakit dari hal-hal yang berkaitan dengan tindakan fisiotherapi medis
.

Fungsi komite ketehnisian medis dan sub komite etik dan disiplin
profesi fisiotherapi medis ini adalah Melaksanakan kebijakan komite
keytehnisian medis dibidang etika dan disiplin profesi fisiotherapi medis .

Tugas sub komite etik dan disiplin profesi

1. Bersama ketua komite ketehnisian Medis menyusun garis besar


kebijakan sub komite etik dan disiplin profesi fisiotherapi medis .
2. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga Fisiotherapi medis
3. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga Fisiotherapi
medis .
4. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan
masalah etik dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan
Fisiotherapi medis.
5. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis.
6. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan Fisiotherapi medis.
7. Melaporkan hasil pelaksaan tugasnya kepada ketua komite
ketehnisian Medis .
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.

Kewenangan sub komite etik dan disiplin profesi

1. memberi usul atau rekomendasi pencabutan kewenangan klinis


tertentu

4
2. memberikan rekomendasi perubahan /modifikasi rincian
kewenangan klinis
3. memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

Harapan yang ingin dicapai dari kegiatan etik dan disiplin profesi ini
adalah Setiap tenaga Fisiotherapi Medis harus memiliki disiplin profesi yang
tinggi dalam memberikan asuhan Fisiotherapi medis dan menerapkan etika
profesi dalam praktiknya. Profesionalisme tenaga Fisioterapi Medis
rehabilitasi medis dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan
penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan
profesi. Berdasarkan hal tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan
etika profesi perlu dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat
yang tinggi sehingga pelayanan Fisioterapi Medis rehabilitasi medis yang
diberikan benar- benar menjamin pasien akan aman dan mendapat
kepuasan

5
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

BAB III

TATA LAKSANA KODE ETIK FISIOTHERAPI


MEDIS

Berkat bimbinganTuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas


pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan,bangsa dan tanah
air,subkomite etik dan disiplin profesi merasa terpanggil untuk menunaikan
kewajiban dalam bidang Fisiotherapi medis dengan penuh tanggungjawab.
Setiap tenaga fisiotherapi medis harus memiliki disiplin profesi yang tinggi
dalam memberikan asuhan fisiotherapi medis dengan menerapkan

- Standar pelayanan, prosedur operasional (SPO)


- Menerapkan etika profesi dalam praktiknya.

Profesionalisme tenaga fisiotherapi medis dapat ditingkatkan dengan


melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan
nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi, berpedoman kepada dasar-dasar
seperti dibawah ini:

A. ADA 5 PRINSIP DASAR KODE ETIK


1. TERAPIS DENGAN PASIEN
a) Fisiotherapis medis dalam memberikan pelayanan fisiotherapi
medis menghargai harkat dan martabat manusia,keunikan
klien,dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan,kesukuan,warna kulit,umur,jenis kelamin,aliran
politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
b) Terapis dalam memberikan pelayanan Fisioterapi Medis
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati
nilai-nilai budaya,adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari klien.
6
c) Tanggungjawab utama terapis adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan Fisioterapi Medis.
d) Terapis wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali

7
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum


yang berlaku.
2. TERAPIS DENGAN PRAKTEK
a) Fisiotherapis medis memelihara dan meningkatkan kompetensi
dibidang fisiotherapi medis melalui belajar terus menerus.
b) Terapis senantiasa memelihara mutu pelayanan Fisioterapi
Medis
yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan
pengetahuan serta ketrampilan Fisioterapi Medis sesuai dengan
kebutuhan klien.
c) Terapis dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi
yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta
kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,menerima delegasi
dan memberikan delegasi kepada orang lain.
d) Terapis senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
Fisioterapi Medis dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
3. TERAPIS DANGAN MASYARAKAT
a) Fisiotherapis medis mengemban tanggung jawab bersama
masyarakat memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan
dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
4.TERAPIS DENGAN TEMAN SEJAWAT
a) Terapis senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama
Terapis maupun dengan tenaga kesehatan lainnya,dan dalam
memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b) Terapis bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten,tidak
etis dan ilegal.
5.TERAPIS DENGAN PROFESI
a) Fisiotherapis medis mempunyai peran utama dalam menentukan
standar pendidikan dan pelayanan Fisioterapi Medis serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
Fisioterapi Medis.
b) Fisiotherapi medis berperan aktif dalam berbagai
kegiatanpengembangan profesi Fisioterapi Medis
8
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

c) Fisiotherapis medis berpartisipasi aktif dalam upaya profesi


untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif
dan terwujudnya asuhan Fisioterapi Medis yang bermutu tinggi.

B. JENIS-JENIS PELANGGARAN BERDASARKAN KODE ETIK


KETEHNISIAN MEDIS .

Jenis pelanggaran ada 3 (tiga) yaitu


1. Pelanggaran Ringan
2. Pelanggaran Sedang
3. Pelanggaran Berat
1. Pelanggaran Ringan
1) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Pasien
a. Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi.
b. Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan petugas
kesehatan kepada pasien.
c. Memberi informasi yang tidak optimal.
d. Tidak mencuci tangan setiap kali akan dan selesai berkontak
dengan pasien atau melakukan tindakan.
e. Kurang menunjukan sikap empati.
f. Tidak memberi informasi pasien saat akan melakukan tindakan
Fisioterapi Medis.
g. Melakukan tindakan / perilaku yang dapat mengganggu
kenyamanan atau ketenangan kerja (berbicara keras,
menghidupkan radio, TV, dll)
2) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Tugas
a. Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan kebijakan
rumah sakit yang terkait dengan tugas sebagai Terapis /
bidan.
3) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Sesama Terapis dan Profesi
Lain
a. Kurang menghargai privacy, hasil kerja, martabat Terapis lain
atau profesi lain.

9
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

b. Tidak menghargai kelebihan / prestasi Terapis lain atau profesi


lain.
c. Tidak menghormati hak sesama Terapis dan atau tenaga
kesehatan lain.
4) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Profesi Fisioterapi Medis
a. Berpenampilan tidak rapi, rambut tidak rapi / gondrong, tidak
memakai pakaian dinas / seragam sesuai yang ditetapkan.
2. Pelanggaran Sedang
1) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Pasien
a. Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien, memandikan,
menggosok gigi / oral hygiene, vulva hygien.
b. Memberi informasi yang tidak bertanggung jawab yang
membuat kecemasan pada pasien dan keluarga.
c. Tidak memberikan bimbingan rohani / menunjuk pada pemuka
agama pada saat pasien membutuhkan / dalam skaratul maut.
d. Melakukan tindakan Fisioterapi Medis tidak sesuai dengan
protap
yang dapat merugikan pasien tetapi tidak membahayakan jiwa.
e. Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien
yang butuh bantuan.
f. Tidak melakukan prosedur teknik aseptik / antoseptik yang
mengakibatkan terjadi infeksi.
g. Tidak melakukan tindakan pencegahan dikubitus (mengubah
posisi, memberi pelembab, bedak, massage, mengganti alata
tenun yang basah / kotor).
2) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Tugas
a. Menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur tetap dan
kebijakan rumah sakit yang berlaku.
b. Tidak melakukan antisipasi terhadap keamanan kenyamanan
pasien.
c. Tidak memelihara mutu pelayanan dan asuhan Fisioterapi
Medis secara optimal.
d. Tidak melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan
Fisioterapi Medis (respon pasien, kondisi pasien dll).
10
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

e. Tidak mawas diri dalam melaksanakan tugas Terapisan.


3) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Sesama Terapis dan
Profesi Lain
a. Tidak mau bekerjasama dalam tugas dengan sesama Terapis
atau profesi lain.
b. Tidak mau membantu Terapis lain dalam menjalankan tugas
saat dibutuhkan.
c. Tidak memelihara suasana kerja yang harmonis dan kondusif.
d. Melemparkan tanggung jawab keapda Terapis lain.
e. Tidak mau memberi / transformasi ilmu, keterampilan dan
pengalaman kepada Terapis lain atau profesi lain.
f. Tidak mau menerima pengetahuan, pengalaman, keterampilan
dari semua Terapis dan profesi lain dalam rangka peningkatan
keterampilan di bidang keTerapisa
g. Membicarakan kekurangan / keburukan Terapis lain di depan
/ kepada pasien / keluarga
4) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Profesi Fisioterapi Medis
a. Menolak untuk meningkatkan pendidikan formal dan non
formal.
b. Tidak berupaya meningkatkan kemampuan profesional.
c. Tidak menjunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukan
perilaku dan sifat pribadi yang tercela, merokok diruang
Terapisan, tidak menggunakan seragam lengkap, menjelekkan
profesi Terapis atau organisasi profesi, mengeluarkan kata-kata
kotor saat berdinas
3.Pelanggaran Berat
1) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Pasien
a. Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan elektrolit.
b. Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi, kebersihan jalan
nafas.
c. Tidak memperhatikan / mempertahankan sirkulasi
kardiovaskuler.

11
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

d. Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat /


henti jantung / pain (kecuali keinginan keluarga).
e. Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh,
tergelincir, keracunan, salah obat, salah transfusi dll).
f. Melakukan tindakan Fisioterapi Medis yang tidak sesuai
prosedur tetap yang dapat menyebabkan kematian /
kecacatan.
g. Memberikan informasi yang tidak benar / tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
h. Meminta imbalan kepada pasien / keluarga.
i. Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani pasien /
keluarga (laporan tertulis / lisan / kotak saran).
j. Tidak menjaga kerahasiaan pasien / keluarga pada profesi /
orang yang berhak mengetahui.
k. Komunikasi yang tidak baik dan dimuat dimedia massa.
l. Tidak melakukan prosedure aseptik / antiseptik.
m. Tidak menghargai agama pasien / keluarga.
n. Membedakan pelayanan Fisioterapi Medis terhadap
pasien berdasarkan status sosial dan martabat pasien.
2) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Tugas
a. Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai dengan
prosedur tetap dan kebijakan rumah sakit yang dapat
merugikan pasien secara fisik / mental.
b. Tidak memegang teguh rahasia jabatan.
c. Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan, jenis kelamin,
aliran politik, agama dan status sosial sesuai dengan
keinginan pribadi.
3) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Sesama Terapis dan
Profesi Lain
a. Bertengkar dengan semua Terapis atau profesi lain.
b. Melakukan tindakan tidak etis terhadap sesama Terapis atau
profesi lain.
c. Mencelakakan Terapis dan profesi lain.
d. Mengadu domba sesama Terapis atau profesi lain.

12
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

e. Melindungi perbuatan teman yang tidak etis / praktek legal


4) Tanggung Jawab Terapis Terhadap Profesi Fisioterapi Medis
a. mengkomersialkan / memperjual belikan harta rumah sakit
untuk kepentingan pribadi atau profesi Fisioterapi Medis.
b. menjual nama organisasi profesi Fisioterapi Medis
untuk kepentingan pribadi, mencari dana atas nama profesi
lain untuk kepentingan pribadi, promosi produk tertentu
dikaitkan dengan profesi untuk kepentingan pribadi.
c. Menggunakan obat-obat terlarang / alkohol saat bertugas.
d. Meninggalkan / tidak dinas ketika dinas sore, malam tanpa
izin.
e. Meninggalkan / tidak dinas selama 7 hari berturut-turut
dalam satu bulan tanpa izin.

C. PROGRAM

Pembinaan rutin dan non rutin tenaga Fisiotherapi medis.

D. LANGKAH KEGIATAN

Melaksanakan pembinaan etika dan pembinaan umum kepada semua


tenaga Terapis dan bidan secara berkesinambungan, dalam upaya
peningkatan disiplin dan etika profesi demi mewujudkan
profesionalisme dalam pemberian asuhan Fisioterapi Medis dan asuhan
kebidanan.Sub komite etik dan disiplin Fisiotherapi medis akan selalu
memantau, mengingatkan, memberi teguran dan atau melakukan
pembinaan terhadap pelaku pelanggaran.

E. MEKANISME PENANGANAN KASUS PELANGGARAN ETIK TENAGA


FISIOTHERAPI MEDIS

PROSEDUR:

1. Penanganan masalah
1) Pelanggaran yang bersifat kedisiplinan dan administrasi aktif
diselesaikan berdasarkan jenjang structural.

13
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

2) Pelanggaran yang berhubungan dengan etika profesi (Terapis dan


bidan ) di selesaikan oleh tim etik Fisioterapi Medis.
2. Alur penyelesaian masalah
1) Adanya bukti informasi baik melalui layanan pengaduan,laporan
atasan langsung ataupun temuan saat melakukan pelanggaran.
2) Setiap masalah tentang karyawan baik antar karyawan dengan
karyawan,karyawan dengan pelanggan wajib diselesaikan oleh
pejabat secara terstuktur dalam jangka waktu selambat –
lambatnya satu bulan bila menyangkut citra pelayanan
diselesaikan selambatnya 1 minggu.
3) Adapun mekanisme penyelesaian system pelaporan masalah etik
Fisioterapi Medis adalah sebagai
berikut:
a) Tim etik Fisioterapi Medis memanggil yang bersangkutan
untuk melakukan klarifikasi selanjutnya tim etik membuat
laporan hasil klarifikasi dan tindak lanjutnya yang
diteruskan kepada Kepala Rumah Sakit TK II 040501 dr
Soedjono atas sepengetahuan ketua komite Ketehnisian
medis.
b) Setelah tim etik melakukan klarifikasi dan kesimpulan
bukan merupakan pelanggaran etik Fisioterapi Medis maka
masalah akan dilimpahkan ke tim etik dan hukum Kepala
Rumah Sakit TK II 040501 dr Soedjono
c) Bila tim etik keperawtan tidak mampu menyelesaikan
masalah maka tim etik Fisioterapi Medis akan berkoordinasi
dengan tim etik dan hukum dan atau bagian kepegawaian
Rumah Sakit TK II 040501 dr Soedjono .
d) Tim etik dan hukum rumah sakit membantu penyelesaian
masalah dan membuat laporan kepada Kepala Rumah Sakit
TK II 040501 dr Soedjono .

e) Kepala rumah sakit memberikan sangsi melalui bagian


personalia untuk pelaksanaannya.

Untuk mekanisme dan pelaporan pelanggaran kasus kedisiplinan


atau administrasi dilakukan seperti kasus etik profesi tetapi
14
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

penyelesaiannya berdasarkan struktural Fisioterapi Medis yaitu


kepala ruangan, kabid,personalia dan hasil dilaporkan direktur.

F. TAHAP-TAHAP BILA MENEMUKAN PELANGGARAN

Informasi pelanggaran dapat diperoleh melalui

1) Layanan pengaduan masyarakat (sms,telfon,sosmed dll)


2) Laporan atasan langsung
3) Temuan langsung

Proses penanganan

1) Adanya informasi yang jelas tentang pengaduan


2) Lakukan pemanggilan
3) Konfirmasi dan atau klarifikasi
4) Membuat kronologi kejadian
5) Identifikasi dan menilai bobot pelanggaran
6) Penyelesaian masalah
7) Evaluasi
Evaluasi tetap dilakukan tergantung dari tingkat pelanggaran yang
dilakukan

KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO


RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

15
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN
Setiap terjadi pelanggaran Kode Etik Fisioterapi Medis dilakukan
pencatatan dan pelaporan menggunakan formulir baku yang ditentukan
oleh Rumah Sakit TK II 040501 dr Soedjono sebagai berikut:
1. Formulir Peringatan Lisan (Lampiran 1)
Formulir ini ditujukan untuk Terapis yang melakukan pelanggaran
kode etik Fisioterapi Medis yang diisi oleh kepala ruangan
2. Formulir Laporan Kejadian Pelanggaran Kode Etik Fisioterapi
Medis
(Lampiran 2)
Formulir ini berfungsi untuk mencatat laporan kejadian pelanggaran
kode etik Fisioterapi Medis yang diisi oleh kepala ruangan.
3. Formulir Penagarahan/Konseling (Lampiran 3)
Formulir ini berfungsi bahwa Terapis/bidan yang bersangkutan
telah melakukan pelanggaran sebagai pengakuan dan telah diberikan
pengarahan. Formulir ini diisi oleh yang telah memberikan
pengarahan (konselor) dan ditandatangani oleh Terapis/bidan yang
bersangkutan.

PENOMORAN PELANGGARAN
Setiap pelanggaran Kode Etik Fisioterapi Medis terdapat nomor
pelanggaran yang sesuai jenis pelanggaran etika Fisioterapi Medis .
Contoh penomoran tersebut adalah :
Bila terjadi kasus, seorang Terapis tidak melakukan prosedur

aseptik/antiseptik, maka nomor pelanggaran Terapis tersebut adalah C11

yaitu pelanggaran berat (C), pada tanggung jawab Terapis terhadap pasien

(1), dipoint tidak melakukan prosedur aseptik/antiseptik (1)

KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO


RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

BERIKUT INI CONTOH LAMPIRAN


TERSEBUT

16
Lampiran 1
PERINGATAN
LISAN

Peringatan lisan ini diberikan kepada :


Nama
: Tempat Bekerja
: Jenis Pelanggaran
: Nomor Pelanggaran
: Hari Terjadinya Pelanggaran
: Tanggal Terjadinya Pelanggaran
: Jam Terjadinya Pelanggaran
: Pelanggaran Tersebut Disaksikan Oleh
:

Bahwa pada waktu tersebut Saudara/i telah melakukan pelanggaran


yang dimaksud. Sebagai peringatan bahwa pada waktu yang akan
datang saudara/i dapat memperbaiki tingkah laku/memelihara suasana
kerja/hubungan kerja yang lebih baik. Bilamana dikemudian
hari saudara/i berbuat kesalahan/pelanggaran yang serupa atau lainnya
maka saya selaku Ketua Sub Komite Etik dan Disiplin Ketehnisian
Medis akan mengambil tindakan yang lebih tegas sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Yang Diberi Peringatan

( )
Yang Memberi Peringatan

Tembusan :
1. Kepala Bidang Pelayanan Fisioterapi Medis
2. Ketua Komite Fisioterapi Medis
3. Terapis Yang Bersangkutan

KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO


RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

Lampiran 2

17
LAPORAN KEJADIAN
PELANGGARAN KODE ETIK
KETEHNISIAN MEDIS

Yang bertanda tangan dibawah ini saya kepala ruang.


Melaporkan bahwa yang namanya tersebut dibawah ini telah
melakukan pelanggaran yaitu:
Nama

: Tempat bekerja

: Hari/Tanggal Kejadian

: Jam Kejadian

Jenis Pelanggaran : Ringan, Sedang,


Berat *)

Nomor Pelanggaran

: Tindakan yang segera

dilakukan :

Demikian laporan ini disampaikan sebagai


pemberitahuan.

Tembusan :
1. Kepala Bidang Pelayanan Medik
2. Ketua Komite Ketehnisian medik
3. Terapis Yang Bersangkutan

18
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

Lampiran 3

PENGARAHAN / KONSELING

Telah dilakukan pengarahan / konseling kepada :


Nama :
Tempat bekerja :
Hari :
Tanggal :
Jam :
Jenis Pelanggaran : Ringan, Sedang, Berat *)
Nomor Pelanggaran :
Pengarahan yang diberikan :

Tanggapan Terapis/Bidan yang dikonseling :


Terapis yang dikonseling

( )

Konselor
Sub Komite Etik

Mengetahui
Ketua Komite Ketehnisian
Medis

Tembusan :
1. Kepala Bidang Pelayanan Medis
2. Ketua Komite Ketehnisian
3. Terapis Yang Bersangkutan

19
*) Lingkari kejadian/pelanggaran yang dimaksud.

Lampiran 4

FORMULIR PENILAIAN PERILAKU TERAPIS

Nama :
Ruang :
Tgl penilaian :
Penilai :

Format 1 : Terapis dan Klien

PERNYATAAN YANG DILAKUKAN


NO TINDAKAN YANG DIUKUR KET
DIUKUR YA TDK
1 Terapis dalam memberikan a. Terapis memperkenalkan diri
pelayanan Fisiotherapi Medis kepada klien dan keluarganya.
menghargai harkat dan b. Terapis menjelaskan setiap
martabat manusia, intervensi Fisioterapi Medis yang
keunikan klien, dan tidak dilakuakan pada klien dan keluarga.
terpengaruh oleh c. Terapis dalam memberikan
pertimbangan kebangsaan, pelayanan Fisioterapi Medis dilarang /
kesukuan, warna kulit, tidak mencela adat kebiasaan dan
umur, jenis kelamin, aliran keadaan khusus klien.
politik dan agama yang d. Terapis dalam memberikan
dianut serta kedudukan pelayanan Fisioterapi Medis dilarang /
social tidak membedakan pelayanan atas
dasar kebangsaan, kesukuan, warna
kulit, umur, jenis kelamin, aliran
politik dan agama yang dianut serta
kedudukan social pada klien
2 Terapis dalam memberikan a. Terapis pada awal bertemu klien
pelayanan Fisioterapi menjelaskan bahwa mereka boleh
Medis senantiasa menjalankan / diizinkan
memelihara melaksanakan kegiatan terkait
suasana lingkungan yang dengan budaya, adat dan agama

20
menghormati nilai-nilai b. Terapis dalam memberikan
budaya, adat istiadat dan pelayanan memfasilitasi pelaksanaan
kelangsungan hidup nilai nilai budaya, adat istiadat dan
beragama. kelangsungan hidup beragama dan
mencari solusi yang akan berpihak
pada klien bila terjadi konflik terkait
nilai - nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama.
c. Terapis membantu klien memenuhi

21
kebutuhanya sesuai dengan budaya,
adat istiadat dan agama.
d. Terapis mengikutsertakan klien
secara terus menerus pada saat
memberikan asuhan Fisioterapi
3 Tanggung jawab utama Medis melaksanakan asuhan
a. Terapis
Terapis adalah kepada Fisioterapi Medis sesuai SPO
mereka yang membutuhkan b. Terapis melaksanakan intervensi
asuhan Fisioterapi Medis Fisioterapi Medis sesuai
c. kompetensinya.
Terapis membuat dokumen asuhan
Fisioterapi Medis sesuai SPO
4 Terapis wajib a. Terapis tidak memberikan informasi
merahasiakan segala tentang klien kepada orang yang
sesuatu yang diketahui berkepentingan
sehubungan tugas yang b. Terapis tidak mendiskusikan klien
dipercayakan kepadanya ditempat umum.
kecuali jika diperlukan oleh c. Terapis menjaga kerahasiaan
yang berwenang sesuai dokumen klien
dengan ketentuan hokum
yang berlaku

NILAI : x 100 =
14

Format 2 : Terapis dan Praktik

PERNYATAAN YANG DILAKUKAN


NO TINDAKAN YANG DIUKUR KET
DIUKUR YA TDK
1 Terapis memelihara dan a. Terapis selalu mengikuti kegiatan
meningkatkan kompetensi kegiatan untuk meningkatkan ilmu
dibidang Fisioterapi dan ketrampilan sesuai dengan
Medis melalui belajar kemampuan.
terus menerus b. Terapis menerapkan dalam praktik
sehari hari ilmu pengetahuan dan
teknologi terbaru dalam memberikan
pelayanan.
c. Terapis harus mempulikasikan ilmu
dan keterampilan yang dimiliki baik
dalam bentuk hasil penelitian
maupun presentasi kasus diantaranya
jurnal reading, laporan kasus, dan
summary report.
d. Terapis melakukan evaluasi diri

22
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

terhadap pencapaian hasil asuhan


FisioteraMedis
2 Terapis senantiasa a. Terapis mengikuti dan
memelihara mutu melaksanakan kegiatan-kegiatan
pelayanan Fisioterapi Medis peningkatan dan penjaminan mutu
antara lain :GKM, diskusi kasus dst.
b. Terapis dalam memberikan asuhan
Fisioterapi medis wajib memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai SOP

c. Terapis dalam memberikan


asuhan Fisioterapi Medis
wajib mengidentifikasi
asuhan
Fisioterapi Medis yang tidak sesuai
standart mutu keselamatan pasien.
d. Terapis menyampaikan kepada
atasan langsung , apabila
menemukan pelayanan kesehatan
yang tidak sesuai standart mutu dan
keselamatan pasien untuk
e. selanjutnya
Terapis dalamditindak lanjuti
memberikan
intervensi Fisioterapi Medis
merujuk pada standart yang
dikeluarkan intitusi pelayanan
f. kesehatan.
Terapis menggunakan teknologi
Fisioterapi Medis yang telah
diuji validitans ( kehandalan)
dan
reabilitas ( keabsahan) oleh lembaga
3 Terapis dalam membuat yang berwenang
a. Terapis selalu menggunakan data
keputusan didasarkan pada akurat dalam mengambil keputusan
informasi yang akurat dan b. Terapis mendelegasikan pekerjaan
mempertimbangkan harus menggunakan komunikasi yang
kemampuan serta jelas dan lengkap.
kualifikasi seseorang bila c. Terapis beretanggung jawab dalam
melakukan konsultasi, pembinaan moral staf
menerima delegasi dan d. Terapis membuat laporan terkait
memberikan delegasi tugas yang dilimpahkan.
kepada orang lain e. Terapis menjalankan tugas sesuai
yang didelegasikan.
f. Terapis memberikan masukan
berkaitan dengan kasus yang
dikonsulkan sesuai dengan tingkatan
penerima konsul
4 Terapis senantiasa a. Terapis selalu berpenampilan rapi

23
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

menjunjung tinggi nama dan wangi


baik profesi Fisioterapi Medis b. Terapis selalu dapat menjawab
dengan selalu menunjukkan menjawab pertanyaan klien sesuai
perilaku profesional dengan ilmu pengetahuan yang
dimiliki
c. Terapis selalu menepati janji
d. Terapis selalu ramah
e. Terapis menggunakan seragam yang
bersih dan sesuai dan sesuai dengan
norma dan kesopanan
f. Terapis berbicara dengan lemah
lembut

NILAI : x 100 =
22

Format 3 : Terapis dan Masyarakat

PERNYATAAN YANG DILAKUKAN KET


NO TINDAKAN YANG DIUKUR
DIUKUR YA TDK
1 Terapis mengemban a. Terapis memperlihatkan perilaku
tanggung jawab bersama hidup sehat di lingkunganya.
masyarakat untuk b. Terapis melakukan pembimbingan
memprakarsai dan kepada masyarakat untuk hidup
mendukung berbagai sehat dengan berpartisipasi aktif
kegiatan dalam memenuhi dalam tindakan preventif, promotif,
kebutuhan dan kesehatan kuratif, dan rehabilitative.
masyarakat c. Terapis melaksanakan gerakan
masyarakat sehat, seperti perilaku
hidup sehat, hand hygiene, dan lain
lain
d. Terapis mengajarkan masyarakat
tentang bencana
e. Terapis mengajarkan masyarakat
menciptakan lingkungan yang bersih,
aman dan nyaman
f. Terapis melakukan penelitian dan
menerapkan praktik berbasis bukti
dalam memenuhi kebutuhan dan
kesehatan masyarakat

NILAI : x 100 =
6

24
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr SOEDJONO

Format 4 : Terapis dan Teman Sejawat

PERNYATAAN YANG DILAKUKAN


NO TINDAKAN YANG DIUKUR KET
DIUKUR YA TDK
1 Terapis senantiasa a. Terapis mendiskusikan hal hal
memelihara hubungan baik terkait profesi secara berkala dengan
dengan sesama Terapis sejawat
maupun dengan tenaga b. Terapis dalam menyampaikan
kesehatan lainnya dan pendapat terhadap sejawat,
dalam memelihara menggunakan rujukan yang diakui
keserasian suasana kebenaranya
lingkungan kerja maupun c. Terapis menghargai dan bersikap
dalam mencapai tujuan terbuka terhadap pendapat pendapat
pelayanan kesehatan teman sejawat
secara menyeluruh d. Terapis menciptakan lingkungan
yang kondusif (keserasian suasana
dan memperhatikan prifacy)
e. Terapis menghargai sesame Terapis
seperti keluarga sendiri
2 Terapis bertindak a. Terapis mempraktikan penyelesaian
melindungi klien dari yang terjadi antar sejawat sesuai alur
tenaga kesehatan yang penyelesaian masalah
memberikan pelayanan b. Terapis melaporkan sejawat yang
kesehatan secara tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai
kompeten, tidak etis, dan standart, etik, dan tidak sesuai
ilegal dengan peraturan perundang
undangan
c. Terapis menegur sejawat atas
perilaku yang tidak kompeten, tidak
etik dan tidak legal
d. Terapis membina sejawat agar
memelihara tindakan yang kompeten,
etik dan legal.

NILAI : x 100 =
9

25
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 DR SOEDJONO

Format 5 : Terapis dan Profesi

PERNYATAAN YANG DILAKUKAN


NO TINDAKAN YANG DIUKUR KET
DIUKUR YA TDK
1 Terapis mempunyai a. Terapis menyusun standart yang
peran utama dalam dibutuhkan profesi di institusi
menentukan standart pelayanan dan pendidikan.
pendidikan dan b. Terapis wajib memfasilitasi kebutuhan
pelayanan belajar mahasiswa sebagai calon
Fisioterapi Medis anggota profesi
serta
menerapkanya dalam c. Terapis melakukan sosialisasi ilmu
kegiatan pelayanan pengetahuan dan teknologi terbaru
dan pendidikan dalam lingkup profesi di intitusi
Fisioterapi pelayanan dan pendidikan
Medis d. Terapis wajib tidak mencemarkan
nama baik profesi dan symbol-simbol
organisasi profesi di media social dan
lainya.
2 Terapis berperan a. Terapis melaksanakan kajian asuhan
aktif dalam berbagai Fisioterapi Medis yan diberikan secara
kegiatan terus
pengembangan menerus dengan bimbingan Terapis
profesi b. yang ditunjuk
Terapis menyampaikan hasil kajian
asuhan Fisioterapi Medis dalam forum
temu ilmiah Terapis pada institusi
3 Terapis berpartisipasi terkait harus aktif memberikan usulan
a. Terapis
aktif dalam upaya terhadap pihak terkait agar tersedia
profesi untuk sarana prasarana untuk kelancaran
membangun dan asuhan Fisioterapi Medis
memelihara kondisi b. Terapis wajib menyampaikan asuhan
kerja yang kondusif Fisioterapi Medis yang telah
demi terwujudnya dilakukannya
asuhan Fisioterapi c. pada setiap
Terapis serah terima. wajib
penanggungjawab
Medis memastikan terlaksananya asuhan
yang bermutu tinggi Fisioterapi Medis yang diberikan oleh
Terapis pelaksana yang ada dibawah
tanggung jawabnya
d. Terapis penanggung jawab wajib
menyampaikan perkembangan asuhan
Fisioterapi Medis kepada penanggung
jawab Terapisan yang lebih tinggi secara
berkala

NILAI : x 100 =
10

26
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr

Nilai Hubungan :

Terapis dan klien :


Terapis dan praktik :
Terapis dan masyarakat : NILAI : x 100 % =………....=............
5
Terapis dan teman sejawat :
Terapis profesi :
Total :

Magelang ,………………………………….

Terapis yang dinilai Terapis Penilai

(………………………………………) ( …………………………………….)

Catatan :

27
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/ DIPONEGORO
RUMAH SAKIT Tk. II 04.05.01 dr. SOEDJONO

BAB IV

DOKUMENTASI

Dengan sosialisasi dan pembinaan etik dan disiplin profesi

terhadap tenaga keperwatan dan kebidanan di RST TK II dr Soedjono

Magelang di harapkan Setiap tenaga Fisioterapi Medis memiliki disiplin

profesi yang tinggi dalam memberikan asuhan Fisioterapi Medis dan

kebidanan dan menerapkan etika profesi dalam praktiknya.

Profesionalisme tenaga fisiotherapi medis dapat ditingkatkan

dengan melakukan,menyusun program pembinaan, mencakup jadwal,

materi/topik dan metode serta evaluasipembinaan dan penegakan disiplin

profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan

profesi.Berdasarkan hal tersebut, penegakan disiplin profesi dan

pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara terencana, terarah dan

dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan Fisioterapi Medis dan

kebidanan yang diberikan benar- benar menjamin pasien aman dan

mendapat kepuasan selama menjalani Terapisan di RST TK II Dr Soedjono

Magelang .

Kepala Rumah Sakit

dr. Deddy Firmansyah, Sp.OT


Kolonel Ckm NRP 1920048931268

28

Anda mungkin juga menyukai