Anda di halaman 1dari 41

Cedera Tendon

FLeksor
Splinting
Kelompok 7
Nama Anggota
Erdandi E B
(P27228019122) Ratna Dewi Pertiwi
(P27228019149)
Gita Ilvatiwi
(P27228019125) Yuniaristi Kusumaningrum
(P27228019159)
Iftina Zalfa Khoirunnisa
(P27228019129)

Kelompok 7
Apa Itu Tendon Flexor?
Jadi..Tendon fleksor merupakan jaringan
ikat tebal yang menempelkan tulang jari
ke otot lengan bawah sehingga
memungkinkan jari untuk menekuk.
Karena berlokasi di bawah kulit dan
tidak ada daging di tangan maka tendon
fleksor rentan cedera.
Zona-zona Tendon Fleksor
Zona 1 : Trauma Avulsi Fleksor Digitorum Profundus
Letaknya antara bagian insersio m. Fleksor Digitorum
Superficialis medial phalanx media sampai insersio m. fleksor
digitorum profundus distal phalanx
Zona 2 : No man’s Land
Letaknya antara caput metacarpal hingga insersio dari m.
fleksor digitalis superficialis di medial phalanx media
Zona 3 : Lipatan Palmar Distal
Letaknya antara ligamentum carpal transversum dengan sisi
distal dari canalis carpii proximal.
Zona 4 : Ligamentum carpalis transversum
Merupakan zona yang terletak di dalam canalis carpalis.
Zona 5 : Proximal
Zona ini terdapat pada bagian dorsal dari canalis carpalis
pada bagian distal antebrachium.
FLEXOR PULLEY SYSTEM OF THE FINGERS
Flexor pulleys system merupakan sebuah struktur
kompleks yang terdapat pada jari tangan yang berfungsi
mengkoordinasikan fleksi jari. Flexor pulleys system ini terdiri
dari Long flexor tendons, Annular and Cruciate dan Oblique
pulley.

Peran utama dari sistem flexor pulleys adalah menahan


tendon fleksor pada phalanx, lalu mencegahnya mereka
menarik diri agar tidak terjadi bowstringing (efek tali busur).
Hal ini bertujuan untuk menghasilkan gerakan fleksi yang
efisien.
Long Tendon Flexor

Annular And Cruciate


Pulleys

Oblique Pulley
Pulley System Yang Sehat

Flexor Pulley System yang


terkena efek Bowstring
Annular pulleys dapat rusak karena cedera atau karena berbagai macam
kondisi degeneratif pada jari. Contoh pada gambar diatas, katrol A3 telah pecah
dan katrol A2 pecah sebagian. Hal ini mengakibatkan tendon ditarik dari sendi
PIP yang disebut sebagai bowstringing effect. Dengan ditariknya tendon dari
sendi PIP kekuatannya pun akan berkurang dan tidak lagi dapat menghasilkan
rentang gerakan yang normal seperti dahulu.

Tangan yang terkena secara signifikan akan merasa lemah dan kesulitan
dalam melakukan aktifitas menggenggam seperti menulis, memasak,
mengangkat barang, dan lain-lain.
Cedera tendon feksor Next

Menurut Griffin et al. (2012), Cedera tendon fleksor


adalah suatu kejadian yang umum terjadi, karena
tendon terletak dekat dengan kulit dan biasanya
disebabkan oleh laserasi, trauma, dan kadang-kadang
bisa pecah. Cedera tendon fleksor merupakan kondisi
yang menantang untuk ditangani dan perlu banyak
pertimbangan guna memastikan hasil yang optimal bagi
pasien.
Mekanisme Cedera tendon Back Next

Berbagai mekanisme cedera ada yang mengarah ke tendinopati


atau ruptur tendon. Robekan dapat terjadi pada tendon sehat
yang kelebihan beban akut (misalnya, selama peristiwa
berkecepatan tinggi atau benturan tinggi) atau robek
(misalnya, cedera pisau). Tendinitis atau tendinosis dapat
terjadi pada tendon yang terpapar pada kondisi penggunaan
berlebihan (misalnya, rejimen pelatihan perenang elit) atau
degenerasi jaringan intrinsik (misalnya, degenerasi terkait
usia)
Back Next

Cedera tendon fleksor mayoritas disebabkan oleh


hasil dari laserasi (luka berupa robekan) pada lengan
bawah, tangan atau pergelangan tangan.

Cedera ini tidak hanya disebabkan oleh laserasi,

Etiologi namun beberapa penyebab lain seperti tendon


terlalu jauh dari tulang saat bergerak, rupture
(robek).
Back

Cedera pada tendon fleksor merupakan cedera


yang sering terjadi. Data epidemiologi dari
Norway mencatat insidensi terjadinya cedera
epidemiologi pada tendon flexor sekitar 1 kasus tiap 7000
penduduk di Negara industri. Cedera ini lebih
sering terjadi pada laki-laki dan terbanyak
pada usia antara 15 sampai usia 30 tahun .

(Hansen, 2003)
Back
Menurut M. Griffin, et al (2012), gejala yang akan dialami pasien jika orang tersebut
mengalami cedera tendon fleksor sebagai berikut:

1 2 3
2. Nyeri saat
menekuk jari
1. Tidak dapat atau bengkak 3. Luka
menekuk jari lokal terbuka

GEJALA CEDERA
GANGGUAN PADA TENDON FLEXOR
1 2 3

JERSEY FINGER CARPAL TUNNEL TRIGGER FINGER


SYNDROME
TENDON HEALING

Penyembuhan tendon ini ada 2 fase

1. During the inflammatory phase


2. During the scar maturation phase
Back Next

PROSES PENYEMBUHAN
INFLAMASI REMODELLIN
Ketika terjadi cedera, eikosanoid G dengan terbentuknya sel
Ditandai
dikeluarkan kemudian mengatur otot yang matur dengan perubahan
vasodilatasi, aktivitas kemotaktik PROLIFERAS pada matriks ekstraselular dan
dan peningkatan permeabilitas
endotel vaskuler yang
I
Terjadi regenerasi sel otot dengan
terbentuknya miotubul baru atau
resolusi dari inflamasi serta terjadi
reorganisasi jaringan ikat fibrosis
menyebabkan masuknya sel-sel akan bergabung dengan serabut otot dan kontraksi jaringan
inflamasi ke area cedera yang rusak dan kemudian akan
menjadi serabut otot fugsional.
Disaat bersamaan juga terjadi
pembetukan jaringan ikat yang akan
menjadi dasar bagi fibroblast untuk
mengisi jaringan granulasi dan
memberi kekuatan pada otot untuk
menahan kontraksi
Back Next

PROSES PENYEMBUHAN DAN PERAN OT


INFLAMASI
● Imobilisasi, prasyarat lanjut PROLIFERAS

protocol mobilisasi awal I REMODELLIN
PROM, gerakan ROM yang ● AROM, gerakan yang tidak di
tidak terbatas yang batasi yang dihasilkan dari G
dihasilkan dari kekuatan kontraksi aktif dari otot-otot ● Penggunaan orthosis dinamis
external yang melintasi persendian dan statis menjaga posisi
● Kontrol Edema, Membantu pergelangan tangan dan jari-jari
mengurangi jumlah agar tidak terdapat tekanan
pembengkakan pada jari dan apapun pada proses perbaikan
pergelangan tangan tendon, namun tetap
memungkinkan pergerakan
dalam jarak aman.
Back Next

PENGAPLIKASIAN
Splint digunakan selama fase
akut pada proses perbaikan
untuk melindungi struktur
SPLINTING
tendon selama penyembuhan
dan mengurangi tension di Secara umum, splint yang digunakan untuk menangani cedera
lokasi perbaikan. tendon fleksor tangan dapat dibagi menjadi 3 kelompok:
● Immobilization splint digunakan untuk perlindungan dan
penyembuhan
● Splint yang digunakan dalam rehabilitasi untuk meningkatkan
luncuran tendon dan / atau untuk memperbaiki kekakuan
sendinya
● Splint yang memungkinkan early passive atau active motion
untuk membatasi/ mengontrol adhesi tendon dan
meningkatkan tensile strength saat perbaikan .
Back Next

TENDON FLEXOR REPAIR


STAGE I: PROTECTIVE PHASE
Tujuan terapi pada tahap ini adalah untuk memastikan perkembangan perbaikan pada tendon dan
meminimalkan perlengketan yang restriktif

Immobilization
Imobilisasi dapat berupa casting atau Early Controlled Mobilization
splinting tergantung pada kenyamanan Mobilisasi dini mengacu pada
pasien. Imobilisasi ini dapat meregangkan berbagai bentuk mobilisasi pasif dari
struktur sendi dan menghindari tendon yang mengalami perbaikan.
peregangan pada tendon.
Next

TENDON FLEXOR REPAIR


Protokol mobilisasi pasif dapat dibagi menjadi 2 tipe dasar yaitu:

1. Teknik gerak pasif Duran dan Houser


2. Teknik flexi dinamis Kleinert dan rekannya

Teknik Gerakan Pasif Duran dan Houser


Exercise Program
Postoperative Splinting
Teknik ini mengansumsikan pembentukan adhesi
Setelah perbaikan tendon kemudian pasien tendon restriktif dapat dicegah dengan
memakai dosal cast atau splinting. menggerakkan secara pasif titik temu tendon
melalui ekskrusi 3 hingga 5 mm.
Next

TENDON FLEXOR REPAIR


Teknik Flexi Dinamis Kleinert
Exercise Program
Postoperative Splinting
Finger straps dilepas setiap 1 hingga 2 jam untuk
Setelah operasi, pasien memakai dorsal flexi pasif dan extensi aktif hingga batas splint
protective splint untuk menahan pergelangan selama 5 sampai 20 kali repetisi. Hal ini tergantung
tangan pasien dalam posisi flexi 45 derajat pada derajat nyeri dan kekakuan pasien.
dan flexi MCP 40 derajat dengan IP dibiarkan
extensi. Namun dalam beberapa tahun
terakhir, splint Kleinert ini telah dimodifikasi
dalam dua cara.
Back Next

TENDON FLEXOR REPAIR


STAGE II: ACTIVE MOBILIZATION

Tahap ini dimulai kira-kira pada awal fase remodelling bekas luka kemudian meluas hingga akhir terapi.

Inisiasi Range of Motion Progress Range of Motion Strengthening


Penentuan kapan harus memulai Keputusan untuk memajukan Resistensi dimulai perlahan pada
gerakan bukan berdasarkan program latihan pasien 7 atau 8 minggu tergantung pada
waktu namun berdasarkan tergantung pada kualitas tendon kekuatan perbaikan, kualitas
kualitas tendon gliding yang glide. gliding, dan perlekatan tendon ke
diamati ketika pertama kali flexi jaringan sekitarnya.
aktif.
Fleksor Tendon Repair
Jenis Splint Pengaplikasian
Zona 1 - 3 Synergistic wrist splint ● Fleksi MP lebih dari
60°,full ekstensi PIP
dan DIP
● Fleksi wrist 20°
dandiimobilisasikan 2
- 3 hari . setelah
operasi,
● fleksi wrist hingga 30°
dan latihan "hold and
place"
Fleksor Tendon Repair

Jenis Splint Pengaplikasian


Zona 4 - 5 Dorsal blocking splint ● Splint dipakai
sepanjang waktu
selama 4 sampai
6minggu pertama
TENDOLYSIS
Prosedur operasi untuk memisahkan jaringan parut
yang mengikat tendon ke jaringan sekitarnya karena
terjadi perlegketan tendon sehingga terjadi
keterbatasan gerak pasif maupun aktif
Rehabilitation Program

KLEINERT
DURAN (PASSIVE MOTION)

1. Splint ● Extension block splint ● Merupakan


● Extensi IP, fleksi MCP 70°, modifikasi Duran
dan fleksi wrist 10° ● Elastic bands
● Setelah 3 minggu, ekstensi dipasang pada kuku
wrist 0° jari dan melewati
katrol tangan palmar
ke pergelangan
tangan.
Rehabilitation Program

KLEINERT
DURAN (PASSIVE MOTION)

2. Latihan ● Setelah 1 bulan, latihan "place ● Fleksi jari aktif dibatasi,


and hold" tetapi jari-jari secara pasif
● Setelah 1 ½ bulan, spilnt dibuka oleh elastis bands. Ini
dihentikan dan latihan gerakan mempertahankan posisi
aktif terlindungi dan
memungkinkan latihan
● Setelah 2 ½ bulan, diberi
ekstensi aktif
penguatan dengan resisten
● Rubber bands harus dilepas
● Setelah 6 bulan, tidak ada
pada malam hari dan tangan
pembatasan aktivitas lagi. dikembalikan ke posisi
istirahat dengan IP
diperpanjang.
Rehabilitation Program

STRICKLAND (ACTIVE MOTION) EARLY ACTIVE MOTION

1. Splint ● Yang pertama, dorsas blocking ● Extension block splint


splint: ekstensi IP, fleksi MCP ● Ekstensi IP, fleksi MCP 70°,
50° , dan fleksi wrist 10-15° dan ekstensi wrist 20°
● Yang kedua, splint tenodesis
berengsel
Rehabilitation Program

STRICKLAND (ACTIVE MOTION) EARLY ACTIVE MOTION

2. Latihan ● Setelah 48 jam, latihan rentang ● Setelah operasi, ekstensi jari secara aktif
gerak dan "place and hold" ● Setelah 24-48 jam, fleksi aktif terkontrol
● Setelah 1 bulan, penggunaan dengan pengulangan terbatas
splint tenodesis dihentikan ● Setelah 1 minggu, 2 kali pengulangan
● Setelah 1 ½ bulan, penggunaan gerakan pasif ke telapak tangan dan 2 kali
resting splint dihentikan latihan grasping aktif
● Setelah 2 bulan, diberi ● Setelah 1 bulan, fleksi ditingkatkan secara
penguatan ringan bertahap
● Setelah 3 ½ bulan, aktivitas ● Setelah 2 bulan, penguatan ringan dimulai
penuh dan tidak terbatas ● Setelah 3 ½ bulan, semua batasan pasca
operasidicabut
Alat Bantu
Lainnya

Oval-8 Finger
Splint
Alat Bantu
Lainnya

Wrist Splint
Back Next

PROBLEM OKUPASI TERAPI


ADL LEISUR
Pasien akanEmengurangi
Pasien kesulitan dalam
melakukan aktivitas
keseharian seperti
IADL aktivitas pada waktu luang
makan, mandi, misalnya seperti
berpakaian, dan merias Pasien mengalami berolahraga karena kondisi
diri akibat nyeri yang kesulitan dalam merawat yang dialaminya.
dialaminya. orang lain, memasak,
maupun berkebun.
Back Next

PROBLEM OKUPASI TERAPI


PRODUCTIVIT SOCIAL
PARTICIPATION
Y
Pasien mengalami EDUCATION Pasien akan mengalami
kesulitan dalam bekerja
Pada pasien dengan usia penurunan interaksi
akibat nyeri yang
sekolah akan mengalami sosial dengan lingkungan
dirasakannya
kesulitan dalam belajar sekitarnya karena kondisi
dan berkonsentrasi yang dialaminya.
karena rasa nyeri yang
dirasakan.
Back Next

PROBLEM OKUPASI TERAPI


SENSORIMOTOR REST & SLEEP

Pasien mengalami COGNITIVE Pasien akan kesulitan


keterbatasan lingkup dalam istirahat dan tidur
gerak sendi dan Kondisi ini tidak karena nyeri yang
kelemahan otot pada jari mempengaruhi kognitif dialaminya,
dan pergelangan tangan pada pasien.
Next

INTERVENSI OKUPASI TERAPI


Joint Protection Technique (JPT) merupakan teknik yang dapat digunakan untuk
mengurangi stress pada persendian. Beberapa teknik yang dapat dilakukan
diantaranya adalah:

Mengkonsumsi obat-obat Mempertimbangkan


Membatasi aktivitas yang aktivitas, lamanya waktu,
dapat menimbulkan nyeri yang disarankan oleh dokter
dan kesulitan sebelum
memulai aktivitas

Menyeimbangkan kegiatan Menghentikan aktivitas


dan waktu istirahat ketika sudah mulai
merasakan nyeri
Perbedaan Tendon Fleksor dan Ekstensor
● Tendon flexor terletak dekat dengan sistem
pengungkit dari sendi, dimulai dari bagian distal
telapak tangan ke sendi DIP pada jari
Bowstringing adalah
● Sedangkan pada ekstensor memiliki sistem komplikasi langka dari
pengungkit pada sendi yg tidak terlalu kompleks/rumit trigger finger release yang
disebabkan oleh hilangnya
● Tendon ekstensor rentan dengan "bowstringing" proximal pulleys secara
dengan adanya kerusakan berupa perengangan yang berlebihan

berlebihan, cidera, atau tidak dapat diperbaiki pada


bagian ekstensor retinaculum (bertindak sebagai
sistem pengungkit pada sendi pergelangan tangan)
DAFTAR PUSTAKA
Next

● Angermann P, Lohmann M. Injuries to the hand and wrist. A study of 50,272 injuries. J Hand Surg Br
1993; 18: 642-644
● Boyer MI, Strickland JW. Et al. Perbaikan dan Rehabilitasi Tendon Flexor: State of The Art pada tahun
2002. JBJS. 2002.
● Clinical & Orthopedic Massage. Flexor Pulleys of the Fingers. Diakses pada 15 September 2020, dari
https://www.academyofclinicalmassage.com/flexor-pulleysfingers
● Fess, E. E. (2002). SPLINTING FLEXOR TENDON INJURIES. Hand Surgery, 07(01), 101–108.
● Griffin, M., Hindocha, S., Jordan, D., Saleh, M., & Khan, W. (2012). Suppl 1: An Overview of the
Management of Flexor Tendon Injuries. The open orthopaedics journal, 6, 28.
● Makkouk, A. H., Oetgen, M. E., Swigart, C. R., & Dodds, S. D. (2008). Trigger finger: etiology,
evaluation, and treatment. Current Reviews in Musculoskeletal Medicine, 1(2), 92-96
● Manske, P. R., Lesker, P. A. (1978). Avulsion of the ring finger flexor digitorum profundus tendon: an
experimental study. Hand, (1):52-5
● Wipperman, J., & Goerl, K. (2016). Carpal tunnel syndrome: diagnosis and management. American
family physician, 94(12), 993-999.
● Heithoff, S. J., Millender, L. H., & Helman, J. (1988). Bowstringing as a complication of trigger finger
release. The Journal of hand surgery, 13(4), 567–570. https://doi.org/10.1016/s0363-5023(88)80097-2
DAFTAR PUSTAKA
Next

● Hammert, W. C., Boyer, M. I., Bozentka, D. J., & Calfee, R. P. (2012). ASSH manual of hand surgery.
Lippincott Williams & Wilkins.
● James, R., Kesturu, G., Balian, G., & Chhabra, A. B. (2008). Tendon: Biology, Biomechanics, Repair
● Growth Factors, and Evolving Orfit. Dorsal Blocking Orthosis for Flexor Tendon Rehabilitation.
Diakses pada 13 September 2020, dari https://www.orfit.com/blog/dorsal-blocking-orthosis-forflexor-
tendon-rehabilitation
● Orthobullets. Flexor Pulley System. Diakses pada 15 September 2020, dari
https://www.orthobullets.com/hand/6004/flexorpulley-system
● Ricci JL. Anatomi jaringan. Dalam: Orthopaedies panduan belajar. New York: Mc Graw Hill; 1999: 13 -
14
● Scribd. CEDERA TENDON FLEKSOR AKUT. Diakses pada 5 September 2020, dari
https://id.scribd.com/doc/56131189/CEDERA-TendonFleksor-Akut
● Strickland, J. W. (1985). Flexor tendon repair. Hand Clinics, 1(1), 55- 68.
● Strickland, J.W. Tendon fleksor - cedera akut. Dalam: Green DID, Hotchkiss RN, Pederson WC,
editor. Bedah tangan ortopedi operatif Green. Edisi ke-4. Philadelpia: Churchill Livingstone; 1999:
1851 - 83.
DAFTAR PUSTAKA
Next

● TeachMe. The Flexor Pulley System of the Hand. Diakses pada 15 September
2020, dari https://www.orthobullets.com/hand/6004/flexor-pulley-system Treatment
Options. The Journal of Hand Surgery, 33(1), 102–112.
● Thurman, RT. Perbaikan tendon fleksor zona dua, empat, dan enam untai zona II:
sebuah perbandingan Surg 1998; 23A: 5.
Terima
Kasih :)

Anda mungkin juga menyukai