Anda di halaman 1dari 11

Permasalahan

Narapidana/Tahanan
Kelompok 6
-Mia Meilina
-Yola
-Detta
-Lukman Hakim
DEFINISI NARAPIDANA KBBI
• Narapidana adalah orang hukuman (orang yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana) atau terhukum.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 1995 tentang PermasyarakatanDirjosworo (dalam Lubis dkk,
2014)
• Narapidana adalah manusia biasa seperti manusia lainnya hanya karena melanggar norma hukum yang ada, maka
dipisahkan oleh hakim untuk menjalani hukuman. Berdasarkan Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1995 (dalam Lubis dkk, 2014) tentang Pemasyarakatan, narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang
kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.
Faktor
1. Faktor ekonomi
• Pengangguran• Pendapatan• Sistem Ekonomi

2. Faktor Mental
• Agama• Bacaan dan film

3. Faktor Pribadi
• Perang• Alkohol• Umur
Masalah Kesehatan Pada
Narapidana
– Kesehatan Mental
Menurut data dari Bureau of justice, 1999 kira-kira 285.000 tahanan
dilembaga pemasyarakatan mengalami gangguan jiwa. Narapidana
yang terkucilkan dari masyarakat umum, akan mengalami berbagai
masalah kejiwaan narapidana kemungkinan akan muncul, diantaranya:
1. HRD dan Konsep diri yang Negative
– Etiologi HDR
1) Faktor Presdisposisi Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orangtua, penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang
tidak realistis.

2) Faktor Presipitasi Faktor Presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehillangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas
yang menurun.(Sutinah, 2018)
Tanda dan Gejala HRD
1) Merasa bersalah dan khawatir, menghukum dan menolak diri sendiri
2) Sulit bergaul
3) Menghindari kesenangan yang dapat meberi rasa puas
4) Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi
5) Perasaan tidak mampu
6) Tidak menerima pujian
7) Berpakaian tidak rapih
8) Tidak berani menatap lawan bicara
9) Lebih banyak menunduk
10) Bicara lambat dengan nada suara lemah
2. Resiko Bunuh Diri – Etiologi Bunuh Diri
1) Faktor PredisposisiMenurut Stuart dan Sundeen (1997), faktor predisposisi bunuh diri antara lain: –
Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, mempunyai hubungan
dengan penyakit jiwa. – Sifat kepribadian. – Lingkungan psikososial. – Riwayat keluarga/faktor genetic. –
Faktor biokimia
2. Faktor presipitasi
Beberapa motif terjadinya bunuh diri, motif bunuh diri ada banyak macamnya, yaitu: –
Dilanda keputusasaan dan depresi. – Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.– Gangguan
kejiwaan/tidak waras (gila). – Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta/Iman/Ilmu). –
Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan– Tanda dan Gejala Bunuh Diri1)
Mempunyai ide untuk bunuh diri. 2) Mengungkapkan keinginan untuk mati. 3)
Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan. 4) Impulsif. 5) Menunjukkan perilaku
yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh). 6) Memiliki riwayat percobaan
bunuh diri. 7) Verbal terselubung 8) Status emosional (harapan, penolakan, cemas
meningkat, panic, marah dan mengasingkan diri). 9) Kesehatan mental (secara klinis,
klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis dan menyalahgunakan alcohol)
Kesehatan Fisik
Kesehatan Fisik Perawatan kesehatan yang paling penting adalah penyakit kronis dan
penyakit menular seperti HIV, Hepatitis dan Tuberculosis. HIV• Angka kejadian HIV
diantara para narapidana diperkiraan 6 kali lebih tinggi daripada populasi umum. Tingginya
angka infeksi HIV ini berkaian dengan perilaku yang beresiko tinggi seperti penggunaan
obatobaan, sexual intercourse yang tidak aman dan pemakaian tato. Hepatitis• Hepatitis B
dan C meningkat lebih tinggi dari pada populasi umum walaupun data yang ada belum
lengkap. Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat-obat lewat suntikan, tato, imigran dari
daerah dengan insiden hepatitis B dan C tinggi. Tuberculosis• Angka TB tiga kali lebih
besar di LP dibanding populasi umum. Hal ini terkait dengan kepadatan penjara dan
ventilasi yang buruk, yang mempengaruhi penyebaran penyakit.
Menu

01
Backgrounds
For teachers
KASUS
1. Tn. A, seorang laki-laki berusia 24 tahun adalah seorang tahanan di Lapas Wirogunan. Tn. A dimasukkan ke lapas 2
bulan yang lalu dikarenakan melakukan pencurian di salah satu minimarket yang ada di dekat rumahnya. Tn. A
mengatakan itu adalah kali pertamanya melakukan tindakan kejahatan. Alasannya adalah karena ekonomi
keluarganya yang sangat susah. Ayahnya yang telah meninggal 3 tahun yang lalu serta ibunya yang sakit-sakitan
mengharuskan Tn. A untuk mencuri demi memenuhi kebutuhan pangan ibu dan adiknya. Tn. A adalah seorang
pengangguran. Minimnya pekerjaan yang tersedia untuk seseorang dengan tingkat pendidikan SMA seperti dirinya.
Ia bercerita bahwa ia sering dibully oleh teman-temannya saat kecil dan pengalaman tidak menyenangkan itu sangat
berbekas di hidupnya. Pada saat perawat melakukan pengkajian didapatkan kontak mata yang kurang, bicara lambat
dan sikap selalu menunduk tetapi menjawab pertanyaan dari perawat dengan baik dan benar. Tampilan Tn. A
terlihat tidak rapi dan tidak bersih, rambutnya acak-acakan. “Saya malu saat keluar dari tempat ini, saya malu
bertemu dengan orang-orang, saya pasti akan dikucilkan karena tindakan bodoh saya yang menjadikan saya
narapidana”ujar Tn. A.
Thanks
FOR YOU’RE ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai