Anda di halaman 1dari 17

Hak Asasi Manusia

Dedy Syahputra, S.H.,M.H.


Materi IX-X Mata Kuliah Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh
Hak Asasi Manusia, Hak Warga Negara,
Hak Konstitusional, dan Hak Hukum
• HAM adalah hak yang melekat pada pribadi
setiap manusia sebagai makhluk cipta-Nya.
• Hak Warga Negara, adalah hak yang timbul akibat
status seseorang sebagai Warga Negara Indonesia
• Hak Konstitusional adalah, hak yang dijamin
dalam UUD 1945
• Hak Hukum adalah, hak-hak yang lahir di luar
UUD atau hak yang timbul berdasarkan jaminan
perundang-undangan di bawahnya.
Pengertian HAM

• HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
kodratnya (Kaelan, 2002).
• Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching
Human Rights, United Nations, menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak
yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil
dapat hidup sebagai manusia. (dikutip oleh Baharuddin Lopa)
• John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
(Mansyur Effendi, 1994)
• Pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”
Ciri HAM

• HAM adalah bagian yang melekat pada manusia yang


dibawa sejak lahir.
• HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang
jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau
asal-usul sosial dan bangsa.
• HAM tidak boleh dilanggar. Tidak seorangpun
mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak
orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun
sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi
atau melanggar HAM (Mansyur Fakih, 2003).
Perkembangan HAM

• Penandatangan Magna Charta 1215 oleh Raja John Lackland,


• Penandatangan Petition of Rights 1628 oleh Raja Charles I,
• Penandatangan Bill of Rights 1689 oleh Raja Willem III

Ide HAM
- John Locke, JJ Rousseau, (trias politica, contrac social- menghasilkan teori monarkhi
konstitusional
- Thomas Hobbes (contrac social-menghasilkan teori monarkhi absolut)
I de para sarjana tersebut berpengaruh terhadap penyebarluasan kesadaran mengenai
pentingnya perlindungan HAM

• Declaration of independen, Amerika Serikat, 4 Juli 1776


• Declaration des droit de I’homme et du citoyen/pernyataan hak asasi manusia dan
kewarganegaraan, Perancis, 26 Agustus 1789, pengesahaan konstitusi Perancis yang pertama 13
September 1789,
• The Universal of human Rights, PBB, 1948
Perkembangan HAM
• Generasi pertama, Hak Sipil dan Politik meliputi : a. hak sipil; hak
untuk menentukan nasib sendiri, hak untuk hidup, hak untuk tidak
dihukum mati, hak untuk tidak disiksa, hak untuk tidak ditahan secara
sewenang-wenang, hak atas peradilan yang adil, independen, dan
tidak berpihak. b. hak politik; hak untuk berekspresi dan
menyampaikan pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat, hak
untuk mendapatkan persamaan perlakuan didpan hukum, hak untuk
memilih dan dipilih.
• Generasi kedua, berkenaan dengan hak-hak dibidang ekonomi, sosial,
dan budaya meliputi; a. hak sosial dan ekonomi; hak untuk bekerja,
hak untuk mendapatkan upah yang sama, hak untuk tidak dipaksa
bekerja, hak untuk cuti, hak atas makanan, hak atas perumahan, hak
atas kesehatan, hak atas pendidikan. b. hak di bidang budaya; hak
untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan, hak untuk menikmati
kemajuan ilmu pengetahuan, hak untuk memperoleh perlindungan
atas karya cipta (hak cipta)
Lanjut ..
Perkembangan HAM
• Generasi ketiga, hak-hak di bidang
pembangunan, yang meliputi : hak untuk
memperoleh lingkungan hidup yang sehat, hak
untuk memperoleh perumahan yang layak, hak
untuk memperoleh palayanan kesehatan yang
memadai.
• Generasi keempat; hak-hak dalam persepektif
bersifat horizontal, meliputi; hak konsumen
terhadap produsen, dsb
Perumusan dan Perkembangan HAM di Indonesia
• Sebelum kemerdekaan, berdirinya Syarikat Dagang Islam, Perhimpunan
Indonesia, Perubahan Syarikat Dagang Islam menjadi Syarikat Islam
1911
• Sesudah kemerdekaan, ketika perumusan UUD 1945 - ide HAM -
cermin pandangan barat bersifat individualistis dan liberal-
bertentangan dengan asas-asas kekeluargaan.
• Perdebatan tentang ide HAM (tidak dimuat dalam Rancangan UUD
1945-Soekarno, Soepomo disatu sisi, M. Hatta, M. Yamin dilain sisi.
• Sebagai jalan tengah disepakati perumusan pasal 28 UUD 1945
berbunyi : “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang”.

Mencermati isi Pasal 28 UUD 1945 sebelum amandemen, maka perlindungan


terhadap fredom of association/kebebasan berserikat, fredom of assembly/kebebasan
berkumpul, fredom for expression/kebebasan menyatakan pendapat, tidak ada jika
tidak ditetapkan dengan undang-undang.
Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia

• Periode 18 Agustus 1945 sampai 27


Desember 1949, berlaku UUD 1945
• Periode 27 Desember 1949 sampai 17
Agustus 1950, berlaku konstitusi Republik
Indonesia Serikat
• Periode 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959,
berlaku UUD 1950 berlaku UUDS 1950
• Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku
Kembali UUD 1945
• Pasca Amandemen UUD 1945
HAM dalam UU No. 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan
Aceh

Pasal 227 ayat (1) UU No. 11 Tahun 2006 setiap penduduk berhak :

• Atas kedudukan yang sama di depan hukum,


• Atas kebebasan berbicara, kebebasan pers dan publikasi, kebebasan
berkumpul, bergerak dari satu tempat ke tempat lain, berdemonstrasi secara
damai, dan untuk mendirikan dan bergabung dalam serikat pekerja dan hak
mogok,
• Melakukan penelitian akademik, kreasi seni, sastra, dan aktifitas budaya lain
yang tidak bertentang dengan syariat Islam,
• Memilih dan dipilih sepanjang memenuhi syarat yang ditentukan dalam
peraturan-perundang-undangan, dan
• Mendapat pelayanan dan batuan hukum, fasilitasi melalui pengadilan,
menilih pengacara/penasehat hukum untuk perlindungan pada saat
dibutuhkan atas hak-hak hukum dan kepentingan mereka di pengadilan.
Pasal 227 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2006, terhadap penduduk tidak dibenarkan :

• Pengeledahan sewenang-wenang atau tidak sah


atas tubuh, kediaman, pakaian, pencabutan
atau perampasan hak, atau pembatasan hak
kebebasan setiap orang,
• Dilakukan penyiksaan secara sewenang-wenang
dan pencabutan atas hak hidup secara melawan
hukum,
• Ditangkap, ditahan, diadili secara melawan
hukum.
Pengadilan HAM di Aceh

• Untuk memeriksa, mengadili, memutus, dan


menyelesaikan perkara pelanggaran HAM yang
terjadi setelah UU No. 11 Tahun 2006
diundangkan dibentuk pengadilan HAM di
Aceh;
• Putusan Pengadilan HAM di Aceh memuat
antara lain pemberian kompensasi, restitusi,
dan/atau rehabilitasi bagi korban pelanggaran
HAM
Hukum Kewarganegaraan
Pengaturan kewarganegaraan di Indonesia
• UU No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara,
• UU No. 6 Tahun 1947 tentang perubahan atas UU No. 3 Tahun 1946
• UU No. 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk
Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara
Indonesia,
• UU No. 11 Tahun 1948 tentang Memperpanjang Waktu untuk
Mengajukan Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara
Indonesia,
• UU No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
• UU No. 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 UU No. 62 Tahun
1958
• UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
Warga Negara dan Penduduk

• Pasal 26 ayat (1) UUD 1945 : yang menjadi


warga negara orang-orang bangsa indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara,
• Pasal 26 Ayat (2) UUD 1945 : penduduk ialah
warga negara indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia
Asas umum kewarganegaraan

• asas ius sanguinis (law of the blood)-asas yang


menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan,
• asas ius soli-asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan tempat lahir
• Asas kewarganegaraan tunggal, asas yang
menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang
• Asas kewarganegaraan ganda terbatas asas yang
menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur
Lanjutan …
Asas Kewarganegaraan
Asas Khusus Kewarganegaraan
• Kepentingan nasional,
• Perlindungan maksimun,
• Persamaan di depan hukum dan pemerintahan,
• Kebenaran substantif,
• Nondiskriminatif,
• Pengakuan dan penghormatan terhadap HAM,
• Keterbukaan,
• Publisitas.
Hukum Keimigrasian

UU No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian

Keimigrasian adalah segala hal ihwal mengenai


lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah
Negara Republik Indonesia dan pengawasan
orang asing di wilayah Republik Indonesia
Wilayah negara : meliputi darat, laut, dan udara berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
WNI : Berhak melakukan perjalanan ke luar atau masuk
indonesia.
Orang asing : berpergian masuk atau keluar wilayah indonesia
diharuskan mendapat izin tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang.

Anda mungkin juga menyukai