Anda di halaman 1dari 9

Kajian Yuridis Pemenuhan Hak Atas Kesehatan Bagi Kelompok Rentan Di Indonesia

Oleh: Mohammad Adam Jourdan


1311700056
Latar Belakang

• Perwujudan dan pemenuhan hak atas kesehatan pada dasarnya haruslah berpijak pada prinsip
non-diskriminasi, termasuk bagi kelompok rentan
• Kerangka ini tertuang dalam kewajiban inti minimum nomor 1 yang disusun Komite Hak-hak
Ekonomi, Sosial, dan Budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu menjamin akses pada fasilitas
kesehatan barang dan jasa tanpa diskriminasi, khususnya bagi kelompok rentan dan marginal
• pemenuhan hak atas kesehatan bagi kelompok rentan belum menjadi prioritas
• Pada 2017-2019, Komnas HAM RI melakukan penelitian atas panti-panti rehabilitasi sosial di
beberapa wilayah di Pulau Jawa. Munculnya panti-panti rehabilitasi sosial yang dikelola dan
diselenggarakan oleh sektor swasta tanpa ada proses perizinan dan standar pengawasan,
mengindikasikan minimnya akses atas pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia
Rumusan Masalah

Bagaimana Perlindungan HAM bagi kelompok usia rentan dalam aspek ketersediaan,
aksesbilitas dan Mutu?
Pembahasan

Aksesibilitas Ketersediaan Mutu


Aksesibilitas

• Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan bahwa masalah aksesibilitas


umumnya disebabkan oleh orang tua yang tidak memiliki identitas lengkap (KTP dan KK),
sehinggaanak tidak bisa mengakses layanan kesehatan gratis

• Kurangnya edukasi dan penyediaan layanan Kesehatan

• Permasalahan lainnya adalah ketidaktahuan remaja mengenai cara membangun komunikasi


dengan orang tua untuk menyampaikan masalah-masalah kesehatannya.
Ketersediaan

• KPAI menyebutkan bahwa di Indonesia jumlah dan distribusi dokter anak masih belum merata
khususnya di Indonesia bagian Timur. Data Riset Ketenagaan Kesehatan (Risnakes) tahun 2017
menunjukkan persentase Rumah Sakit Umum Pemerintah dan Swasta yang memiliki tenaga dokter
spesialis penyakit anak di Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua, tidak mencapai
angka 80%. R1 menambahkan bahwa jumlah bidan dan dokter sebenarnya sudah cukup, namun
persebarannya belum merata

• Hambatan yang dialami dalam hal ketersediaan dan optimalisasi sumber daya penunjang hak atas
kesehatan bagi anak dan remaja adalah seringnya rotasi tenaga kesehatan baik di puskesmas dan
rumah sakit serta kelompok anak usia sekolah dan remaja yang masih belum menjadi prioritas
dalam pembangunan kesehatan.
Mutu/Kualitas

• Berkaitan dengan kualitas, menurut data KPAI, masih terdapat permasalahan pada kualitas layanan
kesehatan yang diperoleh anak, misalnya adanya oper-operan (lepas tanggung jawab) bayi karena
memakai jaminan KIS, masih sering terjadinya kasus telat merujuk, kurangnya fasilitas NICU dan
PICU, banyaknya anak ditahan tidak boleh pulang dari RS karena terhambat pengurusan BPJS, serta
penerbitan surat keterangan lahir/identitas anak yang terhambat jika dilahirkan oleh dukun beranak
atau karena perkawinan di bawah tangan.

• Masih banyaknya tenaga kesehatan yang masih belum kompeten, seperti tenaga administrasi y a n g
seharusnya lebih ramah dan tidak memberikan stigma (judging). Sehingga seharusnya pemerintah
menghadirkan tenaga kesehatan yang mendapat peningkatan kapasitas (capacity building) terlebih
dahulu untuk menangani remaja dengan baik.
Kesimpulan

• Perlindungan HAM bagi kelompok usia rentan dalam aspek


ketersediaan, aksesbilitas dan Mutu masih dirasa kurang. Pemerintah
perlu melakukan evaluasi lagi agar hak atas Kesehatan bisa dirasakan
merata dan adil bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya kelompok
rentan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai