Anda di halaman 1dari 21

BIAYA KUALITAS

ANGGOTA:
1.HENGKI PERNANDI MANIK
2.GHISKY EKA PRANATA
1
3.DIAN DINIA
4.DEPINA WINDASARI1
5.AYU LISTYANINGSIH
6.DWI ZAKIYATUL BURDATI
7.BELLA OKTARIA

BIAYA
A L ITA S
K U
PENDAHULUAAN

Dalam rangka melakukan perbaikan kualitas terus menerus dan


pencegahan kerusakanproduksi, diperlukan biaya kualitas .
Biaya kualitas yang makin menurun merupakan salah satu indikasi
kualitas barang atau jasa
semakin baik, yang dapat meberikan kepuasan kepada pelanggan.
Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau
telah terdapat produk yang kualitasnya buruk.
Defenisi biaya kualitas menurut para ahli

J.M. Juran (1986:4)


 Quality costs were costs “associated solely with defective product-the costs of making,
finding, repairing, or avoiding defects
 Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan biaya kualitas sebagai biaya- biaya yang
dihubungkan semata-mata hanya dengan produk yang cacat yaitu biaya untuk
membuat, menemukan, memperbaiki, atau menghindari produk cacat.

Menurut Mulyadi (1993:73),


biaya kualitas adalah biaya-biaya yang terjadi karena adanya atau kemungkinan adanya
kualitas produk yang rendah. Jadi, biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan
dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan produk cacat.
Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2004:443) mengatakan bahwa biaya kualitas
adalah biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk
kualitasnya.
DEFINISI BIAYA KUALITAS

Biaya kualitas adalah biaya yang yang berhubungan dengan penciptaan,


pengidentifikasian,
perbaikan, dan pencegahan kerusakan yang terjadi atau mungkin akan terjadi
karena kualitas
yang buruk.
Semua kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang
dilakukan karena mungkin atau telah dihasilkan suatu barang yang memiliki
kualitas yang kurang baik. Untuk melakukan segala aktivitas-aktivitas yang
telah dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan pengembangan kualitas
suatu barang yang dihasilkan, perusahaan harus mengeluarkan biaya-biaya
untuk melakukan aktivitas-aktivitas kualitasnya, yang disebut biaya kualitas.
JENIS BIAYA KUALITAS (ROSS,1994)

1.Biaya pencegahan (Prevention Cost)


merupakan biaya yang tejadi untuk mencegah
kerusakan produk yang dihasilkan, biaya ini meliputi biaya yang
berhubungan dengan perancangan, pelaksanaan dan
pemeliharaan system kualitas

a. Perencanaan kualitas (Quality Planning)


b. Tinjauan produk baru (New Products Review)
c. Pelatihan (Trainning)
d. Pengendalian proses (Process Control)
e. Perolehan data kualitas dan analisa (Quality data acquisition
and analysis)
f. Laporan kualitas (Quality reporting)
g. Proyek-proyek peningkatan (Improvement projects)
 
2.Biaya deteksi penilaian (Appraisal Cost)
merupakan biaya yang terjadi untukmenentukan Apakah produk dan jasa
sesuai denganpersyaratan-persayaratan kualitas. Biaya ini meliputi biaya
yangberhubungan dengan biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku
yang di beli, pemeriksaan dan pengujian produk jadi.pemeriksaan kualitas
produk dalam proses maupun produk jadi,Biaya evaluasi persediaan untuk
deteksi kualitas selama di dalam.

a.Pemeriksaan bahan baku yang datang (Incoming materials inspection)


b. Pemeriksaan dan pengujian (Inspection and test)
c. Mempertahankan ketelitian dari pengujian peralatan (Maintaining
accuracy of test equipment)
d. Bahan-bahan dan jasa yang terpakai (Materials and services consumed)
e. Evaluasi persediaan (Evaluation of stock)

 
3. Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost)
merupakan biaya yang terjadi karena ada ketidaksesuaian
dengan
persyaratan dan terdeteksi sebelum barang/jasa di kirim ke
pelanggan. Biaya ini meliputi yang berhubungan dengan biaya
sisa bahan baku yang tidak terpakai, pekerjaan ulang, biaya
tambahan akibat adanya penolakan dan aduan terhadap bahan
baku yang telah di beli, penilaianKembali spesifikasi produk
yang telah di diproduksi.

a. Sisa bahan (Scrap)


b. Pengerjaan ulang (Rework)
c. Pengujian ulang (Retest)
d. Downtime
e. Yield losses
f. Disposition
4. Biaya kegagalan eksternal (External Failure Cost)
merupakan biaya yang terjadi karena produk/jasa gagal memenuhi
syarat kualitas setelah di kirimkan ke pelanggan. Biaya ini
merupakan biaya yang paling membahayakan karena dapat
menyebabkan reputasi perusahaan buru, kehilangan pelanggan dan
penurunan pasar. Meliputi biaya penanganan keseluruhan selama
masa garansi, biaya penaganan keluhan setelah masa garansi
berlalu, biaya perbaikan atas ketidaksempurnaan
produk / jasa, biaya penarikan produk.

a. Penanganan keluhan (Complaint adjustment)


 b. Pengembalian produk (Returned material)
 c. Biaya garansi (Warranty charges)
 d. Allowances
Mengukur Biaya Kualitas
Biaya kualitas bias juga diklasifikasikan sebagai biya yang dapat diamati dan tersembunyi.Biaya
kualitas yang dapat diamati (observable quality cost ) adalah biaya – biaya yang tersediaatau dapat
diperoleh dari catatan akuuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden cost ) adalah
biaya kesempatanatau oportunitis yang tersedia karena kalitas yang buruk (biaya oportunitas
biasanya tidak disediakan dalam catatan akuntansi). Biaya – biaya kualitasyang tersembnyi bisa
sangat signifikan sehingga seharusnya di estimas

Metode Pengali
Metode ini mengasumsikan total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari biaya-biayakegagalan
yang terukur.Total Biaya Kegagalan = k (Biaya kegagalan eksternal yang
terukur)Dimana k adalah efek pengali. Nilai k diperoleh berdasarkan pengalaman

Metode Penelitian Pasar


Metode ini digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadap penjualan
dan pangsa pasar.
Informasi Biaya Kualitas
 
 
Pelaporan biaya kualitas mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan dan
memberi dasar perencanaan pengendalian, dan pembuatan keputusan manajerial.
Sebagai contoh, dalam mengkualitaskan penerapan program pemilihan pemasok
untuk menghasilkan kualitas masukan bahan, seorang manajer akan memerlukan
penilaian terhadap:
Biaya kualitas saat ini untuk setiap kelompok.

-Tambahan biaya yang berhubungan dengan program tersebut.


-Penghematan yang diproyeksikan untuk setiap elemen dan setiap kelompok.
 
Waktu terjadinya biaya dan penghematan tersebut juga harus diproyeksikan.
Setelah pengaruh-pengaruh terhadap kas dapat diproyeksikan, maka dapat
dilakukan analisis peanggaran modal untuk menilai keunggulan program.
Pelaporan biaya kualitas sangat penting peranannya bagi suatu perusahaan apabila

perusahaan itu benar-benar serius menerapkannya dan memandang penting peningkatan kualitas

dan pengendalian biaya kualitas. Langkah pertama yang dilakukan adalah penilaian biaya kualitas

yang sesungguhnya terjadi saat ini. Daftar biaya kualitas yang sesungguhnya terjadi untuk setiap

kelompok biaya dapat memberikan dua pandangan, yaitu:

1.Daftar tersebut menunjukkan biaya kualitas untuk masing-masing kelompok sehingga

memungkinkan para manajer memperkirakan dampak keuangannya.

2.Daftar tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas setiap kelompok sehingga memungkinkan

para manajer untuk menaksir biaya relatif setiap kelompok.


MANFAAT INFORMASI BIAYA KUALITAS (ROSS,1994:210)
• Mengidentifikasi penghematan biaya
• Penghematan biaya yang dapat meningkatkan laba
• Identifikasi pemborosan
• Idenfifikasi masalah kualitas
• Ukuran penilaian kinerja
• Sebagai alat manajemen strategik untuk mengalokasikan sumber daya
UKURAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI INDIKATOR
• Beberapa perusahaan kelas dunia menggunakan biaya kualitas sebagai indicator
keberhasilan program perbaikan kualitas: – Biaya kualitas lebih rendah daripada
penjualan
• Umumnya biaya kualitas tidak lebih 2,5% dari penjulaan – Persentase biaya
kualitas lebih rendah dari total keuntungan – Persentase biaya kualitas lebih rendah
dari harga pokok penjualan
Pemilihan Standar Kualitas
 
Dalam pemilihan standar kualitas dapat digunakan dua pendekatan, yaitu

a.Pendekatan Tradisional

 Dalam pendekatan tradisional, standar kualitas yang dianggap tepat adalah tingkat kualitas
yang dapat diterima yang disebut acceptable quality level atau AQL. AQL merupakan
standar kualitas yang sederhana yang mengijinkan kemungkinan terjadinya sejumlah
tertentu produk rusak yang akan diproduksi dan dijual.

b. Pendekatan Kerusakan Nol

 Standar kerja yang mengharuskan produk atau jasa yang diproduksi dan dijual sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan merupakan definisi dari kerusakan
nol. Kerusakan nol mencerminkan filosofi Total Quality Control (TQC). Standar
kerusakan nol ini merupakan
standar yang mungkin saja tidak tercapai sepenuhnya. Namun, banyak bukti yang
menunjukkan bahwa standar tersebut dicapai dengan hasil yang mendekati ke standar yang
telah ditentukan
PANDANGAN TERHADAP BIAYA KUALITAS

• Kualitas yang makin tinggi berarti biaya yang semakin tinggi. Manfaat tambahan dari
peningkatan kualitas tidak dapat menutupi biaya tambahan. – Tenaga kerja, bahan baku,
desain, dll
• Biaya peningkatan kualitas lebih rendah daripada penghematan yang di hasilkan. –
Pandangan ini menjadi landasan bagi perbaikan berkesinambungan (KAIZEN) pada
perusahaan-perusahaan Jepang
• Biaya kualitas merupakan biaya yang besarnya melebihi biaya yang terjadi bila
barang/jasa dihasilkan secara benar sejak saat pertama produksi. – Biaya tidak hanya
meyangkut biaya tidak langsung, tetapi juga biaya akibat kehilangan pelanggan,
kehilangan pangsa pasar.
Terdapat dua sudut pandang yang digunakan dalam mengoptimalisasi biaya
kualitas. Masing-masing pandangan memberikan suatu gambaran bagi
manajer perusahaan dalam mengelola biaya kualitas yang ada di perusahaan,
seperti yang diutarakan oleh Hansen dan Mowen (2004:447):
Adapun uraian mengenai kedua pandangan tersebut adalah sebagai berikut:
 
a. Pandangan Tradisional
 
Dalam sistem akuntansi manajemen tradisional optimalisasi biaya kualitas
menggunakan asumsi bahwa terdapat trade off antara biaya pencegahan dan
biaya penilaian (control cost) dengan biaya kegagalan internal dan eksternal
(failure cost). Apabila control cost meningkat maka failure cost akan
menurun. Sepanjang penurunan biaya failure cost lebih dari kenaikan
control cost maka perusahaan perlu melanjutkan usaha pencegahan produk
rusak dalam hal ini yang akan meningkatkan control cost tidak dapat lagi
menurunkan failure cost. Oleh karena itu, sistem akuntansi manajemen
tradisional menoleransi kegagalan pada tingkat tertentu yang lebih sering
dikenal dengan istilah acceptable quality level atau AQL. Secara konseptual
dan praktikal tidak diketahui alasan mengapa posisi biaya total minimum
pada pandangan ini bukannya pencapaian kualitas 100%.
Biaya kualitas optimal pandangan tradisional
b. Pandangan Kontemporer (Zero Defect)
 
Dalam pandangan ini tingkat optimal biaya kualitas terjadi jika tidak ada produk rusak
(zero defect). Model cacat nol (zero defect model) menyatakan bahwa dengan
mengurangi unit cacat hingga nol maka akan diperoleh keunggulan biaya. Pengelolaan
biaya kualitas ini dilakukan dengan cara yang berbeda dengan yang dilakukan menurut
sudut pandang tradisional.

Menurut Hansen dan Mowen (2004:447), terdapat tiga perbedaan dari kedua pandangan
itu, antara lain:
1.Biaya pengendalian tidak meningkat tanpa batas ketika mendekati kondisi kegagalan
nol.
2.Biaya pengendalian dapat naik dan kemudian turun ketika mendekati kondisi
kegagalan nol.
3.Biaya produk gagal dapat ditekan menjadi nol.
 
KESIMPULAN
Biaya kualitas merupakan biaya yang bisa lebih besar dari estimasi karena kurang pengetahuannya
seorang menejer dalam menganalisis biaya kualitas. Dengan mempelajari danmengaplikasikan
system informasi biaya kualitas, diharapkan seorang manager nantinya mampumengestimasi biaya
kualits dengan baik. Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi akan lebih
efisien biaya jika seorang manager / akuntannya sudah mampu menelunsuri biaya kualitas yang
tersembunyi maupun yang tidak tersembunyi.Informasi biaya kualitas dapat berguna untuk seorang
manajer dalam pengambilankeputusan, mengevaluasi kinerja program peningkatan kualitas secara
menyeluruh danmembantu perbaikan berbagai keputusan manajerial.Karena begitu pentingnya biaya
kualitaswajib bagi sebuah perusahaan untuk menelunsuri biaya kualitasnya.Selain daripada
pentingnya biaya kualitas persahaan juga harus memperhatikan hubunganoutput maupun input
dalam sebuah kegiatan produktivitas. Karena akan mempengaruhi harga,laba usaha, dan insentif bagi
karyawan. Agar mencapai ketiga tersebut perusahaan harusmemenuhi hubungan
efisiensi trade-off input.
Apbila tercapai efisiensi trade-off input makaakan tercapau pula Efisiensi produktif total.Dengan
adanya kombinasi antara biaya kualitas dan produktifitas maka perusahaan akanmampu
mengalokasikan biaya-biaya secara efektif dan efisien.
Terima kasih
.

Anda mungkin juga menyukai