Anda di halaman 1dari 12

Quality Cost

Putri Azhar Azzahra (201350659)

Pengertian Kualitas
Menurut ISO 9000, pengertian kualitas adalah sebagai berikut: (Besterfield
and Dale, 1994:3)
Quality is the totally of features and characteristics of a product or
services that bear on its ability to satisfy customers stated or implied
needs
Dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai keseluruhan ciri-ciri dan
karakteristik produk atau jasa yang menunjang kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan baik yang dinyatakan secara langsung
maupun tidak langsung.

Dimensi Kualitas
Kualitas produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi
ekspektasi pelanggan. Ekspektasi pelanggan itu dapat dijelaskan ke dalam
delapan dimensi kualitas, yaitu: (Hansen dan Mowen, 2006:6)
1. Kinerja (Performance)
Kinerja adalah tingkat konsistensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk.
2. Estetika (Aesthetics)
Estetika berhubungan dengan penampilan wujud produk (misalnya,
gaya dan keindahan) serta berhubungan dengan penampilan fasilitas,
peralatan, personalia, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan
jasa.
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability)
Kemudahan perawatan dan perbaikan (serviceability) berkaitan dengan
tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.
4. Keunikan (Features)
Keunikan (features) adalah karakteristik produk yang berbeda secara
fungsional dari produk-produk sejenis.
5. Reliabilitas (Reability)
Reliabilitas adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi
dimaksud dalam jangka waktu tertentu.
6. Durabilitas (Durability)
Durabilitas (durability) didefinisikan sebagai umur manfaat dari fungsi
produk.
7. Tingkat kesesuaian (Quality of Conformance)
Tingkat kesesuaian adalah ukuran mengenai apakah sebuah produk
atau jasa telah memenuhi spesifikasinya.
8. Pemanfaatan (Fitness for use)
Pemanfaatan (fitness for use) adalah kecocokan dari sebuah produk
menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan. Apabila
sebuah produk mengandung cacat desain yang parah, maka produk
tersebut tidak bisa berfungsi meskipun tingkat kesesuaian sesuai
dengan spesifikasinya. Produk yang dikembalikan para pelanggan
seringkali disebabkan oleh adanya masalah dalam dimensi
pemanfaatan ini.
Dengan demikian perbaikan kualitas berarti perbaikan satu atau lebih dari
delapan dimensi diatas sementara tetap mempertahankan kinerja dimensi
yang lain.

Jenis Jenis Kualitas


2

Terdapat dua jenis kualitas, yaitu : (Supriyono, 1994:377-378)


1. Kualitas rancangan (Quality of Design) adalah suatu fungsi
berbagai spesifikasi produk. Kualitas rancangan merupakan nilai yang
dirumuskan menurut tingkatannya. Kualitas yang lebih tinggi tidak
selalu merupakan kualitas yang lebih baik. Kualitas rancangan yang
lebih tinggi biasanya ditunjukkan oleh dua hal yaitu tingginya biaya
pemanukfakturan dan tingginya harga jual.
2. Kualitas kesesuaian (Quality of Conformance) adalah suatu
ukuran mengenai bagaimana suatu produk memenuhi berbagai
persyaratan atau spesifikasi. Jika suatu produk memenuhi semua
spesifikasi rancangan, produk tersebut cocok untuk digunakan. Sebuah
produk yang dibuat tepat sebagaimana didesain sejak awal adalah
produk yang baik, dan produk yang tidak memenuhi standar desainnya
adalah cacat.

Quality Cost
Biaya mutu (Quality cost) adalah biaya yang bersangkutan dengan
penciptaan, pengidentifikasian,perbaikan dan pencegahan produk cacat.
Quality cost sering kali disalah artikan. Quality cost tidak hanya terdiri dari
biaya untuk mencapai mutu, melainkan juga biaya yang terjadi karena
kurangnya mutu.
Biaya mutu diperlukan oleh manajemen dalam melakukan
perencanaan,pengendalian dan pengambilan keputusan tentang mutu
produk. Manajemen perlu memahami biaya mutu (quality cost ) yang
merupakan biaya yang terjadi karena adanya atau kemungkinan mutu
produk yang rendah.
Quality cost dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Biaya Pencegahan ( Prevention Cost )
Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat dalam
produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan /biaya-biaya yang
berhubungan dengan upaya pencegahan kegagalan internal maupun
eksternal. Tujuan dikeluarkan biaya pencegahan ini adalah untuk
menurunkan kuantitas produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu
yang telah ditetapkan, sehingga menurunkan biaya kegagalan. Contoh
biaya pencegahan adalah :
a. Perencanaan kualitas
Biaya biaya yang berkaitan dengan aktivitas perencanaan
kualitas secara keseluruhan, termasuk penyiapan prosedurprosedur yang diperlukan untuk mengkomunikasikan rencana
kualitas keseluruh pihak yang berkepentingan. Contohnya : biaya
perencanaan mutu.
b. Tinjauan ulang produk baru (New product Review)
Biaya biaya yang berkaitan dengan rekayasa keandalan
(reliability engineering) dan aktivitas-aktivitas lain yang terkait
dengan kualitas yang berhubungan dengan pemberitahuan
desain baru. Contonya: biaya pelaporan mutu , biaya penelaahan
terhadap terhadap desain produk, gugus kendali mutu (quality
cicle).
c. Pengendalian Proses
Biaya biaya inspeksi dan pengujian dalam proses untuk
menentukan status dari produk.
3

d. Audit kualitas
Biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi atas pelaksanaan
aktivitas dalam rencana kualitas secara keseluruhan. Contohnya :
biaya rekayasa mutu
e. Pelatihan
Biaya biaya yang berkaitan dengan penyiapan dan pelaksanaan
program-program pelatihan yang berkaitan dengan kualitas.
Contohnya : biaya program pelatihan mutu
f. Proyek proyek Peningkatan (Improvement Project)
Biaya Untuk membangun dan menerapkan proyek proyek
terobosan.

2. Biaya Penilaian (Appraisal Cost)


Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk & jasa
sesuai (derajat konformansi) dengan persyaratan kualitas (spesifikasi
yang ditetapkan). Contoh biaya penilaian adalah :
a. Inspeksi dan pengujian kedatangan material
Biayabiaya yang berkaitan dengan penentuan kualitas dari
material yang dibeli, apakah melalui inspeksi pada saat
penerimaan, dilakukan oleh pemasok, atau inspeksi yang
dilakukan oleh pihak ketiga. Contohnya : biaya pengujian bahan
baku, biaya inspeksi pembungkusan, verifikasi pemasok,
pengujian dilapangan, biaya penilaian pemasok
b. Inspeksi dan pengujian produk dalam proses
Biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi tentang kesesuaian
produk dalam proses terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi)
yang ditetapkan.
c. Inspeksi dan pengujian produk akhir
Biaya-biaya yang berkaitan dengan evaluasi tentang kesesuaian
produk akhir terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi) yang
ditetapkan.
d. Audit kualitas produk
Biaya-biaya untuk melakukan audit kualitas pada produk dalam
proses atau produk akhir. Contohnya biaya aktivitas
pengawasan. Product Acceptance adalah pengambilan sampel
dari satu batch produk jadi untuk menentukan apakah produk
dalam batch tersebut memenuhi mutu yang telah ditetapkan.
Process Acceptance adalah pengambilan sampel dari proses
produksi yang sedang berjalan untuk melihat apakah proses
produksi berjalan dalam kendali dan tidak menghasilkan produk
cacat.
e. Pemeliharaan akurasi (ketepatan, ketelitian) peralatan
pengujian
Biaya-biaya dalam melakukan penyesuaian untuk
mempertahankan akurasi pengukuran dan peralatan.
f. Evaluasi stok
Biaya-biaya yang berkaitan dengan pengujian produk dalam
penyimpanan untuk menilai degradasi (penurunan tingkat)
kualitas.
4

g. Bahan-bahan dan jasa yang terpakai (Materials and


services consumed)
Biaya-biaya dari produk-produk yang dikonsumsi di dalam uji
destruktif, juga bahan-bahan dan jasa yang dikonsumsi dalam
pengujian.
3. Biaya Kegagalan Intern (Internal Failure Costs)
Biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan atau terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan
namun sudah dapat ditemukan (dideteksi) sebelum produk sampai ke
konsumen. Contohnya :
a. Scrap
Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, material dan
overhead pada produk cacat yang secara ekonomis tidak dapat
diperbaiki kembali.
b. Pekerjaan ulang (rework)
Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kesalahan
(mengerjakan ulang) produk guna menentukan penyebabpenyebab kegagalan .
c. Analisis kegagalan (Failure Analysis)
Biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi ulang dan pengujian ulang
produk yang telah mengalami pengerjaan ulang atau perbaikan
kembali.
d. Inspeksi ulang dan pengujian ulang (reinspection and
retesting)
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk inspeksi ulang dan pengujian
ulang produk yang telah mengalami pengerjaan ulang atau
perbaikan kembali.
e. Down grading
Selisih antara harga jual normal dan harga yang dikurangi karena
alasan kualitas.
f. Avoidable Process Losses
Biaya-biaya kehilangan yang terjadi, meskipun produk itu tidak
cacat.
g. Yield losses
Biaya proses yang lebih rendah yang bisa dicapai melalui proses
pengawasan yang ditingkatkan.
4. Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Costs)
Biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan atau terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan
namun sudah dapat ditemukan (dideteksi ) setelah produk sampai ke
konsumen. Contohnya :
a. Jaminan (Warranty)
Biaya yang dikeluarkan untuk penggantian atau perbaikan
kembali produk yang masih berada dalam masa jaminan.
b. Penyelesaian keluhan (complaint adjustment)
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyelidikan dan
penyelesaian keluhan yang berkaitan dengan produk cacat.
c. Produk dikembalikan (Returned Product)
Biaya-biaya yang berkaitan dengan penerimaan dan
penempatan produk cacat yang dikembalikan oleh pelanggan.
d. Allowances
5

Biaya-biaya yang berkaitan dengan konsesi pada pelanggan


karena produk yang berada dibawah standar kualitas yang
sedang diterima oleh pelanggan atau yang tidak memenuhi
spesifikasi dalam penggunaan.
Cost area

Description

Costs of control
(Costs of
conformance)

Biaya yang timbul dari


Preventio upaya untuk mencegah
n costs
potensial defect dari
produk/jasa terjadi

Appraisal Biaya yang timbul dari


costs
upaya untuk mendeteksi
cacat produk melalui
kegiatan inspeksi,
pengujian, dan
pemeriksaan

Examples

Quality
planning

Statistical
process control

Investment
in qualityrelated
information
systems

Quality
training and
workforce
development

Productdesign
verification

Systems
development
and
management

Test and
inspection of
purchased
materials

Acceptance
testing

Inspection

Testing

Checking
labor
6

Internal
failure
costs

Biaya yang timbul dari


cacat yang ditemukan
internal dan ditangani
dengan membuang atau
memperbaiki item yang
rusak

Costs of failure of
control (Costs of
nonconformance)
External
failure
costs

Biaya yang timbul dari


cacat yang ditemukan oleh
pihak pelanggan

Setup for
test or
inspection

Test and
inspection
equipment

Quality
audits

Field testing

Scrap

Rework

Material
procurement
costs

Complaints
in warranty

Complaints
out of warranty

Product
service

Product
liability

Product
recall

Loss of
reputation

Salah satu strategi yang bisa dipergunakan oleh Manajemen Perusahaan


untuk meng-eliminasi munculnya biaya-biaya kualitas antara lain dengan
menerapkan Metodologi Six Sigma. Dengan Six Sigma Manajemen
Perusahaan dapat meng-identifikasikan penyebab-penyebab terjadinya
kegagalan dan melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas
produk/jasa secara keseluruhan.

Grafik menunjukkan ketika quality of conformance rendah, total quality


cost dan cost of internal and external failure menjadi tinggi. Quality of
conformance yang rendah berarti ada banyak unit yang rusak,sehingga
failure costs menjadi lebih besar. Tetapi, semakin banyak perusahaan
menghabiskan biaya di prevention and appraisal, persentase unit yang rusak
akan semakin rendah. Ini akan membuat internal and external failure lebih
rendah. Biasanya total quality cost akan turun ketika quality of conformance
naik. Perusahaan dapat mengurangi total quality cost dengan berfokus pada
prevention and appraisal.
8

Quality Cost Report

Quality cost report adalah detail dari prevention costs, appraisal costs,
dan costs of internal and external failures yang muncul dari usaha
pengontrolan kualitas perusahaan saat ini.
Ketika prevention dan appraisal cost yang terjadi lebih kecil, maka internal
and external failure cost yang terjadi akan lebih besar, begitupun sebaliknya.

Uses of Quality Cost Information


1. Membantu manajer melihat perubhan finansial secara signifikan pada
barang cacat
2. Membantu manajer mengidentifikasi permasalahan mengenai kualitas
yang dihadapi perusahaan
3. Membantu manajer melihat apakah kualitas biaya didistribusikan
dengan baik atau tidak.
Terdapat pembatasan dalam penggunaan quality cost information
1. Mengukur dan melaporkan qulity cost tidak memecahkan
permasalahan kualitas
2. Biasanya hasilnya tertinggal dengan program pengembangan kualitas
3. Kerugian yang disebabkan konsumenurung membeli, tidak dilaporkan
di quality cost report karena sulit untuk diestimasi

Standar ISO 9000


ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM).
ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di
bidang standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987
oleh International Organization for Standardization Technical
Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk
standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus
peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar
ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi. Revisi
terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000.

adanya satu set prosedur yang mencakup semua proses penting


dalam bisnis;

adanya pengawasan dalam proses pembuatan untuk memastikan


bahwa sistem menghasilkan produk-produk berkualitas;

tersimpannya data dan arsip penting dengan baik;

adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk


mencari unit-unit yang rusak, dengan disertai tindakan perbaikan yang
benar apabila dibutuhkan;

10

secara teratur meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem


kualitas itu sendiri.

Sebuah perusahaan atau organisasi yang telah diaudit dan


disertifikasi sebagai perusahaan yang memenuhi syarat-syarat dalam ISO
9001 berhak mencantumkan label "ISO 9001 Certified" atau "ISO 9001
Registered".
Sertifikasi terhadap salah satu ISO 9000 standar tidak menjamin kualitas dari
barang dan jasa yang dihasilkan. Sertifikasi hanya menyatakan bahwa bisnis
proses yang berkualitas dan konsisten dilaksanakan di perusahaan atau
organisasi tersebut.
Walaupan standar-standar ini pada mulanya untuk pabrik-pabrik, saat ini
mereka telah diaplikasikan ke berbagai perusahaan dan organisasi, termasuk
perguruan tinggi dan universitas.

Kumpulan Standar dalam ISO 9000


ISO 9000 mencakup standar-standar di bawah ini:

ISO 9000 - Quality Management Systems - Fundamentals and


Vocabulary: mencakup dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan
spesifikasi terminologi dari Sistem Manajemen Mutu (SMM).

ISO 9001 - Quality Management Systems - Requirements: ditujukan


untuk digunakan di organisasi manapun yang merancang, membangun,
memproduksi, memasang dan/atau melayani produk apapun atau
memberikan bentuk jasa apapun. Standar ini memberikan daftar
persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi apabila mereka
hendak memperoleh kepuasan pelanggan sebagai hasil dari barang dan
jasa yang secara konsisten memenuhi permintaan pelanggan tersebut.
Implementasi standar ini adalah satu-satunya yang bisa diberikan
sertifikasi oleh pihak ketiga.

ISO 9004 - Quality Management Systems - Guidelines for Performance


Improvements: mencakup perihal perbaikan sistem yang terus-menerus.
Bagian ini memberikan masukan tentang apa yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan sistem yang telah terbentuk lama. Standar ini tidaklah
ditujukan sebagai panduan untuk implementasi, hanya memberikan
masukan saja.

11

Masih banyak lagi standar yang termasuk dalam kumpulan ISO 9000, dimana
banyak juga diantaranya yang tidak menyebutkan nomor "ISO 900x" seperti
di atas. Beberapa standar dalam area ISO 10000 masih dianggap sebagai
bagian dari kumpulan ISO 9000. Sebagai contoh ISO 10007:1995 yang
mendiskusikan Manajemen Konfigurasi dimana di kebanyakan organisasi
adalah salah satu elemen dari suatu sistem manajemen.
ISO mencatat "Perhatian terhadap sertifikasi sering kali menutupi fakta
bahwa terdapat banyak sekali bagian dalam kumpulan standar ISO 9000 ...
Suatu organisasi akan meraup keuntungan penuh ketika standar-standar baru
diintegrasikan dengan standar-standar yang lain sehingga seluruh bagian ISO
9000 dapat diimplementasikan".
Sebagai catatan, ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003 telah diintegrasikan
menjadi ISO 9001. Kebanyakan, sebuah organisasi yang mengumumkan
bahwa dirinya "ISO 9000 Registered" biasanya merujuk pada ISO 9001.

12

Anda mungkin juga menyukai