Anda di halaman 1dari 41

Laporan Kunjungan

Perusahaan PT. Martina Berto Tbk


Dalam Aspek Ergonomi dan Kesehatan Kerja
Disusun Oleh
dr. Hamid Faqih Umam
dr. Hendi Tri Ariatmoko
dr. Henry Wijaya
dr. Hj. Ametta Angastuty
dr. I Gede Eka Agung Agastya Punia
dr. Juwita Silitonga
dr. Lusiana Tasya

dr. Made Dinda Darmawati Dewi


dr. Marcelina Elizabeth Artha Uli Sagrim
dr. Maria Agavina Septy Putri
dr. Metaudina Chandra Pratiwi
dr. Otniel Kalalinggi Diauw
dr. Ria Indah Mahara
Dr. Ahmad Ari Ibrahim
Latar Belakang
Profil Perusahaan
PT. Martina Berto Tbk

PT. Martina Berto Tbk merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1977 oleh
01 Dr. HC. Martha Tilaar, (alm) Pranata Bernard, dan Theresa Harsini Setiady.

02 Berlokasi di Jalan Pulokambing II No.1, Kawasan Industri Pulogadung.

Perusahaan ini bergerak di bidang barang kosmetik, obat tradisional (jamu) dan
03 pemasaran serta perdagangan kosmetik, perawatan kecantikan dan barang-barang obat
tradisional.

04 Jumlah tenaga kerja PT. Martina Berto Tbk kurang lebih 800 orang.

Sertifikat di bidang K3 ISO 9001, ISO 14001, Good Manufacturing Processing


05 (GMP).
Menjadi perusahaan perawatan kecantikan dan spa
(Beauty & Spa) yang terkemuka di dunia dengan
produk yang bernuansa ketimuran dan alami melalui
VISI pemanfaatan teknologi modern dan menempatkan
penelitian dan pengembangan sebagai sarana
peningkatan nilai tambah bagi konsumen dan
pemangku kepentingan lainnya.
1. Mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produk perawatan
kecantikan dan spa yang bernuansa  ketimuran dan alami dengan standar
mutu internasional guna memenuhi kebutuhan  konsumen di berbagai segmen
pasar;
2. Menyediakan  layanan yang prima kepada semua pelanggan dalam porsi yang

MISI seimbang, termasuk  konsumen dan para penyalur produk;


3. Mempertahankan  kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan bisnis;
4. Merekrut,  melatih dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan
produktif sebagai  bagian dari aset Perusahaan;
5. Memanfaatkan  metode operasi, sistem dan teknologi yang efisien dan efektif di
seluruh unit  dan fungsi usaha; 
6. Menerapkan  “Good Corporate Governance” secara  konsisten demi
kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders);
7. Memberikan  tingkat keuntungan yang wajar kepada para pemegang saham;
8. Mengembangkan  pasar kosmetika dan jamu internasional dengan fokus
jangka menengah di kawasan  Asia Pasifik dengan produk dan merek pilihan,
dan fokus jangka panjang di pasar  global.
Ergonomi & Kesehatan Kerja

Ergonomi Kesehatan Kerja


Badan Buruh Internasional/International UU Kesehatan 1992 Pasal 23
Labor Organization
Upaya penyerasian antara kapasitas kerja,
Penerapan ilmu biologi manusia sejalan beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
dengan ilmu rekayasa untuk mencapai
membahayakan dirinya sendiri maupun
penyesuaian bersama antara pekerjaan dan masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh
manusia secara optimum agar berman faat produktivitas kerja yang optimal.
demi efisiensi dan kesejahteraan.
ASPEK
ERGONOMI
Ergonomi
Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional
(ILO=International Labor Organization) adalah
penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara
pekerjaan dan manusia secara optimum agar
bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.

Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara


lingkungan kerja (ahli hiperkes), manusia (dokter dan
paramedik) serta mesin perusahaan (ahli tehnik)
Aplikasi/penerapan Ergonomik pada tenaga kerja
Tata Letak Tempat
Posisi Kerja Proses Kerja Kerja
Mengangkat beban

Terdiri dari posisi • • Bermacam-macam


Para pekerja Display
duduk dan posisi dapat harus jelas cara dalam
berdiri. menjangkau terlihat pada mengangkat beban
• Posisi duduk yaitu dengan
dimana kaki tidak
peralatan kerja waktu
sesuai dengan melakukan kepala, bahu,
terbebani dengan tangan, punggung,
berat tubuh dan posisi waktu aktivitas
bekerja dan kerja. dll.
posisi stabil
selama bekerja. • • Beban yang terlalu
sesuai dengan Simbol yang
• Posisi berdiri ukuran berlaku berat dapat
dimana posisi anthropometrin secara menimbulkan
tulang belakang
ya. Harus internasional cedera tulang
vertikal dan berat punggung, jaringan
badan tertumpu dibedakan lebih banyak
ukuran digunakan otot dan
secara seimbang
anthropometri daripada persendian akibat
pada dua kaki.
barat dan timur. kata-kata. gerakan yang
berlebihan.
Hasil Pengamatan

Evaluasi (Mengangkat beban)


Pekerja mengangkat beban menggunakan pesawat angkat
dan angkut atau forklift . Pekerja sudah memiliki lisensi
dan sudah memakai APD saat bekerja.

Saran:
Pekerja diberikan penyuluhan rutin mengenai posisi
ergonomi saat bekerja dan melakukan edukasi
secara berkala mengenai perawatan lift barang.
Hasil Pengamatan

Evaluasi (posisi kerja)


Karyawan secara umum lebih banyak bekerja dengan
posisi duduk di kursi, bahkan sampai bagian produksi
bekerja dalam posisi duduk.

Saran:
Pemberian kursi yang sesuai dengan posisi ergotomis.
Disediakan tempat duduk dengan sandaran kursi dan
meja yang lebih tinggi sesuai dengan postur tubuh
pekerja, sehingga pekerja tidak membungkuk
sehingga tidak cepat lelah dan lebih optimal dalam
melaksanakan tugas.
.
Hasil Pengamatan

Evaluasi (sikap kerja)


Masih ada pekerja yang kursinya belum memiliki
sandaran kursi sehingga tidak sesuai dengan
standar ergonomi sehingga membuat pekerja
sedikit membungkuk.

Saran:
Disediakan tempat duduk dengan sandaran kursi
dan meja yang lebih tinggi sesuai dengan postur
tubuh pekerja, sehingga pekerja tidak
membungkuk sehingga tidak cepat lelah dan
lebih optimal dalam melaksanakan tugas.
Hasil Pengamatan

Evaluasi (Promosi Kesehatan)


Promosi kesehatan dilakukan dengan menempel
leaflet atau brosur di berbagai tempat di
perusahaan yang dapat dengan mudah diliat oleh
karyawan mengenai pencegahan penyakit akibat
kerja dan kecelakaan akibat kerja.

Saran:
Dapat dilakukan promosi kesehatan dengan cara
melakukan penyuluhan secara berkala mengenai
penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.
Kesehatan Kerja
Kesehatan
Kerja
Upaya penyerasian antara kapasitas
kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja
agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupun masyarakat di
sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal (UU
Kesehatan 1992 Pasal 23).
.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Polikilinik khusus untuk para pekerja

A
Senin - Jumat

B
Siang : 09.00 – 12.00 WIB

C
Sore : 14.00 – 16.00 WIB

D
Mobil pengantar
pasien yang
akan dirujuk

RS rujukan  RS Jayakarta dan RS Antam


Tenaga kerja :
• 1 orang dokter perusahaan yang merupakan dokter umum dan sudah bersertifikat Hiperkes.
• 2 orang paramedis yang juga bersertifikasi hiperkes dan telah terlatih oleh PMI dan ± 42 orang
karyawan yang pernah dilatih atau pernah ikut pelatihan kesehatan dari PMI namun belum mempunyai
sertifikat.
Program Kesehatan
2. PREVENTIF
1. PROMOTIF • Pemeriksaan kesehatan awal untuk
Penyuluhan, pelatihan, serta seminar mengetahui status kesehatan bagi calon tenaga
beberapa kali dalam setahun berkaitan kerja baik yang baru, serta dilakukannya
dengan penyakit yang dapat ditimbulkan pemeriksaan medical check up (MCU) berkala
pada saat kerja oleh dokter
perusahaan dan pihak asuransi swasta. P setiap 1 tahun sekali.
• Medical check up terdiri dari pemeriksaan fisik,
pemeriksaan Rontgen, dan pemeriksaan darah
rutin.

P • Terdapat juga pelayanan suntik KB bagi

K karyawan wanita yang ingin KB

4. REHABILITATIF
Apabila terjadi kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja maka karyawan tersebut akan
R 3. KURATIF
Menyediakan poliklinik bagi karyawan yang ingin
memeriksakan kesehatan.
diberikan kompensasi oleh perusahaan sesuai Selain itu untuk karyawan kontrak
dengan peraturan yang berlaku. digunakan jaminan kesehatan berupa
asuransi swasta.
Pencegahan HIV/AIDS

• Dari hasil kunjungan virtual perusahaan PT. Martina Berto Tbk tidak didapatkan upaya terkait pencegahan
HIV/AIDS dan narkoba. Tidak ada ODHA yang bekerja pada perusahaan tersebut.

• Selain itu PT. Martina Berto Tbk tidak memasukkan pemeriksaan HIV/AIDS dan narkoba pada pemeriksaan
fisik awal.

3
Pemeriksaan Kesehatan Kerja

Awal
(Pre-Employment) Berkala Khusus

• Pemeriksaan kesehatan awal pada • Medical check-up dilakukan minimal • Pemeriksaan kesehatan khusus terhadap
setiap calon tenaga kerja yang 1x/tahun. tenaga kerja tertentu jika diperlukan dan dinilai
melamar pekerjaan ke PT. Martina • Pemeriksaan tambahan (Cth Spirometri, membawa pengaruh dari pekerjaan tertentu.
Berto Tbk. Audiometri etc.) dilakukan sesuai bidang
kerja lapangan pekerja. • Pada situasi tertentu, seperti era pandemic
• Pemeriksaan kesehatan dilakukan pula Covid-19 ini, pekerja yang memiliki gejala akan
pada pekerja yang hendak dipindahkan • Jika ditemukan gangguan atau kelainan di test PCR dan disolasi mandiri serta
ke lokasi kerja lain dengan risiko kesehatan, para pekerja tersebut diwajibkan lingkungan yang sekiranya melakukan kontak
pajanan lingkungan yang berbeda. untuk berobat ke RS rujukan menggunakan juga akan diisolasi.
PROGRAM
KESEHATAN 01 Kebijakan wajib menggunakan
masker
KHUSUS Pengecekan suhu setiap
02 karyawan/tamu

03 Jaga jarak antar karyawan


minimal 1 m

04 Kebijakan WFH/WFO

Karyawan yang ke klinik hanya


05 dibatasi 1 orang dan selebihnya
menunggu diluar terlebih dahulu.

Bila terdapat karyawan dengan


06 suhu > 37,5 akan dilakukan
tindakan lebih lanjut

belum ada kebijakan pemeriksaan rapid


07 test covid-19 terhadap pegawai
secara masal.
Kesesuaian Pekerja dengan Alat

Dengan adanya keterbatasan dalam pengamatan sikap kerja maka


dengan ini pengamaan tidak dilakukan. Menurut narasumber ahli K3
sikap kerja dan cara kerja sudah seusai prosedur

Wawancara dengan para tenaga kerja tidak dilakukan sehingga belum di


ketahui kesesuaian alat dengan tenaga kerja

Faktor ergonomis dan usia alat menadi pertimbangan juga untuk menjamin
keamaan dan keselamatan kerja
Program Pemenuhan Gizi
• Perusahaan menyediakan makanan catering yang di berikan
untuk masing-masing pegawai, serta menu berbeda tiap harinya
agar karyawan tidak bosan.
• Saat ini PT. Martina Berto bekerja sama dengan pihak luar yang
memiliki ahli gizi dalam penyediaan catering yang mana dan telah
dilakukan kujungan langsung dan dipastikan kehalalan dan
kekebersihan makanannya.
• Untuk pekerja lembur diberikan menu tambahan berupa ekstra
buah dan ekstra susu.
3
Program Pemenuhan Gizi
“Kantin di Era New Normal”

• Pembatasan jumlah pekerja maksimal 50 orang


• Melakukan jaga jarak
• Tempat duduk dan antrean telah diberikan label agak tetap
menjaga jarak
• Serta dilakukan pengawasan

4
10 Besar Penyakit Terbanyak pada Tenaga
7
Kerja

ISPA Myalgia Hipertensi Common Cold Gastritis

Peradangan
Sakit Kepala Faringitis Kolesterol Dyspepsia
pada kulit
Penyakit Akibat Kerja

Berdasarkan hasil wawancara yang


dilakukan dengan pihak perusahaan PT.
Martina Berto Tbk, hingga saat ini tidak
ada karyawan yang didapatkan menderita
Penyakit Akibat Kerja (PAK).
3
Sarana P3K
• Terdapat sarana P3K yang berupa lemari
kotak kaca di dalam setiap ruang yang
diberikan tanda palang merah.

• Posisi kotak P3K dapat dikenal dan


dijangkau dengan mudah.

• Kotak P3K ada disetiap ruangan dan ditentu


3 di ruangan tersebut.
kan sesuai jumlah orang

• Ada penanggung jawab P3K yang terdiri


dari ketua, tim P3K dan tim pemadam
kebakaran.
• Permasalahan dan Penanganan Masalah Aspek
Kesehatan Kerja PT. Martina Berto Tbk
No Unit Kerja Permasalahan Penanganan Saran
1 Program Kesehatan 1. Promosi kesehatan yang dilakukan Perusahaan Sebagai dokter perusahaan
oleh dokter perusahaan masih sangat bekerja sama seharusnya memiliki program
jarang. dengan pihak kerja khusus kesehatan para tenaga
2. Dokter hanya melakukan asuransi untuk kerja sehingga dapat
promosi kesehatan kepada tiap pasien dilakukannya promosi meningkatkan produktivitas dan
yang datang berobat kesehatan. mengurangi angka kecelakaan
saja.   kerja dan penyakit akibat kerja.
 
 
 
 

2 Kesesuaian Dengan adanya keterbatasan Memberikan kuisioner mengenai


pekerja dengan dalam pengamatan sikap kerja maka pengetahuan pekerja terhadap
alat dengan ini pengamatan kesesuaian alat kaitannya dengan
3
tidak dapat dilakukan. Tetapi keselamatan kerja. Tujuannya
menurut narasumber ahli K3 PT. agar pihak manajemen
Martina Berto Tbk., sikap kerja dan perusahaan dapat mengetahui sejauh
cara kerja sudah sesuai mana pengetahuan pekerja secara lebih
prosedur. terukur.
4
No Unit Kerja Permasalahan Penanganan Saran
3 Penyuluhan HIV Kurangnya edukasi dan Dokter perusahaan 1. Memberikan edukasi
dan narkoba promosi pengetahuan terhadap bekerja sama terhadap pekerja tentang
HIV/AIDS dan narkoba dengan pihak HIV/ AIDS dan narkoba
management untuk
turut aktif dalam 2. Melakukan screening HIV/AIDS dan
edukasi HIV/ AIDS narkoba secara berkala untuk karyawan
dan Narkoba  perusahaan.
 
3  
 
Q&A
Kapan pemeriksaan Medical Check Up dilakukan di
01 perusahaan PT. Martina Berto Tbk?

• Medical check up berkala rutin setiap 1 x/ tahun untuk


semua karyawan di PT. Martina Berto tbk.
02 Apakah ada kegiatan lain yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempromosikan kesehatan selain menggunakan brosur ?

• Melakukan promosi kesehatan dengan mengadakan penyuluhan atau


mengadakan seminar dengan topik mengenai penyakit akibat kerja dan
kecelakaan akibat kerja namun belum rutin dilakukan.
03 Bagaimana posisi kerja karyawan secara umum di PT. Martina
Berto Tbk? Apakah ada pendekatan ergonomis yang dilakukan
pihak perusahaan ?

• Posisi kerja secara umum karyawan lebih banyak duduk di kursi, jarang
yang berdiri sekalipun di tempat produksi.
• Untuk pendekatan secara ergonomi kami akan melakukan pengadaan
kursi kepada pihak HSE dengan memberikan rekomendasi mengenai
kursi yanh sesuai dengan nilai ergonomis
Tenaga kerja yg bertugas mengangkut barang berapa orang?
04 Apakah ada pergantian tenaga kerja ? Apakah ada berat
maksimum dalam pengangkatan beban?

•Untuk mengangkut barang disesuaikan dengan area kerja dan berat barang
• Untuk standar pengangkatan barang beban maksimum 50 kg
• Menggunakan hand clip untuk mengangkat yg ringan yang ada di setiap area
barang gudang bahan baku dan sebagainya.
• Forklift untuk hal-hal mengangkut yang lebih berat.
Bagaimana cara perusahaan mengantisipasi bagi karyawan yang
05 mengalami kecacatan akibat kecelakaan kerja ? Apakah karyawan
perusahaan sudah memiliki asuransi kesehatan

• Untuk saat ini masih belum pernah ada karyawan yang mengalami
kecacatan akibat kecelakaan kerja, jika ada pihak perusahaan akian
mendampingi karyawan tersebut untuk melakukan pemeriksaan dan
pengobatan lebih lanjut.

• Untuk karyawan yang mengalami kecelakaan akibat kerja ditanggung


oleh bpjs ketenagakerjaan dan untuk karyawan yang mengalami
penyakit akibat kerja bisa ditanggung oleh BPJS kesehatan.
Kesimpulan Saran

• Program kesehatan, pemeriksaan • Pemberian kuisioner mengenai


kesehatan kerja, pemenuhan gizi keselamatan kerja terhadap
pekerja, dan pendataan sepuluh besar peserta kerja
penyakit pada pelayanan kesehatan • Pengadaan edukasi ulang
cukup baik terlaksana. mengenai sikap dan cara kerja
ergonomis
• Berdasarkan narasumber, aspek • Pemberian sanksi terhadap
ergonomi mulai dari cara dan sikap pekerja yang tidak disiplin dalam
kerja sudah sesuai prosedur. upaya kesehatan
• Program kesehatan khusus yaitu
upaya dalam mencegah penularan
covid-19 sudah terlaksana dengan
baik
Sumber
• Wawancara langsung secara virtual meeting kepada pihak PT. Martino
Berto Tbk pada tanggal 06 Mei 2021

• MARTHA Tilaar Group-Company Profile 2017

• Laporan Kunjungan Perusahaan Aspek Ergonomi dan Kesehatan Kerja PT


Martino Berto Tahun 2017
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai