Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN :

ASPEK ERGONOMI DAN PSIKOLOGI KERJA PT


MARTINA BERTO TBK

disusun oleh:
Kelompok 3A
dr. Azhari Syarif Rizki dr. Indra Pratama
dr. Bellina Metri Lidiasari dr. Inggit Puri Thalia
dr. Christiny dr. Kurnia Fitra Hasanah
dr.Denny Alvon dr. Mahfilza
dr. Dorratun Rezky dr. Mashitta Safira Putri
dr. Eko Dahriansyah dr. Meidy lim
dr. Harry Fitriyadi (Ketua)
dr. Hilda Apriyani Santoso (Notulen)
dr. Hilmi Ardian Sudiarto (Moderator)
LATAR BELAKANG

 Para pekerja seringkali mengenyampingkan


permasalahan kesehatan dan ergonomi di tempat
kerja.
 Beban kerja semakin berat apabila tenaga kerja juga
dituntut untuk bekerja dengan ritme pekerjaan yang
lebih cepat dan target produksi yang lebih tinggi.
 Berat ringannya dampak potensi bahaya tergantung
dari jenis, besar potensi bahaya dan tingkat risikonya.
LATAR BELAKANG

 Dampak yang dapat ditimbulkan akibat adanya beban kerja dan


potensi bahaya yang dihadapi tenaga kerja antara lain berupa
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan gangguan kesehatan
lainnya seperti kelelahan dan ketidaknyamanan.
 Apabila kondisi tersebut tidak diantisipasi maka kesehatan tenaga
kerja sangat terganggu sehingga produktifitas kerja akan menurun.
LATAR BELAKANG

Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, maka setiap


perusahaan diwajibkan memberikan pelayanan kesehatan kerja
kepada semua tenaga kerjanya sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja.
PROFIL PERUSAHAAN

 PT. Martina Berto Tbk merupakan


perusahaan yang didirikan pada tahun
1977 oleh Dr HC. Martha Tilaar, (alm)
Pranata Bernard, dan Theresa Bu Harsini
Setiady.
 Lokasi di Jln. Pulokambing II no.1,
Kawasan Industri Pulogadung.
 Perusahaan ini bergerak di bidang barang
kosmetik, obat tradisional (jamu) dan
pemasaran serta perdagangan kosmetik,
perawatan kecantikan dan barang-barang
obat tradisional.
WAKTU DAN TEMPAT

 Pengamatan tempat kerja (walkthrough survey) di PT.


Martina Berto Tbk ini dilakukan pada hari Jumat,
tanggal 14 April 2023 mulai pukul 13.00 hingga pukul
15.00 WIB.

 Pengamatan dilakukan di Jln. Pulokambing II no.1,


Kawasan Industri Pulogadung.
Ergonomi

 Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional


(ILO=International Labor Organization) adalah
penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama
antara pekerjaan dan manusia secara optimum agar
bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.

 Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara


lingkungan kerja (ahli hiperkes), manusia (dokter
dan paramedik) serta mesin perusahaan (ahli tehnik)
Tujuan Penerapan Ergonomi

Meningkatkan kesejahteraan fisik Meningkatkan kesejahteraan sosial


dan mental, dengan meniadakan dengan jalan meningkatkan kualitas
beban kerja tambahan (fisik dan kerjasama sesama pekerja,
mental), mencegah penyakit pengorganisasian yang lebih baik
akibat kerja, dan meningkatkan dan Menghidupkan sistem
kepuasan kerja. kebersamaan dalam tempat kerja.

Berkontribusi di dalam
keseimbangan rasional antara
aspek-aspek teknik, ekonomi,
antropologi dan budaya dari sistem
manusia-mesin untuk tujuan
meningkatkan efisiensi sistem
manusia-mesin.
Aplikasi/penerapan Ergonomik pada
tenaga kerja

Tata Letak Mengangkat


Posisi Kerja Proses Kerja
Tempat Kerja beban

•Terdiri dari posisi •Para pekerja dapat •Bermacam-macam


duduk dan posisi menjangkau •Display harus jelas cara dalam
berdiri, posisi duduk peralatan kerja terlihat pada mengangkat beban
dimana kaki tidak yakni, dengan kepala,
terbebani dengan berat
sesuai dengan waktu melakukan
posisi waktu aktivitas kerja. bahu, tangan,
tubuh dan posisi stabil punggung, dll. Beban
selama bekerja. bekerja dan sesuai Sedangkan simbol
yang terlalu berat
Sedangkan posisi dengan ukuran yang berlaku
berdiri dimana posisi dapat menimbulkan
anthropometrinya. secara cedera tulang
tulang belakang
vertikal dan berat Harus dibedakan internasional lebih punggung, jaringan
badan tertumpu secara ukuran banyak digunakan otot dan persendian
seimbang pada dua anthropometri daripada kata-kata akibat gerakan yang
kaki barat dan timur. berlebihan.
HASIL PENGAMATAN
SIKAP KERJA
Hasil pengamatan mengenai sikap kerja dari tenaga kerja
menunjukkan sebagian sudah sesuai dengan aspek ergonomis,
terbukti dengan adanya:
 Pada karyawan di bidang laboratorium, didapatkan adanya kursi yang dapat
dinaik-turunkan.
 Pada Kursi tersebut, tidak didapatkan sandaran yang adekuat, bahkan
terdapat beberapa kursi tanpa sandaran sehingga pekerja terlihat
membungkuk ketika mengamati pekerjaannya.
 Tidak ditemukan tenaga kerja yang mengangkat beban berat saat kunjungan.
 Bagian produksi, ditemukan mesin yang sesuai dengan ukuran tubuh rata -
rata karyawan dan masih dalam jangkauan karyawan.
SIKAP KERJA
CARA KERJA
 Hasil pengamatan mengenai cara kerja, tenaga kerja lebih banyak duduk,
berdiri, berjalan, membungkuk saat memindahkan bahan-bahan setengah
jadi dan packing.
 Posisi kerja di bagian laboratorium, sudah sesuai namun masih sedikit
ditemukan adanya karyawan yang duduk kurang tegak dan rileks.
 Beberapa bagian produksi bekerja dengan posisi berdiri karena tidak
disediakan kursi. Pada bagian lain yang terdapat kursi, kursi tersebut tidak
memiliki fungsi untuk dinaik-turunkan sehingga tidak dapat disesuaikan
dengan struktur tubuh petugas.
 Proses kerja didapatkan adanya tangga pijakan untuk meletakkan bahan dasar
di mesin pengaduk. Akan tetapi, untuk beberapa petugas, tangga tersebut
tidak cukup tinggi untuk membantu petugas sehingga posisi siku terdapat
diatas bahu ketika menuangkan bahan dasar.
BEBAN KERJA
 Hasil pengamatan didapatkan, karyawan pabrik bekerja
dari hari Senin sampai Jumat dengan jam kerja:
 bagian office 08.00-16.30
 bagian factory dibagi 2, shift 1 07.30-14.30 WIB ; shift 2 15.30 –
22.00 WIB, break: 2x ±15’ pagi dan sore, serta istirahat makan
siang 1x (45’).
 Aktivitas ini termasuk sedang karena aktivitas dilakukan 60% duduk
dan 40% berdiri.
Lingkungan Kerja
 Lingkungan kerja karyawan cukup luas
sehingga karyawan dapat bergerak leluasa
dan efisien.
 Penempatan tempat duduk juga sudah diatur
 Ruangan Tertutup  AC
 Penerangan cukup baik di beberapa tempat
PSIKOLOGI KERJA
 Psikologi Kerja adalah Ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam hubungannya dengan dunia
kerja, baik individual, interpersonal, manajerial
maupun organisasional.
 Tujuan
 Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik, sehat,
nyaman, serasi dan aman, yang akan mendukung upaya
peningkatan produktivitas.
Aspek Psikologi Kerja
Motivasi Kerja Seleksi dan
dan Kepuasan Penempatan
Kerja Pegawai

Pelatihan dan
Pengembangan

Produktivi Stres
tas Kerja Kerja
Motivasi Kerja dan Kepuasan
Kerja
 Motivasi
 Dorongan untuk melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan
dalam diri manusia Tujuan tercapai
 Setelah bekerja  orang melakukan penilaian.
 Bila hasil pekerjaan telah sesuai dengan harapan dan
tujuan  Kepuasan Kerja
 Bila belum  timbul dorongan untuk mencapainya.
Seleksi dan Penempatan
Pegawai
 Seleksi
 Proses dalam penerimaan pegawai dengan
tujuan mengetahui sejauh mana calon tenaga
kerja memiliki ciri kepribadian yang disyaratkan
oleh perusahaan  ditaksir sejauh mana
keberhasilan dalam bekerja.
 Penempatan
 Mencocokan kualifikasi calon dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dari setiap
jenis pekerjaan yang tersedia.
Pelatihan dan Pengembangan

 Pelatihan
 Ialah proses pendidikan jangka pendek dgn
prosedur yang sistimatis dan terorganisir, dimana
tenaga kerja non managerial mempelajari
pengetahuan dan ketrampilan teknis
 Pengembangan
 Ialahproses pendidikan jangka panjang, dengan
prosedur sistimatis dan terorganisir, dimana
tenaga kerja manajerial mempelajari
pengetahuan konseptual dan teoritis
Produktivitas Kerja
 Produktivitas :
 Perbandingan antara hasil atau keluaran (Output)
dengan masukan (Input)  Artinya: Menghasilkan
lebih banyak dan berkualitas (Output) dengan usaha
yang sama (Input)
 Produktivitas Tenaga Kerja:
 Ialah efisiensi proses menghasilkan sumber daya yang
digunakan, bukan dengan tenaga kerja bekerja lebih
berat tetapi dengan perencanaan yang tepat, teknologi
dan manajemen yang baik.
Stres Kerja

 Stres Kerja : respon adaptif terhadap situasi eksternal


yang muncul dalam bentuk deviasi fisik, psikologis dan
perilaku pada anggota organisasi atau para pekerja.
 Dalam keadaan yang menguntungkan stres disebut
EUSTRES dan dalam keadaan merugikan disebut
DISTRESS.
SUMBER STRES
(STRESSOR)
Tugas

Peran

Kondisi Perilaku

Lingkungan fisik

Lingkungan social

Sistem dalam individu


EFEK STRES TERHADAP
KESEHATAN
 Gangguan Fisik  Gangguan Mental
 Sistem Otot  Perasaan Ansietas
 Sistem Sensoris  Perasaan Ketegangan
 Sistem Kardiovaskuler  Ketakutan
 Sistem Pernafasaan  Perasaan Depresi
 Sistem Pencernaan  Insomnia
 Sistem Kemih Kelamin  Gangguan Kecerdasan
 Sistem Kulit  Gangguan Sikap/Tingkah
Laku
 Sistem Kelenjar Endokrin
 Sistem Syaraf Otonom
CARA PENGENDALIAN
STRES KERJA
Pengendalian Sosial Budaya

Pendekatan Agama

Pendekatan Olah raga

Pendekatan Medis
HASIL PENGAMATAN

MOTIVASI KERJA DAN


KEPUASAN KERJA
 Reward  kenaikan gaji berkala, pemberian THR
 Punishment  teguran / sanksi, SP, hingga PHK (diperlukan
untuk menjaga kualitas dan hasil kerja)
 Rolling bagian di pekerjaan (rolling harian dan berkala)
 Pembayaran gaji secara tepat waktu
SELEKSI DAN
PENEMPATAN PEGAWAI
 Proses seleksi oleh ahli
 Penempatan pegawai sesuai kompetensi dan lisensi yang
dimiliki
 Pemeriksaan kesehatan bagi calon pegawai
PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN
 Terdapat tim pembinaan dan pelatihan
 Pelatihan rutin yang dilakukan :
1. Tim tanggap darurat
2. Pelatihan APAR dan hydrant
3. Pelatihan P3K (simulasi pelayanan kecelakaan akibat
kerja)
PRODUKTIVITAS KERJA

 Pemeriksaan kesehatan, audiometri, dan spirometry secara rutin


setiap tahun
 Klinik untuk pelayanan kesehatan dan pelayanan obat bagi
karyawan yang sakit
 Perlindungan dengan asuransi kesehatan serta bekerjasama
dengan trauma center
STRES KERJA

 Pengaturan jam kerja yang baik dan manusiawi (pukul 07.00


hingga 16.00)
 Adanya istirahat pagi pukul 09.00  disediakan snack dan
teh/susu bagi karyawan di kantin
 Adanya istirahat sholat dan makan siang pukul 12.00
 Adanya istirahat sore dengan jam yang fleksibel bagi masing-
masing bagian
 Adanya senam dan olahraga bagi karyawan
 Tes psikologis bagi karyawan
PENANGANAN MASALAH
No Unit kerja Permasalahan Penanganan Saran
1 Packing 1. Pekerja duduk Pekerja diberi waktu 1. Dilakukan pergantian kursi
room dikursi tanpa untuk melakukan dengan kursi yang memiliki
sandaran sehingga stretching untuk sandaran, sehingga pekerja bisa
punggung mengobati kelelahan meluruskan punggungnya dan
membungkuk. otot saat 2 jam sekali, tidak membungkuk.
selama 5 menit.

2. Pekerja 2. Pengghunaan masker sesuaia


menggunakan standart
masker tidak
sesuai standart.

3. Pekerja tidak 3. pekerja diingatkan untuk


menggunakan menggunakan hand schone.
Hand Schone
KESIMPULAN
Kesimpulan mengenai aspek ergonomis dan Psikologi Kerja di
PT. Martina Berto Martha Tilaar Group adalah :
1. Aspek ergonomi dalam sikap kerja karyawan sudah baik
2. Aspek ergonomi dalam cara kerja karyawan sudah baik
3. Aspek psikologi kerja pada karyawan sudah baik
SARAN

1. Untuk mempertahankan kondisi ergonomic yang


sudah baik, perlu dilakukan edukasi ulang
kepada para pekerja atau training ulang tentang
sikap kerja dan cara kerja ergonomis.
2. Dibutuhkan pengendalian stress agar
produktivitas kerja dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

 Wawancara langsung secara virtual meeting kepada pihak PT.


Martino Bertio pada tanggal 14 April 2023 mulai pukul 13.00
hingga pukul 15.00 WIB.

 Materi Pelatihan Hiperkes PT. Medika kerjasama Direktorat Bina


K3 Kementrian Ketenagakerjaan RI Periode 11 – 16 April 2023

 MARTHA Tilaar Group-Company Profile 2017

 Laporan Kunjungan Perusahaan Aspek Ergonomi dan Psikologi


Kerja PT Martino Berto Tahun 2023
Pertanyaan
 KELOMPOK A1

 Dr. Bella
 Bagaimana cara perusahaan menyikapi beban psikologis yang timbul
saat bekerja?

Jawaban: Dr. Kurnia


- Menyiapkan sarana dan prasarana yang ergonomis secara fisik/
konstruksial untuk pegawai, dengan harapan, jika lingkungan kerja
pekerja nyaman, beban psikologis selama kerja juga akan berkurang.
- Istirahat yang cukup
- Gaji dan tunjangan lain tepat waktu
- Menyediakan fasilitas olahraga dan acara kerohanian
 Dr. Ajeng
 Apakah tenaga kerja yang mengangkut barang cukup? Apakah ada
pergantian tenaga kerja yang mengangkut barang? Apakah ada berat
maksimum dalam mengangkut beban?

Jawaban: dr. Inggit


 Pekerja yang ada telah disesuaikan dengan lisensi diri masing-masing
sehingga tenaga kerja pengangkut barang tercukupi. Untuk mengangkut
barang disesuaikan dengan area kerja dan berat barang. Standar pengangkatan
barang, beban maksimum 50kg.
 Jika beban barang masih dalam kategori ringan bisa menggunakan tangan
sendiri.
 Handclip juga bisa digunakaan untuk mengangkat beban ringan lainnya yang
aada di setiap area gudang barang, gudang bahan baku, dan lain-lain.
 Jika beban barang melebihi 50kg, bisa menggunakan forklift.
KELOMPOK A2

 Dr. Fauzi
 Mengapa ergonomi di tempat kerja perlu diprioritaskan?

Jawaban : dr. Hilmi


Tentunya ergonomi di tempat kerja sangat perlu di priorotaskan, karena dapat:
- Menurunkan biaya perusahaan
penerapan ergonomi yang baik ini penting terutama untuk menurunkan risiko penyakit yang
berhubungan, seperti penyakit yang mengenai muskuloskeletal.
- Meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja
penerapan ergonomi di tempat kerja penting untuk meningkatkan produktivitas, dikarenakan
seluruh elemen dalam ruang kerja dapat mempengaruhi produktivitas pekerja secara positif dan
negatif. Ergonomi juga dapat meliputi posisi meja, kursi, monitor komputer, keyboard, bahkan
pencahayaannya, sehingga postur tenaga kerja yang baik serta penataan ruang kerja yang tepat akan
menurunkan total energi yang harus dikeluarkan pekerja untuk menghemat gerakan mencapai hal-hal lain
di sekitar tempat kerja. Dengan begitu, proses bekerja akan lebih efektif dan nyaman.
Sebagai gambaran, penerapan ergonomi yang tepat akan mampu meningkatkan produktivitas kerja
hingga 25%.
 Dr. Georgie
 Bagaimana dengan resiko pekerjaan yang tidak ergonomis?

Jawaban dr. Eko


 Bila terdapat pekerjaan yang tidak ergonomis, hal tersebut
dapat mengakibatkan beberapa kelainan pada anggota tubuh,
seperti contohnya kelainan pada tangan, punggung, tungkai,
sendi, atau bagian tubuh lainnya. Contoh : Carpal Tunnel
Syndrome / CTS, Low Back pain / LBP, dll.
 Kelompok A4

 Dr. Carol
 Bagaimana cara agar faktor-faktor mengenai stressor fisik agar tidak
menimbulkan kelelahan kerja?
 Jawaban dr. Dorratun
 Cara –cara yang dapat dillakukan untuk menghindari kelelahan kerja akibat
stressor fisik antara lain menerapkan standar-standar yang telah ditentukan agar
tercipta lingkungan yang ergonomis, misalnya mengatur intensitas ruangan
kerja sesuai aturan yang ditetapkan, menerapkan penggunaan alat perlindungan
diri / APD pada pekerja, dan lain-lain.
 Dr. Maghfira
 Apakah ada kaitannya antara kelelahan kerja, stres kerja,
dan beban kerja? Bagaimana manajemen antara ketiganya?
 Jawaban dr. Dorratun
 Ketiganya memiliki hubungan yang signifikan. Apabila beban
kerja pada pekerja semakin besar, maka produktivitas pekerja
akan menurunkan dan kemungkinan terjadinya stres kerja,
pekerja tersebut akan mudah mengalami kelelahan kerja.
 Untuk managemen ketiganya sendri harus ada agar tidak terjadi
stres kerja seperti menetapkan beban kerja yang efektif dan
efisien kepada para pekerja agar tidak menimbulkan stres kerja
sehingga kelelahan kerja dapat dihindari/ diminimalkan.
Pertanyaan dari bpk. DR. Daafi
Armanda, S.T, MM.
 Bagaimana dokter perusahaan bisa membantu
mengidentifikasi masalah ergonomi yang mungkin
timbul didalam tempat kerja dan juga solusi apa yang
tepat yang harus dilakukan termasuk juga dampak
psikologi kerja yang nantinya dapat memengaruhi
mental pekerjanya, apa saja dampak psikologi kerja
yang bisa memengaruhi kesehatan mental dari pekerja
termasuk apa saja strategi yang dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan psikologis karyawan di
tempat kerja?
 Jawaban: dr. Hilda, dr. Hilmi dan dr. Eko

 Cara dokter perusahaan untuk mengidentifikasi masalah ergonomi adalah


biasanya bisa kita lakukan dengan cara observasi langsung dan juga analisa
resiko ergonomi dengan cara pemberian kuesioner atau melakukan observasi
langsung dengan bertanya apa yang dirasakan pekerja, atau kuesioner jika
tingkat penyebaran yang luas seperti keluhan pekerja ada nyeri di bagian
tubuh tertentu pada saat bekerja atau setelah melakukan pekerjaan,
penggunaan kekuatan fisik untuk bekerja, dll.
 Dokter perusahaan harus dapat bekerjasama dengan tim k3 perusahaan guna
mengevaluasi lingkungan kerja dan kegiatan kerja untuk identifikasi faktor
risiko ergonomi seperti postur tubuh yang buruk, repitisi gerakan yang
berlebih dll. Dokter juga bisa memberikan saran solusi yang tepat tentang
desain penataan tempat kerja yang lebih baik, serta memberikan pelatihan
bekerja yang aman.
 Dampak psikologi kerja yang bisa mempengaruhi mental pekerja bisa karena
stress berlebih akibat jadwal yang padat, tugas berat, persaingan kerja yang
ketat, ataupun konflik antar pekerja. Dampaknya, mempengaruhi kesehatan
pekerja, termasuk depresi juga yang berdampak negatif pada produktivitas
pekerja. Bisa juga mengakibatkan kecanduan kerja yang berat, tugas yang
monoton, yang akan menimbulkan dampak buruk dari fisik pekerja.
 Strateginya :
-Menerapkan program kesehatan mental
-Pengendalian manajemen stress di tempat kerja, termasuk menyediakan waktu
istirahat yang cukup
-Meningkatkan komunikasi antar pekerja dengan atasan atau satu sama lain
-Pengembangan keterampilan
-Memberikan dukungan sosial terhadap pekerja dengan memberikan
konsultasi kepada pekerja.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai