Isotonis
Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar
dengan konsentrasi dalam cairan tubuh, sehingga
tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya,
maka larutan dikatakan isotonis (ekivalen dengan
larutan 0,9% NaCl).
Hipotonis
Keadaan tekanan osmosanya lebih rendah dari
cairan tubuh, sehingga menyebabkan cairan akan
melintasi membran semipermiabel memperbesar
volume sel dan menyebabkan peningkatan tekanan
dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan
pecahnya sel.
Hipertonis
Keadaan dimana tekanan osmosanya lebih tinggi
dari cairan tubuh, sehingga menyebabkan cairan
keluar dari sel melintasi membran semipermeabel
dan mengakibatkan terjadinya penciutan.
CARA PERHITUNGAN TONISITAS
= 0,136oC
Selisih ptb NaCl:
oC = 0,52 – 0,136
= 0,384oC
jumlah NaCl yang harus ditambahkan agar
Jadi
memperoleh larutan isotonis:
NaCl 0,52 = 0,9%
0,384 = x
NaCl =
= 0,664 g untuk 100 ml.
untuk 10 ml 0,0664 g
Penurunan titik beku
berdasarkan tabel
W= 0,52-a x 100%
b
W : Jumlah zat pengisotonis yang diperlukan (%)
a : Penurunan titik beku larutan yang disebabkan oleh
1% larutan zat aktif
b : Penurunan titik beku larutan yang disebabkan oleh
1% zat pengisotonis
Contohsoal:
Pilokarpin Nitrat 0,1 ptb = 1% = 0,132
NaCl q.s ad isotonis ptb = 1% = 0,576
Aq ad 10ml C pilokarpin = =1%
Perhitungan :
B =
= 0,674 g/100 mL
B =
= 1,83 g/100 mL
Pilokarpin nitat 1 %
Aquadest q.s. ad 10 ml
*Buat larutan isotonis dengan Natrium klorida
5. Selisih dengan penurunan titik beku = 0,52-0,14 =
0,38oC
LIDYA AMELIANA
Interaction between product and pack may involve:
• surface interactions
• leaching or migration of material from the pack
into the product
• loss of constituents in the product into the pack,
i.e. container or closure.
GELAS
PLASTIK
WADAH SEDIAAN
STERIL
KARET
METAL
A. Gelas
Menurut USP ada 4 tipe gelas sebagai wadah, antara lain:
Tipe II Kaca soda kapur Resistensi hidrolitik Sediaan parenteral asidik dan netral,
(diperlukan relatif tinggi bisa juga untuk sediaan alkali yang
dealkalisasi) sesuai
Tipe III Kaca soda kapur Sama dengan tipe II, tapi sediaan parenteral jika sesuai
(tidak mengalami dengan pelepasan oksida
perlakuan
Tipe NP Kaca soda kapur Resistensi hidrolitik Hanya digunakan untuksediaaan non
(penggunaan sangat rendah parenteral (oral, topikal, dsb)
umum)
SIFAT GELAS/KACA
Tembus pandang
Kuat
Mudah dibentuk
Lembam
Tahan pemanasan
Pelindung terbaik terhadap kontaminasi dan flavor
Tidak tembus gas, cairan dan padatan
Dapat diberi warna
Dapat dipakai kembali (returnable)
Relatif murah
Pewarnaan gelas
Bentuk Kemasan gelas/Kaca yaitu :
Botol (leher tinggi, mulut sempit)
Jar (leher pendek, mulut lebar)
Jugs (leher pendek, ada pegangan)
Vial dan ampul (ukuran kecil, untuk
obat/bumbu/zat kimia, dll.)
B.Plastik
Wadah plastik memiliki keunggulan dibandingkan
dengan wadah gelas dalam beratnya yang ringan
dan daya tahannya terhadap benturan, dengan
demikian biaya pengangkutan lebih murah dan
resiko pecahnya wadah lebih kecil.
Wadah plastik memiliki beranekaragam desain dan
penerimaan pasie terhadap wadah plastik ini cukup
baik.
Termoplastik (misalnya harsa, fenol, poliester).
Termoplastik menjadi plastis jika dipanaskan dan
dalam keadaan seperti ini dapat dibentuk
menjadi kerangka dasar yang dikehendaki. Pada
saat pendinginan, material membeku dan
bentuknya stabilpolietilen (PE), polistiren (PS),
polikarbonat (PC)
Duroplastik : bahan sintetik yang tidak akan
lunak dengan bertambahnya suhu, contoh :
aminoplastik, phenoplastik, polyester dan resin
epoxid
Caps atau penutup umumnya dibuat
dari Polypropylene (PP) dan pada
dasarnya penutup wadah digunakan
untuk mencegah kontaminasi atau
kebocoran produk.
Jenis plastik
polietilen digunakan untuk bentuk sediaan oral kering
yang tidak akan direkonstitusi menjadi bentuk larutan.
polietilen tereftalat (PET). PET adalah polimer kondensasi
berbentuk kristalin yang dibuat dari reaksi asam tereftalat
dengan etilenglikol, digunakan terutama sebagai kemasan
minuman berkarbonasi dan untuk pengemasan sediaan oral.
polipropilen (PP). PP adalah polimer yang termasuk
poliolefin, dibuat melalui cara polimerisasi propilen.
Digunakan untuk pengemasan padat kering atau sediaan
cair oral.
polivinil khlorida (PVC). PVC adalah salah satu kemasan
obat yang umum digunakan di Amerika Serikat setelah
HDPE. Digunakan terutama untuk bentuk kemasan kaku
dan produksi film (sebagian besar sebagai kantong untuk
cairan intravena)
interaksi antara material pengemas dan bahan yang
diisikan tergantung dari:
Sifat fisika dan bahan kimia yang diisikan,
Sifat kimia dan fisika materi pengemas,
Ukuran dan luas permukaan yang kontak dari
bahan yang diisikan dan bahan pengemas.
Lama kontak
Suhu
Faktor yang mempengaruhi stabilitas sediaan farmasi saat
penyimpanan
1. Permeabilitas
2. Adsorpsi
3. Reaktivitas
4. Kemampuan sterilisasi
1. Permeabilitas
Permeabilitas dapat menyebabkan hilangnya bahan
obat. Dalam hal ini, wadah gelas lebih unggul
dibandingkan bahan sintetis. Wadah gelas tidak
menunjukan permeasi isinya melalui gelas atau
sebaliknya, sedangkan hal tersebut terjadi pada
wadah plastik kedua arah.
2. Adsorbsi
Adsorbsi diartikan sebagai penimbunan gas , uap
atau bahan terlarut pada wadah bahan sintetis.
Sorpsi tersebut dipengaruhi oleh :
Struktur material plastik,
Ukuran luas permukaan wadah sebelah dalam
Konsentrasi, jenis komponen dan harga-pH
larutan
Suhu
EFEKNYA APA???
3. Reaktivitas
Pewarnaan dalam material plastik dapat
merupakan hasil reaksi bahan tambahan plastik
dengan komponen larutan, dimana larutan sendiri
juga dapat berubah warna.
Peristiwa seperti permeasi, sorpsi, dan reaktivitas
kimia mempunyai pengaruh yang pasti terhadap
sifat fisika plastik. Pada polietilen teramati adanya
pembengkakan atau kerapuhan yang disebabkan
oleh perpindahan gas atau uap dari kandungannya.
4. Kemampuan sterilisasi
Dalam teknologi pengemasan farmasetik, kemampuan
sterilisasi bahan pengemas merupakan suatu problem
besar. Jenis berikut berada dalam deretan pertama:
Polietilen tekanan rendah
Polipropilen
Poliamid
Polikarbonat
Poliester (ester asam politereftalat).
Polivinilklorida (khusus PVC-keras).
c. KARET
Definisi polimer elastik (elastomer) dan
dapat dibuat dari bahan alam maupun
bahan sintetik.
Dari alam : dispersi koloidal (latex) dari Hevea
brasiliensis, terdiri dari 30 – 60 % hidrokarbon
karet
Proses pembuatan karet alam biasa
ditambahkan vulkanisator, aktivator,
antioksidan, pengisi, pigmen (pewarna),
pelembut (softener,) dll.
Persyaratan Karet
Karet sebagai penutup vial harus memenuhi syarat (British
Pharmacopeia) :
1. Harus elastis
2. Bila ditusuk jarum suntik, dapat menutup rapat kembali
bila jarum tsb, dicabut kembali
3. Tidak boleh ada yang tertinggal atau melekat pada
jarum
4. Selama menjadi penutup harus dapat menjaga terhadap
kontaminasi mikroorganisme sehingga karet dapat
menjadi tutup yang baik
5. Harus memenuhi syarat uji permeabilitas
Jenis Elastik