Anatomi Kepala Dan Rahang

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 61

Tujuan:

1. Mendefenisikan istilah-istilah anatomi


sistem skeletal kepala dan rahang.
2. Menjelaskan anatomi jaringan keras
intra oral (Maksilla , palatum keras,
sinus maksillaris, Mandibula,).
3. Menentukan letak dan
mengidentifikasikan tulang-tulang
kepala dan rahang dan tanda-tandanya
pada gambar dan tengkorak.
4. Mengintegrasikan pengetahuan sistem
skeletal (anatomi kepala dan rahang)
dalam praktek kedokteran gigi klinik.
• Istilah-istilah:

• Apertura : Pembukaan atau orifice pada


tulang
• Arch : Lengkung pada struktur tulang
• Articulation : Area dimana terdpt hubungan
antara satu tulang dan lainnya
• Canal / Kanalis: Saluran yang panjang, sempit
seperti tabung
• Condyle : Tonjolan tulang berbentuk oval
(Kondilus)
• Cornu : Penonjolan kecil seperti tanduk
• Crest : Puncak dari permukaan tulang
• Eminence : Penonjolan atau peninggian
(Eminensia) bulat pada permukaan tulang
• Fisssure : Pembukaan sempit pd tulang
• Foramen : Lubang atau pembukaan
(Foramina) pendek seperti jendela
• Fossa / Fossae : Cekungan atau penekanan
pada permukaan tulang
• Incisura : Lekukan pada pinggiran tulang
(Notch)
• Joint : Hubungan atau gabungan 2
tulang atau lebih
• Meatus : Pembukaan atau saluran pada
tulang
• Spine / spina : Penonjolan kecil pd tulang
• Sulcus / Sulci : Lekukan dangkal pada
permukaan tulang
• Sutura : Hubungan / sambungan
tulang-tulang yang tidak
bergerak
• Tubercle : Penonjolan kecil,bulat
(Tuberkel) pada permukaan tulang
• Tuberosity / : Penonjolan luas dan
kasar
(Tuberrositas ) pada permukaan tulang
• Tulang cranial dan Fasial
I. Tulang canial :
- Disebut Neurocranium
- Batas : garis imaginer supraorbital
ridge (os frontal ) ke prosesus
mastoideus (os temporalis)
- Tdd tulang-tulang : occipital, frontal,
parietal, temporal, sphenoid, ethmoid.
II. Tulang fasial :
- Disebut viscerocranium
- Batas inferior (bawah) garis imaginer
- Pertumbuhan :
Bagian atas → sutura-sutura tulang
maksilla & tlg lainnya
Bagian bawah → Permukaan mandibula
dan kondilus.
- Pertumbuhan inadekwat → kekurangan
ruangan.
untuk perkembangan gigi → gangguan
oklusi .
*Pandangan Superior
Tulang-tulang yang terlihat :
- Tulang Frontal (1)
- Tulang Parietal (2)
- Tulang Occipital (1)
Sutura-sutura :
- Sutura Coronal
- Sutura Sagital
- Sutura Lambdoidal
*Pandangan Anterior
Tulang - tulang yang terlihat :
• Tulang frontal (1)
• Tulang ethmoid (1)
• Tulang vomer (1)
• Tulang sphenoid (1)
• Tulang Mandibula (1)
• Tulang Lacrimal (2)
• Tulang Nasal (2)
• Tulang zygomatic (2)
• Tulang maksilla (2)
Rongga hidung (Nasal Cavity) dan struktur yang
berhubungan
• Nasion :Titik tengah yang terletak pada
persambungan tulang frontal & nasal
• Apertura piriform :Besar dan berbentuk segitiga
• Bridge of the nose (jembatan hidung)
• Nasal choncae :Terdiri dari superior, tengah
dan inferior concha. Concha superior
dan tengah dibentuk tulang ethmoid, Concha
inferior merupakan batas tulang fasial.
• Nasal septum :Membagi rongga hidung kiri
dan kanan.
*Pandangan Lateral (eksternal)
Pandangan ini terlihat tulang kranial dan fasial
dengan batas garis imaginer dari supraorbital
ridge pada tulang frontal ke prosesus
mastoideus tulang temporal.
- Pada kranial
Terlihat tulang occipital, frontal, parietal, temporal,
sphenoid, dan ethmoid. Terlihat sutura coronal,
lambdoidal, squamosal. Terlihat fossa temporalis
pada tulang temporal.
- Pada Fasial
Terlihat lengkung zigomatic dan sendi temporo
mandibula
• Terdiri dari : - prosesus zigomaticus tlg temporal
- prosesus temporalis tlg
zigomaticus
- Sutura temporozigomaticus
1. Tulang palatum (palatum keras / palatum
durum) dan struktur yang berhubungan :
– Proses alveolaris tulang maksilla (2)
– Plat horizontal tulang palatum (2)
– Sutura palatina mediana
(menghubungkan tulang palatum kiri dan
kanan)
– Sutura palatina transversal
(menghubungkan prosesus palatinus
dan plat horizontal)
Palatum keras merupakan tulang yang
membentuk dasar rongga hidung dan atap
rongga mulut. Ujung posterior membentuk
aperture nasal posterior (choanae). Batas
superior dari apertura ini adalah tulang
vomer dan sphenoid. Apertura nasal
posterior merupakan pembukaan ke
rongga hidung. Dekat batas superior (pada
tulang sphenoid) terdapat canalis
pterygoideus yang meluas ke fossa
pterygopalatina tempat lewat pembuluh
darah dan syaraf.
2. Permukaan tengkorak bagian tengah
(eksternal)
Pada tulang bagian tengah (tulang
sphenoid) ini terdapat beberapa
penonjolan dan lekukan yaitu :
- Prosesus pterygoid yang terbagi
menjadi plat pterygoid medial dan plat
pterygoid lateral
- Di antara kedua plat ini disebut fossa
pterygoid
- Bagian inferior dari plat medial di
namakan hamulus
3. Foramen-foramen pada permukaan
eksternal.
Pada tulang tengkorak terdapat sejumlah
foramen-foramen yang merupakan
tempat masuk dan keluarnya arteri dan
vena yang mensuplai jaringan otak dan
wajah, juga merupakan tempat lewatnya
saraf-saraf. Foramen-foramen tersebut
adalah :
• - Foramen ovale : Tempat lewat divisi
mandibular dari saraf trigeminus (NV3­)
- Foramen spinosum :
Tempat lewat arteri meningeal tengah.
- Foramen Lacerum :
Berbentuk tidak teratur, posteriolateral terdapat
carotid canal
- Foramen stylomastoid :
Tempat keluarnya saraf fasial (NVII) dari tengkorak ke
wajah.
- Foramen Jugularis :
Tempat lewat vena jugular internal dan 3 saraf cranial
yaitu : N.Glosofaringeal (N IX), N. Vagus (N X) dan N
accessory ( N XI)
- Foramen Magnum :
Merupakan foramen yang paling besar, tempat lewat
spinal cord, arteri vertebralis , saraf accessory (N XI)
4. Foramen-foramen pada permukaan internal.
Dapat dilihat dengan membagi tengkorak
menjadi calvaria dan basis canii pada bagian
sebelah dalam.
Selain terlihat foramen-foramen pada permukaan
eksternal terdapat foramen – foramen :
- Cribriform plate dengan foramen untuk saraf
olfactory (N I)
- Foramen rotundum : tempat lewat divisi maksilla
dari saraf trigeminal ( N V2)
- Canal hypoglossal : tempat lewatnya saraf
hypoglossal (NXII)
- Meatus acusticus internal : Tempat lewat saraf
fasial (N VII) dan saraf vestibule cochlear
(N VIII)
Tulang-tulang Cranial

A. Tulang occipital (os occipital)


Berhubungan dengan tulang parietal, temporal dan
sphenoid dan vertebra cervicalis I (atlas)
Pandangan inferior pada permukaan eksternal
terlihat :
- Condilus occipital : berhubungan (artikulasi)
dengan vertebra cervicalis I
- Basilar portion
- Tubercle pharyngeal.
- Canal hypoglossal.
- Jugular notch tulang occipital.
Gambar 6 : Inferior view of the external
surface of the skull with the occipital bone
B. Tulang Frontal (os frontale)

Berhubungan dengan tulang parietal, sphenoid,


lacrimal, nasal, etmoid, zygomatic dan maksilla.
Pandangan anterior tulang frontal terlihat
- Supraorbital ridge : peninggian pada superior
rongga mata, biasanya pada laki-laki lebih menonjol
daripada perempuan.
- Supraorbital notch : terletak lebih ke medial daripada
supraorbital ridge, tempat lewat arteri dan saraf
supraorbital.
- Glabella : peninggian area antara alis mata kanan
dan kiri, pada anak-anak dan perempuan agak datar
sedangkan laki-laki lebih menonjol.
- Eminensia frontal : penonjolan pada dahi
Gambar 7 : Anterior view of the frontal bone
C. Tulang Parietal ,berhubungan dengan sutura
sagital, tulang occipital, frontal, temporal dan
sphenoid.

Gambar 9 : Posterior view of the skull with the parietal bone and
some of its bony articulations.
D. Tulang temporal (os temporale).
Berhubungan dengan tulang zygomatic, parietal, occipital, sphenoid dan
tulang mandibula.
Tulang temporal terbagi atas 3 bagian yaitu :
•Bagian squamous tulang temporal
Terdiri atas prosesus zygomaticus,lengkung zygomaticus,juga bagian
cranial temporal mandibular joint yaitu permukaan inferior fossa
articularis,anterior eminensia articularis,posterior prosesus postglenoid.
•Bagian tympanic tulang temporal.
Terdiri atas meatus acusticus eksternal, bagian tympanic dan fossa
articular dipisahkan oleh fissure petrotympanic.
• Bagian petrosa tulang temporal
 Terlihat prosesus mastoideus, sebelah medial mastoid notch
 Sebelah inferior dan medial dari meatus acusticus externus terdapat
prosesus styloideus
 Foramen stylomastoid : tempat lewat saraf fasial (antara prosesus
mastoid dan styloid) (N VII)
 Canalis carotid : tempat lewat arteri carotid internal dan plexus
carotid menuju otak.
Gambar 11 : Lateral view of the temporal bone
with the squamous portion highlighted
Gambar 10 : Lateral view of the skull with the
temporal bone and its bony articulations .

Gambar 12 : Lateral view of the temporal bone


with the tympanic portion highlighted.
Gambar 13 : A. Inferior view of the temporal one with the petrous
portion highlighted.
B. Location of the petrous portion of the temporal
bone demonstrated on an inferior view of the skull.
E. Tulang Sphenoid (os Sphenoidale)

Berhubungan dengan tulang frontal, parietal, ethmoid,


temporal, zygomatic, maksilla, palatum, vomer, dan
occipital. Juga penghubung antara tulang-tulang cranial
dan fasial memiliki beberapa foramen dan prosesus.
Foramen-foramen :
Fissure Orbital superior
Foramen Ovale
Foramen Rotundum
Foramen Spinosum
Prosesus-prosesus pada tulang sphenoid
oProsesus anterior adalah lesser wing tulang
sphenoid
oProsesus posterolateral adalah greater wing
tulang sphenoid
oSebelah inferior adalah prosesus Pterygoideus
yang merupakan perlekatan otot-otot
pengunyahan terdiri atas plat pterygoid lateral dan
medial dan fossa pterygoid di antaranya.
Gambar 14 : Inferior view of the external surface of
the skull with the sphenoid bone highlighted (A) Gambar 15. Superior view of the internal surface of the
And close –up view of the sphenoid bone (B) skull with the spheoid bone highlighted (A) And close-up
viw of the sphenoid bone (B)
F. Tulang Ethmoid (os Ethmoidale)

Tulang ethmoid adalah tulang cranial dari tengkorak


yang melewati dataran sagital untuk menghubungkan
rangka cranial terhadap fasial.
Tulang-tulang ethmoid dan struktur yang
berhubungan .
•perpendicular plate pada midline vertical
•cribriform plate : plat yang terlihat pada kavitas
cranial.
•Crista galli : lanjutan dan perpedicular plate
menembus kavitas cranial
Sebagai perlekatan untuk lapisan yang menutupi otak .
•sinus ethmoidalis
•Conchae nasal superior
•Conchae nasal tengah.
Gambar 16. Oblique anterior view of the ethmoid bone with
its perpendicular, Cribrifom and orbital plates.

Gambar 17. Lateral wall of the right nasal cavity with the
ethmoid bone highlighted
II. TULANG – TULANG FACIAL.
1.Tulang Vomer (os Vomer)

•Membentuk bagian posterior septum nasal.


•Terletak pada dataran sagital cavitas nasal
•Tulang vomer tidak memiliki perlekatan otot.

Gambar 18. Medial wall of the left nasal cavity with the vomer
highlighted (outline of nasal cartilage)
B. Tulang Lacrimal, Nasal Dan Conchae Nasal Inferior.

•Tulang yang paling kecil dan paling rapuh pada tulang fasial.
•Berhubungan dengan tulang ethmoid, frontal dan tulang maksilla.
•Ductus naso lacrimal dibentuk oleh hubungan tulang lacrimal dan
maksilla.
•Cairan / air mata dialirkan melalui saluran ini ke meatus nasal inferior.

C. Tulang Zygomatic (os Zygomatic)

Merupakan tulang – tulang fasial yang berpasangan dan berhubungan


(artikulasi) dengan tulang frontal, temporal, sphenoid dan maksilla.
Terdiri atas 3 prosesus yaitu prosesus frontal, prosesus temporal dan
prosesus maksillaris.
Ketiga prosesus membentuk bagian – bagian penting yaitu :
•Prosesus temporal tulang zygomatic membentuk lengkung zygomatic.
•Proses maksillaris tulang zygomatic membentuk infraorbital rim.
•Prosesus frontal tulang zygomatic membentuk dinding orbital lateral
anterior.
Gambar 19. Lateral view of the upper portion of the
skull with the zygomatic bone highlighted .
D. Tulang Palatum (os Palatum)

Terdiri dari 2 plat yaitu plat horizontal dan plat vertical


•Plat horizontal tulang palatum membentuk bagian posterior palatum keras.
•Plat vertical tulang palatum membentuk dinding lateral kavitas nasal
•Plat horizontal terdiri atas 2 tulang yang dihubungkan oleh sutura palatina
mediana.
•Foramen palatina mayor terdapat pada region posterior lateral pada apeks
molar 3 maksilla. → tempat lewat nervus palatina mayor dan pembuluh darah.
Foramen palatine minor tempat lewat nervus palatine minor dan pembuluh
darah, pada palatum lunak dan tonsil

Gambar 20. Inferior view of the hard palate with


the palatine bones highlighted.
E. Tulang Maksilla (0s Maksillae)

Rahang atas atau maksilla terdiri atas 2 tulang maksilla. Terdiri atas 4
prosesus yaitu : Prosesus frontal tulang maksilla, prosesus zygomatic
tulang maksilla, prosesus alveolar tulang maksilla, prosesus palatinus
tulang maksilla. Tulang maksilla mempunyai rongga-rongga yaitu
sinus paranasal dan sinus maksillaris.
Tulang Maksilla (os Maksillae)

• Rahang atas atau maksilla terdiri atas 2


tulang maksilla. Terdiri atas 4 prosesus
yaitu : prosesus frontal tulang maksilla,
prosesus zygomatic tulang maksilla,
prosesus alveolar tulang maksilla,
prosesus palatinus tulang maksilla.
Tulang maksilla mempunyai rongga-
rongga yaitu sinus paranasal dan sinus
maksillaris.
• Pandangan anterior dari maksilla.
1. Fissure orbitalis inferior yang merupakan
tempat lewat saraf zygomatic dan saraf
infraorbital, arteri infraorbital dan vena
Ophtalmic.
2. Foramen infraorbital yang merupakan
tempat lewat saraf dan pembuluh darah
infraorbital.
3. Fossa caninus merupakan bagian
posterior–superior akar gigi caninus
rahang atas.
 
4. Setiap gigi pada lengkung maksilla
ditutupi oleh prominence dan yang paling
menonjol pada caninus yang disebut
eminensia caninus.
• Tulang maksilla yang menutupi gigi-gigi di
rahang atas lebih longgar (kurang padat)
di banding tulang mandibula (rahang
bawah)
• * Pandangan inferior dari maksilla
• Prosesus palatinus tulang maksilla yang
berhubungan satu sama lain membentuk
palatum keras. Batas antara kedua
prosesus ini adalah sutura palatina median.
• Foramen incisivum terletak dibelakang
gigi insisivus centralis merupakan tempat
lewat nervus nasopalatinus dan pembuluh
darah dari hidung ke palatum.
• Tuberositas maksillaris bagian paling
posterior dari maksilla yang berbentuk bulat
di belakang gigi molar.
• Sinus maksillaris dan paranasalis
Sinus-sinus Paranasalis 
• Adalah rongga-rongga yang berisi udara
dan dilapisi oleh membran mucosa.
• Sinus-sinus paranasal terdiri atas : sinus
frontal, sphenoid, ethmoidal, dan maksilla.
Sinus-sinus ini mengurangi berat /
meringankan tulang tengkorak dan
berfungsi sebagai resonansi suara dan
menghasilkan cairan mucus untuk rongga
hidung.
Sinus Frontalis  
Satu pasang sinus yang terletak pada tulang frontal ,asimetris,
diameter 2-3 cm. Kedua sinus ini di pisahkan oleh septum. Sinus ini
berhubungan ke kavitas nasal oleh ductus frontonasalis.
Satu pasang sinus yang terletak pada tulang sphenoid ,asimetris,
diameter 1,5-2,5 cm. sinus ini berhubungan dengan cavitas nasal
melalui concha nasal superior. 
Sinus Ethmoidalis 
Rongga-rongga kecil dengan jumlah bervariasi pada bagian lateral
tulang ethmoid. Terbagi atas anterior, tengah dan posterior rongga
udara. Sinus ini berhubungan dengan cavitas nasal melalui meatus
superior dan meatus tengah.
Sinus Maksillaris  
Satu pasang sinus yang terletak pada tulang maksilla sebelah
posterior dari gigi kaninus dan premolar rahang atas. Ukuran
bervariasi pada individu dan umur yang berbeda.
Tulang Mandibula (os Mandibulae) 
• Tulang mandibula adalah tulang fasial yang dapat bergerak /
digerakkan : merupakan tulang yang paling besar dan paling kuat
pada wajah.
• Mandibula mempunyai hubungan (artikulasi) pergerakan dengan
tulang temporal yang disebut dengan Temporo Mandibular Joint
(TMJ)
• Mandibula juga berhubungan dengan maksilla melalui gigi-gigi atas
dan bawah. 
Pada permukaan anterior dijumpai :
1. Protuberansia
• Adalah penonjolan tulang pada dagu yang sejajar dengan akar gigi
insisivus centralis rahang bawah.
• Bagian ini lebih terikat menonjol pada laki-laki dibanding
perempuan. 
2. Symphysis
• Merupakan penyatuan antara prosesus mandibula kanan dan kiri
yang disatukan oleh fibrokartilago pada masa kanak-kanak. 
3. Foramen mentalis .
• Adalah lubang pada region apical gigi premolar 1 dan premolar 2
rahang bawah tempat lewat nervus mentalis dan pembuluh darah
ke canalis mandibularis. 
4. Body of mandible (corpus mandibula)
• Bagian atas corpus mandibula ini adalah prosesus alveolaris tempat
akar gigi-gigi bawah tertanam.

5. Prosesus alveolaris dapat teresorbsi bila pasien tidak memiliki gigi-


gigi di rahang bawah, akibatnya foramen mentalis menjadi lebih ke
superior pada permukaan mandibula. Prosesus alveolaris pada
regio anterior ( gigi insisivus) kurang padat dibanding prosesus
alveolar pada regio posterior(gigi premolar dan molar).
• Pandangan Lateral Mandibula .
1. Ramus mandibula.
Adalah bagian posterior dan superior mandibula, merupakan tempat
perlekatan otot-otot pengunyahan.
2. Prosesus coronoideus.
Merupakan batas anterior dari ramus mandibula yang tipis dan pinggiran
yang tajam.
3. Coronoid notch
Batas anterior dari ramus yang berbentuk concave yang merupakan
tanda sebagai tempat melakukan blok anastesi lokal mandibula.
4. External oblique ridge.
Yaitu garis dibawah coronoid notch pada bagian anterior atau ridge
yang menghubungkan ramus dan corpus mandibula.
5. Condylus mandibula (prosesus condyloideus Merupakan permukaan
artikulasi pada sendi temporomandibular (TMJ).
• Pandangan Medial Mandibula. 
1. Genial tubercle.
Terdapat pada garis tengan mandibula yang merupakan
tempat perlekatan otot.
2. Retromolar triangle.
Suatu penebalan berbentuk bulat yang terdapat
dibelakang gigi molar terakhir.
3. Garis mylohyoid/internal oblique ridge.
Suatu garis disepanjang posterior dan superior yang
merupakan tempat perlekatan otot mylohioid. 
4. Fossa sublingual.
Merupakan tempat kelenjar saliva sublingual yang terletak
pada anterior dan superior dari garis mylohioid.
 
5. Fossa submandibular.
Merupakan tempat kelenjar saliva submandibular yang
terletak pada posterior dan inferior dari garis
mylohioid.
6. Foramen mandibular.
Lubang/saluran dari canalis mandibularis dan
merupakan tempat lewat nervus alveolar inferior dan
pembuluh darah.
7. Lingula.
Suatu tonjolan kecil tempat perlekatan ligament
sphenomandibular.
8. Fovea pterygoideus
Daerah segitiga yang berbentuk lekukan terletak di
bawah permukaan artikulasi.
Kepustakaan.
1. Fehrenbach M,J,Herring S W. Anatomy
of the Head and Neck. 3rd tahun 2007.
2. Marjorie J. Short .Head, Neck Dental
Anatomy. 3rd tahun 2002.
3. Baker EW. Anatomi untuk Kedokteran
Gigi (Kepala & Leher), terjemahan : EGC
2013.
4. Berry K. B. Berkovitz. Bernard J et al.
Master Dentistry : Oral Biology Vol 3.

Anda mungkin juga menyukai