Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021

PROPOSAL TUGAS AKHIR


ANALISIS INTERAKSI KLASTER
UMKM DI KOTA BANDAR
LAMPUNG
Penyusun : Novaldi Aryagusrian (22117091)
Dosen Pembimbing 1: M. Bobby Rahman, S.T., M.Si. (Han)
Dosen Pembimbing 2: Surya Tri Esthi Wira Hutama, S.T., M.PWK.
OUTLI
NE
PENDAHULUAN KAJIAN GAMBARAN METODOLOGI
PUSTAKA UMUM PENELITIAN

• LATAR • UMKM • KONDISI • JENIS


BELAKANG ADMINISTRASI PENELITIAN
• REGIONAL
• RUMUSAN KLASTER • KONDISI • VARIABEL
MASALAH & KEPENDUDUKAN PENELITIAN
PERTANYAAN • Local Economic
PENELITIAN Development • UMKM KOTA • METODE
BANDAR ANALISIS
• TUJUAN & LAMPUNG
SASARAN

• RUANG LINGKUP
WILAYAH
PENELITIAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Usaha Mikro Kecil Menengah memiliki peranan penting dan strategis dalam pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Perananan UMKM yang begitu penting dalam
pertumbuhan ekonomi, sehingga perlu dipastikan bahwa kinerjanya berjalan dengan baik agar
UMKM dapat terus berkembang (Hutama, Puspasari & Wijaya, 2020).

UMKM di Kota Bandar Lampung yang tersebar, menurut data dari dinas koperasi dan UKM
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 memiliki jumlah sebesar 46.324 unit. Hal ini membuat
UMKM di Kota Bandar Lampung memiliki potensi ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja
dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Bandar Lampung.

Dalam mengembangkan potensi UMKM di Kota Bandar Lampung yang jumlahnya cukup
banyak, maka dibutuhkan pendekatan sistem klaster, Sehingga dalam klaster tersebut dapat
terciptanya kolaborasi, sinergitas, persatuan yang akan menjadi kekuatan dalam mendukung
pengembangan UMKM di Kota Bandar Lampung secara maksimal
Dalam mengembangkan UMKM perlu dipastikan bahwa kinerja

RUMUSAN UMKM dapat optimal baik dalam tahap penyediaan bahan baku,
proses produksi ataupun pemasarannya (Hutama, Puspasari &
MASALAH & Wijaya, 2020). Namun dalam mengembangkan UMKM terdapat
PERTANYAAN beberapa permasalahan utama seperti permodalan dan
PENELITIAN pengetahuan pasar yang menjadi hambatan bagi para pelaku
UMKM tersebut. Pembentukan sistem klaster digunakan dalam
upaya mengembangkan UMKM di Kota Bandar Lampung agar
proses produksinya berjalan dengan efektif dan efesien (Haris,
2016). Didalam klaster UMKM tersebut diharapkan dapat
memunculkan sebuah interaksi antar pelaku UMKM sehingga
dapat saling membantu dalam menyelesaikan masalah-masalah
Bagaimanyang
Interaksi
ada Antar Klaster UMKM di Kota
Bandar Lampung?
TUJUAN
Mengidentifikasi Interaksi Klaster UMKM di
Kota Bandar Lampung.

SASARAN

1. Teridentifikasi Pesebaran UMKM di Kota Bandar

Lampung.

2. Teridentidikasi Klaster UMKM di Kota Bandar

Lampung.

3. Teridentifikasi Pola Interaksi antar Klaster UMKM

di Kota Bandar Lampung. KKIP3W | 2020


RUANG
LINGKU
P
PENELIT
wilayah penelitian berada di

IAN
Kota Bandar Lampung, Provinsi
Lampung. Kota Bandar Lampung
memiliki luas wilayah 169,21
Km2, terbagi ke dalam 20
kecamatan dan 126 kelurahan.
Wilayahtersebut diambil sebagai
objek penelitian karena ini
merupakan wilayah administrasi
dari studentifikasi kawasan
KAJIAN PUSTAKA
USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH (UMKM)
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang bediri sendiri, dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar denga
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.
REGIONAL KLASTER
Konsentrasi dari suatu kelompok kerjasama bisnis atau unit-unit usaha dan lembaga-
lembaga, yang bersaing, bekerjasama, dan saling tergantung satu sama lain,
terkonsentrasi dalam satu wilayah tertentu, dalam bidang aspek unggulan tertentu
adalah maksud dari konsep klaster (Setiyanto dan Irawan, 2015).
Pengembangan wilayah berbasis klaster dapat memberikan fokus pada keterkaitan dan
ketergantungan antara pelaku-pelaku dalam suatu jaringan kerja produksi, sampai
kepada jasa pelayanan, dan upayaupaya dalam inovasi pengembangannya. Konsep ini
terfokus pada keterkaitan dan ketergantungan antara pelaku dalam jaringan kerja
produksi sampai jasa pelayanan, dan upaya-upaya inovasi pengembangannya.
Local Economic Development
Local Economic Development adalah proses di mana pemerintah lokal dan organsisasi
masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk
menciptakan lapangan pekerjaan (Blakely and Bradshaw, 1994 dalam Susanti, 2013).

Menurut Munir (2007) dalam Susanti (2013), Pengembangan ekonomi lokal atau local
economic development adalah suatu proses yang mencoba merumuskan kelembagaan-
kelembagaan pembangunan di daerah, peningkatan kemampuan SDM untuk
menciptakan produk-produk yang lebih baik serta pembinaan industri dan kegiatan
usaha pada skala lokal.
GAMBARAN UMUM
KONDISI ADMINIST
BATAS-BATAS WILAYAH BANDAR
LAMPUNG ADALAH SEBAGAI
BERIKUT :
1. SEBELAH UTARA : KECAMATAN
NATAR KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN
2. SEBELAH SELATAN :
KECAMATAN PADANG CERMIN,
KETIBUNG DAN TELUK
BETUNG KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
3. SEBELAH TIMUR : KECAMATAN
TANJUNG BINTANG
KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN
4. SEBELAH BARAT: KACAMATAN
GEDONG TATAAN DAN PADANG
CERMIN KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN.
Kecamatan Penduduk (jiwa)
Kepadatan Penduduk
Sex Ratio
KONDISI KEPENDUDUKAN
(jiwa/km2)

Teluk Betung Barat 41.096 3.729 106,8


jumlah penduduk terbanyak di Kota Bandar Lampung
Teluk Betung Timur 53.874 3.633 107,0 terdapat di Kecamatan kemiling dengan penduduk
Teluk Betung Selatan 42.870 11.311 104,1 sebanyak 88.574 jiwa dan Kecamatan yang memiliki
Bumi Waras 63.166 16.844 106,8
Panjang 80.811 5.131 104,3 jumlah penduduk terendah terdapat di Kecamatan
Tanjung Karang Timur 43.076 21.220 103,9 Enggal yakni sebanyak 28.649 jiwa. Untuk kepadatan
Kedamaian 57.905 7.053 103,4
penduduk terbesar berada di Kecamatan Tanjung
Teluk Betung Utara 53.552 12.368 103,7
Tanjung Karang Pusat 55.925 13.809 104,2 Karang Timur yakni 21.220 jiwa/km2, sedangkan yang
Enggal 28.649 8.209 101,3 terendah kepadatan penduduknya berada di
Tanjung Karang Barat 65.554 4.373 104,3
Kecamatan Sukabumi yakni 13.215 jiwa/km2.
Kemiling 88.574 3.654 103,6
Langkapura 43.569 7.119 103,9 Sedangkan untuk sex ratio yang tertinggi berada di
Kedaton 57.336 11.970 102,5 Kecamatan Teluk Betung Timur yakni sebesar 107,0
Rajabasa 57.589 4.256 105,0
dan yang terendah terdapat di Kecamatan Enggal
Tanjung Senang 62.168 5.848 102,4
Labuhan Ratu 52.393 6.574 101,7 yakni sebesar 101,3
Sukarame 67.725 4.592 102,9
Sukabumi 75.870 3.215 104,8
Way Halim 74.364 13.900 102,2
Bandar Lampung 1.116.660 5.913 103,9
UMKM KOTA BANDAR
LAMPUNG Jumlah UMKM
Kota Bandar memiliki UMKM Kecamatan Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
(unit)
sebanyak 46.324 unit yang Tanjung Karang Pusat 1.760 890 342 2.992
tersebar di seluruh Kecamatan di Tanjung Karang Timur 1.199 709 245 2.153
Tanjung Karang Barat 994 776 238 2.008
Kota Bandar Lampung. Jumlah Kedaton 1.172 836 309 2.317
tersebut merupakan jumlah total Rajabasa 1.369 714 270 2.358
Tanjung Senang 1.186 784 325 2.295
dari beberapa jenis usaha seperti
Sukarame 1.418 912 267 2.597
Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Sukabumi 1.180 672 315 2.167
Panjang 1.191 917 268 2.376
Usaha Menengah yang ada di Kota
Teluk Betung Selatan 1.309 795 236 2.340
Bandar Lampung. Teluk Betung Barat 1.316 653 220 2.189
Teluk Betung Utara 1.166 635 291 2.092
Kemiling 1.670 846 232 2.746
Teluk Betung Timur 1.098 788 301 2.187
Enggal 1.249 942 237 2.428
Bumi Waras 1.224 678 270 2.172
Way Halim 1.162 682 266 2.110
Kedamaian 1.209 729 284 2.222
Labuhan Ratu 1.351 828 257 2.436
Langkapura 1.162 719 261 2.142
Jumlah 25.385 15.505 5.434
46.324
Jumlah Usaha Mikro dan Kecil 40.890  
METODOLOGI PENELITIAN
JENIS
PENELITIAN
Peneliti an menggunakan analisis dedukti f
kuanti tati f. Metode yang digunakan untuk
menemukan permasalahan di lapangan
kemudian dibuat rangka peneliti annya dan
mengolahnya secara kuanti tati f untuk
menentukan hasil yang kualitati f.
VARIABEL
PENELITIAN
Peneliti an ini yaitu bertujuan untuk
mengidenti fi kasi interaksi antar No Literature Sumber Variabel Output
klaster UMKM di Kota Bandar
Lampung dalam salah satu upaya Hutama, Pupasari & Jumlah UMKM
Wijaya, 2020.
mengembangkan UMKM tersebut.
Maka variabel peneliti an yang
digunakan dalam peneliti an ini yaitu 1. Pesebaran UMKM Sasaran 1
Gustavianto, Jenis UMKM
jumlah dan lokasi pesebaran UMKM Suprayogi & Wijaya,
2016.
di Kota Bandar Lampung. Sedangkan Lokasi UMKM
pengaruh yang diteliti terhadap pola
Hutama, Pupasari & Pesebaran
interaksi antar klaster UMKM di Kota Wijaya, 2020 UMKM
Bandar Lampung. 2. Klaster UMKM Sasaran 2
DOKUMEN TERKAIT
Dokumen terkait dapat berbentuk dokumen
METODE publik seperti koran, laporan resmi, catatan-

PENGUMPULA catatan dari dinas terkait, atau data BPS.


Selain itu dokumen terkait juga dapat berupa

N DATA dokumen yang bersifat private, contohnya


seperti jurnal pribadi, surat, e-mail, ataupun
catatan pribadi.

A U D I O D A N M AT E R I A L
Audio dan material dapat menjadi data
pelengkap yang didapatkan dalam proses
peneliti an yang dilakukan. Bentuk data
tersebut dapat berupa foto, rekaman gambar
atau video serta rekaman suara yang
didapatkan dari proses wawancara dan
mendapatkan izin dalam penggunaannya
PESEBARAN UMKM
Dengan Analisis Spasial

INTERAKSI KLASTER UMKM


• Analisis Spasial dalam melihat

METODE pesebaran UMKM di Kota Bandar


Lampung

ANALISI • Indeks Moran dalam melihat interaksi


antar klaster UMKM di Kota Bandar

S Lampung
PENUTUP

TERIMA KASIH

MUHAMMAD IHSAN SANUBARI

Anda mungkin juga menyukai