1/55
Bab ini membahas model-model keseimbangan dalam
analisis investasi dan memberikan gambaran yang
komprehensif tentang berbagai kendala dan solusi untuk
mengatasi persoalan beta dalam studi empiris maupun
dalam aplikasi praktis.
Bab ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai:
Cara menghitung beta
Kelemahan beta dalam praktik
Evaluasi beta dalam praktik
Teknik-teknik estimasi beta yang sesuai dengan kondisi yang
dihadapi
Pengujian efisiensi dan stabilitas beta dalam riset pasar modal.
OVERVIEW
2/55
Ukuran risiko yang relevan dalam konteks CAPM adalah beta (β),
yang didefinisikan sebagai covarians return sekuritas dengan
return pasar yang distandardisasi dengan varians return pasar.
i M i M
i
M2
iM = Korelasi antara sekuritas i dengan pasar
i = Standar deviasi sekuritas i
M = Standar deviasi pasar
PENDAHULUAN TENTANG CAPM
6/55
CAPM memerlukan estimasi tingkat bunga bebas risiko (risk-
free rate of interest), estimasi return portofolio pasar yang
diharapkan (expected return market portfolio), dan
estimasi beta untuk tiap aset individual
Sejak diperkenalkan pertama kali, CAPM dan beta terus
diperdebatkan baik secara teoritis maupun empiris.
Fama dan French (1992, 1993, 1996) mengkritik kemampuan
beta dalam menjelaskan cross-sectional variation return
ekuitas.
Roll dan Ross (1996) mengatakan bahwa: “beta is dead, or if
not dead is at least fatally ill, karena beta tidak dapat
menjelaskan return sekuritas.
PENDAHULUAN TENTANG CAPM
7/55
Kothari, Shanken, dan Sloan (1950) dan Kandel dan Stambaugh
(1995) mengatakan bahwa beta tetap masih dapat digunakan
jika menggunakan data tahunan, bukan data bulanan atau
harian
Black (1993) mengatakan dengan perspektif lain, hal yang
diperlukan dalam mendefinisikan ukuran risiko sistematis atau
beta adalah model pasar (market model)
Rit = i + i Rmt + it
Catatan Penting:
Sebagian besar penelitian tersebut
mengungkapkan hasil yang tidak konsisten
dengan teori. Hal mungkin disebabkan oleh
perbedaan metode dalam pengestimasian beta
sehingga menghasilkan variasi besaran beta.
KAJIAN LITERATUR TENTANG BETA
12/55
Perhitungan Return
Raw Return
o Discrete Return (DRt)
Pt Pt 1 Dt
DRt
Pt 1
o Continuously Compounded Returns (CCRt)
CCRt ln(1 Rt )
METODE PENGUKURAN RETURN
16/55
Perhitungan Return
Excess Return
o Discrete Excess Return (DERt)
DERt DRt Rf t
Perhitungan Return
Real Return
Discrete Real Return (DRRt)
1 DRt
DRRt 1
1 r
Continuously Compounded Real Returns (CCRRt)
1 CCRt
CCRRt 1
1 r
r = tingkat inflasi
TEKNIK ESTIMASI BETA
18/55
ˆ 1 ˆ 0 ˆ 1
Rit i i Rmit i Rmit i Rmit it
m
̂
DM
i ik
k m
TEKNIK ESTIMASI BETA
21/55
ˆ0
Rmt ˆ 1 Rmt n ...
ˆ 1 Rmt 1 ut
ˆ 1 ... 2
W1 ( 1 2 ˆ n 1
ˆ n ) /( 1 2
ˆ 1 ... 2
ˆn )
W2 ( 1 2 ˆ 1 ... 2 ˆ n 2 ˆ n 1 ˆ n ) /( 1 2 ˆ 1 ... 2 ˆ n )
ˆ 1 ...
W1 ( 1 ˆ n ) /( 1 2
ˆ 1 ... 2
ˆn )
22/55
Contoh:
Saham SMCB, ketika menggunakan IHSG equally
weighted, estimasi beta OLS adalah 2,06; namun
ketika menggunakan JII, beta hanya 0,43. Range
rata-rata antara estimasi beta adalah 1,63.
INDEKS PASAR
31/55
Dampak dari range yang lebar dari estimasi beta.
Asumsi suku bunga bebas risiko adalah 9% per tahun dan
expected return pasar adalah 16% per tahun. Maka, atas
dasar CAPM:
Saham SMCB, menggunakan beta dari IHSG equally
weighted, maka expected return saham tersebut adalah
23.44%.
Saham SMBC menggunakan beta dari LQ45, maka expected
return saham tersebut adalah 19.93%.
Perbedaan expected return-nya adalah 3.51%, sehingga
secara nyata mempengaruhi keputusan penilaian dan
investasi.
INDEKS PASAR
32/55
Estimasi Beta
No TICK 36/55
1994-2002 1997-2002 2000-2002
Range
9 tahun 6 tahun 3 tahun
1 AQUA 0,354 0,431 0,126 0,305
2 BRAM 1,056 1,115 0,990 0,125
3 BRNA 1,067 1,164 1,039 0,125
4 BRPT 1,674 1,782 1,957 0,283
5 EKAD 0,492 0,617 0,778 0,287
6 ERTX -0,018 -0,078 1,104 1,182
7 HMSP 1,327 1,403 1,490 0,164
8 INKP 1,147 1,221 1,379 0,232
9 INTD 0,619 0,740 1,145 0,527
10 KICI 0,714 0,746 1,065 0,350
11 KLBF 1,760 1,725 1,115 0,646
12 LION 0,465 0,472 0,723 0,258
13 MLPL 2,278 2,335 1,653 0,682
14 PGIN 0,304 0,189 0,436 0,247
15 SCCO 0,448 0,517 -0,116 0,634
16 SMCB 1,966 2,103 1,536 0,566
17 SOBI 0,987 1,096 0,650 0,445
18 SRSN 1,087 1,415 1,458 0,371
Mean 0,985 1,055 1,029 0,070
SAMPLING INTERVAL
37/55
Beta
No TICK
Harian Migguan Bulanan Range 39/55
Stabilitas intra-period
Apakah beta stabil selama periode estimasi?”
Secara empiris, hal ini dapat ditangani dengan
memperkenalkan dan memasukkan time-varying betas.
MEAN REVERSION
44/55
Structural Breaks
Suatu structural break adalah sebuah titik di mana
terdapat penggambaran yang jelas mengenai
kelompok-kelompok data
Masalah yang ditimbulkan oleh structural breaks
adalah data tidak dapat diterapkan dari suatu bagian
sampel untuk bagian-bagian lain dari sampel
Keberadaan structural breaks dapat dideteksi
dengan alat uji ekonometris seperti Chow test
47/55
Time-varying betas
bukti menunjukkan bahwa beta saham individual
dan beta portofolio adalah time varying
Tiga model umum telah diperkenalkan untuk
menjelaskan variasi waktu : (1) random walk, (2)
random coefficient approach, dan (3)
autoregressive process
48/55
Time-varying betas
Model random walk mengklaim bahwa estimasi beta
pada periode sekarang yang paling baik adalah beta
periode lalu.
Model random coefficient approach mengklaim bahwa
terdapat rata-rata jangka panjang di mana terdapat
variasi acak untuk setiap periode.
Model autoregressive process mengklaim bahwa
perbedaan antara beta periode sekarang dengan rata-
rata jangka panjang adalah fungsi dari perbedaan
antara nilai lampau beta dengan rata-rata jangka
panjang setiap periode.
49/55
Catatan:
Model regresi dapat mencakup efek ukuran
perusahaan, seasonal, dan efek-efek lainnya, namun
tidak didukung oleh landasan teoretis.
Pendekatan ini bersifat ad hoc dan bersifat model-
model empiris.
51/55
Beta Akuntansi
merupakan pendekatan yang dapat digunakan oleh
perusahaan privat untuk mendapatkan nilai beta
Return on equity industri digunakan sebagai proksi return
pasar sehingga dapat disusun model sebagai berikut:
ROEj = + j RM + e
Dalam hal ini:
ROE j = return on equity perusahaan privat individual
Soal :
Sebagai ilustrasi diketahui beta PT. Duta Pertiwi
Tbk. Yang dihitung berdasarkan return bulanan
pada tahun 2006 adalah 1,53 dengan rasio D/E
sebesar 1,46. Maka beta U dapat dihitung sebagai
berikut:
Jawab :
U = 1,53 / [1 + (1 – 40%)(1,46)]
= 0,819
54/55
Soal:
PT A, sebuah perusahaan real estat dan
properti memiliki rasio D/E = 0,95.
Sedangkan rata-rata beta industri tersebut
adalah 1,3 dan rata-rata D/E = 1,05.
Diasumsikan tingkat pajak yang berlaku
adalah 40%. Berdasarkan data tersebut,
prosedur untuk mencari Beta A adalah:
55/55
Jawab:
Menghitung UI (beta unleveraged industri) :
UI = 1, 3 / [1 + (1 – 40%)(1,05)]
= 0,798
Menghitung L PT. A :
LA = 0,798 [1 + (1 – 40%)(0,95)]
= 1,252