Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang relatif besar.
Banyaknya jumlah penduduk juga menyebabkan masalah sosial ekonomi karena keterbatasan
negara dalam menyejahterakan semua penduduknya. Salah satu masalah yang selalu muncul dan
masih melekat di Indonesia hingga saat ini adalah pengangguran (unemployment) yang tersebar
di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS, Provinsi Bali memiliki kontribusi yang
kecil pada pengangguran nasional. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin meneliti faktor yang
mempengaruhi dan hal apa yang bisa diterapkan Gubernur provinsi lain untuk mengentaskan
masalah pengangguran pada provinsinya.
I. Pendahuluan Pengantar 1
6. Kalimat Topik : Oleh karena itu, penulis tertarik untuk lebih mengetahui rincian
tingkat pengangguran tiap Kabupaten/Kota yang terdapat di Provinsi Bali.
7. Gagasan-Gagasan penjelas :
8. Kelengkapan : 5 Kalimat.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada pengantar, pengangguran merupakan salah
satu indikator pengukur untuk menentukan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Angka
pengangguran yang tinggi menyebabkan perlambatan perekonomian negara. Dengan merujuk
pada pengantar dan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan
tingkat pengangguran di tiap Kabupaten/Kota pada Provinsi Bali tertentu sesuai pilihan peneliti.
Sehingga hasil dari penelitian tersebut bisa mengetahui kecenderungan tingkat pengangguran di
Provinsi Bali.
Alinea ke-4
Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
termasuk dalam angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan tetapi belum mendapatkannya.
Pengangguran dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk yaitu pengangguran terbuka, setengah
pengangguran, tenaga kerja lemah, dan tenaga kerja yang tidak produktif. Dalam penelitian ini,
penulis akan menggunakan data tingkat pengangguran terbuka dari tiap Kabupaten/Kota di
Provinsi Bali yang disadur dari BPS pada tahun 2011 sampai 2015, dan 2017 sampai 2018.
Kemudian, penulis akan membandingkan tingkat pengangguran terbuka antar Kabupaten/Kota
tersebut dan mengetahui kontribusinya pada tingkat pengangguran Provinsi Bali.
Alinea ke-5:
Data tersebut akan diolah dengan menghitung rata-rata tiap Kabupaten/Kota Provinsi Bali
selama kurun waktu yang telah ditentukan beserta tingkat pertumbuhan tiap tahunnya. Cara
pengukuran data tersebut yaitu jumlah indeks pengangguran Kabupaten/Kota tiap tahun dibagi
dengan jumlah tahun terhitung. Angka tersebut kelak akan menggambarkan kecenderungan
tingkat pengangguran Kabupaten/Kota tersebut per tahunnya. Angka tiap Kabupaten/Kota
tersebut akan dibandingkan dengan Kabupaten/Kota satu sama lain untuk menentukkan
Kabupaten/Kota yang memiliki kontribusi lebih atau kurang pada tingkat pengangguran di
Provinsi Bali.
Alinea ke-6
Lewat penulisan ini diharapkan dapat mengetahui kontribusi tiap Kabupaten/Kota pada
tingkat pengangguran Provinsi Bali. Pemerintah, dalam hal ini, dapat melihat Kabupaten/Kota
yang memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi apabila dibandingkan dengan yang lain dengan
menindaklanjuti lewat peraturan dan kebijakan-kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi pada
Kabupaten/Kota tersebut. Sedangkan Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat pengangguran yang
lebih rendah daripada Kabupaten/Kota lain dapat dikatakan memiliki kinerja yang sudah baik
dan dapat ditingkatkan dengan menguranginya di bawah rata-rata tersebut. Jadi, hasil rata-rata
tersebut dapat menjadi patokan bagi pemerintah Provinsi Bali untuk mengubah dan memperbaiki
tingkat pengangguran tiap Kabupaten/Kota.
Alinea ke-7
7. Gagasan-Gagasan penjelas :
8. Kelengkapan : 4 Kalimat.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar
kerja. TPT Provinsi Bali pada tahun 2017 sebesar 1,48 persen turun menjadi 1,37 persen pada
tahun 2018. Dilihat dari daerah tempat tinggalnya, TPT di kota tercatat lebih tinggi setiap
tahunnya dibanding wilayah kabupaten. Berdasarkan data di atas, dapat terlihat bahwa pada
Provinsi Bali, Kabupaten Badung meraih persentase TPT terkecil dengan 0,44 persen sedangkan
Kabupaten Buleleng sebesar 1,84 persen sebagai persentase TPT tertinggi pada tahun 2018.
Alinea ke-8
7. Gagasan-Gagasan penjelas :
8. Kelengkapan : 4 Kalimat.
Penulis akan menggunakan Kabupaten/Kota pada provinsi pilihan yang menjadi tolak
ukur kontribusi terhadap tingkat pengangguran provinsi. Pada periode yang sama di Provinsi
Bali, wilayah dengan rerata tingkat pengangguran tertinggi berada di Kota Denpasar dengan nilai
2,88 persen sedangkan wilayah dengan rerata tingkat pengangguran terendah berada di
Kabupaten Bangli dengan nilai 0,88 persen. Berdasarkan data di atas, dapat terlihat bahwa rerata
tingkat pengangguran terbuka keseluruhan di Provinsi Bali dalam kurun waktu 7 tahun, kecuali
tahun 2016 berada dinilai 1,83 persen dan tingkat pertumbuhan rata-rata pengangguran
terbukanya berada dinilai -1,66 persen. Pertumbuhan pengangguran menjulang tinggi pada
Kabupaten Bangli tahun 2015 sebesar 157 persen dan Kabupaten Jembrana tahun 2018 sebesar
106 persen.
Alinea ke-9
1. Tema Alinea : Pembahasan data yang telah diolah secara keseluruhan provinsi.
7. Gagasan-Gagasan penjelas :
8. Kelengkapan : 5 Kalimat.
Sebagai contoh Jumlah penduduk usia kerja di Provinsi Bali pada Agustus 2018 mencapai
3.288.908 orang, dari penduduk usia kerja tersebut, 76,78 persen (2.525.355 orang) merupakan
angkatan kerja dan 23,22 persen (763.563 orang) merupakan bukan angkatan kerja. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bali pada Februari 2019 tercatat sebesar 1,19 persen,
mengalami kenaikan 0,33 poin dibandingkan TPT Februari 2018 yang tercatat sebesar 0,86
persen dan penyebabnya adalah kurangnya tenaga kerja yang terampil dan terdidik. Adapun
dengan berkembangnya perekonomian memberikan tuntutan yang lebih. Pertama, bisa jadi para
lulusan PT terlalu memilih pekerjaan yang hendak dijalani selepas dunia pendidikan lantaran
gengsi. Kedua, ada kemungkinan kemampuan atau skill yang dimiliki lulusan SMK dan PT tidak
sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
Alinea ke-11 :
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat, jumlah penduduk yang bekerja di Bali pada
Februari 2019 tercatat sebanyak 2.509.316 orang, berkurang 75.627 orang (-2,93 persen)
dibandingkan dengan Februari 2018. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari
2019 tercatat sebesar 76,68 persen, turun -3,15 poin dibandingkan dengan Februari 2018.
Turunnya jumlah angkatan kerja, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi
Bali, menunjukkan adanya penurunan potensi ekonomi dari sisi pasokan tenaga kerja.
Pemerintah Provinsi Bali membuat kebijakan melalui program Bali Mandara untuk turut
mengatasi relatif cukup tingginya pengangguran intelektual dengan merekrut lulusan sarjana dan
ditugaskan melakukan pendampingan bagi kelompok usaha, pemerintah juga mencanangkan
kebijakan yang memfasilitasi penempatan tenaga kerja baik dalam negeri maupun luar negeri
pada Provinsi Bali. Pada Provinsi Bali juga tersedia lapangan pekerjaan yang bersifat permanen
serta adanya penguatan sektor informal yang bertujuan sebagai upaya pengurangan
pengangguran.
Alinea ke-12 :
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor utama naiknya angka
pengangguran ialah karena sumber daya manusia yang tidak memadai. Adanya angka
pengangguran yang menurun disebabkan adanya kenaikan potensi perekonomian yang
meningkatkan produktivitas kerja. Perlu diperhatikan bahwa peningkatan angka kelahiran juga
tidak dapat dihindari. Oleh karena itu upaya pemerintah dalam mengatasi hal tersebut ialah
dengan menggencarkan pelatihan kerja daerah sehingga pemberdayaan SDM bisa terus
mengurangi angka pengangguran di wilayahnya.
Pertumbuhan Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Bali
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada pengantar, pengangguran merupakan salah
satu indikator pengukur untuk menentukan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Angka
pengangguran yang tinggi menyebabkan perlambatan perekonomian negara. Dengan merujuk
pada pengantar dan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan
tingkat pengangguran di tiap Kabupaten/Kota pada Provinsi Bali tertentu sesuai pilihan peneliti.
Sehingga hasil dari penelitian tersebut bisa mengetahui kecenderungan tingkat pengangguran di
Provinsi Bali.
Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
termasuk dalam angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan tetapi belum mendapatkannya.
Pengangguran dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk yaitu pengangguran terbuka, setengah
pengangguran, tenaga kerja lemah, dan tenaga kerja yang tidak produktif. Dalam penelitian ini,
penulis akan menggunakan data tingkat pengangguran terbuka dari tiap Kabupaten/Kota di
Provinsi Bali yang disadur dari BPS pada tahun 2011 sampai 2015, dan 2017 sampai 2018.
Kemudian, penulis akan membandingkan tingkat pengangguran terbuka antar Kabupaten/Kota
tersebut dan mengetahui kontribusinya pada tingkat pengangguran Provinsi Bali.
Data tersebut akan diolah dengan menghitung rata-rata tiap Kabupaten/Kota Provinsi Bali
selama kurun waktu yang telah ditentukan beserta tingkat pertumbuhan tiap tahunnya. Cara
pengukuran data tersebut yaitu jumlah indeks pengangguran Kabupaten/Kota tiap tahun dibagi
dengan jumlah tahun terhitung. Angka tersebut kelak akan menggambarkan kecenderungan
tingkat pengangguran Kabupaten/Kota tersebut per tahunnya. Angka tiap Kabupaten/Kota
tersebut akan dibandingkan dengan Kabupaten/Kota satu sama lain untuk menentukkan
Kabupaten/Kota yang memiliki kontribusi lebih atau kurang pada tingkat pengangguran di
Provinsi Bali.
Lewat penulisan ini diharapkan dapat mengetahui kontribusi tiap Kabupaten/Kota pada
tingkat pengangguran Provinsi Bali. Pemerintah, dalam hal ini, dapat melihat Kabupaten/Kota
yang memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi apabila dibandingkan dengan yang lain dengan
menindaklanjuti lewat peraturan dan kebijakan-kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi pada
Kabupaten/Kota tersebut. Sedangkan Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat pengangguran yang
lebih rendah daripada Kabupaten/Kota lain dapat dikatakan memiliki kinerja yang sudah baik
dan dapat ditingkatkan dengan menguranginya di bawah rata-rata tersebut. Jadi, hasil rata-rata
tersebut dapat menjadi patokan bagi pemerintah Provinsi Bali untuk mengubah dan memperbaiki
tingkat pengangguran tiap Kabupaten/Kota.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar
kerja. TPT Provinsi Bali pada tahun 2017 sebesar 1,48 persen turun menjadi 1,37 persen pada
tahun 2018. Dilihat dari daerah tempat tinggalnya, TPT di kota tercatat lebih tinggi setiap
tahunnya dibanding wilayah kabupaten. Berdasarkan data di atas, dapat terlihat bahwa pada
Provinsi Bali, Kabupaten Badung meraih persentase TPT terkecil dengan 0,44 persen sedangkan
Kabupaten Buleleng sebesar 1,84 persen sebagai persentase TPT tertinggi pada tahun 2018.
Penulis akan menggunakan Kabupaten/Kota pada provinsi pilihan yang menjadi tolak
ukur kontribusi terhadap tingkat pengangguran provinsi. Pada periode yang sama di Provinsi
Bali, wilayah dengan rerata tingkat pengangguran tertinggi berada di Kota Denpasar dengan nilai
2,88 persen sedangkan wilayah dengan rerata tingkat pengangguran terendah berada di
Kabupaten Bangli dengan nilai 0,88 persen. Berdasarkan data di atas, dapat terlihat bahwa rerata
tingkat pengangguran terbuka keseluruhan di Provinsi Bali dalam kurun waktu 7 tahun, kecuali
tahun 2016 berada dinilai 1,83 persen dan tingkat pertumbuhan rata-rata pengangguran
terbukanya berada dinilai -1,66 persen. Pertumbuhan pengangguran menjulang tinggi pada
Kabupaten Bangli tahun 2015 sebesar 157 persen dan Kabupaten Jembrana tahun 2018 sebesar
106 persen.
Sebagai contoh Jumlah penduduk usia kerja di Provinsi Bali pada Agustus 2018 mencapai
3.288.908 orang, dari penduduk usia kerja tersebut, 76,78 persen (2.525.355 orang) merupakan
angkatan kerja dan 23,22 persen (763.563 orang) merupakan bukan angkatan kerja. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bali pada Februari 2019 tercatat sebesar 1,19 persen,
mengalami kenaikan 0,33 poin dibandingkan TPT Februari 2018 yang tercatat sebesar 0,86
persen dan penyebabnya adalah kurangnya tenaga kerja yang terampil dan terdidik. Adapun
dengan berkembangnya perekonomian memberikan tuntutan yang lebih. Pertama, bisa jadi para
lulusan PT terlalu memilih pekerjaan yang hendak dijalani selepas dunia pendidikan lantaran
gengsi. Kedua, ada kemungkinan kemampuan atau skill yang dimiliki lulusan SMK dan PT tidak
sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat, jumlah penduduk yang bekerja di Bali pada
Februari 2019 tercatat sebanyak 2.509.316 orang, berkurang 75.627 orang (-2,93 persen)
dibandingkan dengan Februari 2018. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari
2019 tercatat sebesar 76,68 persen, turun -3,15 poin dibandingkan dengan Februari 2018 yang
tercatat sebesar 79,83 persen. Turunnya jumlah angkatan kerja, dan Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) di Provinsi Bali, menunjukkan adanya penurunan potensi ekonomi dari sisi
pasokan tenaga kerja. Pemerintah Provinsi Bali membuat kebijakan melalui program Bali
Mandara untuk turut mengatasi relatif cukup tingginya pengangguran intelektual dengan
merekrut lulusan sarjana dan ditugaskan melakukan pendampingan bagi kelompok usaha. Selain
itu, pemerintah mencanangkan kebijakan yang memfasilitasi penempatan tenaga kerja baik
dalam negeri maupun luar negeri pada Provinsi Bali. Pada Provinsi Bali juga tersedia lapangan
pekerjaan yang bersifat permanen serta adanya penguatan sektor informal yang bertujuan sebagai
upaya pengurangan pengangguran.
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor utama naiknya angka
pengangguran ialah karena sumber daya manusia yang tidak memadai. Adanya angka
pengangguran yang menurun disebabkan adanya kenaikan potensi perekonomian yang
meningkatkan produktivitas kerja. Perlu diperhatikan bahwa peningkatan angka kelahiran juga
tidak dapat dihindari. Oleh karena itu upaya pemerintah dalam mengatasi hal tersebut ialah
dengan menggencarkan pelatihan kerja daerah sehingga pemberdayaan SDM bisa terus
mengurangi angka pengangguran di wilayahnya.
Lampiran
Kab. Jembrana 3.53 1.97 3.46 2.95 1.59 0.67 1.38 2.22
Kab. Tabanan 2.80 2.18 0.80 2.25 1.73 1.79 1.43 1.85
Kab. Badung 2.28 1.67 0.80 0.48 0.34 0.48 0.44 0.93
Kab. Gianyar 2.11 1.81 2.23 1.43 1.93 1.02 1.60 1.73
Kab. Klungkung 2.35 2.09 2.08 1.94 1.39 0.94 1.41 1.74
Kab. Bangli 0.81 0.90 0.77 0.67 1.72 0.48 0.80 0.88
Kab.
2.70 1.31 1.39 2.06 2.15 0.72 0.99
Karangasem 1.62
Kab. Buleleng 3.28 3.13 2.12 2.74 2.04 2.41 1.84 2.51
Kota Denpasar 4.56 2.57 2.72 2.32 3.54 2.63 1.82 2.88
Provinsi Bali 2.95 2.10 1.83 1.90 1.99 1.48 1.37 1.95
(SUMBER :
https://bali.bps.go.id/dynamictable/2018/02/27/252/jumlah-pengangguran-di-provinsi-bali-menur
ut-kabupaten-kota-2007-2015.html )
Kabupaten Tingkat Pertumbuhan Pengangguran Terbuka (TPT) dalam persen
Kab.
-51 6 48 4 -67 38
Karangasem -3.64
sumber lain :
https://bali.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/717080/februari-2018--tingkat-pengangguran-terb
uka--tpt--di-bali-sebesar-0-86-persen-.html