Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila
tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena
perlukaan di kulit. Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi
disekitar tempat patah ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut,
jaringan lunak yang biasanya mengalami kerusakan. Reaksi perdarahan
biasanya timbul hebat di sekitar fraktur. Sel-sel darah putih dan sel-sel anast
berkamulasi mengakibatkan peningkatan aliran darah ke tempat tersebut
aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru amatir yang
disebut callus. Bekuan fibrin di reabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami
remodelling untuk membentuk tulang sejati.
Pathway
Faktor Resiko
2. Imobilisasi
untuk mencegah pergeseran
fragmen dan mencegah
pergerakan yang dapat
mengancam penyatuan
3. Rehabilitasi
Dianjurkan terapi fisik
untuk menggerakan aktif
dan pasif serta
penguatan otot
Penatalaksanaan Fraktur Terbuka
Untuk memfikasasi dan
Pemberian antibiotic
mencegah terjadinya
dilakukan segera setelah
infeksi
terjadinya trauma
Penutupan Luka &
Pemberian Antibiotik Stabilisasi Fraktu
1 2 3 4
Do:
3. TTV: TD 100/60 mmHG
4. HR 112 x/menit
5. Hasil Rontgen Femur Sinistra: Fraktur
Kominutif
6. Palpasi daerah fraktur ada bagian tulang
yang menonjol dan ada krepitasi di femur
sinistra tulang keluar dari permukaan kulit
7. terpasang spalk
Analisa data
No. Data fokus Etiologi Masalah
Do:
3. suhu 37 o C
4. Hasil Rontgen Femur Sinistra: Fraktur
Kominutif
5. palpasi daerah fraktur ada bagian tulang
yang menonjol dan ada krepitasi di femur
sinistra
6. tulang keluar dari permukaan kulit
Analisa data
No. Data fokus Etiologi Masalah
Terapeutik
e. tutup luka terbuka dengan balutan
f. atasi perdarahan sebelum bidai dipasang
g. minimalkan pergerakan, terutama pada bagian yang cedera
h. tempatkan ekstremitas yang cedera dalam posisi fungsional, jika
memungkinkan
i. pasang bidai pada posisi tubuh seperti saat ditemukan
j. gunakan kedua tangan untuk menopang area cedera
Edukasi
k. jelaskan tujuan dan langkah-langka prosedur sebelum pemasangan bidai
l. anjurkan membatasi gerak pada area cedera
No. Tgl Kriteria dan Hasil Intervensi Paraf
Dx
2. 12/02 setelah dilakukan tindakan DUKUNGAN MOBILISASI (I.05173) Kel 2
/2022 keperawatan selama 3x24
Observasi
jam maka mobilitas fisik
a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
meningkat dengan kriteria b. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
hasil : c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
a. Pergerakan d. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
ekstremitas
meningkat Terapeutik
b. Rentang gerak (ROM) e. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
f. Fasilitasi melakukan pergerakan fisik, jika perlu
meningkat
g. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
c. Nyeri menurun pergerakan
d. Gerak terbatas
menurun Edukasi
e. Kelemahan fisik h. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
menurun i. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
j. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk di tempat
tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
(SLKI, Hal 65)
No. Tgl Kriteria dan Hasil Intervensi Paraf
Dx
3 13/02/2 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi S : klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang kel 2
022 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan O:
11.00 lingkungan klien − tak tampak kemerahan
3. Mempertahankan teknik aseptik − perdarahan tidak aktif
2 14/02/2 1. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai S: kel 2
022 mobilisasi − klien mengatakan nyeri sudah berkurang
07.30 2. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi P : cedera patah tulang
3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur) Q : saat digerakan
4. Memfasilitasi melakukan pergerakan fisik, jika perlu R : tulang femur sinistra
5. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk di S : skala 4
tempat tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi) T : hilang timbul
− klien mengatakan sudah mulai cukup
membaik
O:
− TD 120/80 mmHg
− ND 80 x/menit
− S 36,5 celcius
− RR 20 x/menit
− masih terapasang spalk
NO. TGL/ IMPLEMENTASI HASIL PARAF
DX jam
P : intervensi dilanjutkan
a. Memonitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau
b. Memonitor tanda –tanda infeksi
c. Menjadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi pasien
d. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Tgl/ No Evaluasi Paraf
jam dx
12/02/2 2. S : Pasien mengatakan nyeri hebat pada bagian patah tulang pada femur sinistra klien mengatakan tungkai sinistra Kel 2
022 sakit untuk digerakkan.
O:
Pasien tampak lemas
TTV: TD 100/60 mmHG,
HR 112 x/menit,
T 37 o C,
RR 20 x/menit
terpasang spalk sementara di kaki kiri
P: intervensi dilanjutkan
a. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
b. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
c. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
d. monitor bagian tubuh yang cedera
e. monitor adanya perdarahan pada area cedera
f. anjurkan membatasi gerak pada area cedera
g. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Tgl/ No Evaluasi Paraf
jam dx
12/02/2 3 S : Klien mengatakan luka terbuka sehingga tulang keluar dari kulit, nyeri hebat, dan perdarahan Kel 2
022
O: hasil pemeriksaan laboratorium Ht 40%, Leukosit 12.000, klien terpasang Infus RL 28 tetes/menit
P : intervensi dilanjutkan
a. Memonitor tanda dan gejala infeksi
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan lingkungan klien
c. Mempertahankan teknik aseptic
Tgl/ No Evaluasi Para
jam dx
P : intervensi dilanjutkan
a. Memonitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau
b. Memonitor tanda –tanda infeksi
c. Menjadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi pasien
d. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Tgl/ No Evaluasi Paraf
jam dx
13- 2 S : Pasien mengatakan masih nyeri pada bagian luka Kel 2
02- p : cedera patah tulang
2022 Q : seperti diiris-iris
R : tulang femur sinistra
S : skala 6
T : terus menerus
Pasien mengatakan nyeri saat melakukan pergerakan dan pasien mengatakan belum bisa terlalu banyak pergerakan
O:
TD : 110/80 mmhg
N : 90 x/menit
pasien masih tampak lemah
P: intervensi dilanjutkan
a. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
b. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
c. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
d. monitor bagian tubuh yang cedera
e. monitor adanya perdarahan pada area cedera
f. anjurkan membatasi gerak pada area cedera
g. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Tgl/ No Evaluasi Paraf
jam dx
13- 3 Kel 2
02- S : klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang
202
2
O : tak tampak kemerahan dan perdarahan tidak aktif
P : intervensi dilanjutkan
a. Memonitor tanda dan gejala infeksi
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan lingkungan
klien
c. Mempertahankan teknik aseptic
Tgl No Evaluasi Paraf
dx
14/02/ 1 S: Kel 2
2022 - klien mengatakan sudah merasa lebih baik dari kondisi sebelumnya
- klien mengatakan sudah bisa melakukan perubahan posisi secara perlahan-lahan
O:
- tak tampak kemerahan pada luka
- tak tampak perdarahan
A : masalah gangguan intregitas kulit dan jaringan teratasi
P : intervensi dihentikan
14/2/2 2 S : klien mengatakan nyeri sudah berkurang dan merasa cukup baik Kel 2
022 - P : cedera patah tulang
- Q : saat digerakan
- R : tulang femur sinistra
- S : skala 4
- T : hilang timbul
O : masih terapasang spalk
- TD 120/80 mmHg, ND 80 x/menit, S 36,5 celcius, RR 20 x/menit
A : masalah gangguan mobilitas fisik teratasi
P : intervensi dihentikan
14/2/2 3 S :- Kel 2
022 O : tak tampak tanda infeksi dan luka tampak baik pada balutan spalk
A : masalah risiko infeksi teratasi
P : intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Antoni, G. K. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN
POST ORIF EC FRAKTUR FEMUR DI RUANGAN TRAUMA
CENTER IRNA BEDAH RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG. Poltekkes
Kemenkes Padang, 72.HARAHAP, E. O. (2016).
Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri pada Pasien Fraktur Femur
Sinistra di RSUD Dr. Pirngadi Medan. KEPERAWATAN FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
Ulfa, E. H. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN FRAKTUR
FEMUR DENGAN NYERI DI RUANG MELATI RSUD BANGIL
PASURUAN. SELL Journal, 5(1), 55.
THANK
YOU
Do You Have Any Questions?