Anda di halaman 1dari 38

Kelompok 2

Gangguan Kebutuhan Aktivitas


Pada Pasien Dengan Kasus Fraktur
Dosen pengampu : Ns. Mareta Dea Rosaline, M.Kep
Group Members
Puji Dwi Maryani 2010701030
Megiantara Haruman 2010701031
Siti Alyatunnisa 2010701036
Charla Bernadhetta A.D 2010701047
Winy Devi Rahayu 2010701064
Dina Evaliana 2010701067
Aliffia Nurjanah 2010701078
LEARNING OBJECTIF
1. Pengertian Fraktur
2. Klasifikasi Fraktur
3. Etiologi Fraktur
4. Patofisiologi Fraktur
5. Pathway Fraktur
6. Manifestasi Klinis Fraktur
7. Komplikasi Fraktur
8. Pemeriksaan Penunjang Fraktur
9. Penatalaksanaan Medis Fraktur
10.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Fraktur
Pengertian Fraktur
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas
struktur tulang. Kalau kulit di atasnya masih utuh,
keadaan ini disebut fraktur tertutup, kalau kulit
atau salah satu dari rongga tubuh tertembus
keadaan ini disebut fraktur terbuka yang cenderung
untuk mengalami kontaminasi dan infeksi (Wijaya,
2013).

Fraktur femur atau patah tulang paha adalah


rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot,
dan kondisi tertentu, seperti degenerasi tulang atau
osteoporosis (Muttaqin, 2008).
Klasifikasi
Berdasarkan komplit atau
01 ketidak komplitan fraktur 03 Berdasarkan garis patah
a. Fraktur greenstick
a. Fraktur komplit b. Fraktur transversal
b. Fraktur inkomplit c. Fraktur oblik
d. Fraktur spiral

02 Berdasarkan sifat fraktur


a. Fraktur tertutup (Nurarif & Hardhi, 2015)
b. Fraktur terbuka
Etiologi fraktur
Fraktur dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah
cidera, stress, dan melemahnya tulang akibat abnormalitas seperti fraktur
patologis(Apleys & Solomon, 2018).

Menurut Purwanto (2016) penyebab terjadinya fraktur


adalah :
1. Trauma langsung
Terjadi benturan pada tulang yang menyebabkan fraktur
2. Trauma tidak langsung
Tidak terjadi pada tempat benturan tetapi ditempat lain,oleh
karena itu kekuatan trauma diteruskan oleh sumbu tulang ke
tempat lain.
3. Kondisi patologis
Terjadi karena penyakit pada tulang (degeneratif dan kanker
tulang)
Manifestasi klinik

Nyeri Hilangnya Pemendekan


Fungsi ekstermitas

Krepitus Pembengkakan dan


perubahan warna
UT Southwestern
Medical Center (2016) lokal
Patofisiologi
(Brunner & Suddart, 2015).

Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila
tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena
perlukaan di kulit. Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi
disekitar tempat patah ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut,
jaringan lunak yang biasanya mengalami kerusakan. Reaksi perdarahan
biasanya timbul hebat di sekitar fraktur. Sel-sel darah putih dan sel-sel anast
berkamulasi mengakibatkan peningkatan aliran darah ke tempat tersebut
aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru amatir yang
disebut callus. Bekuan fibrin di reabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami
remodelling untuk membentuk tulang sejati.
Pathway
Faktor Resiko

Gaya Hidup Yang


Obat-obatan
Tidak Sehat Salah satunya efek obat kortikosteroid
Seperti minum-minuman yang dikonsumsi dengan dosis tinggi
berakohol, sering mengangkat yang dapat menghambat pembentukan
beban berat, jarang berolahraga, tulang

Umur dan Jenis Gangguan Kronis


Kelamin Lainnya
seperti penyakit celiac, Chorn, dan
lansia dan wanita usia tua
atritis rematoid yang sering
beresiko mengalami patah tulang
dikaitkan dengan pengeroposan
tulang.
Komplikasi Fraktur

AVN Non-union Artritis


terjadi karena aliran darah ke Osteomyelitis
Kegagalan penyatuan Dapat menyebabkan
tulang rusak atau terganggu infeksi dari jaringan
tulang dan kadang-kadang kontraktur sendi,
yang bisa menyebabkan tulang yang mencakup
dapat terbentuk sendi peregerakan ligament,
nekrosis tulang sumsum dan korteks
palsu atrofi otot
tulang
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Radiologi Laboratorium Lainnya
Pemeriksaan menggunakan Pemeriksaanuntuk mengetahui Pemeriksaan penunjang untuk
lebih jauh kelainan yang terjadi, mengetahui ada tidaknya
sinar, sepeti CT scan, sinar-
seperti Fosfatase alkali, hitung komplikasi dari fraktur, seperti
X, MRI darah lengkap pemeriksaan elektromiografi dan
artroskopi
Prinsip Penatalaksanaan Fraktur
1. Reduksi
untuk mengembalikan
panjang dan kesejajaran
garis tulang

2. Imobilisasi
untuk mencegah pergeseran
fragmen dan mencegah
pergerakan yang dapat
mengancam penyatuan

3. Rehabilitasi
Dianjurkan terapi fisik
untuk menggerakan aktif
dan pasif serta
penguatan otot
Penatalaksanaan Fraktur Terbuka
Untuk memfikasasi dan
Pemberian antibiotic
mencegah terjadinya
dilakukan segera setelah
infeksi
terjadinya trauma
Penutupan Luka &
Pemberian Antibiotik Stabilisasi Fraktu

1 2 3 4

Penilaian Awal Irigasi luka & Debriment


Memeriksa adanya Untuk membersihkan luka
komplikasi dan trauma dari dari benda asing
fraktur
Seorang klien dirawat di ruangan perawatan umum di rumah sakit
pemerintah. Klien dirawat dengan keluhan patah tulang pada femur
sinistra dan luka terbuka sehingga tulang keluar dari kulit, nyeri
hebat, dan perdarahan. Seorang perawat melakukan anamnesa,
didapatkan hasil sebagai berikut: klien mengatakan sakitnya
karena kecelakaan ditabrak motor, saat kecelakaan klien
menyatakan sadar akan kejadian, dan tungkai sinistra sakit untuk
digerakkan. Dari hasil pemeriksaan fisik didapat data: tingkat
kesadaran CM, TTV: TD 100/60 mmHG, HR 112 x/menit, T 37oC,
RR 20 x/menit, palpasi daerah fraktur ada bagian tulang yang
menonjol dan ada krepitasi di femur sinistra, tulang keluar dari
permukaan kulit, perdarahan. Dari hasil pemeriksaan laboratorium
Hb 12 gr/dl, Ht 40%, Leukosit 12.000, GDS 125, Hasil Rontgen
Femur Sinistra: Fraktur Kominutif. Tindakan sementara klien
terpasang spalk dan akan direncanakan dilakukan ORIF, klien
terpasang Infus RL 28 tetes/menit, dan mendapat antibiotik
Cefizox 1 gr/IV. Diagnosa medis klien Fraktur tertutup Kominutif
Sinistra. Perawat dan dokter serta paramedis lainnya yang terkait
melakukan perawatan secara integrasi untuk menghindari /
mengurangi resiko komplikasi lebih lanjut.
Data fokus
Data subjectif Data objectif

1. Klien mengeluh patah tulang pada femur 1. tingkat kesadaran composmentis,


sinistra 2. TTV: TD 100/60 mmHG,
2. Klien mengatakan luka terbuka sehingga tulang 3. HR 112 x/menit,
keluar dari kulit, nyeri hebat, dan perdarahan 4. T 37 o C,
3. Klien mengatakan sakitnya karena kecelakaan 5. RR 20 x/menit,
ditabrak motor 6. palpasi daerah fraktur ada bagian tulang yang
4. Klien mengatakan saat kecelakaan klien menonjol dan ada krepitasi di femur sinistra,
menyatakan sadar akan kejadian, dan tungkai tulang keluar dari permukaan kulit, perdarahan
sinistra sakit untuk digerakkan. 7. hasil pemeriksaan laboratorium Hb 12 gr/dl, Ht
40%, Leukosit 12.000, GDS 125,
8. Hasil Rontgen Femur Sinistra: Fraktur
Kominutif.
9. klien terpasang spalk
Analisa data
No. Data fokus Etiologi Masalah

Ds: kerusakan integritas gangguan mobilitas fisik


1. klien mengeluh nyeri hebat dan perdarahan struktur tulang dan (SDKI, hal 124)
pada bagian patah tulang femur sinistra nyeri
2. klien menyatakan sadar akan kejadian, dan
tungkai sinistra sakit untuk digerakkan.

Do:
3. TTV: TD 100/60 mmHG
4. HR 112 x/menit
5. Hasil Rontgen Femur Sinistra: Fraktur
Kominutif
6. Palpasi daerah fraktur ada bagian tulang
yang menonjol dan ada krepitasi di femur
sinistra tulang keluar dari permukaan kulit
7. terpasang spalk
Analisa data
No. Data fokus Etiologi Masalah

2. Ds: Faktor mekanis Gangguan mobilitas fisik


1. klien mengeluh nyeri hebat pada bagian (Penekanan pada
patah tulang pada femur sinistra tonjolan tulang) (SDKI hal 282)
2. Klien mengatakan luka terbuka sehingga
tulang keluar dari kulit, nyeri hebat, dan
perdarahan

Do:
3. suhu 37 o C
4. Hasil Rontgen Femur Sinistra: Fraktur
Kominutif
5. palpasi daerah fraktur ada bagian tulang
yang menonjol dan ada krepitasi di femur
sinistra
6. tulang keluar dari permukaan kulit
Analisa data
No. Data fokus Etiologi Masalah

3. Ds: Ketidakadekuatan resiko infeksi


1. Klien mengeluh patah tulang pada femur pertahanan tubuh
sinistra primer (SDKI, hal 304)
2. Klien mengatakan luka terbuka sehingga (Kerusakan Integritas
tulang keluar dari kulit, nyeri hebat, kulit)
dan perdarahan
Do:
3. klien terpasang Infus RL 28
tetes/menit, dan mendapat antibiotik
Cefizox 1 gr/IV.
4. suhu 37 o C
5. Ht 40%
6. Leukosit 12.000
Diagnosa keperawatan

No, Diagnosa keperawatan

1. Gangguan integritas kulit b.d Faktor mekanis


(Penekanan pada tonjolan tulang) d.d nyeri, perdarahan,
kerusakan lapisan kulit

2. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas


struktur tulang d.d mengeluh tungkai sinistra nyeri
saat digerakkan

3. Resiko infeksi d.d Ketidakadekuatan pertahanan tubuh


primer (Kerusakan Integritas kulit)
No. Tgl Kriteria dan Hasil Intervensi Paraf
Dx

1. 12/02/20 setelah dilakukan PERAWATAN LUKA( I.14564 ) Kel 2


22 tindakan keperawatan Observasi
a. Monitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau)
selama 3x24 jam maka b. Monitor tanda –tanda infeksi
integritas kulit dan Terapeutik
jaringan meningkat c. lepaskan balutan dan plester secara perlahan
dengan kriteria hasil: d. Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
1. nyeri menurun e. Bersihkan dengan cairan NACL atau pembersih non toksik,sesuai kebutuhan
2. perdarahan f. Bersihkan jaringan nekrotik
menurun g. Berikan salep yang sesuai di kulit /lesi, jika perlu
h. Pasang balutan sesuai jenis luka
3. suhu kulit i. Pertahankan teknik steril saat perawatan luka
membaik j. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
4. Kerusakan lapisan k. Jadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi pasien
kulit menurun l. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
  m. Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis vitamin A,vitamin C,Zinc,Asam amino),sesuai
(SLKI, hal 33) indikasi
n. Berikan terapi TENS(Stimulasi syaraf transkutaneous), jika perlu
Edukasi
o. Jelaskan tandan dan gejala infeksi
p. Anjurkan mengonsumsi makan tinggi kalium dan protein
q. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
r. Kolaborasi prosedur debridement(mis: enzimatik biologis mekanis,autolitik), jika perlu
s. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
No. Tgl Kriteria dan Hasil Intervensi Paraf
Dx
PEMBIDAIAN ( I.05180)
Observasi
a. identifikasi kebutuhan dilakukan pembidaian
b. monitor bagian tubuh yang cedera
c. monitor adanya perdarahan pada area cedera\
d. identifikasi material bidai yang sesuai

Terapeutik
e. tutup luka terbuka dengan balutan
f. atasi perdarahan sebelum bidai dipasang
g. minimalkan pergerakan, terutama pada bagian yang cedera
h. tempatkan ekstremitas yang cedera dalam posisi fungsional, jika
memungkinkan
i. pasang bidai pada posisi tubuh seperti saat ditemukan
j. gunakan kedua tangan untuk menopang area cedera

Edukasi
k. jelaskan tujuan dan langkah-langka prosedur sebelum pemasangan bidai
l. anjurkan membatasi gerak pada area cedera
No. Tgl Kriteria dan Hasil Intervensi Paraf
Dx
2. 12/02 setelah dilakukan tindakan DUKUNGAN MOBILISASI (I.05173) Kel 2
/2022 keperawatan selama 3x24  
Observasi
jam maka mobilitas fisik
a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
meningkat dengan kriteria b. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
hasil : c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
a. Pergerakan d. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
ekstremitas
meningkat Terapeutik
b. Rentang gerak (ROM) e. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
f. Fasilitasi melakukan pergerakan fisik, jika perlu
meningkat
g. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
c. Nyeri menurun pergerakan
d. Gerak terbatas
menurun Edukasi
e. Kelemahan fisik h. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
menurun i. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
j. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk di tempat
tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
(SLKI, Hal 65)
No. Tgl Kriteria dan Hasil Intervensi Paraf
Dx

3. 12/02/2 Setelah dilakukan asuhan Pencegahan infeksi Kel 2


022 keperawatan 3x24 jam maka tingkat infeksi menurun dengan observasi:
a. monitor tanda dan gejala infeksi
kriteria hasil:
  teraupetik:
1. nyeri menurun b. cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
2. kadar sel darah putih membaik dengan klien dan lingkungan klien
  c. pertahankan teknik aseptik
(SLKI,, hal 139)
   
Edukasi
integritas kulit dan jaringan meningkat dengan kriteria hasil: d. jelaskan tanda dan gejala infeksi
3. nyeri menurun e. ajarkan cara memeriksa luka
4. perdarahan menurun f. anjurkan meningkatkan asupan cairan
5. suhu kulit membaik
6. Kerusakan lapisan kulit menurun Kolaborasi
  g. kolaborasi pemberian imunisasi jika
perlu
(SLKI, hal 33)
 
  (SIKI, hal 278).
NO. TGL/ IMPLEMENTASI HASIL PARAF
DX jam

1 12/02/2 1. Memonitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau S: kel 2


022 2. Memonitor tanda –tanda infeksi − Klien mengatakan luka terbuka
08.00 3. Menjadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai sehingga tulang keluar dari kulit,
kondisi pasien nyeri hebat, dan perdarahan
4. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi  
5. Menganjurkan mengonsumsi makan tinggi kalium dan protein O:
6. Berkolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu − terapi antibiotik Cefizox 1 gr/IV
− Klien mengkonsumsi susu non lemak
dan daging/telur.

3 12/02/2 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi S: kel 2


022 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan − Klien mengatakan luka terbuka
11.00 lingkungan klien sehingga tulang keluar dari kulit,
  3. mempertahankan teknik aseptik nyeri hebat, dan perdarahan
4. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi O:
− hasil pemeriksaan laboratorium Ht
40%, Leukosit 12.000,
− klien terpasang Infus RL 28
tetes/menit
NO. TGL/ jam IMPLEMENTASI HASIL PARAF
DX

2 12/02/2022 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya S: kel 2


07.30 2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan − Pasien mengatakan nyeri hebat pada
3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum bagian patah tulang pada femur sinistra
memulai mobilisasi − klien mengatakan tungkai sinistra sakit
4. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi untuk digerakkan.
5. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. O:
pagar tempat tidur) − Pasien tampak lemas
6. identifikasi kebutuhan dilakukan pembidaian − TTV: TD 100/60 mmHG,
7. monitor bagian tubuh yang cedera − HR 112 x/menit,
8. monitor adanya perdarahan pada area cedera − T 37 o C,
9. tutup luka terbuka dengan balutan − RR 20 x/menit
10. atasi perdarahan sebelum bidai dipasang − terpasang spalk sementara pada kaki
11. pasang bidai pada posisi tubuh seperti saat ditemukan kiri
12. gunakan kedua tangan untuk menopang area cedera − klien memahami mengapa harus
13. jelaskan tujuan dan langkah-langka prosedur sebelum membatasi gerakan
pemasangan bidai
14. anjurkan membatasi gerak pada area cedera
15. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
NO. TGL/ jam IMPLEMENTASI HASIL PARAF
DX

2 13/02/2022 1. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan S: kel 2


07.30 2. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai − Pasien mengatakan masih nyeri pada bagian luka
mobilisasi p : cedera patah tulang
3. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi Q : seperti diiris-iris
4. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat R : tulang femur sinistra
tidur) S : skala 6
5. Memfasilitasi melakukan pergerakan fisik, jika perlu T : terus menerus
6. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk − Pasien mengatakan nyeri saat melakukan
di tempat tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke pergerakan
kursi) − pasien mengatakan belum bisa terlalu banyak
pergerakan
O:
− TD : 110/80 mmhg, N : 90 x/menit, RR : 20
x/menit

1 13/02/2022 1. Memonitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau S : -  kel 2


08.00 2. Memonitor tanda –tanda infeksi O:
3. Menjadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi − luka tampak baik dibalutan spalk
pasien − tidak ada tanda-tanda infeksi
4. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi − suhu 37 celicus
 
NO. TGL/ IMPLEMENTASI HASIL PARAF
DX jam

3 13/02/2 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi S : klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang kel 2
022 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan O:
11.00 lingkungan klien − tak tampak kemerahan
3. Mempertahankan teknik aseptik − perdarahan tidak aktif
 

2 14/02/2 1. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai S: kel 2
022 mobilisasi − klien mengatakan nyeri sudah berkurang
07.30 2. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi P : cedera patah tulang
3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur) Q : saat digerakan
4. Memfasilitasi melakukan pergerakan fisik, jika perlu R : tulang femur sinistra
5. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk di S : skala 4
tempat tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi) T : hilang timbul
− klien mengatakan sudah mulai cukup
membaik
 
O:
− TD 120/80 mmHg
− ND 80 x/menit
− S 36,5 celcius
− RR 20 x/menit
− masih terapasang spalk
NO. TGL/ IMPLEMENTASI HASIL PARAF
DX jam

1 14/02/ 1. Memonitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau S: kel 2


2022 2. Memonitor tanda –tanda infeksi − klien mengatakan sudah merasa lebih
08.00 3. Menjadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai baik dari kondisi sebelumnya
kondisi pasien − klien mengatakan sudah bisa
melakukan perubahan posisi secara
perlahan-lahan
O:
− tak tampak kemerahan pada luka
− tak tampak perdarahan
−  

3 14/02/ 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi S: kel 2


2022 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan −  
11.00 lingkungan klien O:
3. Mempertahankan teknik aseptik − tak tampak tanda infeksi
− luka tampak baik pada balutan spalk
Tgl/ No Evaluasi Paraf
jam dx
12/02/2 1 S: Klien mengatakan luka terbuka sehingga tulang keluar dari kulit, nyeri hebat, dan perdarahan Kel 2
022  
O: terapi antibiotik Cefizox 1 gr/IV

A : masalah gangguan intregritas kulit dan jaringan belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
a. Memonitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau
b. Memonitor tanda –tanda infeksi
c. Menjadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi pasien
d. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Tgl/ No Evaluasi Paraf
jam dx
12/02/2 2. S : Pasien mengatakan nyeri hebat pada bagian patah tulang pada femur sinistra klien mengatakan tungkai sinistra Kel 2
022 sakit untuk digerakkan.

O:
Pasien tampak lemas
TTV: TD 100/60 mmHG,
HR 112 x/menit,
T 37 o C,
RR 20 x/menit
terpasang spalk sementara di kaki kiri

A : masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan
a. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
b. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
c. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
d. monitor bagian tubuh yang cedera
e. monitor adanya perdarahan pada area cedera
f. anjurkan membatasi gerak pada area cedera
g. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Tgl/ No Evaluasi Paraf
jam dx
12/02/2 3 S : Klien mengatakan luka terbuka sehingga tulang keluar dari kulit, nyeri hebat, dan perdarahan Kel 2
022
O: hasil pemeriksaan laboratorium Ht 40%, Leukosit 12.000, klien terpasang Infus RL 28 tetes/menit

A : masalah resiko infeksi belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
a. Memonitor tanda dan gejala infeksi
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan lingkungan klien
c. Mempertahankan teknik aseptic
Tgl/ No Evaluasi Para
jam dx

13- 1 S:- Kel 2


02-
202
O:
2 - luka tampak baik dibalutan spalk
- tidak ada tanda-tanda infeksi
- suhu 37 celicus

A : masalah gangguan intregritas kulit dan jaringan belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
a. Memonitor karakteristik luka (mis: drainase,warna,ukuran,bau
b. Memonitor tanda –tanda infeksi
c. Menjadwalkan perubahan posisi setiap dua jam atau sesuai kondisi pasien
d. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
Tgl/ No Evaluasi Paraf
jam dx
13- 2 S : Pasien mengatakan masih nyeri pada bagian luka Kel 2
02- p : cedera patah tulang
2022 Q : seperti diiris-iris
R : tulang femur sinistra
S : skala 6
T : terus menerus
Pasien mengatakan nyeri saat melakukan pergerakan dan pasien mengatakan belum bisa terlalu banyak pergerakan

O:
TD : 110/80 mmhg
N : 90 x/menit
pasien masih tampak lemah

A : masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan
a. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
b. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
c. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
d. monitor bagian tubuh yang cedera
e. monitor adanya perdarahan pada area cedera
f. anjurkan membatasi gerak pada area cedera
g. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
Tgl/ No Evaluasi Paraf
jam dx

13- 3 Kel 2
02- S : klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang
202
2
O : tak tampak kemerahan dan perdarahan tidak aktif

A : masalah resiko infeksi belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
a. Memonitor tanda dan gejala infeksi
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien dan lingkungan
klien
c. Mempertahankan teknik aseptic
Tgl No Evaluasi Paraf
dx
14/02/ 1 S: Kel 2
2022 - klien mengatakan sudah merasa lebih baik dari kondisi sebelumnya
- klien mengatakan sudah bisa melakukan perubahan posisi secara perlahan-lahan
O:
- tak tampak kemerahan pada luka
- tak tampak perdarahan
A : masalah gangguan intregitas kulit dan jaringan teratasi
P : intervensi dihentikan

14/2/2 2 S : klien mengatakan nyeri sudah berkurang dan merasa cukup baik Kel 2
022 - P : cedera patah tulang
- Q : saat digerakan
- R : tulang femur sinistra
- S : skala 4
- T : hilang timbul
O : masih terapasang spalk
- TD 120/80 mmHg, ND 80 x/menit, S 36,5 celcius, RR 20 x/menit
A : masalah gangguan mobilitas fisik teratasi
P : intervensi dihentikan
14/2/2 3 S :- Kel 2
022 O : tak tampak tanda infeksi dan luka tampak baik pada balutan spalk
A : masalah risiko infeksi teratasi
P : intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Antoni, G. K. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN
POST ORIF EC FRAKTUR FEMUR DI RUANGAN TRAUMA
CENTER IRNA BEDAH RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG. Poltekkes
Kemenkes Padang, 72.HARAHAP, E. O. (2016).
Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri pada Pasien Fraktur Femur
Sinistra di RSUD Dr. Pirngadi Medan. KEPERAWATAN FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
Ulfa, E. H. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN FRAKTUR
FEMUR DENGAN NYERI DI RUANG MELATI RSUD BANGIL
PASURUAN. SELL Journal, 5(1), 55.
THANK
YOU
Do You Have Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai