Gangguan kebutuhan
aktivitas pada pasien
dengan kasus stroke
hemoragic
Dosen pengampu : Ns. Cut Sarida Pompey, MSN
—Anggota Kelompok 2—
Siti Alyatunnisa
Klasifikasi Stroke
Perdarahan ekstra
Perdarahan intra
serebral / Perdarahan Sub
serebral (PIS) Arachnoid (PSA)
Siti Alyatunnisa
Etiologi
Terhalangnya suplai darah ke otak pada stroke
perdarahan (stroke hemoragik) disebabkan oleh
arteri yang mensuplai darah ke otak pecah.
Penyebabnya misalnya tekanan darah yang mendadak
tinggi dan atau oleh stress psikis berat. Peningkatan
tekanan darah yang mendadak tinggi juga dapat
disebabkan oleh trauma kepala atau peningkatan
tekanan lainnya, seperti mengedan, batuk keras,
mengangkat beban, dan sebagainya. Pembuluh darah
pecah umumnya karena arteri tersebut berdinding
tipis berbentuk balon yang disebut aneurisma atau
arteri yang lecet bekas plak aterosklerotik
(Junaidi, 2011).
Siti Alyatunnisa
Faktor resiko
(Arum, 2015)
Faktor resiko medis Faktor resiko pelaku Faktor resiko yang dapat di
modifikasi
1. Arteriosklerosis 1. Kebiasaan merokok 1. Hipertensi
(pengerasan pembuluh 2. Mengkonsumsi minuman 2. Penyakit jantung
bersoda dan beralkohol 3. Diabetes melitus
darah) 3. Suka menyantap makanan 4. Hiperkolesterlemia
2. Adanya riwayat stroke siap saji (fast food/junk 5. Obesitas
dalam keluarga (factor food) 6. Merokok
keturunan) 4. Kurangnya aktivitas
3. Migraine (sakit kepala gerak/olahraga
5. Suasana hati yang tidak
sebelah) nyaman
Siti Alyatunnisa
Patofisiologi
Megiantara
Haruman
Pathway
Megiantara
Haruman
Manifestasi Klinik
1 Kelumpuhan
2 Gangguan Sensibilitas
3 Penurunan Kesadaran
Terjadi akibat perdarahan
terjadi akibat adanya kerusakan Terjadi karena kerusakan
pada area motorik di korteks bagian sistem saraf otonom dan kerusakan otak
frontal
Afasia
4 5
Disatria Gangguan Penglihatan
terjadi jika terdapat kerusakan
pada area pusat bicara primer terjadi karena kerusakan 6 terjadi karena kerusakan
pada lobus temporal atau
yang berada pada hemisfer kiri nervus cranial sehingga
terjadi kelemahan dari parietal yang dapat
otot bibir menghambat serat saraf
Puji Dwi Maryani optik
Komplikasi
Disritmia
Embolisme Serebral Hipoksia Serebral
Sumbatan pembuluh darah otak akibat Penurunan kadar oksigen yang tidak
infark miokard atau fibrilasi atrium atau kerusakan sel, jaringan maupun organ
dapat berasal dari katup jantung prostetik. tubuh laonnya, seperti otak
Angiografi Lumbal
MRI CT Scan
Serebral Pungsi untuk menentukan
Untuk mendeteksi posisi dan besar Untuk mendeteksi
Menentukan penyebab adanya jaringan otak
jenis stroke terjadinya perdarahan
stroke secara spesifik yang infark
hemoragic otak
Megiantara
Haruman
Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
Do :
- suara nafas mengorok
- RR : 28x/menit
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian sedasi dan
antikonvulsan, jika perlu
-Kolaborasi pemberian diuretic osmosis,
jika perlu
Intervensi Keperawatan
No DX Tanggal Kriteria hasil Intervensi Paraf
2 08/02/2002 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas (I. 01011) Kel 2
keperawatan selama 3x24
jam, maka pola nafas membaik Observasi
dengan kriteria hasil: -Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
a. Frekuensi napas napas)
membaik -Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
b. dispnea menurun weezing, ronkhi kering)
-Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
(SLKI, Hal 95, L. 01004)
Terapeutik
-Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical)
-Posisikan semi-Fowler atau Fowler
-Berikan minum hangat
-Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
-Lakukan hiperoksigenasi sebelum
-Penghisapan endotrakeal
-Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsepMcGill
-Berikan oksigen, jika perlu
Intervensi Keperawatan
No DX Tanggal Kriteria hasil Intervensi Paraf
08 - 02 - 2022 1 S: Kel 2
14.00 WIB - Keluarga mengatakan klien mengeluh nyeri kepala hebat
dan kelemahan tangan dan kaki kiri
o:
- Kesadaran somnolen
- GCS 7
- td : 190/100 mmhg
- rr : 28 x/menit
- Suhu 37,9 celcius
A : Masalah Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d
hipertensi belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi,
gangguan metabolisme, edema serebral)
2. Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK
3. Memonitor MAP (Mean Arterial Pressure)
4. Meminimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan
yang tenang
5. Memberikan posisi semi fowler
08 - 02 - 2022 2 S:- Kel 2
14.00 WIB O:
- Tampak suara napas mengorok (snoring)
- RR : 28x/menit
A : masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
2. Memonitor bunyi napas tambahan
3. Mempertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma cervical)
4. Memposisikan semi-Fowler atau Fowler
08- 02 - 3 S: Kel 2
2022 - Keluarga mengatakan klien mengeluh kelemahan pada tangan kiri dan kaki
14.00 WIB kiri
O:
- ADL pasien dibantu oleh perawat dan keluarga
- Kekuatan otot 1111/4444, 1111/4444
A: masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
2. Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
3. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat
tidur)
4. Memfasilitasi melakukan pergerakan fisik
5. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
7. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
8. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk di
tempat tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)
09- 02 - 1 S: Kel 2
2022 - Keluarga mengatakan klien tampak tenang
14.30 WIB O:
- GCS 10
- td : 170/ 90 mmhg
- suhu : 37,5°C
- nadi : 98x/menit
- Terapi obat amlodipin 5 mg, simvastatin 40 mg, manitol 100 g tiap 4 jam
A: Masalah Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d hipertensi belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi, gangguan metabolisme,
edema serebral)
2. Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK
3. Memonitor MAP (Mean Arterial Pressure)
4. Meminimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
5. Memberikan posisi semi fowler
6. Mencegah terjadinya kejang
7. Mempertahankan suhu tubuh normal
8. Melaukan kolaborasi pemberian obat
09 - 02 - 2022 2 S: Kel 2
14.30 WIB - Keluarga mengatakan klien masih ada suara
mengorok
O:
- Tampak suara mengorok
- rr: 23x/menit
A : masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
2. Memonitor bunyi napas tambahan
3. Mempertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma cervical)
4. Memposisikan semi-Fowler atau Fowler
09- 02 - 3 S: Kel 2
2022 - keluarga klien tampak kooperatif dan mendengarkan arahan dari perawat
14.30 WIB - Keluarga mengatakan klien mengeluh kelemahan pada tangan kiri dan kaki kiri
O:
- keluarga klien tampak kooperatif dan mendengarkan arahan dari perawat
A: masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
2. Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
3. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
4. Memfasilitasi melakukan pergerakan fisik
5. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
7. Menganjurkan melakukan mobilisasi dini
8. Mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. duduk di tempat
tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
10- 02 - 1 S: Kel 2
2022 - Keluarga mengatakan klien sudah mulai membaik keadaan nya dan merasa tenang
15.00 WIB O:
- GCS 13
- td : 140/80 mmhg
- n : 80 x / menit
- s : 37,3°C
A: Masalah Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d hipertensi teratasi
P : intervensi dihentikan
2 S:
10- 02 - - Keluarga mengatakan klien sudah tidak ada suara mengorok
2022 O:
15.30 WIB - rr : 20 x/menit
A: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi
P : intervensi dihentikan
3 S:
- keluarga mengatakan kelemahan kaki dan tangan kiri sudah berkurang
10.02.2022 O:
16.00 WIB - pasien tampak masih lemas
- td : 140/80 mmhg
- n : 87 x / menit
- s : 37,3°C
- rr : 20x/menit
- adl pasien masih dibantu dengan keluarganya
A: Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi
P : intervensi dihentikan
Terima Kasih