PENDIDIKAN STA
(KPS) F
Workshop TOT
Calon Surveior Akreditasi Rumah Sakit Grace Frelita 30 Desember 2021
Jakarta, 29 – 31 Desember 2021
OVERVIEW
STANDAR KPS
§ Perencanaan dan Pengelolaan Staf
21 STANDAR § Pendidikan dan Pelatihan
81 ELEMEN PENILAIAN § Kredensial dan Penugasan Staf Medis
§ Tenaga Medis
§ Tenaga Keperawatan
§ Tenaga Kesehatan Lainnya
PENGELOMPOKAN &
Perencanaan dan Pengelolaan Staf: KPS 1 – KPS 7
KPS 1: MPP FOKUS STANDAR KPS
KPS 2: Uraian Tugas/Job Description
KPS 3: Rekruitment & Performance Appraisal
Te naga Medis: KPS 11 – KPS
KPS 4: Kompetensi PPA Klinis Sesuai Kebutuhan KPS 5:
13
Kompetensi Staf Nonklinis Sesuai Kebutuhan KPS 6:
Data Kepegawaian Terdokumentasi & Uptodate KPS KPS 11: Kewenangan Klinis Staf Medis
7: KPS 12: OPPE Dokter
Orientasi KPS 13: Rekrendensial tiap 3 Tahun
Pendidikan dan Pelatihan: KPS 8 & 8.1, KPS 9 Te naga Keperawatan: KPS 14 – KPS
16
KPS 8: CME
KPS 14: Kredensial Tenaga Perawat KPS
KPS 8.1: Resusitasi, BHD
15: Penugasan Klinis Tenaga Perawat KPS
KPS 9: Program Kesehatan dan Keselamatan Staf
16: Penilaian Kinerja Tenaga Perawat
gambaran umum
b) Kepala unit telah merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan, kompetensi dan pengalaman
f) Efektivitas perencanaan staf dipantau secara berkelanjutan dan diperbarui sesuai kebutuhan.
REGULASI TERKAIT
Permenkes 03 / 2020 – Klasifikasi dan Perizinan RS
Setiap staf yang bekerja di rumah sakit harus mempunyai uraian tugas. Pelaksanaan tugas, orientasi, dan
a) Tenaga kesehatan ditugaskan di bidang manajerial, misalnya kepala bidang, kepala unit.
b) Tenaga Kesehatan melakukan dua tugas yaitu di bidang menajerial dan di bidang klinis, maka harus
mempunyai uraian tugas sedangkan tugas klinisnya sebagai dokter spesialis harus mempunyai
Surat
Penugasan Klinis (SPK) dan Rancangan Kewenangan Klinis (RKK).
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
KPS 2
pendidikan batasan kewenangan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dikerjakan sesuai dengan
tingkat pendidikannya.
d) Tenaga Kesehatan yang diizinkan untuk memberikan pelayanan sementara dirumah sakit; misalnya,
ELEMEN PENILAIAN
a) Staf telah memiliki uraian tugas sesuai dengan tugas yang diberikan.
b) Tenaga Kesehatan yang diidentifikasi dalam a) hingga d) dalam maksud dan tujuan, memiliki uraian
Rumah sakit menetapkan proses yang terpusat, efisien dan terkoordinasi, agar terlaksana proses yang
seragam mencakup:
a) rekruitmen staf sesuai kebutuhan rumah sakit.
ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi terkait proses rekruitmen, evaluasi kompetensi kandidat
Staf klinis yang kompeten direkrut rumah sakit melalui suatu proses yang mencocokkan persyaratan
a) Penilaian kompetensi awal harus dilakukan pada PPA untuk memastikan apakah PPA dapat
melakukan tanggung jawabnya sesuai uraian tugasnya. Penilaian dilakukan sebelum atau saat
mulai bertugas.
b) Penilaian kompetensi yang diinginkan juga mencakup menilai kemampuan staf untuk
mengoperasikan alat medis, alarm klinis, dan mengawasi pengelolaan obat-obatan yang sesuai
dengan area tempat ia akan bekerja.
c). Rumah sakit menetapkan proses evaluasi kemampuan staf dan frekuensi evaluasi secara
berkesinambungan
ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses untuk menyesuaikan kompetensi PPA
b) Para PPA yang baru, dinilai kinerjanya pada saat akan memulai pekerjaannya oleh kepala unit
REGULASI TERKAIT
UU 36 / 2014 – Tenaga Kesehatan
Rumah sakit mengidentifikasi staf yang memenuhi persyaratan posisi nonklinis. Supervisor memberikan
orientasi kepada staf nonklinis untuk memastikan bahwa staf tersebut melakukan tanggung jawabnya
sesuai uraian tugasnya. Staf dilakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan
ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses untuk menyesuaikan kompetensi staf non
sesuai uraian tugas setiap tahunnya atau sesuai ketentuan rumah sakit.
b) Bukti orientasi.
c) Uraian tugas staf.
f) Salinan sertifikat pelatihan di dalam maupun di luar rumah sakit yang telah diikuti.
g) Informasi kesehatan yang dipersyaratkan, seperti imunisasi, hasil medical check up.
ELEMEN PENILAIAN
a) File kepegawaian staf distandardisasi dan dipelihara serta dijaga kerahasiaannya sesuai dengan
Keputusan pengangkatan staf melibatkan sejumlah proses. Pemahaman terhadap rumah sakit secara
keseluruhan dan tanggung jawab klinis maupun nonklinis berperan dalam tercapainya misi rumah
Orientasi umum meliputi informasi tentang rumah sakit, program mutu dan keselamatan pasien, serta
Orientasi khusus meliputi tugas dan tanggung jawab dalam melakukan pekerjaannya. Hasil orientasi
ini dicatat dalam file kepegawaian staf tersebut. Staf yang kontrak, sukarelawan, dan mahasiswa atau
ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang orientasi bagi staf baru di rumah sakit
b) PPA baru telah diberikan orientasi umum dan orientasi khusus sesuai.
c) Staf nonklinis baru telah diberikan orientasi umum dan orientasi khusus.
d) Staf yang di kontrak, staf part time, mahasiswa dan sukarelawan telah diberikan umum
orientasi
dan
orientasi khusus (jika ada). RUMAH SAKIT
KPS 8
Rumah sakit mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk menyusun program pendidikan dan pelatihan untuk
memenuhi kebutuhan pasien dan / atau memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan. Sumber informasi untuk
e) Pengenalan teknologi, keterampilan dan pengetahuan baru yang diperoleh dari penilaian kinerja.
a) Rumah sakit telah mengidentifikasi kebutuhan pendidikan staf berdasarkan sumber berbagai informasi, mencakup a – h
b) Program pendidikan dan pelatihan telah disusun berdasarkan hasil identifikasi sumber informasi pada EP 1.
c) Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan diberikan kepada staf rumah sakit baik internal maupun eksternal.
d) Rumah sakit telah menyediakan waktu, anggaran dan sarana dan prasarana yang memadai bagi semua staf
untuk
mendapat kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan.
S 8
KP
REGULASI TERKAIT
§ Semua staf yang merawat pasien, termasuk dokter dan staf lain yang ditentukan rumah sakit telah
§ Rumah sakit menentukan pelatihan bantuan hidup dasar atau tingkat lanjut untuk setiap staf, sesuai
pelatihan tersebut.
c) Tingkat pelatihan yang ditentukan untuk tiap staf diulang berdasarkan persyaratan dan/atau jangka waktu
harus
yang ditetapkan oleh program pelatihan yang diakui, atau setiap dua tahun jika tidak menggunakan program
REGULASI TERKAIT
a) cara pelaporan dan mendapatkan pengobatan, menerima konseling, dan menangani cedera yang mungkin
terjadi akibat tertusuk jarum suntik, terpapar penyakit menular, atau mendapat kekerasan di tempat kerja;
b) Program kesehatan dan keselamatan staf mencakup setidaknya a) hingga g) yang tercantum dalam
c) Rumah sakit telah menetapkan kode etik (code of conduct) staf rumah sakit
d) Berdasar atas epidemologi penyakit infeksi maka rumah sakit mengidentifikasi staf terpapar atau
risiko
tertular serta melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi.
e) Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi, konseling, dan tata laksana lebih lanjut untuk staf yang
terpapar penyakit infeksi serta dikoordinasikan dengan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
kerja (workplace violence) dan menerapkan upaya untuk mengurangi risiko tersebut.
f) Rumah sakit telah melaksanakan evaluasi, konseling, dan tata laksana lebih lanjut untuk staf yang
REGULASI TERKAIT
KPS 10.1
Rumah sakit melaksanakan verifikasi terkini terhadap pendidikan,
registrasi/izin, pengalaman, dan lainnya dalam proses kredensialing staf
medis.
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit yang dilakukan rumah sakit terhadap seorang staf medis untuk
menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi penugasan klinis dan kewenangan klinis untuk
menjalankan asuhan / tindakan medis tertentu di lingkungan rumah sakit tersebut untuk periode tertentu.
§ Staf medis adalah semua dokter dan dokter gigi yang memberikan layanan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, bedah, atau layanan medis/gigi lain kepada pasien, atau yang memberikan layanan interpretatif
terkait pasien seperti patologi, radiologi, laboratorium, serta memiliki surat tanda registrasi dan surat izin
praktik.
mengeluarkan kredensial.
b) Rumah sakit telah melaksanakan proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuk pelayanan
diagnostik, konsultasi, dan tata laksana yang diberikan oleh dokter praktik mandiri di rumah sakit secara
seragam.
c) Rumah sakit telah melaksanakan proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis kepada dokter praktik
mandiri dari luar rumah sakit seperti konsultasi kedokteran jarak jauh (telemedicine), radiologi jarak jauh
yang diakui yang mengeluarkan izin/sertifikat, dan kredensial lain dalam proses kredensial sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
f) Ada bukti dilaksanakan kredensial tambahan ke sumber yang mengeluarkan apabila staf medis yang meminta
ELEMEN PENILAIAN
a) Pengangkatan staf medis dibuat berdasar atas kebijakan rumah sakit dan konsisten dengan populasi
pasien rumah sakit, misi, dan pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
b) Pengangkatan tidak dilakukan sampai setidaknya izin/surat tanda registrasi sudah diverifikasi dari
sumber utama yang mengeluarkan surat tesebut dan staf medis dapat memberikan pelayanan kepada
pasien di bawah supervisi sampai semua kredensial yang disyaratkan undang-undang dan peraturan
c) Untuk staf medis yang belum mendapatkan kewenangan mandiri, dilakukan supervisi dengan mengatur
frekuensi supervisi dan supervisor yang ditunjuk serta didokumentasikan di file kredensial staf tersebut.
Pertimbangan untuk pemberian kewenangan klinis pada pengangkatan awal termasuk hal-hal berikut:
a) keputusan tentang kewenangan klinis yang akan diberikan kepada seorang staf medis didasarkan terutama
atas informasi dan dokumentasi yang diterima dari sumber luar rumah sakit.
b) program pendidikan spesialis menentukan dan membuat daftar secara umum tentang kompetensinya
di
area diagnosis dan tindakan profesi dan Konsil Kedokteran Indonesia mengeluarkan standar
kompetensi/kewenangan klinis.
e) seorang dokter dengan spesialisasi yang sama dimungkinkan memiliki kewenangan klinis berbeda yang
disebabkan oleh perbedaan pendidikan dan pelatihan tambahan, pengalaman/hasil kinerja selama bekerja,
g) Penilaian kinerja staf medis berkelanjutan setiap tahun yang dikeluarkan oleh rumah sakit yang berisi jumlah
pasien per penyakit/tindakan yang ditangani per tahun, rerata lama dirawat, serta angka kematiannya. Angka ILO
dan kepatuhan terhadap Panduan Pratek Klinis (PPK) meliputi penggunaan obat, penunjang diagnostik, darah,
produk darah, dan lainnya;
h) Hasil evaluasi praktik professional berkelanjutan (OPPE) dan terfokus (FPPE)
obat kemoterapi,
khusus obat radioaktif,
untuk mendukung obat kewenangan
pelaksanaan anestesi, danklinis.
lainnya.
Medik.
c) Ada bukti pelaksanaan pemberian kewenangan tambahan setelah melakukan verifikasi dari sumber
utama yang mengeluarkan ijazah / sertifikat.
d) Surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis anggota staf medis dalam bentuk cetak atau
kepadanya.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
KPS 12
Penjelasan istilah dan ekspektasi yang terdapat dalam standar ini adalah sebagai berikut:
a) Penilaian praktek profesional berkelanjutan (OPPE) adalah proses pengumpulan data dan informasi secara
berkesinambungan untuk menilai kompetensi klinis dan perilaku profesional staf medis.
b) Perilaku staf medis ialah model atau mentor dalam menumbuhkan budaya keselamatan (safety culture)
di
rumah sakit.
c)
Proses monitoring OPPE staf medis harus dapat menjadi bagian dari proses peninjauan kinerja staf medis
terkait dengan upaya mendukung budaya keselamatan.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
KPS 12
ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses penilaian kinerja untuk penilaian mutu praktik
c) Penilaian OPPE juga meliputi perannya dalam pencapaian target indikator mutu yang di unit
oleh kepala unit, ketua kelompok staf medis, sub-komite peningkatan mutu komite medik dan pimpinan
pelayanan medis. Hasil, simpulan, dan tindakan didokumentasikan di dalam file kredensial staf medis
tersebut
f) Jika terjadi kejadian insiden keselamatan pasien atau pelanggaran perilaku etik maka dilakukan
tindakan terhadap staf medis tersebut secara adil (just-culture) berdasarkan hasil analisa terkait kejadian
tersebut.
g) Bila ada temuan yang berdampak pada pemberian kewenangan staf klinis, didokumentasi dalam file staf
REGULASI TERKAIT
Permenkes 755/2011 – Komite Medik
Indikator Penilaian
Peer Group &/ Direktur Medik Hasil
(Dipilih sesuai bidang spesialisasi masing-masing dokter, Self Asesmen
Komite Medik (AMA) Akhir
3 dapat memilih dari lampiran atau indikator klinis lain sesuai Bobot Target
D. HASIL PENILAIAN
A - Excellent = 4,20 - 5,00
B - Very Good = 3,4 - 4,19
TOTAL SCORE 1.18 C - Good = 2,60 - 3,39
D - Average = 1,80 - 2,59
C. FAKTOR YANG DINILAI E - Poor = 0 - 1,79
PERILAKU / BEHAVIOUR E. PEMBAHASAN
Bobot Kategori:
Menjunjung tinggi budaya keselamatan pasien dan memiliki tingkah laku yang menjadi teladan Peluang Perbaikan
30%
10%
5.00
5.00
1
1
0.1
0.1
1
1
0.1
0.1
1
1
0.1
0.1
0.1
0.1
§ Kinerja klinis
TOTAL PENILAIAN PERTUMBUHAN PROFESIONAL 0.3
KPS 13
Rumah sakit paling sedikit setiap tiga tahun melakukan rekredensial berdasarkan
hasil penilaian praktik profesional berkelanjutan (OPPE) terhadap setiap semua staf
medis rumah sakit untuk menentukan apabila staf medis dan kewenangan klinisnya
dapat dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi.
1) Staf medis dapat diberikan kewenangan tambahan berdasarkan pendidikan dan pelatihan yang
lanjutan
telah diverifikasi dari Badan / Lembaga / Institusi penyelenggara pendidikan atau pelatihan.
b) batasan kewenangan yang dikenakan kepada staf oleh organisasi profesi, KKI, MKEK, atau badan
ELEMEN PENILAIAN
a) Berdasarkan penilaian praktik profesional berkelanjutan staf medis, rumah sakit menentukan sedikitnya setiap
tiga tahun, apakah kewenangan klinis staf medis dapat dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi (berkurang
atau
bertambah).
b)
Terdapat bukti terkini dalam berkas setiap staf medis untuk semua kredensial yang perlu diperbarui secara
periodik.
c) Ada bukti pemberian kewenangan klinis tambahan didasarkan atas kredensial yang telah diverifikasi dari
sumber Badan / Lembaga / Institusi penyelenggara pendidikan atau pelatihan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
KPS 14
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial
tenaga perawat dengan mengumpulkan, verifikasi pendidikan, registrasi,
izin, kewenangan, pelatihan, dan pengalamannya.
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses kredential yang efektif terhadap tenaga
b) Tersedia bukti dokumentasi pendidikan, registrasi, sertifikasi, izin, pelatihan, dan pengalaman yang
d) Terdapat bukti dokumen kredensial yang dipelihara pada setiap tenaga keperawatan.
e) Rumah sakit menerapkan proses untuk memastikan bahwa kredensial perawat kontrak lengkap
sebelum penugasan.
ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah menetapkan rincian kewenangan klinis perawat berdasar hasil kredensial terhadap perawat.
b) Rumah sakit telah menetapkan surat penugasan klinis tenaga perawatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
perawat berperan secara proaktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
b) Rumah sakit melakukan penilaian kinerja tenaga perawat secara periodik format
b) Penilaian kinerja tenaga keperawatan meliputi pemenuhan uraian tugasnya dan perannya
dalam pencapaian target indicator mutu yang diukur di unit tempatnya bekerja.
c) Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku adil (just culture) ketika ada temuan dalam
kegiatan peningkatan mutu, laporan insiden keselamatan pasien atau manajemen risiko.
d) Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian, tindakan yang diambil, dan setiap
dampak atas tanggung jawab pekerjaan perawat dalam file kredensial perawat.
Rumah sakit memastikan bahwa PPA lainnya dan staf klinis lainnya tersebut kompeten untuk memberikan asuhan yang aman dan efektif
a) memahami peraturan dan perundang-undangan terkait PPA lainnya dan staf klinis lainnya.
b) mengumpulkan semua kredensial yang ada untuk setiap PPA lainnya dan staf klinis lainnya sekurang-kurangnya meliputi:
a) bukti pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan pengalaman terbaru serta diverifikasi dari sumber aslinya;
b) bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain di tempat PPA lainnya dan staf klinis lainnya pernah bekerja
sebelumnya; dan
c) surat rekomendasi dan/atau informasi lain yang mungkin diperlukan rumah sakit, antara lain riwayat kesehatan dan sebagainya.
c) melakukan upaya verifikasi informasi penting dari berbagai sumber dengan jalan mengecek ke website resmi dari institusi pendidikan
ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah menetapkan dan menerapkan proses kredential yang efektif terhadap tenaga kesehatan
Rumah sakit memperkerjakan atau dapat mengizinkan berbagai PPA lainnya dan staf klinis lainnya untuk memberikan
asuhan dan pelayanan kepada pasien atau berpartisipasi dalam proses asuhan pasien.
Bila pendidikannya profesi maka termasuk golongan PPA, sedangkan bila pendidikannya vokasi maka kewenangannya
ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah menetapkan rincian kewenangan klinis PPA lainnya dan staf klinis lainnya berdasar atas
peraturan perundang-undangan.
berperan secara proaktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta program manajemen risiko
rumah sakit.
Rumah sakit melakukan penilaian kinerja tenaga Kesehatan lainnya secara periodik menggunakan format dan metode
sesuai ketentuan yang ditetapkan rumah sakit.
Bila ada temuan dalam kegiatan peningkatan mutu, laporan insiden keselamatan pasien atau manajemen risiko maka
Pimpinan rumah sakit dan kepala unit akan mempertimbangkan secara adil (just culture) dengan melihat laporan
mutu atau hasil root cause analysis (RCA) sejauh mana peran tenaga Kesehatan lainnya yang terkait kejadian
tersebut.
WORKSHOP TOT CALON SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT
KPS 19
ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya secara periodik
menggunakan format dan metode sesuai ketentuan yang ditetapkan rumah sakit.
b) Penilain kinerja tenaga Kesehatan lainnya meliputi pemenuhan uraian tugasnya dan perannya
dalam
pencapaian target indicator mutu yang diukur di unit tempatnya bekerja.
c) Pimpinan rumah sakit dan kepala unit telah berlaku adil (just culture) ketika ada temuan dalam
kegiatan peningkatan mutu, laporan insiden keselamatan pasien atau manajemen risiko.
d) Rumah sakit telah mendokumentasikan hasil kajian, tindakan yang diambil, dan setiap dampak atas
tanggung jawab pekerjaan tenaga kesehatan dalam file kredensial tenaga kesehatan lainnya.
Workshop TOT
Calon Surveior Akreditasi Rumah Sakit DIREK ORAT JENDERAL PELAYANAN
T KESEHATAN
Jakarta, 29 – 31 Desember 2021 KEME TERIAN KESEHATAN REPUBLIK
N INDONESIA