Anda di halaman 1dari 74

Djoti Atmodjo

2
Akreditasi KARS

RS Mitra KARS
Patuh Pada Peraturan
Perundang-Undangan

Menyelenggarakan RS dengan
standar internasional

3
Regulasi Mengacu Peraturan
Perundangan-undangan

Implementasi
Bukti Implementasi
Dokumen Rekam Medis

Dokumen Non Rekam Medis

Observasi

Wawancara & Simulasi


5
7
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2017
TENTANG
MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Penyusunan Kebutuhan
Pasal 5

1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah


dan jenis Jabatan PNS berdasarkan analisis Jabatan dan
analisis beban kerja.
2) Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis Jabatan PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per I (satu) tahun
berdasarkan prioritas kebutuhan.
9
10
11
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 33 TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Perencanaan Kebutuhan SDMK adalah proses sistematis


dalam upaya menetapkan jumlah, jenis, dan kualifikasi SDMK
yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi suatu wilayah
KPS
PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN STAF
STANDAR URAIAN
KPS 1 Kepala unit merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan,
keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi semua staf di unitnya
sesuai kebutuhan pasien.
KPS 2 Tanggung jawab tiap staf dituangkan dalam uraian tugas
KPS 3 Rumah sakit menyusun dan menerapkan proses rekrutmen, evaluasi, dan
pengangkatan staf serta prosedur-prosedur terkait lainnya
KPS 4 Rumah sakit menetapkan proses untuk memastikan bahwa kompetensi
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) sesuai dengan persyaratan jabatan atau
tanggung jawabnya untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit
KPS 5 Rumah sakit menetapkan proses untuk memastikan bahwa kompetensi staf
nonklinis sesuai dengan persyaratan jabatan/posisinya untuk memenuhi
kebutuhan rumah sakit
KPS 6 Terdapat informasi kepegawaian yang terdokumentasi dalam file kepegawaian
setiap staf
KPS 7 Semua staf diberikan orientasi mengenai rumah sakit dan unit tempat mereka
ditugaskan dan tanggung jawab pekerjaannya pada saat pengangkatan staf
KPS
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
STANDAR URAIAN
KPS 8 Tiap staf diberikan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
mendukung atau meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya
KPS 8.1 Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf yang ditentukan rumah sakit
dilatih dan dapat mendemonstrasikan teknik resusitasi jantung paru dengan
benar
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA STAF
KPS 9 Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keselamatan staf
KPS
TENAGA MEDIS
STANDAR URAIAN
KPS 10 Rumah sakit menyelenggarakan proses kredensial yang seragam dan transparan
bagi tenaga medis yang diberi izin memberikan asuhan kepada pasien secara
mandiri
KPS 10.1 Rumah sakit melaksanakan verifikasi terkini terhadap pendidikan, registrasi/izin,
pengalaman, dan lainnya dalam proses kredensialing tenaga medis
KPS 11 Rumah sakit menetapkan proses yang seragam, objektif, dan berdasar bukti
(evidence based) untuk memberikan wewenang kepada tenaga medis untuk
memberikan layanan klinis kepada pasien sesuai dengan kualifikasinya
KPS 12 Rumah sakit menerapkan evaluasi praktik profesional berkelanjutan (OPPE)
tenaga medis secara seragam untuk menilai mutu dan keselamatan serta
pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap tenaga medis
KPS 13 Rumah sakit paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun melakukan rekredensial
berdasarkan hasil penilaian praktik profesional berkelanjutan (OPPE) terhadap
setiap semua tenaga medis rumah sakit untuk menentukan apabila tenaga medis
dan kewenangan klinisnya dapat dilanjutkan dengan atau tanpa modifikasi
KPS
TENAGA KEPERAWATAN
STANDAR URAIAN
KPS 14 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial
tenaga perawat dengan mengumpulkan, verifikasi pendidikan, registrasi, izin,
kewenangan, pelatihan, dan pengalamannya.
KPS 15 Rumah sakit melakukan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan
memberikan penugasan klinis berdasar atas hasil kredensial tenaga perawat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
KPS 16 Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga perawat termasuk
perannya dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta
program manajemen risiko rumah sakit
KPS
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
STANDAR URAIAN
KPS 17 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk melakukan kredensial
tenaga kesehatan lain dengan mengumpulkan dan memverifikasi pendidikan,
registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan pengalamannya
KPS 18 Rumah sakit melakukan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan
memberikan penugasan klinis berdasar atas hasil kredensial tenaga
kesehatan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
KPS 19 Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga Kesehatan lainnya
termasuk perannya dalam kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien serta program manajemen risiko rumah sakit
Standar KPS 1
Kepala unit merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan, keterampilan,
pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi semua staf di unitnya sesuai kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan KPS 1
Kepala unit menetapkan persyaratan pendidikan, kompetensi dan pengalaman setiap staf di
unitnya untuk memberikan asuhan kepada pasien. Kepala unit mempertimbangkan faktor
berikut ini untuk menghitung kebutuhan staf:
a) Misi rumah sakit.
b) Populasi pasien yang dilayani dan kompleksitas serta kebutuhan pasien.
c) Layanan diagnostik dan klinis yang disediakan rumah sakit.
d) Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan.
e) Peralatan medis yang digunakan untuk pelayanan pasien.
Rumah sakit mematuhi peraturan dan perundangundangan tentang syarat pendidikan,
keterampilan atau persyaratan lainnya yang dibutuhkan staf. Perencanaan kebutuhan staf
disusun secara kolaboratif oleh kepala unit dengan mengidentifikasi jumlah, jenis, dan
kualifikasi staf yang dibutuhkan. Perencanaan tersebut ditinjau secara berkelanjutan dan
diperbarui sesuai kebutuhan. Proses perencanaan menggunakan metode-metode yang diakui
sesuai peraturan perundang-undangan. Perencanaan kebutuhan mempertimbangkan hal-hal
dibawah ini:
a) Terjadi peningkatan jumlah pasien atau kekurangan stad di satu unit sehingga dibutuhkan
rotasi staf dari satu unit ke unit lain.
b) Pertimbangan permintaan staf untuk rotasi tugas berdasarkan nilai-nilai budaya atau agama
dan kepercayaan.
c) kepatuhan terhadap peraturan dan perundangundangan.

Perencanaan staf, dipantau secara berkala dan diperbarui sesuai kebutuhan.


Elemen Penilaian KPS 1
1) Direktur telah menetapkan regulasi terkait Kualifikasi Pendidikan dan staf meliputi
poin a - f pada gambaran umum.
2) Kepala unit telah merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan, kompetensi
dan pengalaman staf di unitnya sesuai peraturan dan perundangundangan.
3) Kebutuhan staf telah direncanakan sesuai poin a)-e) dalam maksud dan tujuan.
4) Perencanaan staf meliputi penghitungan jumlah, jenis, dan kualifikasi staf
menggunakan metode yang diakui sesuai peraturan perundang-undangan.
5) Perencanaan staf termasuk membahas penugasan dan rotasi/alih fungsi staf.
6) Efektivitas perencanaan staf dipantau secara berkelanjutan dan diperbarui sesuai
kebutuhan.
u MANAJEMEN SDM
KPS 1 Uraian jabatan EP 2 PEDOMAN
Pola Ketenagaan EP 4 PENGORGANISASIAN
Kebutuhan SDM EP 3
Perencanaan SDM EP 5
EP 6
KPS 2 Uraian tugas (rangkap jabatan)
KPS 3 Rekrutmen
KPS 4 Seleksi staf klinis
Evaluasi kinerja
KPS 5 Seleksi staf non klinis
Evaluasi kinerja
KPS 6 File pegawai
KPS 7 Orientasi
KPS 8 Diklat
Standar KPS 2
Tanggung jawab tiap staf dituangkan dalam uraian tugas
Maksud dan Tujuan KPS 2
Setiap staf yang bekerja di rumah sakit harus mempunyai uraian tugas. Pelaksanaan tugas,
orientasi, dan evaluasi kinerja staf didasarkan pada uraian tugasnya. Uraian tugas juga
dibutuhkan untuk tenaga kesehatan jika:
a) Tenaga kesehatan ditugaskan di bidang manajerial, misalnya kepala bidang, kepala unit.
b) Tenaga kesehatan melakukan dua tugas yaitu di bidang manajerial dan di bidang klinis,
misalnya dokter spesialis bedah melakukan tugas manajerialnya sebagai kepala kamar
operasi maka harus mempunyai uraian tugas sedangkan tugas klinisnya sebagai dokter
spesialis bedah harus mempunyai Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan
Klinis (RKK).
c) Tenaga kesehatan yang sedang mengikuti pendidikan dan bekerja dibawah supervisi,
maka program pendidikan menentukan batasan kewenangan apa yang boleh dan apa
yang tidak boleh dikerjakan sesuai dengan tingkat pendidikannya.
c) Tenaga kesehatan yang sedang mengikuti pendidikan dan bekerja dibawah supervisi, maka
program pendidikan menentukan batasan kewenangan apa yang boleh dan apa yang tidak
boleh dikerjakan sesuai dengan tingkat pendidikannya.
d) Tenaga kesehatan yang diizinkan untuk memberikan pelayanan sementara dirumah sakit;
misalnya, perawat paruhwaktu yang membantu dokter di poliklinik.
Uraian tugas untuk standar ini berlaku bagi semua staf baik staf purnawaktu, staf paruhwaktu,
tenaga sukarela, atau sementara yang membutuhkan

Elemen Penilaian KPS 2


1) Setiap staf telah memiliki uraian tugas sesuai dengan tugas yang diberikan.
2) Tenaga kesehatan yang diidentifikasi dalam a) hingga d) dalam maksud dan tujuan,
memiliki uraian tugas yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
KPS 1 Kepala unit merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan,
keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi semua staf di unitnya
sesuai kebutuhan pasien

Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor


1. Direktur telah menetapkan R Regulasi tentang manajemen sumber 10 TL
regulasi terkait Kualifikasi daya manusia meliputi: 5 TS
Pendidikan dan staf meliputi a. Perencanaan dan pengelolaan staf; 0 TT
poin a - f pada gambaran umum. b. Pendidikan dan pelatihan;
c. Kesehatan dan keselamatan kerja
staf;
d. Tenaga medis;
e. Tenaga keperawatan; dan
f. Tenaga kesehatan lain.
KPS 1 Kepala unit merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan,
keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi semua staf di unitnya
sesuai kebutuhan pasien

Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor


2. Kepala unit telah merencanakan D Bukti perencanaan SDM di unit kerja 10 TL
dan menetapkan persyaratan yang dilengkapi dengan persyaratan 5 TS
pendidikan, kompetensi dan meliputi pendidikan, kompetensi dan 0 TT
pengalaman staf di unitnya pengalaman staf
sesuai peraturan dan
perundangundangan. W • Kepala unit kerja
• Manajer SDM
KPS 1 Kepala unit merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan,
keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi semua staf di unitnya
sesuai kebutuhan pasien

Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor


3. Kebutuhan staf telah R Regulasi tentang penetapan 10 TL
direncanakan sesuai poin a)-e) perencanaan SDM sesuai dengan: 5 TS
dalam maksud dan tujuan. a) Misi rumah sakit. 0 TT
b) Populasi pasien yang dilayani dan
kompleksitas serta kebutuhan
pasien.
c) Layanan diagnostik dan klinis yang
disediakan rumah sakit.
d) Jumlah pasien rawat inap dan rawat
jalan.
e) Peralatan medis yang digunakan
untuk pelayanan pasien.
KPS 1 Kepala unit merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan,
keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi semua staf di unitnya
sesuai kebutuhan pasien
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
4. Kebutuhan staf telah D Bukti perencanaan SDM yang meliputi 10 TL
direncanakan sesuai poin a)-e) jumlah, jenis dan kualifikasi staf 5 TS
dalam maksud dan tujuan. menggunakan metode yang sesuai 0 TT
dengan peraturan perundang-undangan

W Manajer SDM
5. Perencanaan staf termasuk D Bukti perencanaan SDM termasuk 10 TL
membahas penugasan dan meliputi penugasan dan rotasi/alih 5 TS
rotasi/alih fungsi staf fungsi staf 0 TT

W Manajer SDM
KPS 1 Kepala unit merencanakan dan menetapkan persyaratan pendidikan,
keterampilan, pengetahuan, dan persyaratan lainnya bagi semua staf di unitnya
sesuai kebutuhan pasien
Elemen Penilaian Instrumen Survei KARS Skor
6. Efektivitas perencanaan staf D Bukti proses pemantauan efektivitas 10 TL
dipantau secara berkelanjutan perencanaan staf dan pembaruannya 5 TS
dan diperbarui sesuai 0 TT
kebutuhan W Manajer SDM
Standar TKRS 9
Unit layanan di rumah sakit dipimpin oleh kepala unit yang ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan kompetensinya
untuk mengarahkan kegiatan di unitnya.
Maksud dan Tujuan TKRS 9
Kinerja yang baik di unit layanan membutuhkan kepemimpinan yang kompeten dalam melaksanakan tanggung
jawabnya yang dituangkan dalam urain tugas. Setiap kepala unit merencanakan dan melaporkan kebutuhan staf
dan sumber daya misalnya ruangan, peralatan dan sumber daya lainnya kepada pimpinan . rumah sakit untuk
memenuhi pelayanan sesuai kebutuhan pasien.
Meskipun para kepala unit layanan telah membuat rencana kebutuhan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya, namun terkadang terdapat perubahan prioritas di dalam rumah sakit yang mengakibatkan tidak
terpenuhinya sumber daya yang dibutuhkan. Oleh karena itu, kepala unit harus memiliki proses untuk merespon
kekurangan sumber daya agar memastikan pemberian pelayanan yang aman dan efektif bagi semua pasien.
Kepala unit layanan menyusun kriteria berdasarkan pendidikan, keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang
diperlukan professional pemberi asuhan (PPA) dalam memberikan pelayanan di unit layanan tersebut. Kepala unit
layanan juga bekerja sama dengan Unit SDM dan unit lainnya dalam melakukan proses seleksi staf.
Elemen Penilaian TKRS 9
a) Kepala unit kerja diangkat sesuai kualifikasi dalam persyaratan jabatan yang ditetapkan.
b) Kepala unit kerja menyusun pedoman pengorganisasian, pedoman pelayanan dan prosedur
sesuai proses bisnis di unit kerja.
c) Kepala unit kerja menyusun program kerja yang termasuk di dalamnya kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta manajemen risiko setiap tahun.
d) Kepala unit kerja mengusulkan kebutuhan sumber daya mencakup ruangan, peralatan
medis, teknologi informasi dan sumber daya lain yang diperlukan unit layanan serta
terdapat mekanisme untuk menanggapi kondisi jika terjadi kekurangan tenaga
e) Kepala unit kerja telah melakukan koordinasi dan integrasi baik dalam unitnya maupun
antar unit layanan.
32
v Pendahuluan

v Struktur Organisasi Unit Kerja


v Uraian Jabatan :
Ø Persyaratan Jabatan

Ø Uraian Tugas

Ø Tanggung jawab

Ø Wewenang

v Tata Hubungan Kerja


v Pola ketenagaan
v Program orientasi
v Pertemuan/rapat Djoti Atmodjo

v Pelaporan
Pengertian dan batasan
Standar Ketenagaan
Standar Fasilitas
Tata Laksana
Upaya peningkatan mutu
Upaya keselamatan

Djoti Atmodjo
35
­Program harus diuraikan dalam bentuk Kerangka
Acuan Program (TOR) dan tidak boleh hanya
berbentuk time table
­Ditanda tangani oleh Kepala Unit Kerja dan
Direktur RS
­Format program :
v Pendahuluan
v Latar belakang
v Tujuan umum dan tujuan khusus
v Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
v Cara melaksanakan kegiatan
v Sasaran
v Jadwal pelaksanaan kegiatan
v Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

Djoti - Atmodjo
u MANAJEMEN SDM
KPS 1 Uraian jabatan EP 2 PEDOMAN
Pola Ketenagaan EP 4 PENGORGANISASIAN
Kebutuhan SDM EP 3
Perencanaan SDM EP 5
EP 6
KPS 2 Uraian tugas (rangkap jabatan)
KPS 3 Rekrutmen
KPS 4 Seleksi staf klinis
Evaluasi kinerja
KPS 5 Seleksi staf non klinis
Evaluasi kinerja
KPS 6 File pegawai
KPS 7 Orientasi
KPS 8 Diklat
POLA KETENAGAAN

Bentuk (struktur) yang tetap atas tenaga yang


diperlukan pada suatu organisasi
Metode dikelompokkan:
a. Analisis Beban Kerja
b. Standar Ketenagaan Minimal.
INSTALASI GAWAT DARURAT

Menggunakan Metode Thailand dan Philipine :

(Jml Jam Perawatan x 52 mg x 7 hr x Jml kunjungan per hari )+ koreksi 10 %

41 minggu x 40 jam
RAWAT JALAN

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di Klinik Rawat Jalan :


(Jam perawatan yg diperlukan/pasien x 52 x 6 hr x Jml kunjungan pasien
+ Koreksi 25 %
41 Minggu x 40 Jam

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat di MCU IRJ :

(Jam perawatan yg diperlukan/pasien x 52 x 6 hr x Jml kunjungan pasien


+ Koreksi 25 %
41 Minggu x 40 Jam
RAWAT INAP

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat :

( Jml Jam Perawatan x 52 mg x 7 hr x Jml TT x BOR )


+ koreksi 25 %
(41) Jml Minggu Efektif x 40 jam

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Bidan di Kamar Bersalin :

( Jml Jam Perawatan x 52 mg x 7 hr x Jml Partus / hari


+ koreksi 10 %
41 Minggu x 40 jam
RAWAT INAP

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Bidan di Ruang Maternitas :

( Jml Jam Perawatan x 52 mg x 7 hr x Jml TT x BOR )


+ koreksi 25 %
41 hr mgg efektif x 40 jam

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Bidan di Ruang Peristi :

( Jml Jam Perawatan x 52 mg x 7 hr x Jml TT x BOR


+ koreksi 25 %
41 hr minggu efektif x 40 jam
INSTALASI KAMAR OPERASI

Menggunakan Metode Thailand dan Philipine :

(Jml Jam Perawatan x 52 mg x 7 hr x Jml Anggota Tim x Jml OK ) + koreksi 10 %


41 minggu x 40 jam
INSTALASI RAWAT INTENSIF

Menggunakan Rumus Dep Kes :

Rata-rata jumlah per hari x Juml perawatan per hari + Loss Day + Koreksi 10 %

41 minggu x 40 jam
Menghitung Kebutuhan Perawat dengan Formula

• Formula Gillies
Tenaga Perawat (TP) = A x B x 365

(365-C) x Jam Kerja/Hari

Keterangan :
A = Jam Perawatan/24 Jam waktu perawatan yang dibutuhkan pasien
B = Sensus Harian BOR x jumlah tempat tidur
C = Jumlah Hari Libur
365 = Jumlah hari kerja selama setahun
• Formula Hasil Lokakarya Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI)

A x 52 (Mg) x 7 Hr (TT x BOR) + 25 %


TP =
41 (Mg) x 40 Jam / Mg

Keterangan :

TP = Tenaga Perawat
A = Jumlah Perawatan/24 Jam
BOR = Bed Occupancy Rate
• Formula Unit Gawat Darurat
D x 365
TP =
255 x jam kerja/hari

Keterangan :
TP = tenaga perawat
D = jam keperawatan
365 = jumlah hari kerja di Instalasi Gawat Darurat
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
{365-(12 hari libur nasional – 12 hari libur cuti tahunan) x ¾
= 255 hari}
Jam kerja/hari = 7 jam per hari
• Formula Intensive Care Unit

A x B x 365
Tenaga Perawat (TP) =
255 x jam kerja / hari

Keterangan :
A = 11 – 12 Jam Perawatan / 24 Jam (waktu perawatan yang
dibutuhkan pasien
B = Sensus Harian BOR x jumlah tempat tidur
365 = Jumlah hari kerja selama setahun
255 = Hari kerja efektif perawat / tahun jam kerja / hari = 7 jam
(365 – (12 hari libur nasional – 12 hari libur cuti tahunan) x ¾ =
255 hari)
53
54
ANALISIS BEBAN KERJA

Pasal 3
Analisis beban kerja dilakukan terhadap aspek-aspek, yaitu :
a. norma waktu (variabel tetap);
b. volume kerja (variabel tidak tetap); dan
c. jam kerja efektif.
TABEL 3.2
POLA KEBUTUHAN TENAGA

RERATA
WAKTU YG DIBUTUHKAN
NO TUGAS POKOK URAIAN TUGAS VOLUME
KERJA SATUAN JUMLAH
1 Pelaksana Menerima pendaftaran pasien baru 100 0,25 25
pendaftaran pasien Melakukan wawancara untuk memperoleh
baru rawat jalan informasi kebutuhan pelayanan pasien rawat
jalan 100 2 200
Menganjurkan pasien untuk mengisi formulir
identitas sosial 100 1 100
Mengidentifikasi pengisian formulir identitas
sosial 100 2 200
Entry data identitas sosial, dan mencetak
format identitas sosial 100 3 300
Mendaftarkan dengan mengirim tujuan
berobat 100 1 100
Menginformasikan nomor urut pendaftaran ke
pasien 100 1 100
Mempersilahkan pasien menunggu di ruang
tunggu poliklinik 100 1 100
Mencetak treser 100 1 100
Mencetak laporan pendaftaran harian 100 1 100
Total 13,25 1325
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 3
2 Pelaksana Menerima pendaftaran pasien lama rawat
pendaftaran pasien jalan 500 0,25 125
lama rawat jalan Melakukan wawancara untuk memperoleh
informasi kebutuhan pelayanan pasien rawat
jalan 500 2 1000
Entry nomor rekam medik dan mengirim tujuan
berobat 500 1 500
Menginformasikan nomor urut pendaftaran ke
pasien 500 1 500
Mempersilahkan pasien menunggu di ruang
tunggu poliklinik 500 1 500
Mencetak treser 500 1 500
Mencetak laporan pendaftaran harian 500 1 500
7,25 3625
Jam kerja 420
Jumlah tenaga yang dibutuhkan 9
57
Prosedur penghitungan kebutuhan SDM kesehatan
dengan menggunakan METODE WISN (Work Load
Indikator Staff Need/Kebutuhan SDM kesehatan
Berdasarkan Indikator Beban Kerja)

KMK 81 2004 DICABUT DAN DINYATAKAN TIDAK BERLAKU DALAM PMK 33 2015
60
Penghitungan Beban Kerja

1. Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan beban kerja pada


Pelayanan Kefarmasian di rawat inap yang meliputi pelayanan farmasi
manajerial dan pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian resep,
penelusuran riwayat penggunaan Obat, rekonsiliasi Obat, pemantauan
terapi Obat, pemberian informasi Obat, konseling, edukasi dan visite,
idealnya dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1 Apoteker untuk 30
pasien.
2. Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan beban kerja pada
Pelayanan Kefarmasian di rawat jalan yang meliputi pelayanan farmasi
menajerial dan pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian Resep,
penyerahan Obat, Pencatatan Penggunaan Obat (PPP) dan konseling,
idealnya dibutuhkan tenaga Apoteker dengan rasio 1 Apoteker untuk 50
pasien.
Selain kebutuhan Apoteker untuk Pelayanan Kefarmasian di rawat
inap dan rawat jalan, diperlukan juga masing-masing 1 (satu) orang
Apoteker untuk kegiatan Pelayanan Kefarmasian di ruang tertentu,
yaitu:
1) Unit Gawat Darurat;
2) Intensive Care Unit (ICU)/Intensive Cardiac Care Unit
(ICCU)/Neonatus Intensive Care Unit (NICU)/Pediatric Intensive
Care Unit (PICU);
3) Pelayanan Informasi Obat;
63
Perencanaan Kebutuhan SDM RS

Perencanaan Kebutuhan SDM Unit


◉ jumlah,
◉ jenis, dan
◉ kualifikasi
Perencanaan Kebutuhan SDM Unit
◉ jumlah,
◉ jenis, dan
◉ kualifikasi
69
NAMA JABATAN STANDAR TERSEDIA KEBUTUHAN

Ka Instalasi 1 1 0
Ka Ruang 1 1 0
Perawat PK 3/4 4 3 1
Perawat PK 2 7 4 3
Perawat PK 1/Pra Klinis 10 8 2

Persyaratan Jabatan
✷ Pendidikan
✷ Sertifikasi
✷ Masa Kerja
Penempatan kembali/penggantian (replacement)
Mutasi
pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain
v Rotasi
perputaran
v Promosi
pemindahan suatu jabatan ke jabatan
yang lebih tinggi
v Demosi
pemindahan suatu jabatan ke jabatan
yang lebih rendah

71
ABK à WISN
RUMUS UNTUK KEPERAWATAN

POLA KETENAGAAN à STANDAR ß PERATURAN


GAP à KEBUTUHAN ß PENGEMBANGAN
PELAYANAN
KONDISI SDM SAAT INI
v REKRUTMEN
v REPLACEMENT à MUTASI
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai