Anda di halaman 1dari 17

Teknik

Penulisan Karya
Ilmiah
Kelompok 3
• Ghina Aulia Puspaningthias
• Fierda Rosandika
• Annisa Nurrahmia Fitri
Kegiatan Belajar 1

A. JUDUL

Sebuah karya ilmiah harus memiliki judul. Yang dimaksud dengan judul karya ilmiah adalah bagian dari
karya ilmiah yang menginformasikan tentang persoalan (isi) yang ditulis.

Judul tulisan merupakan cerminan dari permasalahan yang ditulis. Ketika melihat dan membaca judul
sebuah karya ilmiah, akan tergambarlah masalah yang ditulis. (Gani,2019)

Peran judul dalam menginformasikan tentang apa dan bagaimana sebuah karya ilmiah sangat besar dan
penting.
Penulisan komponen judul karya ilmiah biasanya dilakukan dengan
memperhatikan beberapa hal berikut (Gani, 2019; Rohman, 2018;
Sudjana, 2015; Wibowo, 2018)

1. Judul biasanya ditulis menggunakan ukuran huruf lebih besar dibandingkan tubuh tulisan.
2. Judul dapat dirumuskan dalam dua bentuk, yakni : (1) dalam bentuk judul utama saja, dan (2)
dalam bentuk judul utama dan subjudul.
3. Terdapat jarak antara judul dan subjudul.
4. Posisi letak judul bisa dibagian tengah atas, lurus kanan, atau lurus kiri.
5. Judul harus mencerminkan topik atau selaras dengan permasalahan yang dibahas.
6. Jika karya ilmiah ditulis berdasarkan hasil suatu penelitian (terutama untuk judul skripsi, tesis,
dan disertasi), maka judul tersebut harus mampu menggambarkan dua hal utama, yakni:
•Ruang lingkup permasalahan yang diteliti
•Ruang lingkup prosedur pelaksanaan penelitian (poin kedua tidak perlu dieksplisitkan)
7. Judul karya ilmiah harus dirumuskan secara jelas, tegas, dan tuntas.
8. Judul tidak boleh digarisbawahi dan tidak diberi tanda apa-apa diakhirnya. Masing-masing rumusan
judul pada setiap baris harus utuh, jelas, dan tidak ambigu.
9. Judul dirumuskan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Judul tidak boleh ditulis atau dirumuskan
dalam bentu kalimat.
10. Pernyataan atau rumusan judul tidak boleh dilakukan secara bombastis atau secara berlebih-
lebihan.
11. Perhatikan panjang atau pendeknya judul tulisan.
CONTOH PENULISAN JUDUL KARYA ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN HASIL


BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA NEGERI MULIA
JAYA BEKASI
PERAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMAN 2 SETU
BEKASI

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MENULIS


(STUDI KASUS DI KELAS VI SMP ISLAM AL FALAH JAKARTA)

Berbeda dengan penulisan judul karya ilmiah, pada karya ilmiah popular judul yang
dibuat lebih menarik pembaca. Contoh penulisan judul Karya Ilmiah Populer:
10 MANFAAT BAWANG PUTIH MENGEJUTKAN MAKAN BAWANG PUTIH
MENTAH

9 MANFAAT ISTIRAHAT DAN TIDUR YANG CUKUP

PENTTINGNYA MATAHARI TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN


VITAMIN D
B. Penulis

Pada setiap karya ilmiah akan selalu tercantum identitas penulis yang menulis karya ilmiah tersebut.

Identitas penulis dimulai dengan penulisan nama.

Penulisan nama ini mdiikuti oleh hal-hal yang mengiringinya. Hal yang mengiringi penulisan
identitas penulis ini, antara lain nomor induk mahasiswa atau afiliasi penulis (Gani, 2019).
Penulisan identitas penulis ini biasanya dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal berikut ini (Gani, 2019) :

1. Aspek identitas penulis wajib hukumnya pada setiap karya ilmiah apapun.
2. Sebaiknya, penulisan identitas penulis ini tidak didahului kata “Oleh”.
3. Identitas penulis ditulis dibagian tengah.
4. Pada karya ilmiah dalam bentuk makalah untuk seminar atau artikel untuk
jurnal, identitas (nama) penulis selalu diikuti oleh nama Afiliasi penulis.

Basuki Wibawa1* , Seipah Kardipah2


Erizal Gani (2)
------------------------------------ (2) Penulis adalah
1,2Universitas Negeri Jakarta
Dosen FBS UNP Padang
* Corresponding Author E-mail: bwibawa@unj.ac.id
c. Abstrak
Abstrak merupakan bagian karya ilmiah yang memuat saripati atau inti dari karya ilmiah tersebut.
Secara umum abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya ilmiah.

Abstrak dapat juga didefinisikan sebagai rangkuman dari seluruh informasi yang terdapat dalam
sebuah dokumen.

Abstrak dapat diklasifikasikan atas abstrak informative dan abstrak deskritif.

Weisberg dan Buker dalam Gani (2019) menyebutkan bahwa abstrak laporan penelitian pada intinya
terdiri atas 5 hal penting, yakni:(1) Latar belakang, (2) tujuan, (3) metode, (4) hasil, dan (5)
kesimpulan.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan Abstrak
1. Abstrak disajikan dengan kata-kata dan kalimat-kalimat terpilih dan terolah sedemikian rupa sehingga
singkat dan padat makna.

2. Abstrak dapat diterbitkan bersamaan dengan naskah aslinya dan dapat juga diterbitkan secara tersendiri.

3. Abstrak harus menyajikan rangkuman singkat dari tiap bagian penting dalam karya ilmiah.

4. Menuliskannya dengan secara singkat, padat, tetapi lengkap dan jelas.

5. Penulisan abstrak dilakukan dengan memperhatikan penggunaan dan pemilihan kata-kata secara tepat.
6. Walaupun abstrak ditulis secara singkat, hindarilah penggunaan singkatan kata.

7. Abstrak tidak memuat kutipan, bibliografi, gambar, atau tabel.

8. Perhatikan panjang abstrak.

9. Abstrak harus dituliskan sebagai laporan mengenai penelitian atau kegiatan yang telah dilakukan.

10. Pada karya ilmiah dalam bentuk makalah untuk seminar atau artikel untuk jurnal, komponen abstrak
selalu diikuti oleh komponen kata kunci.
Kegiatan Belajar 2
Teknik Penyajian Data
A. Tabel

• Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk menyajikan data
statistic dalam kolom-kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah.

• Dengan menggunakan tabel, pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat.

• Tabel yang baik harus sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide.

• Memasukan terlalu banyak data dalam suatu table dapat mengurangi nilai penyajian tabel, lebih
baik menggunakan banyak table daripada menggunakan sedikit table yang isinya terlalu padat.

• Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan ditempatkan diatas tabel.
• Setiap tabel harus dicantumkan sumbernya dengan jelas dan lengkap, sumber ditulis di bawah tabel
yang bersangkutan (Kisworo & Sofana, 2017) (contoh table dibawah ini)

• Tabel yang disajikan berupa daftar angka atau teks dalam kolom, setiap kolom memiliki judul atau
label.

• Tabel 4.1 Jumlah Kriminal Keganasan dan Harta Benda di Malaysia Tahun 1993 - 2003

Tahun Kriminal Kriminal Harta Jumlah


Keganasan Benda
1993 11,164 68,729 79,893

1994 10,301 65,674 75,975

1995 10,623 70,598 81,221

1996 12,340 75,562 87,902

1997 16,919 104,257 121,176

Sumber: Madani, Vol.5 No.3 (Oktober 2004: 367)


Beberapa pedoman penggunaan tabel dapat dikemukakan sebagai berikut (Gustavii, 2008; Rifai, 1995)
1. Isi tabel dapat berupa deskriptif atau deklaratif (membawa pesan). Akan sangat membantu pembaca
apabila isi tabel tercermin dalam judul tabel. Judul deskriptif digunakan untuk tabel yang
menyajikan informasi terperinci.
2. Judul deklaratif digunakan untuk menunjukan tren atau hubungan yang jelas dari data.
3. Jika data tabel mengarah kepada dua kesimpulan, penulis sebaiknya mencoba membagi tabel
menjadi dua tabel yang lebih kecil.
4. Untuk memudahkan penafsiran, penyajian data dalam kolom harus rapi.
5. Karena bentuk tabel yang ringkas itu dimungkinkanlah untuk sekaligus menyuguhkan sejulah besar
data dan informasi terinci secara menyeluruh dalam satu halaman.
6. Akan tetapi kalau perencanaan tabel kurang baik, bisa ersuguhkan data mentah yang banyak tetapi
tidak berarti.
7. Pemuatan tabel dengan cara memiringkan halaman juga tidak dianjurkan sebab menyulitkan
pembaca.
8. Setiap tabel harus diacu dalam teks, dengan jalan menyebutkan nomor urut identifikasinya.
b. Gambar

Gambar merupakan alat penyajian virtual citra data yang tak dapat digantikan dengan kata-kata. Istilah
gambar mengacu pada foto, grafik, diagram, bagan, dan gambar lainnya.
(Rifai, 1995; Tanjung & Arfial, 2005)

Dalam memberikan keterangan dan skala pada gambar harus selalu diingat bahwa dalam proses
pencetakannya gambar asli itu akan direduksi atau diperkecil. Jadi harus diperhitungkan bahwa tulisan dan
tanda-tanda lain yang diberikan masih akan terbaca sesudah keseluruhan gambar direduksi (Rifai, 1995)

Oleh karena itu ukuran yang umum dianjurkan untuk menyiapkan gambar adalah sekitar 22,5cm lebarnya
sedang tingginya bergantung pada keperluan tetapi tidak melebihi 32,5cm. Perlu diperhatikan bahwa pada
umumnya foto hitam putih tidak direduksi dalam proses pencetakannya (Rifai, 1995)
Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan seperti berikut (Mack,
2018; Tanjung & Ardial, 2005)

1. Judul gambar ditempatkan dibawah gambar, bukan diatasnya.


2. Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami tanpa
harus disertai penjelasan tekstual.
3. Gambar harus digunakan dengan hemat.
4. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman
tersendiri.
5. Penyebutan adanya gambar sebaiknya mendahului gambar.
6. Gambar di nomori dengan menggunakan angka Arab seperti pada penomoran tabel.
7. Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata “gambar diatas” atau
“ gambar dibawah”
8. Gunakan grafik batang (bar chart) hanya ketika anda tidak dapat menemukan opsi yang lebih baik.
9. Batang-batang yang berdampingan umumnya lebih baik untuk perbandingan dari pada batang-
batang yang saling bertumpuk.
10. Hindari semua efek tiga dimensi (3D)
11. Grafik harus sesederhana mungkin, dan grafik seharusnya tidak lebih ke kompleks dari data yang
diwakilinya.
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai