Group B KRKK:
1. M. Rambang H. S. F. 2106664890
2. Muhammad Afif 2106664921
3. Putri Andriansari 2106665193
4. Sarah Salsabila Fitri I.2106665306
5. Sigid Prasetyawan 2106665325
6. Silviani Lionita C. M. 2106665331
OUTLINE
Pendahuluan
Benchmarking
32%
total kasus kecelakaan
114.235
105.182
Apa yang terjadi?
Apa
penyebabnya?
2015 2019 2020
Sumber: BPS
Fenomena Kegagalan Konstruksi akibat
Kesalahan pada Tahap Desain
Kesalahan desain struktur dan pemilihan material
sambungan yang memiliki sifat getas dan tidak tahan
kejut, merupakan penyebab runtuhnya Jembatan
Kutai Kartanegara (Mangkoesoebroto, 2021)
Fenomena Kegagalan Konstruksi akibat
Kesalahan pada Tahap Desain
Denah dewatering
Fenomena kegagalan konstruksi akibat
kesalahan pada tahap desain
Proporsi signifikan yang mengakibatkan kecelakaan kerja berasal dari proses perencanaan,
penjadwalan dan desain
(Whittington et al., 1992; Suraji et al., 2001)
Faktor desain berhubungan dengan sekitar 22% injury accidents dan 42% fatalities
Behm, 2004)
HIGH
INFLUENCE
60%
Kecelakaan konstruksi
Szymberski, 1997
dapat dihindari
dengan pertimbangan yang
matang di fase desain oleh
perencana
(European Research)
DESIGN FOR SAFETY: HIERARCHY OF CONTROL
OVERVIEW
STAKEHOLDER
YANG
BERPARTISIPASI
It's a Team
Sumber: NIOSH
Concept!
Factors affecting design for safety
(Poghosyan et al., 2018)
Contractual Barriers
Pemisahan kegiatan desain dan
konstruksi dalam metode pengadaan
konstruksi
Penerapan
DfS
Cost Barriers
Peningkatan biaya langsung dan Regulatory Barriers
overhead untuk desainer Kebijakan/peraturan yang ada
BENCHMARKING
Pemetaan Peraturan terkait Design for Safety di
Berbagai Negara
Indonesia
PerMen PUPR No. 10 tahun 2021
RKK Konseptual
BENCHMARKING
Faktor yang Workplace Safety and Health (Design for Safety) Work Health and Safety Act & Regulations –
CDM Regulation, 2015 (Inggris)
mempengaruhi DfS Regulations 2015, Singapura Safe Design (Australia)
Pengaruh dari Klien Klien harus membuat pengaturan yang sesuai Pengembang harus merencanakan dan mengelolaKlien harus melakukan konsultasi dengan designer, sejauh
untuk mengelola proyek, termasuk alokasi waktu proyek dengan cara yang memastikan bahwa semua yang dianggap wajar tentang bagaimana untuk
yang cukup dan sumber daya lainnya (Regulationdesigner dan kontraktor yang ditunjuk untuk proyekmemastikan risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang
4) memiliki waktu dan sumber daya yang cukup untuk muncul dari desain dapat tereliminasi atau diminimalisir
melaksanakan tugas mereka (Part 2) selama konstruksi
Standar, Alat & Metode CDM Guidance on Regulations yang dibuat olehWorkplace Safety and Health Guidelines Design for Safe Design: Code of Practice
yang Mendukung Health and Safety Executive Safety: GUIDE Process CHAIR Process – Safety in Design Tools:
1. GUIDE-1: Concept Design Review 1. CHAIR-1: Concept Design Review
2. GUIDE-2: Detailed Design Review 2. CHAIR-2: Detailed Design Review
3. GUIDE-3: Pre-construction Review 3. CHAIR-3: Detailed Design Review
POLICY ANALYSIS
PERMEN PUPR NO. 10 / 2021
PERMEN PUPR NO. 10 / 2021
ANALISIS FAKTOR DfS PADA
PERMEN PUPR NO. 10 / 2021
Faktor yang Pengaturan Pada PerMen
Komentar Rekomendasi
mempengaruhi DfS PUPR No. 10 /2021
Pengaruh dari Klien Pasal 2Tanggung jawab pengguna jasa di dalamAgar diatur secara eksplisit terhadap kewajiban pengguna
(1) Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasamenyediakan sumber daya dan waktu yang cukupjasa untuk menyediakan sumber daya dan waktu yang
dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi harusuntuk mendukung DfS tidak diatur cukup untuk mendukung Design for Safety
menerapkan SMKK.
Peraturan / Legislasi Lampiran A: Tugas, tanggung jawab dan wewenang penggunaAgar diatur secara eksplisit pada Permen :
•
Tugas, tanggung jawab dan
jasa swasta tidak diatur. • Tanggung jawab dan wewenang pengguna jasa
wewenang pengguna jasa dalam lingkup•
Tidak ada pengaturan kewajiban pengguna jasa,
kementerian PUPR diwakilkan oleh PPK penyedia jasa konsultansi dan penyedia jasa swasta.
konstruksi untuk melakukan design for safety• Tanggung jawab desain pengguna jasa,penyedia jas
Tugas, tanggung jawab dan wewenang review meeting (seperti yang dilakukan di a konsultansi dan penyedia jasa konstruksi untuk mela
Singapura). kukan design for safety review meeting.
penyedia jasa konsultansi:
• Tidak ada pengaturan mengenai pihak yang• Pengaturan dokumen SMKK berkaitan dengan pihak
1) Menyusun rancangan konseptual SMKK memegang kontrol seluruh dokumen SMKK yang memiliki kewenangan memegang kontrol seluruh
2) Menyusun program mutu untuk memastikan agar seluruh stakeholder yang dokumen dan tanggung jawab didalam memastikan
terlibat terinformasi dengan baik, terutama untuk dokumen SMKK terinformasikan kepada seluruh
pengguna jasa swasta. stakeholder.
Standar, Alat & RKK Konseptual Perencanaan/Pengkajian & • Tidak terdapat technical guideline yang jelas,• Agar disusun technical guideline yang jelas dan
Metode yang RKK Konseptual Perancangan terutama untuk menyusun RKK Konseptual komprehensif untuk membantu konsultan
Mendukung Perancangan. dalam menyusuk RKK Konseptual
• Tidak terdapat panduan mengenai daftar standar• RKK Konseptual Perancangan sebaikan di-review dan
dan/atau peraturan perundang-undangan disetujui oleh Ahli Keselamatan Konstruksi sesuai
keselamatan konstruksi sebagai acuan bagi klasifikasi risiko seperti pada Pasal 21 ayat 7.
penyedia jasa konsultansi perancangan dalam
menyusun RKK Konseptual.
Analisis Kebijakan Pemerintah, Korporat dan Pro
yek terkait Desain for Safety:
A. Bidang proyek EPCC:
• Sampai dengan saat ini regulasi kebijakan dari Pemerintah untuk
pekerjaan proyek yang berjenis atau berskema kontrak EPCC masih
belum tersedia. Kebijakan terkait EPCC yang terdekat masih
mengacu kepada UU No.2/2017 pasal 12.c dan pasal 15.
Kebijakan Korporat pada Perusahaan
Kontraktor EPCC
Kebijakan Korporat PT. Rekayasa Industri
Kebijakan Proyek EPCC Berdasarkan
HSE Minimum Requirements?
Contoh pada Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) Rekayasa
Industri-JGC-JGC Indonesia Consortium:
Main Item of JTB Projects 8. Working at Height and Scaffolding Requirements
9. Handling and Storage Compressed Gas
HSE Minimum Requirements:
10. Electrical Safety
11. Radiography
1. SUBCONTRACTOR HSE Plan 12. Lock Out Tag Out (LOTO)
2. HSE Man Power 13. Environmental Requirement
3. Minimum Requirement Prior to Work 14. Inspection
(Request for ID Badge) 15. Reporting
4. Personal Protective Equipment 16. Consequence Management
(PPE) 17. Emergency Response
5. Permit to Work (PTW) and Job 18. Campaign
Safety Analysis (JSA) 19. Welfare and Security
6. Tools and Equipment 20. Food Supplier
7. Excavation 21. Audit
22. Reward & Punihsment.
Gap yang ada antara Kebijakan Pemerintah terkait
Dfs:
• Meningkatnya jumlah pekerjaan konstruksi yang semakin kompleks saat ini, masih belum sesuai
dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang sudah ada. Sebagai contoh, beberapa kebijakan yang
dibuat oleh beberapa perusahaan penyedia jasa konstruksi, telah melakukan rujukan terhadap
perusahaan-perusahaan penyedia jasa konstruksi dari luar negri.
• Dengan evaluasi terhadap kebijakan – kebijakan pemerintah, korporat dan proyek, seharusnya
dilakukan penyelarasan kebijakan antara perusahaan-perusahaan penyedia jasa konstruksi dengan
pemerintah (kementrian terkait), serta harus dilakukan koordinasi antar lembaga pemerintah untuk
membuat kebijakan terkait keselamatan pekerjaan konstruksi terintegrasi.
Analisis Kebijakan Pemerintah Design for Safety:
STATUTAIRE, PERATURAN PEMERINTAH & PERATURAN MENTERI
B. Infrastructure / Pekerjaan Umum Case :
Analisis Kebijakan Pemerintah Design for Safety:
THE GAPS of Goverment, Corporate and Project Policies
B. Infrastructure / Pekerjaan Umum Case :
Analisis Kebijakan Pemerintah Design for Safety:
The standard requirements of
Designer consultant before & after PerMen PUPR No. 10 Tahun 2021
B. Infrastructure / Pekerjaan Umum Case :
Analisis Kebijakan Pemerintah Design for Safety:
SUCCESS KEY
Benchmarking with Singapore
B. Infrastructure / Pekerjaan Umum Case :
Analisis Kebijakan Pemerintah Design for Safety:
SUCCESS KEY
SUMMARY
B. Infrastructure / Pekerjaan Umum Case :
Sources:
Analisis Kebijakan Korporat terkait Design for Safety:
C. Sektor Konstruksi Bangunan Gedung:
CONTOH PERUSAHAAN :
PT. Decorient – Kontraktor Bangunan Gedung dan Pabrik (Multinasional)
KEBIJAKAN KORPORAT PT. DECORIENT TERKAIT DESIGN FOR SAFETY