Anda di halaman 1dari 15

Manifestasi klinis

• hipersensitivitas ringan dan lokal terhadap makanan,


• seperti gatal, bengkak, dan merah di mulut dan bibir

• reaksi sistemik, dan seringkali fatal seperti syok anafilaksis


Kulit
• kulit mungkin menjadi salah satu organ target yang paling umum
• pruritus
• urtikaria
• Eksema
• dermatitis atopik.
• dermatitis atopik dianggap sebagai faktor risiko untuk terjadinya
alergi makanan
GI tract
pruritus dengan atau tanpa pembengkakan
• bibir
• Lidah
• mukosa oral
serta mual, muntah atau refluks gastroesofageal, nyeri abdomen atau
kolik, dan diare.
Respiratori
• Serangan asma,
• rhinitis alergi,
• hidung tersumbat,
• bersin,
• disfonia.
Gejala lain seperti pusing, nyeri punggung atau hipotensi
Diagnosis
Jenis makanan?
Makanan yang paling sering menyebabkan alergi makanan 
• susu sapi, • biji-bijian,
• telur ayam, • kedelai,
• kacang tanah, • gandum,
• kacang pohon, • Ikan,
• kerang.
• Pemeriksaan diagnostik untuk dugaan alergi makanan meliputi
• anamnesis
• pemeriksaan fisik.
• Jika diperlukan dapat dikonfirmasi dengan berbagai pemeriksaan
penunjang
Diagnosis -- Anamnesis
• bagaimana gejala yang ditimbulkan,
• jenis makanan yang mungkin dapat menyebabkan alergi,
• jumlah makanan yang dapat memicu munculnya reaksi,
• makanan yang dimakan dalam keadaan mentah atau telah dimasak,
• kurun waktu antara makan makanan yang dicurigai dengan timbulnya gejala,
• apakah makanan yang dicurigai telah dikonsumsi secara teratur sebelumnya,
• apakah jika memakan makanan yang sama di waktu yang berbeda tetap
memberikan gejala yang sama atau bahkan lebih berat,
• serta apakah ada obat-obatan telah diberikan untuk mengobati reaksi, dan jika ya,
bagaimana efeknya.
Diagnosis – Pemeriksaan Fisik
• paling banyak gejala pada sistem organ kulit, gastrointestinal dan respirasi

• sistem organ kulit, apakah ada gambaran reaksi atopi pada pasien, ruam,
rasa gatal yang muncul sehabis memakan makanan yang dicurigai.
Gambaran atopi merupakan gejala paling umum didapatkan pada pasien
yang mengalami reaksi-reaksi yang diperantarai IgE.
• sistem gastrointestinal ditemukan anak sakit perut, merasa tidak nyaman,
serta diare.
• Sistem pernapasan respiratory rate, terdapat retraksi atau tidak, dan dinilai
terdapat sianosis atau tidak.
skin prick test
• menetapkan apakah pasien mempunyai antibodi IgE terhadap sesuatu
makanan yang spesifik.
• Anak yang dicurigai memiliki gejala yang diperantarai IgE terhadap salah
satu dari lima alergen makanan umum (telur, susu, kacang tanah, kedelai,
dan gandum) diuji kulit dengan teknik tusukan menggunakan ekstrak
komersial
• Nilai cut-off untuk tes ini memprediksi spesifik IgE, yaitu susu sapi  8
mm, untuk anak kurang dari 2 tahun 6 mm; telur  7 mm, untuk anak
kurang dari 2 tahun 4-6 mm; Kacang  8 mm, untuk anak kurang dari 2
tahun 4 mm; wijen  8 mm.
Tes in vitro mengukur IgE spesifik
(spesifik-IgE/s-IgE)
• nilai s-IgE yang tidak terdeteksi dikaitkan dengan risiko rendah (10-
25%) reaksi terhadap makanan, sedangkan risiko meningkat dengan
peningkatan kadar s-IgE.
• Nilai ambang s-IgE susu sapi 15 KU/L, telur putih 7 KU/L, kacang
14 KU/L, dan ikan 20 KU/L
Radio Allergosorbent test (RAST)
• Uji RAST sering dilakukan untuk penapisan alergi makanan yang
diperantai IgE dengan memperoleh IgE spesifik makanan untuk
menentukan kecendrungan reaktivitas klinisnya. Tingginya antibodi
IgE awal dapat dipakai sebagai angka rujukan untuk memonitor
sensitivitas spesifiknya
Diet eliminasi
• Diet eliminasi sangat berguna dalam diagnosis alergi makanan,
terutama bila ada gejala kulit kronis atau reaksi gastrointestinal.
Dievaluasi dalam beberapa minggu.

uji tantangan makanan (food challenge).


 Diagnosis alergi makanan, dengan tidak dipertantai oleh IgE
sebenarnya harus dikonfirmasi dengan uji tantangan makanan
Uji tantangan makanan
• Uji tantangan makanan dapat dilakukan dengan metode single blind,
yaitu pasien tidak mengetahui, tetapi dokter mengetahui isi makanan
tantangan atau secara pembutaan ganda dengan kontrol plasebo
("double-blind and placebo controlled'' atau DBPCFC) yaitu baik pasien
maupun dokter tidak mengetahui isi makanan tantangan.
• Pasien dengan tingkat IgE spesifik-alergen makanan dalam serum yang
melebihi 95% dari nilai prediksi dapat dianggap reaktif, dan tantangan
makanan oral tidak diperlukan. Pasien dengan IgE kurang dari 95% nilai
prediktif mungkin reaktif tetapi memerlukan suatu uji tantangan
makanan untuk memastikan diagnosis.

Anda mungkin juga menyukai