Oleh:
Preseptor:
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan case report session dengan judul “Stunting: Faktor resiko,
Makalah ini merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Ilmu
terima kasih kepada Dr. dr. Yuniar Lestari, M.Kes selaku pembimbing. Penulis mengucapkan
terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan case report
session ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa case report session ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan case report session ini. Semoga case report session ini dapat bermanfaat
Penulis
i
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar I
Daftar Isi II
Daftar Gambar III
Daftar Tabel IV
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.3.1 Tujuan Umum 2
1.3.2 Tujuan Khusus 2
1.4 Metode Penulisan 2
BAB 5 PENUTUP 37
5.1 Kesimpulan 37
5.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
ii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR GAMBAR
iii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Data sarana umum dan lingkungan puskesmas andalas tahun 2021 23
Tabel 3.5 Data sarana dan prasarana pukesmas andalas tahun 2021 25
iv
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
v
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
gizi tidak dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja (intervensi spesifik) tetapi juga oleh
lintas sektor di luar kesehatan (intervensi sensitif).6
Kegiatan dalam rangka menyadarkan masyarakat dibidang gizi cukup banyak, seperti
yang tertuang dalam rencana aksi Kementrian Kesehatan (Kemenkes), yaitu meningkatkan
pendidikan gizi masyarakat melalui penyediaan materi Komunikasi Informasi dan Edukasi
(KIE) dan kampanye gizi. Selain itu, dilakukan promosi gizi, penyuluhan gizi, advokasi,
pelatihan, dan konsultasi gizi yang dilakukan oleh sektor kesehatan seperti puskesmas.
Bedasarkan masalah tersebut penulis ingin menyusun makalah tentang stunting di wilayah
kerja Puskesmas Andalas.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana gambaran umum stunting di wilayah kerja Puskesmas Andalas?
b. Bagaimana upaya pelaksanaan program gizi dalam menanggulangan masalah
stunting di wilayah kerja Puskesmas Andalas?
c. Apa saja permasalahan dalam pelaksanaan program gizi dalam menanggulangi
masalah stunting di wilayah kerja Puskesmas Andalas?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang pelaksanaan program gizi dalam penanggulangan masalah
stunting di wilayah kerja Puskesmas Andalas.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum stunting di wilayah kerja Puskesmas Andalas.
b. Mengetahui pelaksanaan program gizi dalam menanggulangan masalah stunting di
wilayah kerja Puskesmas Andalas.
c. Mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan program gizi dalam menanggulangi
masalah stunting di wilayah kerja Puskesmas Andalas.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai
literatur, laporan tahunan Puskesmas Andalas, analisis, dan diskusi bersama pemegang
program gizi di Puskesmas Andalas.
2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
yaitu 36% dengan 8,8% adalah anak balita.3 Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi dari
negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Myammar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand
(16%). Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia tingginya berada
di bawah rata-rata.4
Tiga dari sepuluh anak balita di Indonesia mengalami stunting atau memiliki tinggi
badan lebih rendah dari standar usianya. Tak hanya bertubuh pendek, efek domino pada anak
balita yang mengalami stunting lebih kompleks. Pemerintah telah menargetkan penurunan
stunting pada baduta dari 32,9 persen di tahun 2013 menjadi 28 persen di tahun 2019.7
Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi stunting secara nasional adalah sebesar 30,8%,
sudah mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 37,2%.2
4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Kemenkes dan Bank Dunia menyatakan bahwa tingkat kehadiran anak di
Posyandu semakin menurun dari 79% di tahun 2007 menjadi 64% di tahun 2013
dan anak belum mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi. Selain itu, 2
dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi sumplemen zat besi yang memadai serta
masih terbatasnya akses ke layanan pembelajaran dini yang berkualitas (baru satu
dari tiga anak usia 3-6 tahun belum terdaftar di layanan Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD).
3. Akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.
Akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi masih rendah dikarenakan
makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal. Rendahnya makanan bergizi
di Indonesia berdampak pada baru satu dari tiga ibu hamil yang mengalami
anemia.
4. Akses air bersih dan sanitasi.
Pada data yang diperoleh di lapangan menunjukkan baru satu dari lima rumah
tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) diruang terbuka, serta baru satu
dari tiga rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih.
Bedasarkan penyebab diatas, diperlukan rencana intervensi yang komprehensif untuk
dapat mengurangi pervalensi stunting di Indonesia.
5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
1. Sangat pendek : Zscore < -3,0
2. Pendek : Zscore < -2,0 s.d. Zscore ≥ -3,0
3. Normal : Zscore ≥ -2,0
Dan di bawah ini merupakan klasifikasi status gizi stunting berdasarkan indikator
TB/U dan BB/TB
1. Pendek-kurus : -Zscore TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB < -2,0
2. Pendek-normal : Z-score TB/U < -2,0 dan Zscore BB/TB antara - 2,0 s/d 2,0
3. Pendek-gemuk : Z-score ≥ -2,0 s/d Zscore ≤ 2,0
6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
pemberian makanan tambahan pada ibu hamil, melakukan upaya untuk
penanggulangan cacingan pada ibu hamil, dan memberikan kelambu serta
pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria.
b. Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6
Bulan.
Intervensi ini dilakukan melalui beberapa kegiatan yang mendorong inisiasi
menyusui dini (IMD) terutama melalui pemberian ASI jolong/colostrum serta
mendorong pemberian ASI Eksklusif. Kegiatan terkait termasuk memberikan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, IMD, promosi menyusui ASI
eksklusif (konseling individu dan kelompok), imunisasi dasar, pantau tumbuh
kembang secara rutin setiap bulan, dan penanganan bayi sakit secara tepat.
c. Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23
bulan.
Intervensi ini meliputi kegiatan untuk mendorong penerusan pemberian ASI
hingga anak/bayi berusia 23 bulan. Kemudian, setelah bayi berusia diatas 6
bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI, menyediakan obat cacing,
menyediakan suplementasi zink, melakukan fortifikasi zat besi ke dalam
makanan, memberikan perlindungan terhadap malaria, memberikan imunisasi
lengkap, serta melakukan pencegahan dan pengobatan diare. Program lain
yang dilakukan adalah PMT pada Anak balita Gizi Kurang oleh Kemenkes
melalui Puskesmas dan Posyandu. Program terkait meliputi pembinaan
Posyandu dan penyuluhan serta penyediaan makanan pendukung gizi untuk
anak balita kurang gizi usia 6-59 bulan berbasis pangan lokal (misalnya
melalui Hari Makan Anak/HMA). Anggaran program berasal dari Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) – Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik
sebesar Rp. 200.000.000 per tahun per Puskesmas di daerahnya masing
masing.
2. Intervensi Gizi Sensitif.
Intervensi gizi sensitif idealnya dilakukan melalui berbagai kegiatan
pembangunan diluar sektor kesehatan dan berkontribusi pada 70% penurunan
stunting. Sasaran yang dicapai adalah masyarakat secara umum dan tidak khusus
ibu hamil dan anak balita pada 1.000 HPK. Kegiatan yang dilaksanakan melalui
beberapa kegiatan yang umumnya makro dan dilakukan secara lintas Kementerian
7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dan Lembaga. Ada 12 kegiatan yang dapat berkontribusi pada penurunan stunting
melalui intervensi gizi sensitif sebagai berikut:
a. Menyediakan dan memastikan akses terhadap air bersih.
Program Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi berbasis Masyarakat
(PAMSIMAS) yang dilakukan lintas K/L termasuk Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas/Kementerian PPN), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (KemenPUPERA), Kemenkes dan Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri). Selain pemerintah pusat, PAMSIMAS juga dilakukan dengan
kontribusi dari pemerintah daerah serta masyakart melalui pelaksanaan
beberapa jenis kegiatan seperti:
1) Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat
2) Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum dan
sanitasi yang berkelanjutan
3) Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal (pemerintah
daerah maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan layanan air minum
dan sanitasi berbasis masyarakat
4) Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang
pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat.
b. Menyediakan dan memastikan akses terhadap sanitasi.
Kebijakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang pelaksanaanya
dilakukan oleh Kemenkes bersama dengan KemenPUPERA. Kegiatan ini
meliputi gerakan peningkatan gizi/Scaling Up Nutrition Movement yang
hingga 2015 telah menjangkau 26.417 desa/kelurahan.
c. Melakukan fortifikasi bahan pangan.
Program Fortifikasi Bahan Pangan (Garam, Terigu, dan Minyak Goreng),
umumnya dilakukan oleh Kementerian Pertanian.
d. Menyediakan akses kepada layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB).
Akses layanan kesehatan dan KB dilakukan melalui dua program:
1) Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota).
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
a) Penguatan advokasi dan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
terkait Program KKBPK
b) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata
c) Peningkatan pemahaman dan kesadaran remaja mengenai kesehatan
reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga
d) Penguatan landasan hukum dalam rangka optimalisasi pelaksanaan
pembangunan bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB)
e) Penguatan data dan informasi kependudukan, KB dan KS
2) Program Layanan KB dan Kesehatan Seksual serta Reproduksi (Kespro)
oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI). Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Menyediakan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi yang
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk difabel
(seseorang dengan kemampuan berbeda) dan kelompok marjinal
termasuk remaja
b) Menyediakan pelayanan penanganan kehamilan tak diinginkan yang
komprehensif yang terjangkau.
c) Mengembangkan standar pelayanan yang berkualitas di semua strata
pelayanan, termasuk mekanisme rujukan pelayanan kesehatan seksual
dan reproduksi
d) Melakukan studi untuk mengembangkan pelayanan yang berorientasi
pada kepuasan klien, pengembangan kapasitas dan kualitas provider.
e) Mengembangkan program penanganan kesehatan seksual dan
reproduksi pada situasi bencana, konflik dan situasi darurat lainnya.
f) Mengembangkan model pelayanan KB dan Kesehatan Produksi
(Kespro) melalui pendekatan pengembangan masyarakat.
e. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Kementerian Kesehatan telah melakukan Program JKN - Penerima Bantuan
Iuran (PBI) berupa pemberian layanan kesehatan kepada keluarga miskin dan
saat ini telah menjangkau sekitar 96 juta individu dari keluarga miskin dan
rentan.
f. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Program yang dilaksanakan oleh Kemenkes dengan memberikan layanan
kesehatan kepada ibu hamil dari keluarga/rumah tangga miskin yang belum
mendapatkan JKN-PBI.
g. Memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua.
h. Memberikan PAUD Universal.
Program ini dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) melalui Program PAUD. Beberapa kegiatan yang dilakukan
berupa:
1) Perluasan dan peningkatan mutu satuan PAUD.
2) Peningkatan jumlah dan mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)
PAUD.
3) Penguatan orang tua dan masyarakat.
4) Penguatan dan pemberdayaan mitra (pemangku kepentingan,
stakeholders).
i. Memberikan pendidikan gizi masyarakat.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat yang dilaksanakan oleh Kemenkes
melalui Puskesmas dan Posyandu. Kegiatan yang dilakukan berupa:
1) Peningkatan pendidikan gizi.
2) Penanggulangan Kurang Energi Protein.
3) Menurunkan prevalansi anemia, mengatasi kekurangan zinc dan zat besi,
mengatasi Ganguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) serta
kekurangan Vitamin A
4) Perbaikan keadaan zat gizi lebih.
5) Peningkatan Survailans Gizi.
6) Pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
j. Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi pada remaja.
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja yang dilaksanakan oleh Kemenkes
melalui Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) termasuk pemberian
layanan konseling dan peningkatan kemampuan remaja dalam menerapkan
Pendidikan dan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).
k. Menyediakan bantuan dan jaminan sosial bagi keluarga miskin.
Kegiatan yang dilakukan misalnya melalui Program Subsidi Beras Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (Raskin/Rastra) dan Program Keluarga Harapan
(PKH) yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Kegiatannya
10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
berupa pemberian subsidi untuk mengakses pangan (beras dan telur) dan
pemberian bantuan tunai bersyarat kepada ibu hamil, menyusui dan anak
balita.
l. Meningkatkan ketahanan pangan dan gizi
Pogram ketahanan pangan dan gizi yang dilaksanakan lintas K/L yaitu
Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi, Kemendagri. Kegiatan yang
dilakukan berupa:
1) Menjamin akses pangan yang memenuhi kebutuhan gizi terutama ibu
hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.
2) Menjamin pemanfaatan optimal pangan yang tersedia bagi semua
golongan penduduk.
3) Memberi perhatian pada petani kecil, nelayan, dan kesetaraan gender.
4) Pemberdayaan Ekonomi Mikro bagi Keluarga dengan Bumil KEK
(Kurang Energi Protein).
5) Peningkatan Layanan KB.
Intervensi Stunting memerlukan konvergensi program/intervensi dan upaya sinergis
dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah serta dunia usaha/masyarakat.
11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
7. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang
Pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Indonesia.
8. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.15 tahun 2013 tentang Tata Cara
Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu.
9. Permenkes No.3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
10. Permenkes No.23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi.
11. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Gizi Dalam Rangka Gerakan
1.000 HPK, 2013.
12. Gerakan 1000 HPK, 2013.
Efektifitas suatu kebijakan serta program intervensi stunting bisa belum berjalan
dengan baik. Hal tersebut bisa saja disebabkan oleh:5
1. Kebijakan dan regulasi terkait intervensi stunting belum secara maksimal
dijadikan landasan bersama untuk menangani stunting, contohnya belum
maksimalnya fungsi alokasi anggaran kesehatan.
2. Kementerian/Lembaga melaksanakan program masing-masing tanpa koordinasi
yang cukup.
3. Program-program intervensi stunting yang telah direncanakan belum seluruhnya
dilaksanakan.
4. Program/intervensi yang ada (baik yang bersifat spesifik gizi maupun sensitif gizi)
masih perlu ditingkatkan rancangannya, cakupannya, kualitasnya dan sasarannya.
5. Program yang secara efektif mendorong peningkatan pengetahuan gizi yang baik
dan perubahan perilaku hidup sehat masyarakat belum banyak dilakukan.
6. Program-program berbasis komunitas yang efektif di masa lalu tidak lagi
dijalankan secara maksimal seperti sebelumnya misalnya akses ke Posyandu,
PLKB, kader PKK, Dasawisma, dan lainnya
7. Pengetahuan dan kapasitas pemerintah baik pusat maupun daerah dalam
menangani stunting perlu ditingkatkan.
Pada 2017 dilakukan rapat terbatas tentang Intervensi Stunting yang dipimpin oleh
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, selaku Ketua Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mengundang jajaran menteri dan kepala lembaga
yang memiliki dan melaksanakan kebijakan dan program sebagai upaya untuk menangani
stunting dengan diusulkannya beberapa rekomendasi rencana aksi untuk menangani masalah
stunting.5
12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rekomendasi rencana aksi intervensi stunting tersebut diusulkan menjadi 5 pilar
utama dengan penjelasan sebagai berikut:
13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
memaksimalkan pemanfaatan Dana Alokasi Khusus dan Dana Desa untuk
mengarahkan pengeluaran tingkat daerah ke intervensi prioritas intervensi stunting.
Pilar 4: Mendorong Kebijakan “Food Nutritional Security”.
Pilar ini berfokus pada:
1. Mendorong kebijakan yang memastikan akses pangan bergizi, khususnya di
daerah dengan kasus stunting tinggi
2. Melaksanakan rencana fortifikasi bio-energi, makanan dan pupuk yang
komprehensif
3. Pengurangan kontaminasi pangan
4. Melaksanakan program pemberian makanan tambahan
5. Mengupayakan investasi melalui Kemitraan dengan dunia usaha, dana desa, dan
lain-lain dalam infrastruktur pasar pangan baik ditingkat urban maupun rural.
Pilar 5: Pemantauan dan Evaluasi.
Pilar yang terakhir ini mencakup pemantauan exposure terhadap kampanye nasional,
pemahaman serta perubahan perilaku sebagai hasil kampanye nasional stunting,
pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan pemberian dan
kualitasdari layanan program intervensi stunting, pengukuran dan publikasi secara
berkala hasil intervensi stunting dan perkembangan anak setiap tahun untuk
akuntabilitas, penganggaran dan perencanaan berbasis hasil program pusat dan
daerah, dan pengendalian program-program intervensi stunting.
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
tingkat pertama, promotif dan preventif kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Idealnya
puskesmas memiliki sedikitnya satu bidan yang salah satu tugasnya memberikan pelayanan
pemeriksaan berkala kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Posyandu juga
berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita di tingkat
kelurahan/desa. Beberapa kegiatannya termasuk memberikan imunisasi kepada anak balita,
pengukuran tinggi badan, dan penimbangan berat badan secara berkala.5
Fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tenaga kesehatan yang memadai untuk dapat
secara efektif berkontribusi pada penurunan stunting. Idealnya, proporsi kecamatan dengan
dokter cukup adalah 1 dokter per 2.500 penduduk . Secara umum di 100 Kabupaten/Kota
untuk wilayah intervensi penanganan stunting, rasio jumlah penduduk untuk setiap dokter
belum memenuhi rasio ideal 1: 2.500, sebagai contoh di Kabupaten Manggarai Timur,
dimana satu dokter melayani 38.345 penduduk. Terkait perbandingan jumlah bidan dan
jumlah desa dalam satu kabupaten/kota dikatakan baik jika minimal ada 3 bidan di setiap
14
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
desa. Proporsi desa dengan bidan dikatakan cukup jika 1 bidan tersedia untuk 1.000
penduduk. 5
Kondisi rumah tangga pada kelompok 40% kesejahteraan terbawah khususnya yang
mempengaruhi stunting. Informasi mengenai kondisi rumah tangga pada kelompok 40%
kesejahteraan terbawah khususnya yang berada di 100 kabupaten/kota prioritas intervensi
stunting diperoleh dari Basis Data Terpadu (BDT). Informasi terkait stunting dari kelompok
rumah tangga tersebut mencakup akses pada yang tidak mempunyai akses terhadap sumber
air minum, fasilitas tempat buang air besar, dan tempat pembuangan akhir tinja.5
15
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB 3
ANALISIS SITUASI
1. Kelurahan Sawahan
2. Kelurahan Jati Baru
3. Kelurahan Jati
4. Kelurahan Sawahan Timur
5. Kelurahan Kb.Marapalam
6. Kelurahan Andalas
7. Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah
8. Kelurahan Parak Gadang Timur
9. Kelurahan Simpang Haru
10. Kelurahan Ganting Parak Gadang
16
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3.2 Kondisi Demografis Dan Sasaran Puskesmas
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Andalas berdasarkan Pusat data
dan Informasi Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2021 berjumlah 90.091
jiwa, terdiri dari penduduk asli dan pendatang. Sejumlah 31.550 orang di antara
tercatat sebagai Keluarga Miskin (Gakin) dan telah mendapatkan penjaminan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dalam bentuk Jamkesmas dan
Jamkesda.
Tabel 1 menggambarkan distribusi jumlah penduduk tahun 2021 di
wilayah kerja Puskesmas Andalas berdasarkan kelompok sasaran
memperlihatkan distribusi kepesertaan BPJS dari bulan Januari sampai bulan
Desember Tahun 2021.
1SAWAHAN 2982 2985 5967 105 100 267 376 566 4290 1794 425
2JATI BARU 3747 3785 7499 132 126 335 472 712 5392 2255 534
3JATI 5504 5510 11014 194 185 492 693 1045 7919 3312 784
SAWAHAN
4TIMUR 2531 2535 5066 89 85 226 318 481 3642 1523 360
5SP.HARU 2622 2625 5247 92 88 234 330 498 3773 1578 373
KB.MARAPAL
6AM 3382 3387 6769 119 114 303 425 642 4867 2036 482
7ANDALAS 5814 5820 11634 205 196 520 731 1104 8365 3499 828
KB.DL.PARKE
8R 7575 7584 15159 267 255 678 953 1439 10899 4559 1079
9PR.GD.TIMUR 4868 4874 9742 172 164 435 613 925 7004 2930 693
GT.PR.GADAN
10G 5993 6001 11994 211 202 536 754 1138 8624 3607 853
TOTAL 45.019 45.072 90.091 1.585 1.513 4.028 5.665 8.550 64.774 27.092 6.411
Tabel 3.1 Menjelaskan sasaran penduduk di Kecamatan Padang Timur wilayah kerja Puskesmas
Andalas pada tahun 2021 (90.091 jiwa). Jumlah pendudukterbanyak berada di Kelurahan Kubu
Dalam Parak Kerakah (15.159 jiwa).
17
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tabel 3. 2 Kepesertaan jaminan kesehatan nasional puskesmas andalas tahun 202111
Pekerja
Askes
Pekerja Bukan
Sosial
Penerim Penerima Bukan
No Bulan Kapitasi (PNS, Jamkesmas Jamkesda
Upah Upah Pekerja
TNI
(PPU) (PBPU),
Polri)
Mandiri
1 Januari 31,211 5,092 2,168 1,425 8,68517,574 4,952
2 Februari 31,386 5,129 2,062 1,419 8,61017,938 4,838
3 Maret 31,403 5,214 2,020 1,414 8,64817,010 4,845
4 April 31,605 5,315 2,120 1,416 8,85117,918 4,836
5 Mei 31,521 5,340 2,040 1,428 8,80817,892 4,821
6 Juni 31,640 5,377 2,137 1,429 8,94317,881 4,816
7 Juli 31,808 5,427 2,267 1,424 9,11817,872 4,818
8 Agustus 31,665 5,467 2,128 1,422 9,01717,841 4,807
9 September 31,731 5,499 2,171 1,422 9,09217,827 4,812
10 Oktober 30,525 5,508 2,143 1,419 9,07016,648 4,807
11 November 30,428 5,530 2,244 1,318 9,09216,600 4,736
12 Desember 30,443 5,568 2,204 1,334 9,10616,684 4,653
Sumber : BPJS Tahun 2021
1. Kepala Puskemas
18
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3. Penanggung Jawab yang terdiri dari :
19
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas